Dosen Pengampu :
Ana Tony Roby Chandra Yudha, S. EI. MS. EI.
Disusun Oleh :
Halimatussakdiyah (08020422046)
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan, maka manusia dapat bertahan hidup dengan
baik. Kebutuhan-kebutuhan manusia meliputi berbagai macam aspek, misalnya
kebutuhan akan barang maupun jasa. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa didapatkan
dengan adanya aktivitas ekonomi di dalam masyarakat.
Berdasarkan kamus ekonomi, definisi dari kegiatan ekonomi adalah aktivitas
masyarakat yang mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi suatu barang ataupun
jasa. Berdasarkan pendapat Paul A. Samuelson, definisi kegiatan ekonomi adalah
aktivitas yang dilakukan oleh manusia beserta kelompoknya untuk memanfaatkan
sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan
mendistribusikannya untuk dikonsumsi masyarakat.
Salah satu contoh kegiatan ekonomi yang sering kita lakukan adalah kegiatan
menjual atau membeli sebuah barang atau jasa. Kegiatan jual beli sudah sangat familiar
bagi semua orang di zaman modern. Kita hanya perlu menggunakan uang sebagai alat
tukar dari suatu barang, tidak seperti zaman dahulu yang masih menggunakan sistem
barter. Tujuan dari jual beli adalah agar manusia bisa mendapatkan keuntungan serta
dapat saling memenuhi kebutuhan hidupnya.
Islam adalah agama yang berpedoman kepada firman Allah Swt. di dalam Al-Quran
serta sunnah-sunnah rasul-Nya. Sesungguhnya Islam adalah agama yang sangat
memperhatikan kebaikan umatnya. Segala sesuatu yang sudah ditetapkan dalam Islam
pasti mengandung hikmah bagi kebaikan umat-Nya. Segala aturan-aturan, baik berupa
perintah, larangan, dan sunnah yang ada dalam Islam adalah perwujudan dari cinta kasih
Allah Swt. kepada hamba-hambanya.
Allah secara tegas telah mengatur segala hal yang ada di bumi, termasuk hukum jual
beli dalam islam. Pada dasarnya, Islam menghukumi jual beli sebagai tindakan yang
diperbolehkan. Bahkan, Rasulullah Saw. pernah menjadi seorang pedagang hingga
menjelajahi Negeri Syam demi membantu pamannya, Abu Thalib. Jual beli memang
diperbolehkan dalam Islam, namun tidak semua jenis transaksi jual beli dihalalkan.
Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi serta larangan-larangan yang harus dihindari
demi menghindari dosa yang dapat terjadi saat transaksi jual beli.
Saat ini, masyarakat tidak asing dengan benda yang disebut petasan. Petasan adalah
benda yang dapat menimbulkan ledakan serta dapat mengeluarkan suara yang nyaring.
Benda ini selalu saja hadir untuk menemani perayaan-perayaan istimewa, seperti
perayaan hari jadi, tahun baru, dan perayaan saat malam takbiran Idul Fitri. Petasan
selalu laris manis saat dijual pada momen-momen perayaan tersebut sehingga banyak
masyarakat yang melihat peluang bisnis dari benda ini. Hal ini disebabkan oleh tingginya
permintaan akan petasan, terutama jika tiba momen-momen besar seperti perayaan Idul
fitri 1444 Hijriah kemarin.
Di dalam Islam, salah satu syarat dihalalkannya transaksi jual beli adalah barang
yang diperjualbelikan tidak boleh barang yang berbahaya atau yang dapat mendatangkan
mudharat. Sementara itu, petasan adalah benda yang dapat meledak dan membahayakan
siapa saja yang dikenainya. Sudah banyak korban-korban yang menderita akibat tragedi
petasan ini. Sungguh sebuah ironi ketika hati bermaksud untuk merayakan sesuatu yang
menyenangkan namun harus berujung tragis.
Pada essay ini, saya selaku penulis memilih judul ini setelah melihat banyaknya
masyarakat yang rela berbondong-bondong menghabiskan puluhan bahkan ratusan ribu
uangnya hanya untuk bermain petasan. Padahal petasan termasuk benda yang tidak
memiliki nilai manfaat, bahkan dapat mendatangkan mudharat. Tragedi meninggalnya
bayi di Gresik pada momen Lebaran kemarin yang disebabkan oleh suara petasan
semakin mendorong saya untuk membahas judul ini dengan harapan dapat meluruskan
dan menjelaskan kepada masyarakat tentang bagaimana Islam memandang petasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu jual beli dalam Islam?
2. Apa yang mendasari jual beli dalam islam?
3. Apa saja syarat objek yang boleh diperjualbelikan dalam Islam?
4. Bagaimana hukum dari jual beli petasan dalam Islam?
C. Tujuan
1. Memahami definisi jual beli dalam islam.
2. Memahami dasar-dasar jual beli dalam Islam.
3. Mengetahui syarat objek yang boleh diperjualbelikan dalam islam.
4. Memahami hukum Islam dalam menanggapi jual beli petasan.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Q.S An-Nisa: 29
اض ِم ْن ُك ْم َ ِإاَّل َأ ْن تَ ُكونَ تِ َج
ٍ ارةً ع َْن تَ َر
“Kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu.”
● Hadits
Suatu ketika Rasulullah Saw. bertemu seorang sahabat dan dia bertanya
kepada Rasulullah mengenai profesi apa yang paling baik. Maka, Rasulullah
menjawab jika pekerjaan yang baik adalah usaha dari tangan manusia sendiri dan
setiap jual beli yang diberkati (HR. Al-Bazzar dan Al-Haim No. 800 Bab Buyu’).
Mabrur yang dimaksud adalah ketika dalam proses jual beli itu bersih, tidak
ada unsur penipuan dan kedua pihak saling ridha dalam melakukannya.
● Ijma’
Ulama sepakat jika jual beli diperbolehkan karena manusia merupakan
makhluk sosial yang saling membutuhkan dan mereka harus mencukupi kebutuhan
hidupnya melalui jual beli. Namun, hukum jual beli bisa bisa saja berubah menjadi
sunnah, wajib, haram, atau makruh, tergantung pada kondisi dan bagaimana mereka
melakukannya.
A. Kesimpulan
1. Jual beli dalam Islam adalah kegiatan yang melibatkan dua pihak atau lebih untuk
melakukan pertukaran barang dengan metode tertentu, baik pertukaran antara
barang dengan barang (barter) ataupun pertukaran antara barang dengan alat tukar
seperti uang yang dilakukan atas dasar sukarela.
2. Syarat-syarat yang wajib dipenuhi mengenai barang yang boleh diperjualbelikan
dalam Islam adalah barang tersebut suci, jelas keberadaannya, dapat
diserahterimakan, dapat dimanfaatkan, barang dan harganya jelas, milik pribadi,
serta dapat dipegang atau dikuasai.
3. Terdapat perbedaan pendapat antara para ulama dalam menentukan haram
tidaknya untuk memperjualbelikan petasan. Secara syaratnya, petasan merupakan
objek yang memenuhi untuk diperjualbelikan, tapi terdapat beberapa mudharat,
sehingga penulis berpendapat secara pribadi bahwa petasan cenderung ke haram
hukumnya untuk diperjualbelikan.
B. Saran
Sebagai penutup essay ini, penulis ingin memberikan beberapa saran kepada
masyarakat dengan harapan kita semua dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan akibat oleh petasan.
1. Jika hendak membeli petasan, sebaiknya kita didampingi oleh orang yang lebih
berpengalaman dan kita harus paham tentang cara memainkannya.
2. Nyalakanlah petasan di tempat yang lapang serta jauh dari pemukiman penduduk
agar tidak mengganggu mereka serta menghindari kemungkinan terburuk yang
dapat terjadi.
3. Berhati-hati dalam menyalakan petasan serta pahami risikonya bagi diri sendiri
dan orang lain.
4. Pikirkan lagi sebelum membeli petasan! Lebih bijaklah dalam menghabiskan
uang. Sebaiknya digunakan untuk membeli barang yang lebih bermanfaat untuk
jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Sahroni, S. 2019. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Petasan untuk Perayaan Hari
Besar Islam di Desa Pijeran Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Fakultas Syariah: Institut Agama Islam Negeri Ponorogo: Ponorogo.
Shobirin. (2015). Jual Beli dalam Pandangan Islam. Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam,
volume 3 (2), 240-244.
Sarwat, A. (2018). Fiqih Jual Beli. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing. Tersedia dari
http://eprints.radenfatah.ac.id/2432/1/fiqh%20jual-beli.pdf
Devi, A. 2019. Analisis Hukum Positif dan Hukum Islam Tentang Jual Beli Petasan yang
Mengandung Bahan Peledak. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Syariah: Universitas Islam
Negeri Raden Intan: Lampung.
Gunawan, H. (2020). Analisis Jual Beli Petasan Perspektif Hukum Pidana Islam dan Hukum
Positif. Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi, volume 6 (2), 274-280.
Nursari, P. R., Rojak, E. A., Hadiyanto, R. (2020). Tinjauan Hukum Islam dan Hukum
Perdata terhadap Jual Beli Petasan pada Bulan Ramadhan. Bandung Conference Series:
Sharia Economic Law, volume 2 (1), 277-278
Tim Detik Jatim. (2023). Petasan Tetangga Bikin Bayi Kaget dan Meninggal, Ini
Rangkuman Beritanya. Diakses pada 5 Mei 2023, dari https://news.detik.com/berita/d-
6695808/petasan-tetangga-bikin-bayi-kaget-dan-meninggal-ini-rangkuman-beritanya/amp
Purnama, Y. (2021). Fatwa Ulama: Membeli Dan Menjual Petasan. Diakses pada 6 Mei
2023, dari https://muslim.or.id/26703-fatwa-ulama-membeli-dan-menjual-petasan.html
(2020). Hukum Jual Beli Kembang Api, Petasan, atau Mercon Dalam Islam. Diakses pada 6
Mei 2023, dari
https://www.abusyuja.com/2020/03/hukum-jual-beli-kembang-api-petasan-mercon-dalam-
islam.html?m=1
Maulida, S. (2023). Sejarah Uang dalam Peradaban Manusia: dari Barter Sampai Digital.
Diakses pada 5 Mei 2023, dari
https://www.tanamduit.com/belajar/inspirasi/sejarah-uang-dalam-peradaban-manusia-dari-
barter-sampai-digital/amp