Bismillahirahmanirrahim,
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan
yang diutus dengan membawa syariah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa
Makalah berjudul Hukum Jual Beli dalam Islam ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah ekonomi islam. Kami telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun
sesuai harapan.
tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang saya susun ini
dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Wiyono,
M.M yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan umumnya kepada rekan-
rekan yang telah memberikan motivasi dalam bentuk moril maupun materiil.
amal ibadah serta kerja keras kita, senantiasa mendapat ridho dan ampunan dari-
Nya. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong menolong, tukar menukar
satunya adalah dengan jual beli, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun
teratur dan subur, pertalian yang satu dengan yang lain menjadi teguh. Akan
tetapi, sifat loba atau tamak tetap ada pada manusia, suka mementingkan diri
sendiri supaya hak masing-masing jangan sampai tersia-sia, dan juga menjadi
kemaslahatan umum agar pertukaran dapat berjalan dengan lancar dan teratur.
dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu manusia saling berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya, atau disebut juga dengan bermuamalah. Memang telah kita ketahui,
manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari kegiatan muamalah. Namun
tidak semua masyarakat mengetahui secara kaffah akan peraturan-peraturan dalam
Islam melihat konsep jual beli itu sebagai suatu alat untuk menjadikan
manusia itu semakin dewasa dalam berpola pikir dan melakukan berbagai
aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Pasar sebagai tempat aktivitas jual beli
harus dijadikan sebagai tempat pelatihan yang tepat bagi manusia sebagai khalifah
di muka bumi. Maka sebenarnya jual beli dalam Islam merupakan wadah untuk
sehingga tidak mempedulikan lagi, apakah barang itu halal atau haram menurut
syariat Islam.
Jual beli (al-bai) adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang lain).
membolehkan jual beli bagi hamba-Nya selama tidak melalaikan dari perkara
yang lebih penting dan bermanfaat. Seperti melalaikannya dari ibadah yang wajib
atau membuat madharat terhadap kewajiban lainnya. Jika asal dari jual beli adalah
disyariatkan, sesungguhnya diantara bentuk jual ada juga yang diharamkan dan
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ilmiyah ini ada beberapa rumusan masalah,
yaitu:
C. Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui dan memahami syarat, rukun dan hukum jual beli
dalam Islam.
D. Manfaat Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
Jual beli menurut bahasa adalah suatu bentuk akad penyerahan sesuatu
dengan sesuatu lain. Sedangkan menurut istilah jual beli adalah transaksi antara
penjual dan pembeli untuk melakukan tukar-menukar barang atas dasar suka sama
suka yang disertai dengan akad. Akad jual beli dapat dilakukan dengan dua cara,
Bentuk perkataan terdiri dari ijab dan qobul, ijab adalah kata yang keluar
dari penjual seperti ucapan saya jual dan qobul adalah kata yang keluar dari
1. Pengertian Khiyar
antara penjual dan pembeli memilih yang terbaikdari dua perkara untuk
melangsungkan atau membatalkan akad jual beli. Khiyar terdiri dari delapan
macam, yaitu:
Yaitu tempat berlangsungnya jual beli. Maksudnya bagi yang berjual beli
mempunyai hak untuk memilih selama keduanya ada di dalam majlis. Rasulullah
SAW bersabda jika dua orang saling berjual beli, maka masing-masing
mempunyai hak untuk memilih selama belum berpisah dan keduanya ada di
dalam majlis.
belah pihak dari tempat akadnya atau penjual dan pembeli memilih
menggugurkan akadnya.
b. Khiyar Syarat
khiyar ketika melakukan akad atau setelahnya selama khiyar majlis dalam waktu
tertentu. Dan dua orang yang bertransaksi sah untuk mensyaratkan khiyar
terhadap salah seorang dari keduanya karena khiyar merupakan hak dari
c. Khiyar Ghobn
Yaitu jika seorang tertipu dalam jual beli dengan penipuan yang keluar
dari kebiasaan, maka seorang telah tertipu diberi pilihan akan melangsungkan
transaksinya atau membatalkannya. Dan orang yang tertipu tidak akan lapang
jiwanya dengan penipuan, kecuali kalau penipuan tersebut adalah penipuan ringan
d. Khiyar Tadlis
Yaitu menampakkan barang yang aib (cacat) dalam bentuk yang bagus
seakan-akan tidak ada cacat. Tadlis diambil dari kata ad-dzulma (gelap) yaitu
sehingga barang tersebut tidak terlihat secara sempurna. Tadlis ada dua macam,
yaitu:
harganya bertambah.
Tadlis hukumnya adalah haram, dan bagi pembeli yang sudah terlanjur
pembeliannya.
e. Khiyar aib
Yaitu khiyar bagi pembeli yang disebabkan adanya aib dalam suatu barang
yang tidak disebutkan oleh penjual atau tidak diketahui olehnya, akan tetapi jelas
aib itu ada dalam barang-barang dagangan sebelum dijual. Adapun ketentuan aib
yang memperbolehkan adanya khiyar adalah dengan adanya aib itu biasanya
menyebabkan nilai barang berkurang atau mengurangi harga barang itu sendiri.
Apabila pembeli mengetahui aib setelah akad, maka baginya berhak khiyar
untuk melanjutkan membeli dan mengambil ganti rugi seukuran perbedaan antara
harga barang yang baik dengan yang terdapat aib. Atau boleh bagi pembeli untuk
mengkhabarkan kadar barang tersebut ternyata tidak sesuai dengan hakikat dari
barang tersebut.
Khiyar yang terjadi apabila pembeli dan penjual berselisih dalam sebagian
perkara, seperti berselisih dalam kadar harganya, ukurannya atau berselisih dalam
keadaan tidak ada kejelasan dari keduanya, maka ketika itu terjadi perselisihan
dan keduanya mempunyai keinginan yang berbeda. Maka keduanya boleh
h. Khiyar Ruyah
tersebut. Maka ketika itu baginya berhak untuk memilih antara melanjutkan atau
membatalkan pembelian.
B. Pengertian Riba
menurut istilah adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli
Riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba hutang piutang dan riba jual
beli. Riba hutang piutang yang terdiri riba qiradh dan riba jabiliyah sedangkan
1. Riba Fadhl
Yaitu pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda, sedangkan yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi
2. Riba Nasiah
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasiah muncul karena
adanya perbedaan perubahan atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
kehidupan seharian
lebih baik.
negara.
c. Menggalakkan persaingan ekonomi yang sehat sesama
negara Islam.
Sahnya suatu jual beli ada dua unsur pokok yaitu bagi yang berakad dan barang
yang diakadi, apabila salah satu dari syarat tersebut hilang atau gugur maka tidak
Adanya saling ridha antara penjual dan pembeli, tidak sah bagi suatu jual
beli apabila salah satu dari keduanya ada unsur terpaksa. Tanpa haq (sesuatu yang
transaksi, yaitu orang yang merdeka, mukallaf, dan orang yang sehat akalnya. Dan
tidak sah jual beli dari anak kecil, orang bodoh, orang gila, hamba sahaya yang
tanpa izin majikannya. (jual beli yang tidak boleh dilakukan anak kecil adalah jual
beli yang biasa dilakukan orang dewasa, seperti jual beli rumah, kendaraan dan
lain-lain. Bukan jual beli yang sifatnya sepele seperti jual beli jajanan anak kecil).
mutlaq, dan tidak sah menjual sesuatu yang diharamkan mengambil manfaatnya
Yang diakadi berupa harga atau sesuatu yang dihargai mampu untuk
dikuasai, karena sesuatu yang tidak dapat dikuasai menyerupai sesuatu yang tidak
Barang yang diakadi tersebut diketahui ketika terjadi akad oleh yang
berakad, karena ketidak tahuan terhadap barang tersebut merupakan suatu bentuk
penipuan, sedangkan penipuan itu terlarang. Maka tidak sah membeli sesuatu
a. Ada penjual dan ada pembeli yang keduanya harus berakal sehat,
seperti uang, dinar, emas, dirham perak dan barang atau jasa.
c. Ada ijab qobul, yaitu ucapan transaksi antara penjual dan pembeli.
a. Haram, jika tidak memenuhi syarat dan rukun jual beli, atau
barangnya
masyarakat
ditetapkan
10. Jual beli yang bertujuan buruk, seperti untuk merusak ketentraman
lain-lain.
panggilan adzan yang kedua. Allah SWT melarang jual beli, agar
melarang jual beli karena itu adalah perkara terpenting yang sering
5. Samsaran
Di antara jual beli yang terlarang adalah jual beli dengan cara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
disertai dengan akad. Dalam jual beli penjual dan pembeli diberi
Melakukan jual beli terdapat beberapa syarat dan rukun jual beli
yang harus dipenuhi penjual dan pembeli, jika tidak dipenuhi maka tidak
Pada dasarnya hukum jual beli adalah mubah, namun bisa berubah
wajib jika memang sangat terpaksa untuk melakukan jual beli tersebud.
Dan bisa juga berubah haram jika tidak memenuhi syarat dan rukun jual
beli. Selain itu, juga dikarenakan kecurangan atau penipuan dari salah satu
interaksinya.
jual beli dan mengharamkan riba. Maka dari itu, jauhilah riba dan jangan
orang lain.
tertentu. Dimana kita harus melakukan ibadah, seperti shalat jumat dan
shalat fardhu.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Rachmat Syafei, MA, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia 2001.