Anda di halaman 1dari 4

Allah berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah
kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadar/97: 1-5]

Dari Abu Hurairah Radhiallahu‘ahu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dalam keadaan
beriman dan berharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR.
Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760].
Beriman, maksudnya mengimani keutamaan dan disyariatkannya beramal di dalamnya.
Berharap (pahala), maksudnya adalah ikhlas dan berniat hanya untuk Allah Ta’ala

Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” [HR.
Bukhari, no. 2017, redaksi berasal dari riwayat beliau, dan Muslim, no. 1169]

Hadits tersebut dikelompokkan oleh Bukhari dalam bab ‘Mencari Lailatul Qadar pada malam
ganjil di sepuluh malam terakhir.’ Hikmah disembunyikannya adalah untuk memberikan
semangat kepada kaum muslimin untuk mengerahkan semangat dalam beribadah, berdoa dan
zikir pada sepuluh malam terakhir seluruhnya.

Pendapat ini yang ditunjukkan berbagai dalil yang ada.” [Fathul Bari, 4/260] Beliau juga
berkata : “Para ulama berkata, hikmah disembunyikannya Lailatul Qadar adalah agar semangat
dalam pencariannya, lain kalau ditentukan pada malam tertentu, pasti akan fokus pada malam itu
saja. [Fathul Bari, 4/266]

Dalam sejumlah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat islam
memperbanyak ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, karena di antara satu malam
dari sepuluh hari tersebut terdapat satu yang istimewa.
Para ulama salaf berpendapat bahwa setiap umat muslim yang diterima amalannya di malam
tersebut maka akan mendapatkan keutamaan dari malam Lailatul Qadar.

Keutamaan malam Lailatul Qadr terdiri dari:

1. Pahala yang di dapat sama dengan seribu bulan


Orang yang beribadah di malam Lailatul Qadar akan mendapatkan pahala yang sama dengan
seribu bulan. “jika dikonversi dalam hitungan kita setidaknya (seribu bulan) ada 83 tahun.
Sehingga, nilai satu malam itu kurang lebih 83 tahun. (coba) anda bayangkan,”

2. Banyak Pahala yang di dapat jika mendapatkan malam


Lailatul Qadar
apabila seorang muslim sholat, maka sholatnya akan bernilai 83 tahun. Dan apabila membaca
Al-Qur’an, meskipun hanya satu huruf saja semisal “Nun”, kemudian dia tertidur karena
mengantuk, maka orang tersebut membaca “nun” selama 83 tahun tanpa henti.

3. Diampuni dosanya yang telah lampau


Ketika bertaubat pada malam Lailatul Qadar maka Allah akan menggugurkan dosa-dosanya,
sehingga tidak terdapat dosa sama sekali, dan kemudian dia membaca Laa ilaaha illallah.

4. Semua malaikat turun ke bumi, termasuk Jibril (Sayyidul


Malaikat)
Meskipun Jibril tugasnya sudah selesai yaitu menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad
dan Nabi Muhammad telah wafat, namun Jibril tetap ikut turun ke bumi setahun sekali karena
keagunagan Al-Qur’an dan keagungan malam Al-Qur’an itu. Malaikat Jibril turun ke bumi untuk
menyapa hamba-hamba yang beribadah.

5. Malam yang Tenang


Salamun Hiyah . . Al Qadr 5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar

“Para ulama tafsir menyebutkan bumi seakan-akan sesak oleh para malaikat, sehingga
suasananya menjadi teduh dan nikmat. Peristiwa tersebut hanya akan terjadi hingga fajar tiba”

Dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif (hlm.341) Ibnu Rajab menasihatkan, “Wahai saudaraku … Yang
terpenting bagaimana membuat amalan itu diterima, bukan kita bergantung pada kerja keras kita.
Yang jadi patokan adalah pada baiknya hati, bukan usaha keras badan. Betapa banyak orang
yang begadang untuk shalat malam, tetapi tak mendapatkan rahmat. Bahkan mungkin orang yang
tidur yang mendapatkan rahmat tersebut. Orang yang tertidur hatinya dalam keadaan hidup
karena berdzikir kepada Allah. Sedangkan orang yang begadang shalat malam, hatinya yang
malah dalam keadaan fajir (berbuat maksiat pada Allah).”

Sehingga dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa malam Lailatul Qadar tidak disyaratkan
iktikaf di masjid. Orang yang beribadah di rumah pun masih bisa mendapatkan Lailatul Qadar.

Perlukah kita begadang semalam suntuk untuk


mendapatkan Lailatul Qadar?
Menghidupkan malam Lailatul Qadar berarti menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah
dan tidak harus seluruh malam. Beberapa ulama mengatakan bahwa menghidupkannya bisa
hanya sesaat. Sebagaimana yang dinukil oleh Imam Asy-Syafi’I dalam Al-Umm dari sekelompok
ulama Madinah dan dinukil pula hingga pada Ibnu ‘Abbas disebutkan,

“Menghidupkan lailatul qadar bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad
untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.”

Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan,

“Siapa yang menghadiri shalat berjama’ah pada malam lailatul qadar, maka ia telah mengambil
bagian dari menghidupkan malam lailatul qadar tersebut.”

Dalam perkataan Imam Syafii yang qadim (yang lama) disebutkan,

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam lailatul qadar, maka ia telah
mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua perkataan di atas diambil dari Lathaif Al-
Ma’arif, hlm. 329.

Apa yang dikatakan oleh Imam Syafii dan ulama lainnya di atas sejalan dengan hadits dari
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam.
Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat
semalam penuh.” (HR. Muslim, no. 656 dan Tirmidzi, no. 221).

Sehingga, pelajaran yang dapat kita ambil untuk meraih malam Lailatul Qadar adalah dapat kita
lakukan dengan memperbanyak ibadah di rumah, dan untuk mendapatkannya, tidak disyaratkan
harus begadang semalam suntuk. Wallahu a’lam bi showab.

Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat khususnya untuk diri saya sendiri dan bapak
ibu sekalian. Jazakumullahi khairan atas waktu dan kesempatan. Saya akhiri

Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai