Anda di halaman 1dari 5

‫الم ْؤ ِمنِْي َن َو َج َع َل‬ ِ ِ ْ‫ب ا‬ ِ َّ ‫هلل الَّ ِذي َأْن ز َل‬

ُ ِ ‫الس ك ْينَةَ َعلَى ُقلُ ْو‬


ُ ‫لم ْس لم ْي َن‬ َ ْ
ِ ‫الحم ُد‬ 
َْ
akan kembali kepada-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman
dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 156:  
ُ ِ‫َأش َه ُد َأ ْن اَل ِإلَ هَ ِإاَّل اهللُ ال َْمل‬
‫ك‬ ْ .‫ب ال ُْمنَ افِ ِق ْي َن َوالْ َك افِ ِريْ َن‬
ِ ‫الض ياَ َق َعلَى ُقلُ ْو‬
ِّ
ِ ‫صيبةٌ قَالُ ٓوا ِإنَّا لِلَّ ِه وِإنَّٓا ِإلَْي ِه‬
ِ ِ َّ
     ‫رجعُو َن‬ َ َٰ ‫ين ِإذَٓا‬
َ ‫َأصبَْت ُهم ُّم‬ َ ‫ٱلذ‬ 
ِ ‫اد ُق الْو ْع ِد‬
‫ اللَّ ُه َّم‬.‫اَألم ْي ِن‬ ِ ‫الص‬ َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬.‫لمبِْي ُن‬
َ َّ ُ‫َأن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬ ُ ْ‫لح ُّق ا‬
َ ْ‫ا‬
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
‫ث َر ْح َم ةً لِل َْع الَ ِم ْي َن َو َعلَى آلِ ِه‬
ِ ‫لم َعلَى س يِّ ِدنَا ومواَل نَ ا مح َّم ٍد الم ْبع و‬
ُْ َ َ ُ َْ َ َ ِّ ‫ص ِّل َو َس‬
َ mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn’
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami
َ‫ ََّأما َب ْع ُد َأيُّه ا‬.‫العلِ ِّي اْ َلع ِظ ْي ِم‬ ِ ِ ِ
َ ‫ص ْحبِه َوالتَّابِع ْي َن اَل َح ْو َل َواَل ُق َّو َة ِإاَّل بِاهلل‬
َ ‫َو‬
kembali).”  
ِ ‫اض رو َن اْلمس لِمو َن ح ِفظَ ُكم اهلل ُأو‬
ِ ‫ص ْي ُكم وِإيَّاي بَِت ْق وى‬ ِ ْ‫ا‬
ُ‫ال اهلل‬
َ َ‫ ق‬.‫اهلل‬ َ َ َْ ْ ُ ُ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ‫لح‬ َ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dikisahkan bahwa

ْ َ‫ين ِإذَا ذُكِ َر اللَّهُ َو ِجل‬ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ ‫َتع‬ Fudhail bin Iyadh adalah seorang waliyullah. Tetapi pada masa
‫وب ُه ْم‬
ُ ُ‫ت ُقل‬ َ ‫ ِإنَّ َم ا ال ُْمْؤ منُ و َن الذ‬:‫الى في كتَاب ه الْ َك ِريْ ِم‬
َ َ
mudanya, Fudhail adalah seorang pencuri dan perampok yang

َ ‫اد ْت ُه ْم ِإ‬
   ‫يمانًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم َيَت َو َّكلُو َن‬ ْ َ‫َوِإ َذا تُلِي‬
َ ‫ت َعلَْي ِه ْم آيَاتُهُ َز‬ sangat disegani. Suatu hari Fudhail muda hendak menyatroni
sebuah rumah. Mencuri ke rumah yang sudah lama ia incar.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dalam berbagai macam
Maka dengan membawa peralatan, Fudhail pun mencungkil
situasi dan kondisi apa pun, marilah kita senantiasa
salah satu jendela yang ada di rumah itu. Setelah berhasil,
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
Fudhail pun berusaha pelan-pelan untuk masuk ke rumah
subhanahu wata’ala. Kita harus menyadari bahwa segala yang
tersebut. Sayup-sayup dari dalam rumah terdengar pemilik
terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini merupakan takdir dan
rumah sedang membaca al-Quran. Kebetulan yang dibaca
kehendak-Nya. Dialah yang paling berkuasa atas kehidupan
adalah surah al-Hadid ayat 16;
manusia di bumi ini karena semua berasal dari Allah dan semua
‫ االية‬.. ‫وب ُه ْم لِ ِذ ْك ِر اللَّ ِه‬ َ ‫آمنُوا َأ ْن تَ ْخ‬
ُ ُ‫ش َع ُقل‬ َ ‫ين‬
ِِِ
َ ‫َألَ ْم يَْأن للَّذ‬
Ketika di padang Arafah, tak satu doa pun yang dia ucapkan.
Hanya tetesan air mata dan ingasan tangis yang dilakukan oleh
Artinya: “Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang Fudhail. Ketika satu per satu jamaah meninggalkan padang
beriman itu untuk tunduk hatinya mengingat Allah.” Arafah, maka Fudhail pun berdiri seraya berdoa dengan singkat,

Mendengar ayat yang dibaca oleh pemilik rumah ini tiba-tiba “Ya Allah, hanya ampunan-Mu yang aku pinta”.

Fudhail hatinya berdebar, tubuhnya bergetar, linggis yang dia  Jamaah Jumah Rahimakumullah
bawa pun terjatuh seolah-olah ia tidak mempunyai daya
Perjalanan waktu mengantarkan Fudhail telah menjadi seorang
kekuatan sama sekali. Maka dia pun mengurungkan niatnya
ulama besar. Suatu hari khalifah yang berkuasa pada saat itu,
untuk mencuri di rumah tersebut. Dengan tubuh sempoyongan
Harun al-Rasyid, mengundang para ulama untuk datang ke
dia pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, dia mengambil air
istana memberikan nasihat termasuk Fudhail pun mendapat
wudlu kemudian dia shalat dan bermunajat kepada Allah. Dan
undangan. Dia belum mengenal wajah dan tidak tahu siapa sang
hidayah Allah pun datang.
khalifah.
Sejak saat itu Fudhail pun berjanji untuk tidak mengulangi
Maka berangkatlah Fudhail dan para ulama menuju ke istana
perbuatan-perbuatannya yang telah lalu. Hidupnya dihabiskan
khalifah Harun al-Rasyid. Di tempat acara, satu per satu ulama
untuk bermunajat. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk
maju naik ke atas mimbar untuk memberikan tausiyahnya.
keluar rumah mencari guru guna mengobati kegalauan hatinya.
Ketika tiba giliran Fudhail, karena dia belum mengenal khalifah
Maka ia pun berusaha mencari guru. Waktu terus berlalu,
maka dia pun bertanya kepada rekan di sebelahnya, ‘Yang mana
perjalanan dari satu guru ke guru yang lain suatu saat
khalifah itu?’. Ketika ditunjukkan, ‘Itulah khalifah yang duduk di
mengantarkan Fudhail ke kota Makkah untuk menunaikan
sebelah sana’. Maka Fudhail pun berdiri, tidak menuju ke
ibadah haji.
mimbar tetapi menuju ke tempat khalifah Harun al-Rasyid percaya kepada malaikat dan seterusnya. Saya mungkin iya,
sedang duduk. Kemudian sampai di hadapan khalifah, Fudhail termasuk orang yang beriman. Tapi kalau ukuran iman itu
mengucapkan satu kalimat, ‘Wahai khalifah, di pundakmu adalah firman Allah di dalam surah al-Anfal ayat 2;
urusan umat dan urusan agama’.
ْ َ‫وب ُه ْم َوِإ َذا تُلِي‬ ْ َ‫ين ِإ َذا ذُكِ َر اللَّهُ َو ِجل‬ ِ َّ ِ
ُ‫ت َعلَْي ِه ْم آيَاتُ ه‬ ُ ُ‫ت ُقل‬ َ ‫ِإنَّ َم ا ال ُْمْؤ منُ و َن الذ‬
Mendengar satu kalimat yang sangat singkat ini, tiba-tiba sang
khalifah meneteskan air mata. Dia menangis setegukan. َ ‫اد ْت ُه ْم ِإ‬
   ‫يمانًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم َيَت َو َّكلُو َن‬ َ ‫َز‬
Mungkin membayangkan betapa berat amanah yang diemban
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka
sebagai seorang khalifah. Walaupun satu kalimat, namun itu
ketika disebut asma Allah maka bergetar hatinya karena takut.
tetap membekas di hati khalifah.
Dan ketika dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, semakin
Kaum Muslimin Rahimakumullah bertambah imannya. Dan hanya kepada Allah, mereka
Demikianlah kisah perjalanan Fudhail. Seorang pencuri yang bertawakkal.
akhirnya menjadi wali. Tentu tidak sembarang orang bisa seperti Jamaah Jumah Rahimakumullah
Fudhail ini. Kalau seseorang itu imannya tidak pas, tidak akan
Iman yang bersih hanya lahir dari hati yang bersih pula. Seorang
bisa. Hanya orang yang imannya benar saja, ketika dibacakan al-
pencuri sekali pun, kalau Allah takdirkan dia memiliki hati yang
Quran hatinya bisa bergetar.
bersih maka melahirkan iman yang bersih pula. Karena hati yang
Syaikh Hasan Basri, seorang tabi’in, pun tidak berani mengklaim bersih akan melahirkan hal-hal yang bersih. Ketika seseorang itu
ketika ada seseorang bertanya, “Wahai Syaikh, apakah anda memiliki hati yang bersih, ucapannya menjadi ucapan yang
orang yang beriman?”. Hasan Basri menjawab, “Kalau ukuran bersih, perbuatannya adalah perbuatan yang bersih. Sehingga
iman itu percaya kepada rukun iman, percaya kepada Allah, ketika memberikan nasihat tidak butuh waktu berjam-jam, tidak
perlu tausiyah yang lama. Hanya dengan satu kalimat. Ketika ‫س َد‬
َ َ‫ت ف‬
ْ ‫س َد‬ ‫ُّ ِإ‬
َ َ‫ َو ذَا ف‬,ُ‫س ُد ُكله‬
َ ‫الج‬
َ ‫ص لَ َح‬
َ ‫ت‬
ْ ‫ص لَ َح‬ ْ ‫س ِد ُم‬
َ ‫ض غَةً ِإذَا‬ َ ‫الج‬
ِ
َ ‫َأاَل ِإ َّن في‬
satu kalimat ini lahir dari hati yang bersih. Maka ucapan itu
ِ
langsung akan masuk kepada hati orang yang diberikan nasihat. ُ ‫س ُد ُكلُّهُ؛ َأاَل َوه َي ال َقل‬
   ‫ْب‬ َ ‫الج‬
َ
Tetapi apabila seseorang itu mempunyai hati yang kotor, maka Sesungguhnya di dalam jasad (tubuh manusia) itu ada
pikirannya pun penuh dengan kekotoran. Ucapan dia menjadi segumpal daging, apabila daging ini baik maka baiklah manusia
ucapan kotor dan selalu mempunyai prasangka yang kotor-kotor itu. Dan sebaliknya, apabila gumpalan daging ini rusak, maka
kepada orang lain. Hal yang baik pun akan dianggap kotor. Ada rusaklah manusia itu.
orang berdoa, disebut menyerobot doa. Ada orang
ِ ‫آن اْل َك ِريْ ِم و َن َفعنِي وِإيَّا ُكم بِم ا فِ ْي ِه ِمن اْآلي‬
‫ات‬ ِ ‫ب ار َك اهلل لِي ولَ ُكم فِي الْ ُق ر‬  
bersilaturahmi, dianggap pencitraan. Ini semua biasanya lahir َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ ُ ََ

َّ ‫ْح ِك ْي ِم َوَت َقبَّ َل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَ هُ ِإنَّهُ ُه َو‬


dari hati yang kotor.
‫الس ِم ْي ُع اْ َلعلِ ْي ُم َوَأ ُق ْو ُل‬ َ ‫َوال ِّذ ْك ِر ال‬
Penting bagi kita untuk membersihkan hati. Karena hati adalah
‫الر ِح ْيم‬
َّ ‫الع ِظ ْي َم ِإنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْو ُر‬ ِ َ‫َقولِي ه َذا ف‬
pusat atau sentral dari manusia. Baik dan buruk manusia itu َ َ‫أسَت ْغف ُر اهلل‬
ْ َ ْ
tidak dilihat dari penampilannya, tetapi dilihat dari hatinya.

‫ص َو ِر ُك ْم َو َْأم َوالِ ُك ْم َولَ ِك ْن َي ْنظُُر ِإلَى ُقلُ ْوبِ ُك ْم َوَأ ْع َمالِ ُك ْم‬
ُ ‫ِإ َّن اهللَ اَل َي ْنظُُر ِإلَى‬

Sesungguhnya Allah tidak melihat pada penampilanmu dan


hartamu. Tetapi Allah melihat pada hatimu dan amalmu.

Maka, mari kita senantiasa menjaga hati kita agar tetap bersih
dan bening. Karena kata baginda Nabi Saw.;
‫اهلل ال َْمتِْي ِن‪ْ .‬‬
‫اد واْ ِال ْعتِص ِام بِح ْب ِل ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ِ ِ َّ ِ‬ ‫اء الدِّيْ ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫اْ ِ ِ‬
‫َأش َه ُد َأ ْن الَ‬ ‫َ َ‬ ‫ْح ْم ُد لله الذ ْي ََأم َرنَا باْالتِّ َح َ‬ ‫اَل َ‬ ‫ك ِإلَى َي ْو َم الدِّيْ ِن‪ُ .‬‬
‫الله َّم ا ْدفَ ْع‬ ‫لم ْسلم ْي َن َو َد ِّم ْر َأ ْع َد َ‬ ‫ُ‬
‫ك لَ هُ ِإيَّاهُ َن ْعبُ ُد َوِإيَّاُه نَ ْس تَ ِع ْي ُن‪َ .‬و ْ‬
‫َأش َه ُد َّ‬
‫َأن ُم َح َّم ًدا‬ ‫ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫لم َح َن َم ا ظَ َه َر ِم ْن َه ا‬
‫لمحن وس وء اْ ِلف ْتنَ ِة واْ ِ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫الزالَ ِز َل َواْ َ َ َ ُ ْ َ‬ ‫اء َو َّ‬‫َعنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَ َ‬
‫ص ِّل َعلَى َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫ِ‬
‫ث َر ْح َم ةً لل َْع الَ ِم ْي َن‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬‫َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ اَل َْم ْبعُ ْو ُ‬ ‫لم ْس لِ ِم ْي َن َّ‬
‫عآمةً يَ ا‬ ‫ِ‬ ‫ِئ‬
‫خآص ةً َو َس ا ِر اْ ُلب ْل َدان اْ ُ‬ ‫َو َم ا بَطَ َن َع ْن َبلَ ِدنَا اِنْ ُدونِْي ِس يَّا َّ‬
‫ِوعلَى اَلِ ِه وَأصحابِ ِه وسلِّم تَسلِيما كِثيرا ََّأما بعد فَي اَ اَُّيه ا الن ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب اْ َلعالَ ِم ْي َن‪َ .‬ر َّبنَا آتِناَ فِى ُّ‬
‫َّاس اَّت ُق وا اهللَ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ ْ ًْ ًْ َْ ُ‬ ‫َ‬ ‫اب‬‫الد ْنيَا َح َس نَةً َوفى اْآلخ َرة َح َس نَةً َوقنَ ا َع َذ َ‬ ‫َر َّ‬
‫َأن اهللَ ََأم َر ُك ْم‬ ‫ب ال َْع الَ ِم ْي َن‪َ .‬وا ْعلَ ُم ْوا َّ‬ ‫اس تَطَ ْعتُ ْم َو َس ا ِرعُ ْوا ِإلَى َمغْ ِف َر ِة َر ِّ‬ ‫َم ا ْ‬ ‫النَّا ِر‪َ .‬ر َّبنَ ا ظَلَ ْمنَ ا اَْن ُف َس نَا َواإ ْن لَ ْم َتغْ ِف ْر لَنَ ا َوَت ْر َح ْمنَ ا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن‬
‫ال تَع اَلَى ِإ َّن اهللَ َو َمآلِئ َكتَ هُ‬ ‫بِ َْأم ٍر بَ َدَأ ِف ْي ِه بَِن ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِ ُق ْد ِس ِه َوقَ َ‬ ‫اْل َخ ِ‬
‫اس ِريْ َن‪.‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْيه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسل ْي ًما‪ُ .‬‬
‫الله َّم‬ ‫آمُن ْوا َ‬
‫ِ‬
‫لى النَّبِى يآ اَُّي َها الَّذيْ َن َ‬ ‫صل ْو َن َع َ‬
‫يُ َ ُّ‬ ‫ان َوِإ ْيتَ ِاء ِذى الْ ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن‬ ‫اهلل ِإ َّن اهلل يْأمر ُكم بِالْع ْد ِل واِْإل ْحس ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ ْ َ َ‬
‫اد ِ‬ ‫عبَ َ‬
‫ِ‬

‫آل َس يِّ ِدناَ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه و َس لِّ ْم و َعلَى ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫الْ َفح َش ِ‬
‫آء َوال ُْم ْن َك ِر َوالَْبغْ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َواذْ ُك ُروا اهللَ اْ َلع ِظ ْي َم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َس يِّدنَا ُم َح َّمد َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ض اللّ ُه َّم َع ِن اْل ُخلَ َف ِاء‬ ‫َ ْ‬
‫لم َق َّربِْي َن َو ْار َ‬
‫ِئ ِ‬
‫ك َو َمآل َك ة اْ ُ‬ ‫ك َو ُر ُس لِ َ‬ ‫َو َعلَى اَنْبِيآِئ َ‬ ‫ضلِ ِه ُي ْع ِط ُك ْم َول ِذك ُر‬ ‫اسَئ لُ ْوهُ ِم ْن فَ ْ‬ ‫ِ‬
‫لى نِ َع ِمه يَ ِز ْد ُك ْم َو ْ‬ ‫يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع َ‬
‫اش ِديْ َن َأبِى بَ ْك ٍر َوعُ َم ر َوعُثْ َم ان َو َعلِى َو َع ْن بَِقيَّ ِة َّ‬
‫الص َحابَِة َوالتَّابِ ِع ْي َن‬ ‫الر ِ‬ ‫َأ ْ‬
‫َّ‬ ‫ْر‬ ‫هللا ك َب‬
‫ِ‬
‫وت ابِ ِعي التَّابِ ِعين لَهم بِِاحس ٍ ِ ِ‬
‫ك يَ ا‬ ‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم بَِر ْح َمتِ َ‬‫ان الَ َىي ْوم ال دِّيْ ِن َو ْار َ‬ ‫َْ ُْ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫الر ِ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫َْأر َح َم َّ‬
‫ات اَالَ ْحيآءُ ِم ْن ُه ْم‬ ‫ات واْلمس لِ ِم ْين واْلمس لِم ِ‬
‫لمْؤ منَ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ‬
‫لله َّم ا ْغ ِفر لِلْمْؤ ِمنِْين واْ ِ ِ‬
‫ْ ُ ََ ُ‬ ‫اَ ُ‬
‫لم ْش ِركِ ْي َن‬ ‫لم ْس لِ ِم ْي َن َو َِأذ َّل ِّ‬ ‫ِ‬ ‫واْالَ ْم و ِ‬
‫الش ْر َك َواْ ُ‬ ‫الله َّم َأع َّز اِْإل ْس الَ َم َواْ ُ‬ ‫ات ُ‬ ‫َ َ‬
‫ص َر ال دِّيْ َن َوا ْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫لم َو ِّحديَّةَ َوانْ ُ‬
‫اد َك اْ ُ‬ ‫ص ْر عبَ َ‬ ‫َوانْ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai