Pembukaan
بسم هللا والحمد هلل والصالة والسالم عىل رسول هللا وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شك وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صىل هللا
وخي الهدي هدي محمد صىل هللا عليه وسلم ر
وش األمور محدثاتها عليه وعىل آله وصحبه وسلم أما بعد فإن أصدق الحديث كالم هللا ر
وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضاللة وكل ضاللة يف النار أما بعد
Pada malam hari ini atau kami di sini ba’da sholat Jum’at, -Insyaallaah- kami akan menyampaikan
beberapa kalimat untuk saudara-saudara kami di Indonesia, dengan judul “Ramadhan, Hikmah dan
Ragam Hukumnya”.
Ahlut-Tafsir dan Ulama’ menjelaskan bahwa puasa adalah sebab terbesar untuk mendapatkan
ketaqwaan. Apabila seseorang berpuasa dalam rangka keimanan dan mengharapkan pahala, maka Allah
akan memasukkanmu kedalam orang-orang yang bertaqwa. Engkau menjalankan perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya, melakukan puasa sambal meninggalkan pembatal-pembatlnya. Maka ini
termasuk dari ketaqwaan.
→Hikmah Puasa
Ahlut-tafsir dan Ulama’ juga menjelaskan bahwa salah satu hikmah puasa adalah membiasakan dan
melatih diri untuk muraqabah (merasa diawasi Allah). Orang yang berpuasa bisa saja makan minum
ketika sendirian, tentu orang-orang akan mengira ia masih berpuasa. Oleh karena itu di dalam hadits
kudsi disebutkan
ْ ط َعا َمهُْمِ نْأَج ِل
ي َ ُْو
َ َي َدعُْشَه َوتَه
“Orang yang berpuasa meninggalakan syahwat dan makanannya untuk-Ku.”. Adapun orang yang
berpuasa tidak dalam rangka demikian, maka ia bisa saja makan minum atau melakukan apa saja yang ia
mau ketika tidak ada orang.
Kemudian hikmah yang kedua, menyempitkan pergerakan syaithan. Karena syaithan mengalir ditubuh
manusia dengan aliran darah. Ketika aliran darah menjadi sempit, maka syaithan pun akan melemah.
Sehingga kita bisa lebih mudah meninggalkan larangan dan mengerjakan ketaatan. Inilah kenyataannya.
Orang yang berpuasa akan jiwanya akan condong pada ketaatan-ketaatan.
→Pembatal-pembatal Puasa
Pembatal-pembatal Puasa ada banyak, diantaranya; makan, minum, dan berhubungan. Kemudian ada
sesuatu yang menggantikannya, contohnya seperti yang disebutkan: Ketika seseorang memasukkan air
melalui hidung dan dinamakan dengan sha’uth (obat yang dimasukan pada hidung). Demikian juga
dengan jarum atau kandung kemih yang diambil melalui pembuluh darah dan itu menutrisi. Begitu juga
dengan masturbasi, maka hukumnya seperti hukum jima’ dari sisi membatalkan. Begitu pula dengan
muntah dengan sengaja. Dan bagi Wanita, haid dan nifas, maka dia batal dan mengqodho’ nya
→Sunnah-sunnah Puasa
Maka bersemangatlah untuk bersahur dan disunnahkan untuk mengakhirkan sahur. Sahur adalah
barakah dan mengakhirkannya adalha sunah sebagaimana yang dilakukan nabi ﷺ.
Jika kamu berpuasa maka bersegeralah untuk berbuka. Saat pertamakali matahari tebenam maka
segerakanlah berbuka
ع َجلُواْالفط ْر ُ ََلْ َيزَ ا ُلْال َن
َ ْاسْ ِبخَي ٍرْ َما
→Puasa-puasa Sunnah
Terdapat banyak puasa sunnah, diantaranya: Puasa Sya’ban, Perbanyaklah puasa dibulan Sya’ban. Puasa
enam hari di bulan Syawwal, puasa ‘Arafah, puasa Asyuraa, dalam sepekan ada puasa Senin Kamis,
demikian pula dalam sebulan disunnahkan untuk berpuasa tiga hari, ada juga puasa di hari kesembilan di
bulan Dzul-Hijjah dan pada hari ‘Arafat.
→I’tikaf
Termasuk sunnah-sunnah puasa adalah I’tikaf. Jika kamu berpuasa maka disunnahkan untuk beri’tikaf di
masjid, yaitu berdiam diri di sana dan menyibukkan diri dengan ibadah sebagai mana firman Allah ta’ala:
ْﵟ َ ٰ يْ ۡٱل َم
ْ ْس ِج ِْد َ ٰ ْْۡﵟ َوأَنتُم
ْ ِع ِكفُونَْْف
Ayat ini disebutkan dalam konteks hukum-hukum puasa. Dan nabi ْﷺdulu juga biasa beri’tikaf pada
sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Ini adalah perkara yang telah
disepakati ‘Ulama, mereka tidak berselisih atas disyariatkannya I’tikaf pada bulan Ramadhan. Namun
bukan dipahami bahwa syarat I’tikaf adalah puasa. Bagi kaum muslilmin boleh untuk beri’tikaf diselain
bulan Ramadhan, hanya saja ditekankan lagi ketika sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Pada I’tika, terdapat syarat-syarat dan sunnah-sunnah nya; beri’tikaf di masjid yang dilaksanakan
padanya sholat Jum’at. ‘Ulama berbeda pendapat tentang durasi I’tikaf, namun kami tidak ingin
membahas ini. Kami ingin mengatakan bagi engkau yang beri’tikaf, wajib engkau untuk menyendiri
dengan Allah pada sepuluh hari terakhir ini dan putuskanlah hal-hal yang nyambung dengan dunia atau
dengan perkara yang tidak penting. Disunnahkn bagimu untuk menyibukkan diri dengan ibadah; sholat,
zikir, berdo’a, memperbanyak baca Al-Qur’an istighfar tobat sampai engkau itu bersih, bersih hatinya dan
bersih jiwanya dalam keadaan engkau beribadah kepada Allah pada sepuluh hari terakhir ini.
Orang yang beri’tikaf tidak mengapa untuk keluar masjid untuk suatu keperluan jika ia tidak mendapati
ada yang bisa mengurus keparluannya itu. Contoh: Jika tidak ada yang menyediakan makanan dan
minuman untuknya maka boleh untuk keluar sebagaimana boleh baginya keluar untuk buang hajat boleh
juga baginya keluar untuk wudhu, mandi kalau ia perlu mandi, seperti mandi wajib, mandi janabah.
Jangan keluar dari tempat I’tikafmu jika tidak ada kebutuhan dalam keadaan sengaja, I’tikafmu batal
nanti. Karena I’tikaf sendiri itu adalah tetap tidak meninggalkan masjid, jadi kalau dia keluar masjid maka
batallah I’tikafnya. Contohnya juga kalau dia jima’ Allah berfirman:
َ ٰ ع ِكفُونَْْفِيْ ۡٱل َم
ْس ِج ِْدﵟ َ ٰ ُْْۡنْ َوأَنتُم
َْ َلْت ُ ٰ َبش ُِروه
َْ ﵟ َو
Jika demikian, ini termasuk hal-hal yang dapat membatalkan I’tikaf, demikian juga dengan Wanita haid
atau nifas.
→Bersiwak
Dan yang keterakhir adalah disunnahkannya I’tikaf di bulan Ramadhan. Dan di sana ada banyak perkara
sebenarnya, yakni di sana ada banyak manusia yang menyangka kalau hal itu membatalkan puasa akan
tetapi tidak dan itu tidak teremasuk pembatal puasa, contohnya bersiwak, Sebagian manusia menyangka
kalau bersiwak adalah pembatal puasa atau makruh ketika ba’da Zhuhur atau ba’da Ashar ini tidaklah
benar. Tidak mengapa bersiwak pada setiap saat. Bahkan bersiwak itu merupakan sunnah. Disunahkan
bagi orang yang berpuasa untuk bersiwak. Nabi ْﷺbersabda:
وف رواية عند كل وضوء أمت ألمرتهم بالسواك عند كل صالة يلوال أن أشق عىل ي
Di sini juga ada yang berkaitan dengan Wanita namun kami mencukupkan diri sampai sini saja
وفق هللا الجميع لما يحبه ويرضاه وصىل اللهم عىل محمد وعىل آله وصحبه
ولالستماع إىل دروس ومحاضات ر
مباشة أو مسجلة ى
يرج زيارة إذاعة منهاج األثر عىل الرابط دابليو دابليو دابليو دوت ردو منهاج األثر
دوت كوم أو إذاعة إذاعة منهج األنبياء عىل الرابط دابليو دابليو دابليو دوت منهج األنبياء دوت كوم
Sumber :
Muhadharah Telekonferensi Bersama Syaikh Arofat bin Hasan Al-Muhammadiy
dengan judul 'Ramadhan, Hikmah dan Ragam Hukumnya'
|| Jum'at, 15 Sya'ban 1443 H/ 18 Maret 2022M di Ma'had Minhajul Atsar Jember, Jawa Timur,
Indonesia.