Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PERBANDINGAN ANTARA PSIKOLOGI TASAWUF DAN PSIKOLOGI


BARAT

SATUAN BAHASAN 4 :
Studi komparasi antara Psikologi Tasawuf dan Psikologi Barat

A. Gambaran singkat Mengenai Materi Kuliah


Materi kuliah ini membahas tentang perbedaan antara psikologi tasawuf
dengan psikologi barat.

B. Pedoman Mempelajari Materi


Baca dengan baik uraian mengenai studi komparatif antara psikologi
tasawuf dengan psikologi sekuler (barat). Kemudian merepetisi lagi
dengan membuat ikhtisar tiap pembahasan. Fahami dengan baik
intisari/ringkasan tersebut.

C. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami perbedaan dan
persamaan diantara keduanya.

D. Bahasan Materi:
Konsep psikologi sufi berbeda dengan psikologi sekuler yang dapat
dikatakan menggunakan semata-mata kemampuan intelektual untuk
menemukan dan mengungkapkan asas-asas kejiwaan.
Psikologi tradisional (sekuler) berasumsi bahwa alam semesta secara
keseluruhan bersifat materi, tanpa makna dan tujuan. Menurut psikologi sufi,
alam semesta diciptakan berdasarkan kehendak Tuhan, dan mencerminkan
eksisitensi-Nya. Al-Qur’an berkata: “bahwa milik Allah-lah timur dan barat,
kemanapun kamu menghadap, disitulah wajah Tuhan berada”1.
1
QS. Al-Baqarah [2]: 115
Menurut psikologi sekuler, bahwa manusia tidak lebih dari organisma
tubuh, pikiran berkembang dan berasal dari sistem syaraf tubuh; tidak
mengakui dimensi spiritual. Sebaliknya dalam psikologi sufi, elemen
terpenting dalam diri manusia adalah “hati spiritual”, tempat institusi
batiniyah dan kearifan. Penggambaran tentang sifat manusia dalam psikologi
barat, hanya memusatkan perhatiaannya pada keterbatan manusia dan
tendensi-tendensi neurotik, seperti yang diungkapkan oleh psikologi klinis,
atau pandangan psikologi humanistik tentang keperibadian manusia hanya
didekati melalui nilai-nilai kebaikan lahiriyah dan sifat positif dasar manusia,
sedangkan psiklogi sufi menganggap manusia punya dua potensi yakni
potensi tinggi yang jauh melebihi malaikat dan potensi rendah yang jauh
lebih rendah dari binatang. Oleh karenanya, perlu metode untuk
meningkatkan derajat spiritual kita, yaitu meniti jalan perang suci batiniyah
dan riyadhah batiniyah dengan mengendalikan nafsu tirani menuju puncak
jalan sufi.
Psikologi barat beranggapan bahwa puncak keahlian manusia, jalan
memperoleh pengetahuan dan kearifan, dapat diperoleh dengan nalar
logika; hampir segenap pengetahuan hanya dapat dikemukakan lewat
sistimatika rasional yang ditata secara logis. Psikologi sufi memahami bahwa
sistimatika kalimat-kalimat rasional bersifat terbatas, kondisi spiritual-lah
yang melampaui penjelasan rasional. Konsep iman menurut psikologi barat
adalah tidak mempunyai realita dan sebuah ide (gagasan) yang tidak
mempunyai bukti yang kuat. Bagi psikologi sufi, iman berarti meyakini
kebenaran yang berada dibalik beragam penampakan benda material. Iman
menjadi dasar tempat berpijak seseorang dalam hubungannya yang benar
dengan alam semesta dan Tuhan.
Psikologi sufi mengandung kearifan dari pengalaman dan petunjuk
berabad-abad lamanya, yang melahirkan bermacam ragam gaya
bersenandung meditasi, gerakan tubuh dan disiplin spiritual lainnya, telah
tumbuh ditengah-tengah berbagai ras dan budaya yang berbeda. Tasauf
adalah tradisi multikultural bagi semua orang, ia tidak menjadi spiritualitas
elitis. Banyak para sufi besar buta huruf, tetapi punya kualitas ruhani. Jadi
yang dinilai bukan pakain luar yang bersifat eksoteris, tetapi yang terpenting
adalah punya kualitas hati2.

E. Rangkuman
1. Psikologi tradisional (sekuler) berasumsi bahwa alam semesta secara
keseluruhan bersifat materi, tanpa makna dan tujuan. Menurut
psikologi sufi, alam semesta diciptakan berdasarkan kehendak Tuhan,
dan mencerminkan eksisitensi-Nya.
2. Menurut psikologi sekuler, bahwa manusia tidak lebih dari organisma
tubuh, pikiran berkembang dan berasal dari sistem syaraf tubuh; tidak
mengakui dimensi spiritual. Sebaliknya dalam psikologi sufi, elemen
terpenting dalam diri manusia adalah “hati spiritual”, tempat institusi
batiniyah dan kearifan.
3. Psikologi barat beranggapan bahwa puncak keahlian manusia, jalan
memperoleh pengetahuan dan kearifan, dapat diperoleh dengan nalar
logika; hampir segenap pengetahuan hanya dapat dikemukakan lewat
sistimatika rasional yang ditata secara logis. Psikologi sufi memahami
bahwa sistimatika kalimat-kalimat rasional bersifat terbatas, kondisi
spiritual-lah yang melampaui penjelasan rasional.

F. Tes Formatif
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi pada Satuan
Bahasan IV dipersilahkan mengerjakan latihan berikut :
1. Buat rumusan tentang perbedaan Psikologi Sekuler dengan Psikologi
Tasawuf!
2. Jelaskan puncak keahlian manusia menurut Psikologi Barat dan
pandangan Psikologi Tasawuf!

2
Robert Frager, Heart, Self & Soul. The Sufi Psychology of Growth Balance & Harmony, (Wheaton: The
Theosophical Publishing House, 1999), edisi ke-1, hlm.13..
G. Kata-kata Kunci
Psikologi sekuler, psikologi sufi, neurotic, riyadhah

Anda mungkin juga menyukai