“JUAL BELI”
Oleh :
1. Adinda Ike R. (01)
2. Djuliana Setiyasari (12)
3. Hafiidz Rizky P. (13)
4. Hanifah Azkiyatunnisa (14)
5. Miftahul Rohman (19)
6. Valdi Oktavia R. (32)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas limpahan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan dan sesuai dengan
harapan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Abdul Malik sebagai guru
sementara bidang studi Pendidikan Agama Islam yang telah membantu memberikan arahan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah kami ini dapat bermanfaat dan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. JUAL BELI
B. KHIYAR
2. Hukum Khiyar
3. Rukun Khiyar
C. RIBA
1. Pengertian Riba
2. Hukum Riba
3. Jenis-Jenis Riba
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah SWT. menjadikan kita sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial adalah
makhluk yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak bisa dilakukan tanpa
bantuan orang lain. Ini artinya kita harus melakukan interaksi atau hubungan dengan
seksama. Kita perlu hidup tolong menolong dalam segala urusan hidup. Dengan cara
demikian, kehidupan masyarakat menjadi teratur, hubungan yang satu dengan yang
adalah sifat tamak. Sifat tamak mendorong kita selalu mementingkan diri sendiri dan
lupa terhadap kepentingan orang lain, bahkan masyarakat pada umumnya. Sifat inilah
yang dapat membuat hidup kita menjadi gelisah, tidak nyaman, dan tidak tentram.
Tamak bisa mendorong kita untuk mengambil alih hak orang lain. Oleh karena itu
agama memberi peraturan yang sebaik baiknya tentang bagaimana kita melakukan
interaksi dengan manusia yang lainnya. Hukum ysng mengstur hubungan antar
sesama manusia ini di sebut mu amalah. Tujuan di adakannya aturan ini adalah agar
B. TUJUAN
Mu’amalah dalam kamus bahasa Indonesia artinya hal hal yamg termasuk
islam berarti tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan
makalah ini untuk keperluan muamalah sesama manusia sehingga dapat menjadi
PEMBAHASAN
A. JUAL BELI
Dalam bahasa Arab, jual beli disebut dengan al-bai, dari segi bahasa berarti
memindahkn hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti (Abdul Aziz
Muhammad Azzam, 2010), atau menukar suatu barang dengan barang yang lain
dikemukakan oleh para ulama: Pertama: Imam hanafi (Mashab Hanafi); jual beli
adalah suatu harta dengan harta yang lain, yang kedanya boleh di-tasharruf-kan
(dikendalikan), dengan ijab dan qobul menurut cara yang diizinkan oleh syariat.
Ketiga: Abu Bakr bin Muhammad al-husaini; jual beli adalah; kontrak pertukaran
harta benda yang memberikan seseorang hak memiliki sessuatu benda atau manfaat
yang berakibat kepada kepemilikan terhadap satu benda atau manfaat untuk tmpo
waktu dan selamannya dan bukan untuk bertaqarrub kepada Allah (bukan Hibah,
Jual beli merupakan sala satu aktifitas yang banyak dilakukan oleh ummat
manusia, bahkan hampir tidak ada seorangpun di dunia ini yang terbebas dari aktifitas
satunya yaitu;
Artinya : “Sesungguhnya, pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaiton
Dalam agama islam, rukun akad jual beli adalah suatu hal wajib terpenuhi
keabsahannya. Berikut adalah beberapa contoh dari rukun dalam kegiatan jual beli
Dalam akad, harus ada penjual dan pembeli agar aktivitas perdagangan bisa
dilakukan secara sah. Selain itu, akan lebih baikjika akad dilakukan tetap
muka secara langsung untuk mencegah rasa ketidakpuasan atau salah paham
b. Objek
Objek akad dapat berbentuk barang ataupun jasa yang bisa diterima nilainya
dan terjamin halal. Misalnya akad jual beli rumah, baju dan makanan.
c. Pengucapan Akad
dijual untuk ditukar dengan alat transaksi seperti uang atau harta lain.
Selain rukun, setidaknya ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi akad jual beli
Keikhlasan dalam akad, semua pihak yang terlibat baik penjual maupun
Kalau ada salah satu pihak yang merasa tidak ikhlas, maka kegiatan jual
Bukan merupakan hamba sahaya para saudagar dan telah merdeka atas
keinginannya sendiri
c. Halal
Dalam contoh akad jual beli, objek yang diperjualbelikan harus bersifat
Secara gratis Islam, dikenal beberapa bentuk dan jenis jual beli, adapun secara
gelobalnya jual beli itu dibagi kedalam dua begian besr yaitu:
Jual beli sahih yaitu apabila jual beli itu disyari’atkan, memenuhi
rukun dan syarat yang telah ditentukn, bukan milik orang lain, dan
tidak tergantung pada hak khiyar lagi. jual beli yang telah memenuhi
rukun dan syarat adalah boleh atau sah dalam Agama Islam, selagi
1. Meyakiti si penjual
2. Menyempitkan gerakan pasar
rukun yang mewujudkannya, jual beli yang batal adalah apabila salah satu
rukunnya dan syaratnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pada dasar dan
orang yang gila atau barang yang diperjual belikan adalah barang-barang
yang diharamkan syara’ seperti bangkai, darah, babi dan khamr. Jual beli
ada, sekalipun diperut induknya telah ada karena jual beli yang
demikian adalah jual beli yang tidak ada, atau belum pasti jumlah
maupun ukurannya.
lepas dan terbang di udara atau juga seperti mnjual ikan yang
takaran yang sah, jual beli ini dapat dilihat dalam firman Allah Q.S
dan timbangan yang tidak sesuai dengan apa yang diakadkan atau
tidak sesuai dengan kenyataannya, maksudnya orang yang curang
Jual beli yang batil adalah jual beli yang salah satu atau seluruh rukunnya
tidak terpenuhi atau jual beli itu pada dasarnya dan sifatnya tidak disyari’atkan,
Bai’ al-Talji’ah merupakan suatu bentuk jual beli yang dilakukan oleh seorang
diambil oleh orang lain. Atau harta yang masih dalam status sengketa sehingga
agar tidak mengalami keruguan, harta tersebut dijual kepada pihak lain.
dibagi dengan pemilik lainnya. Jenis jual-beli seperti ini termasuk jenis jual
sengketa di kemudian hari serta dapat menimbulkan kerugian pada salah satu
pihak, terutama pihak pembeli. Bahkan dalam fikih Islam dikenal istilah “al-
cakap demi menjaga keselamatan harta benda tersebut. Pada dasarnya “al-
melakukan transaksi jual-beli jika pelakunya masih terlalu kecil, gila atau
secara sadar dan bertanggung jawab serta dapat mengakibattkan keruguan bagi
yang bersangkutann maupun pihak lain. Namun “al-hajru” juga dapat
diterapkan dalam kasus yang berbeda untuk menghindari kerugian bagi pihak
Diantara hikmah disyari’atkannya hal ini adalah; untuk menjaga hak orang
lain, misalnya; orang yang sakit parah dilarang menjual hartanya melebih 1/3
hartanya, guna menjaga hak ahli warisnya. Atau salah seorang ahli waris
kepada ahli waris lain yang masih memiliki hak kewarisan, dan lainnya.
Hikmah yang lain adalah untuk menjaga haknya sendiri, misalnya; anak yang
masih kecil atau orang gila, mereka harus dicegah untuk melakukan transaksi
Jual-beli ‘Urbun (bai’ al-‘Urbun) adalah suatu sistem atau bentuk jual beli
keseriusan dalam melakukan transaksi jual beli. Jika jual beli tersebut
dilanjutkan, maka uang muka tersebut akan menjadi bagian dari harga barang
melengkapi kekurangan dari harga barang. Namun jika transaksi jual beli
dibatalkan, maka keseluruhan uang muka menjadi milik calon penjual dan
sedikitpun tidak dikembalikan kepada calon pembeli. Dalam istilah yang lebih
populer jenis jual beli seperti ini sering disebut dengan “jual beli dengan
sistem uang hangus”. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah
saw melarang jenis jual beli ini, sebagaimana dijelaskan oleh para sahabat;
“Naha Rasulullah saw ‘an bai’ al-‘Urbun” (Rasulullah saw telah melarang jual
beli ‘Urbun). Jenis jual beli ini termasuk yang diharamkan karena penuh
dengan kezaliman, rekayasa serta mengambil hak orang lain secara bathil dan
dapat merugikan pihak lain. Sebab pada prinsifnya uang muka merupakan hak
tertentu, maka uang muka harus dikembalikan kepada calon pembeli, karena
Namun jika pembatalan itu dilakukan secara sepihak tanpa alasan yang
dibenarkan dan dapat merugikan pihak calon penjual, maka calon penjual
kedua belah pihak, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan
dikhianati. Hal ini juga berlaku pada bisnis transportasi yang banyak
sebelumnya untuk tujuan tertentu, namun sehari atau pada saat jadwal
alasan tertentu. Maka pihak pemilik jasa travel merasa dirugikan oleh calon
(dijual) kepada pemesan lainnya karena sudah terlanjur dipesan oleh calon
seperti ini, pemilik travel dapat mengambil sebagian dari uang muka (seperti;
25% atau 50%) sebagai kompensasi terhadap kerugian yang dideritanya. Atau
akan dipotong sebesar 25% atau lebih dari uang muka atau dari tarif yang
telah ditentukan.
c. Bai’ Ihtikar ()بيع اإلحتكار
Jual beli Ihtikar adalah salah satu jenis jual beli yang dilarang dalam Islam,
yaitu suatu jenis jual beli dengan sistem penimbunan. Dimana seorang penjual
dan lemahnya daya beli mereka. Motif utama dari pelaku jual beli ini adalah
Oleh sebab itu Rasulullah saw melarang jenis jual beli ini dan dikategorikan
sebagai bentuk kesalahan dan kezhaliman kepada orang lain. Rasulullah saw
َقاَل َرُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َمِن: َك اَن َسِع ْيُد اْبُن اْلُمَس َّيِب ُيَح ِّد ُث َأَّن َم ْع َم ًرا َقاَل: َع ْن َيْح َي َو ُهَو اْبُن َسِع ْيٍد َقاَل
“Dari Yahya beliau adalah ibn Sa’id, ia berkata: Bahwa Sa’id ibn Musayyab
Dalam prakteknya, jenis jual beli ini sering kali terjadi di tengah masyarakat
wacana kenaikan harga barang oleh pemerintah. Sehingga tidak jarang karena
kezhaliman ini, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng,
a. Pengertian Gharar
Gharar artinya keraguan, tipuan atau tindakan yang bertujuan untuk merugikan
pihak lain. Para ulama fiqih mengemukakan beberapa definisi gharar, yaitu :
tidak diketahui dengan tegas, apakah efek akad terlaksana atau tidak,
yang tidak mampu diserahkan, naik objek itu ada atau tidak, seperti
waktu terjadi akad, baik objek akad itu sudah ada maupun belum ada.
Apabila barang yang sudah dibeli dari orang lain belum diserahkan
kepada pembeli, maka pembeli belum boleh menjual barang itu kepada
pembeli lain.
Tidak ada kepastian tentang jenis pembayaran atau jenis benda yang
dijual.
Tidak ada kepastian tentang sifat tertentu dari barang yang dijual.
Tidak ada ketegasan bentuk transaksi, yaitu dua macam atau lebih
Tidak ada kepastian objek akad, karena ada dua objek akad yang
B. KHIYAR
kebahasaan, ini berasal dari kata khair yang berarti baik. Dalam pengertian
bahasa, khiyar dapat berarti memilih dan menentukan sesuatu yang terbaik dari
dua hal (atau lebih) untuk dijadikan pilihan. Sedangkan menurut istilah, khiyar
adalah hak yang dimiliki seseorang yang melakukan perjanjian jual beli untuk
a. Khiyar Majlis
Khiyar ini mengatur proses transaksi di lokasi akad jual beli. Kedua pihak
memiliki hak untuk memilih. Selain itu juga dapat meneruskan jual beli
mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul atau salah satu pihak
memberikan hak khiyarnya kepada pihak yang lain. Namun, jika salah satu
pihak memberikan hak khiyar kepada yang lain lalu terjadi jual beli, maka
jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah sesudah terjadi jual beli
belinya, maka jual beli telah terjadi (juga).” (HR Bukhari dan Muslim).
b. Khiyar Syarat
Ini merupakan hak memilih berdasarkan persyaratan. Saat akad jual beli,
transaksi jual beli denan batasan waktu. Setelah waktu yang ditentukan
tiba, maka proses transaksi jual beli itu wajib dipastikan apakah dilanjut
katakanlah dengan jujur dan jangan menipu. Jika kamu membeli sesuatu
maka engkau mempunyai hal pilih selama tiga hari, jika kamu rela maka
Ibnu Majah).
c. Khiyar Aib
Ini dilakukan jika ada cacat pada barang. Pembeli bisa membatalkan atau
menerusan akad jual beli jika ada kecacatan (aib) pada barang yang
kecacatan pada saat akad. Jika pembeli mengetahui cacat barang saat telah
meminta ganti barang yang lebih baik atau meminta kembalikan uang
sesuai dengan perbandingan kerusakannya. Jika terjadi perselisihan,
d. Khiyar Ru’yah
transaksi jual beli yang disebabkan objek transaksi belum tampak saat
akad dilakukan. Pada khiyar ini, pembeli belum dapat meneliti barang
Dari Ibnu Umar r.a ia berkata: Telah bersabda Nabi SAW: Penjual dan
pembeli
boleh melakukan khiyar selagi keduanya belum berpisah, atau salah seorang
Dari hadis tersebut jelaslah bahwa khiyar dalam akad jual beli hukumnya
dibolehkan. Apalagi apabila dalam barang yang dibeli terdapat cacat (‘aib) yang
bisa merugikan kepada pihak pembeli. Hak khiyar ditetapkan oleh syari’at Islam
bagi orang-orang yang melakukan transaksi perdata agar tidak dirugikan dalam
transaksi yang mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu
Ada beberapa hikmah yang bisa diperoleh saat menerapkan aturan khiyar dalam
perdagangan, seperti:
transaksi
Adanya khiyar sangat menjaga proses transaksi jual beli itu terlaksana
dengan baik
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang sesuai dengan aturan Allah SWT.
a. Keridhoan Pembeli
Pihak pembeli ridha setelah mengetahui adanya kecacatan barang, baik
kecacatannya pihak penjual. Misalnya sudah layu atau ada yang rusak
maka pembatalan dan pengembalian barang tidak dapat dilakukan karena tidak
b. Menggugurkan Khiyar
Ini bisa dilakukan baik secara langsung atau jika ada petunjuk lainnya.
Seperti jika ada ucapan seorang pembeli yang mengatakan, ‘Aku telah
menggugurkan khiyar (hak pilih) ku’, maka orang tersebut tidak bisa
jangka waktu yang lama atau bahkan barang yang dibelinya sudah berubah
oleh pihak pembeli, atau sebagian barang ada yang tidak utuh atau hilang
penjual dan pembeli. Jika pembeli dan penjual berselisih tentang hal ini,
sementara transaksi sudah selesai dilakukan serta tidak ada bukti yang
Hal ini didasarkan pada sebuah hadis dari Ibnu Mas’ud ra saat berkata
memiliki hak pilih.“ (HR At-Tirmidzi dan Ahmad). Dalam hadis lain dari
(HR at-Tirmidzi).
C. RIBA
1. Pengertian Riba
Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan
irtifa'). Menurut terminologi ilmu fiqh, riba merupakan tambahan khusus yang
dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan tertentu. Dikalangan
masyarakat sering kita dengar dengan istilah rente, rente juga disamakan dengan
“bunga” uang. Karena rente dan bunga sama-sama mempunyai pengertian dan
atas jasanya yang telah meminjamkan uang kepada debitur dengan dalih untuk
usaha produktif, sehingga dengan uang pinjaman tersebut usahanya menjadi maju
dan lancar, dan keuntungan yang diperoleh semakin besar. Tetapi dalam akad
kedua belah pihak baik kreditor (bank) maupun debitor (nasabah) sama-sama
sepakat atas keuntungan yang akan diperoleh pihak bank. Abu Zahrah dalam kitab
Buhūsu fi al-Ribā menjelaskan mengenai haramnya riba bahwa riba adalah tiap
tambahan sebagai imbalan dari masa tertentu, baik pinjaman itu untuk konsumsi
atau eksploitasi, artinya baik pinjaman itu untuk mendapatkan sejumlah uang guna
2. Hukum Riba
Dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 275 tersebut dijelaskan bahwa Allah
SWT memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Periba itu hanya mencari
dengan jalan tidak mau membayar sedekah. Oleh karena itu, hukum riba ini haram
dan ditegaskan juga dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 130 yang berbunyi :
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
3. Jenis-Jenis Riba
a. Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah salah satu macam-macam riba dalam Islam yang dilakukan
yang berbeda. Begitu pun barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis
“barang ribawi.” Contoh dari riba Fadhl adalah 3 kg gandum dengan kualitas
baik ditukar dengan 4 kg gandum berkualitas buruk atau yang sudah berkutu.
b. Riba Nasi’ah
Riba Nasi'ah adalah salah satu macam-macam riba dalam Islam dengan
ribawi lainnya. Contoh Nasi’ah ini adalah Siti meminjam dana kepada Tina
sebesar Rp 300.000 dengan jangka waktu atau tenor selama 1 bulan, apabila
c. Riba Al-Yad
Riba Al Yad adalah salah satu dari macam-macam riba dalam Islam dengan
jual beli atau yang terjadi dalam penukaran. Penukaran tersebut terjadi tanpa
adanya kelebihan, salah satu pihak yang terlibat meninggalkan akad, sebelum
Dalam suatu hadis, Rasulullah bersabda: "Jangan kamu bertransaksi satu dinar
dengan dua dinar, satu dirham dengan dua dirham; satu sha dengan dua sha
karena aku khawatir akan terjadinya riba (al-rama). Seorang bertanya: wahai
Rasul, bagaimana jika seseorang menjual seekor kuda dengan beberapa ekor
kuda dan seekor unta dengan beberapa ekor unta? Jawab Nabi SAW “Tidak
dan Thabrani)
d. Riba Qard
Riba Qard adalah salah satu dari macam-macam riba dalam Islam dengan
suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang. Contoh riba Qard adalah Hamzah memberikan pinjaman dana tunai
e. Riba Jahilliyah
Riba Jahiliyah adalah salah satu dari macam-macam riba dalam Islam dengan
hutang yang dibayar lebih dari pokoknya. Kondisi ini terjadi karena si
peminjam tidak mampu bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan. Contoh
riba jahiliyah dalam Islam ini adalah Fulan meminjam Rp 700.000 pada
Fulana dengan tempo dua bulan. Pada waktu yang ditentukan, Fulan belum
Cara menghindari riba yang pertama ialah dengan cara memahami dan
mengerti bahaya riba dalam Islam, seperti yang sudah dijanjikan oleh Allah
SWT. didalam Al-Qur'an pada surat An-Nisa ayat 161 yang artinya "Dan
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir
Pindahkanlah tabungan dan kredit ke bank syariah yang sudah mendapat fatwa
yang akan membuat kita dengan mudah membeli sesuatu dengan cara
perintah-perintah syariat yang berupa ujian keimanan seorang hamba dengan taat
a. Menjauhi dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan miliknya
c. Dijauhkan dari mental pemboros, tidak mau bekerja keras, dan menimbun
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang
1. Jual beli, yaitu penukaran harta atas dasar saling rela. Hukum jual beli adalah
2. Menghindari riba, dalam pelaksanaan jual beli juga ada rukun jual beli yaitu
penjual dan pembeli, uang dan benda yang dibeli, lafadz ijab dan qabul.
B. SARAN
tata cara jual beli yang sah menurut agama Islam. Dan kita juga harus memperhatikan
riba yang terkandung di dalam hal jual beli tersebut, karena terhadap hadist dan surat-
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/09/20/akad-jual-beli
https://prospeku.com/artikel/jual-beli-dalam-islam---2812
https://akurat.co/wajib-dipenuhi-ini-3-syarat-sah-jual-beli-dalam-pandangan-islam
https://muhammadiyah.or.id/jual-beli-dalam-islam/
https://www.99.co/id/panduan/syarat-jual-beli#:~:text=Jual%20beli%20dalam%20Islam
%20adalah,melalui%20suatu%20kompensasi%20atau%20iwad.&text=Hal%20ini%20dapat
%20dilihat%20dari,syarat%20jual%20beli%20dalam%20Islam
https://news.detik.com/berita/d-5614666/dasar-hukum-jual-beli-dalam-islam-bagaimana-
aturannya
https://www.orami.co.id/magazine/khiyar/
https://muhammadiyah.or.id/jual-beli-dilarang/
https://tirto.id/apa-itu-khiyar-dalam-islam-pengertian-hukum-macam-hikmahnya-gh7m
https://hot.liputan6.com/read/4549795/5-macam-macam-riba-dalam-islam-lengkap-
penjelasan-hukum-dan-contohnya
https://www.kompasiana.com/hani63043/60c054c58ede48241d19f362/cara-menghindari-
riba-dalam-kehidupan
https://m.tribunnews.com/pendidikan/2021/09/30/apa-itu-riba-berikut-pengertian-dasar-
hukum-jenis-cara-hindari-hingga-hikmah-dilarangnya-riba?page=all
https://www.tokopedia.com/s/quran/ali-imran/ayat-130#:~:text=130.&text=Wahai%20orang
%2Dorang%20yang%20beriman,kepada%20Allah%20agar%20kamu
%20beruntung.&text=Kaum%20kafir%20membiayai%20perang%2C%20termasuk,mereka
%20peroleh%20dengan%20cara%20riba.