ُ ْ َو َنع ُْو ُذ باهلل مِن،ُإِنَّ ْال َح ْم َد هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره
ُ َوأَ ْش َه ُ'د أَنَّ م َُحم ًَّدا َع ْب ُده،ُْك لَه َ أَ ْش َه ُد أَنْ اَل إل َه إال هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِري،ُِي لَهَ َفاَل مُضِ َّل لَ ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد
َو َرس ُْولُ ُه.
َِين َءا َم ُنوا ا َّتقُوا هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتمُو ُتنَّ إِالَّ َوأَن ُتم مُّسْ لِمُون
َ َياأَيُّها َ الَّذ:الى
َ َقا َل َت َع
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S.Ali Imran: 14).
Memiliki kecintaan terhadap hal tersebut tentu tidak dilarang karena itu merupakan fitrah
manusia. Sebagai orang mukmin kita hanya dituntut untuk bersikap waspada dan mengelola
dengan sebaik-baiknya, serta efisien dalam mempergunakan nikmat yang diberikan. Segala
kenikmatan yang Allah anugerahkan mesti disyukuri dan dipergunakan sebagai sarana untuk
lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah menyebutkan bahwa manusia sering kali
tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda: “Ada dua nikmat di mana manusia banyak
tertipu karenanya, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan.”(H.R.al-Bukhari).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ketika sehat, manusia lupa betapa pentingnya nikmat kesehatan itu. Saat terbaring lemah,
barulah sadar betapa berharganya nikmat sehat itu. Begitu juga ketika memiliki waktu luang
manusia tidak merasakan nikmatnya waktu tersebut. Hari-harinya kadang hanya dihabiskan
untuk berfoya-foya. Saat semua itu telah hilang dari dirinya, barulah manusia menyadarai
betapa berharganya kenikmatan yang diberikan. Ketika sudah seperti itu, yang ada hanyalah
penyesalan dan harapan agar kesempatan itu bisa terulang kembali. Tentu saja hal itu
mustahil bisa terjadi, yang sudah berlalu tidak mungkin kembali. Kesehatan dan kesempatan
yang Allah berikan seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya melakukan
ketaatan.
Ungkapan Rasulullah “dimana manusia banyak tertipu karenanya” dalam hadits diatas
mengisyaratkan bahwa hanya sedikit manusia yang mampu mempergunakan kedua nikmat
itu secara optimal. Maka yang sedikit inilah termasuk orang yang beruntung. Orang yang
tidak bisa memanfaatkan dengan baik kedua nikmat itu tergolong orang yang rugi. Dia tertipu
dan terlena dengan glamornya kenikmatan dunia yang semu, tanpa menyadari bahwa
kehidupan di dunia hanyalah sementara. Hal ini senada dengan firman Allah:
Selama nikmat kesehatan dan kesempatan masih kita rasakan, maka selama itu pulalah
hendaknya kita habiskan untuk mengabdi kepada Allah. Itulah waktu yang tepat untuk
mempersiapkan amal sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan menuju alam keabadian.
Dunia merupakan ladang untuk bercocok tanam yang hasil panennya akan diperoleh kelak di
akhirat. Jangan sampai kesempatan yang kita miliki terlewatkan dengan sia-sia, agar tidak
menyesal di kemudian hari, karena penyesalan pasti selalu datang di akhir.
Sebaliknya hamba Allah yang saleh, akan memanfaatkan segala kenikmatan dunia sebagai
alat untuk memudahkannya menuju alam akhirat. Kemewahan dunia yang dimiliki tidak
menyebabkannya terlena dan terpedaya dengan bujuk rayu setan. Seluruh waktunya
didedikasikan untuk beramal sebanyak-banyaknya. Semakin bertambah kenikmatan yang
diberikan, semakin besar pula rasa syukurnya kepada Allah. Tiada hari yang dilalui tanpa
bermunajat dan bersyukur kepada Allah atas segala limpahan karunia yang diberikan
kepadanya.
أَقُ ْو ُل َق ْولِيْ هذا.ُآن ْال َك ِري ِْم َو َج َعلَ َنا هللاُ م َِن الَّ ِذي َْن َيسْ َت ِمع ُْو َن ْال َق ْو َل َف َي َّت ِبع ُْو َن أَحْ َس َنه
ِ ْك هللا لِيْ َولَ ُك ْم فِي ْالقُر َ ار َ َب
َ
َوأسْ َت ْغفِـ ُر هللا لِيْ َولَ ُك ْم.
KHUTBAH KEDUA
ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرسُوْ ِل هللاَِ ،والَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ إِالَّ بِاهللَِ .وأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َوال َّ
اش َر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ
ك ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َع هُدَاهُ إِلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِةَ .م َع ِ ار ْك َعلَى نَبِيِّ َo ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ .اَللَّهُ َّم َ
ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَ ِ
َ
ي بِتَ ْق َوى هللاِ ،أ َّما بَ ْعدُ؛ أَرْ َش َد ُك ُم هللاُ أُوْ ِ
ص ْي ُك ْم َوإِيَّا َ
آل ُم َح َّم ٍد َك َماار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َمَ ،وبَ ِآل ُم َح َّم ٍد َك َما َ ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ اَللَّهُ َّم َ
ْ
ت األحْ يَا ِء ِمنهُ ْمَ ْ ْ ْ ْ ْ
ت َوال ُمؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمؤ ِمنَا ِ ْ ْ ْ َّ َ ٌ ٌ
ك َح ِم ْيد َم ِج ْيد .اللهُ َّم اغفِرْ لِل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِ بَا َر ْكتَ َعلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلى آ ِل إِب َْرا ِه ْي َم ،إِن َ
َّ َ َ
صغَارًا. رح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَا ِ ْ
تَ ,ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َوا َ ْ
ض َي ال َحا َجا ِ ت َويَا قَا ِ
ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدع ََوا ِ ت ،إِنَّ َ َو ْاألَ ْم َوا ِ
ان َوالَ تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغًال‘ِ ًّoللَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َربَّنَآ ِإنَّكَ َر ُءوفُ َّر ِح ْي ٌمَ ،ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُونَا بِا ِإل ْي َم ِ
أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًماَ .ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَة َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا َع َذ َ
اب النَّار ً ً