Anda di halaman 1dari 9

Artikel Bahasa Indonesia

Peran Pendidikan Literasi Digital dalam Bermedia Sosial

Oleh: Halimatussakdiyah (08020422046)

1. Definisi Literasi Digital

Pesatnya perkembangan teknologi tentunya memberikan dampak yang signifikan


terhadap gaya hidup manusia. Pada zaman dahulu, manusia terbiasa hidup dengan
usaha lebih untuk mendapatkan hal mereka inginkan. Namun, pada zaman sekarang,
manusia sudah terbiasa dengan hal yang serba cepat. Contohnya, pada zaman dahulu
manusia harus menggunakan telepon tradisional yang terbuat dari bahan yang
berbentuk seperti gelas lalu disambung dengan sehelai benang agar dapat
menghantarkan suara, namun di masa modern ini manusia dapat menggunakan gawai
pintar yang dapat menghubungkan mereka dengan lebih cepat dan praktis. Di masa
ini, hampir segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat dan mudah hanya dengan
mengandalkan kemajuan teknologi.

Namun sayangnya, kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi masih belum bisa
dinikmati secara merata oleh semua kalangan masyarakat, khususnya di Indonesia.
Sebagian dari mereka belum melek sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi, bahkan
ada beberapa yang menolaknya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai
dari minimnya pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah-
sekolah di Indonesia, hingga kurangnya pengetahuan akan manfaat dan urgensi dari
teknologi. Menurut data survei dari BPS, akses internet terbanyak berada di pulau
jawa, sedangkan pada pulau di bagian timur Indonesia masih rendah. Oleh karena itu,
Indonesia tergolong negara yang tingkat literasi digitalnya rendah.

Fakta menarik menyatakan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia termasuk paling
rendah se-ASEAN. Seorang ahli ekonomi senior INDEF bernama Aviliani menyatakan
bahwa level literasi digital di Indonesia hanya berkisar 62%. Persentase tersebut
termasuk kategori terendah jika kita bandingkan negara-negara lain di ASEAN yang
rata-rata terendahnya saja sudah mampu mencapai 70%. Maka dari itu, menurut
Aviliani, Indonesia membutuhkan pendidikan literasi digital secara merata untuk
seluruh kalangan, mulai dari anak-anak di tingkat sekolah, maupun pada tingkat
dewasa. Hal ini dilakukan semata-mata demi mengejar ketertinggalan Indonesia di
dalam persoalan digital. Pada waktu yang bersamaan Samuel Abrijani, selaku Direktur
Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo juga menyatakan bahwa Indonesia dalam
literasi digital menempati posisi rata-rata angka 3,54 dari indeks 1 sampai 5. Angka
tersebut sudah meliputi kemampuan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika
digital. Samuel juga menambahkan bahwa dari empat unsur dari literasi digital
tersebut, unsur keamanan digital menjadi yang paling rendah. Banyaknya masyarakat
Indonesia yang menjadi korban dalam berbagai kejahatan siber menjadi bukti kuat
akan hal tersebut. Samuel menegaskan, kerja sama dari semua pihak, seperti
pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan guna mengembangkan literasi digital di
Indonesia

Lalu apakah literasi digital itu? Berdasarkan KBBI, literasi digital merupakan
kesanggupan untuk memahami informasi dalam komputer. Sedangkan menurut
pendapat Eshet (2004), Literasi digital bukan hanya kesanggupan untuk menggunakan
media digital dengan baik, tapi juga merupakan bentuk cara berpikir tertentu. Martin
(2008) mendefinisikan literasi digital sebagai kumpulan berbagai macam bentuk
literasi, yaitu: informasi, komputer, visual dan komunikasi. Bawden (2001) juga
menyatakan pendapatnya bahwa literasi digital merupakan kesanggupan untuk memakai
data yang berasal dari berbagai macam sumber digital dari komputer.

Jadi, literasi digital secara umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menerima suatu data atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber media digital
dengan baik. Tidak cukup sampai disitu, Literasi digital juga mencakup kemampuan
untuk menggunakan, menjangkau, dan memahami media digital dengan baik serta
bertanggungjawab.

2. Definisi Media Sosial

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak dapat dipisahkan dengan sosial media.
Sosial media memiliki cakupan fungsi dan manfaat yang sangat luas dan bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Fungsi-fungsi yang didapat pun sangat bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah sebagai sarana untuk bertukar
informasi, menciptakan koneksi, berkomunikasi, edukasi, dokumentasi momen-momen
tertentu, dan lain lain. Dengan adanya sosial media, semua hal menjadi mudah.
Misalnya kita ingin mengirim pesan kepada teman yang jauh, kita tidak perlu lagi
mengirim surat ke kantor pos dan menunggu berhari-hari agar pesan tersebut diterima
teman kita. Namun, Kita hanya perlu mengetahui alamat sosial media teman tersebut,
dan kita dapat mengirim pesan secara digital kepadanya dalam hitungan detik. Pada
zaman dulu, jika kita tidak ingin ketinggalan berita, maka kita harus membeli koran.
Namun, sekarang kita hanya perlu membuka sosial media kita, misalnya instagram,
lalu ikuti akun-akun berisi berita-berita terkini dan kita dapat menikmati berita-berita
tersebut secara gratis tanpa harus repot-repot mengeluarkan uang untuk membeli koran,
bahkan dengan begitu kita juga turut menjaga lingkungan dengan mengurangi jumlah
sampah kertas! Lalu, apa sebenarnya pengertian media sosial itu?

Sosial media atau media sosial memiliki banyak definisi.


Di dalam KBBI, media sosial memiliki definisi sebagai suatu media berupa situs web
atau aplikasi yang memungkinkan penggunanya saling terlibat dalam interaksi di
jaringan sosial. Sedangkan jika ditinjau dari pendapat para ahli, media sosial memiliki
definisi, diantaranya:
1. Menurut pendapat Nasrullah (2015), definisi media sosial adalah sarana di
dunia maya yang dapat membuat pengguna bisa menunjukkan dirinya ataupun
saling berkorelasi, berkolaborasi, bertukar informasi, dan berkomunikasi dengan
pengguna lain dan membangub hubungan sosial secara daring. Pada frasa
media sosial, terdapat beberapa bentuk kata yang mengarah pada makna sosial,
yaitu cognition (pengenalan), communicate (komunikasi), dan co-operation
(kerjasama).

2. Menurut pendapat Van Dijk dalam Nasrullah (2015), media sosial merupakan
wadah digital yang menitikberatkan pada keberadaan para penggunanya dan
memberikan akomodasi kepada mereka untuk melakukan kegiatan ataupun
bekerja sama satu sama lain. Maka dari itu, media sosial dapat dianggap
sebagai penyedia fasilitas online yang mempererat relasi antar pengguna
sekaligus sebuah ikatan sosial.

3. Menurut Meike dan Young dalam Nasrullah (2015), media sosial merupakan
suatu alat yang berfungsi sebagai pertemuan antara komunikasi individu dan
sarana umum untuk berbagi kepada semua orang secara bebas tanpa ada
pengecualian individu.

Dari berbagai sumber opini di atas, dapat disimpulkan bahwa sosial media memiliki
definisi sebagai suatu media atau alat yang bermanfaat untuk berkomunikasi dan
berinteraksi atau berhubungan satu sama lain melalui jaringan sosial.

Media sosial hadir sebagai tempat untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi.
Terdapat banyak media sosial yang eksis saat ini, dan masing-masing memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Berikut beberapa contoh media sosial yang banyak digunakan di
Indonesia saat ini.
● Facebook
Facebook merupakan platform media sosial terbesar di dunia, yang memungkinkan kita
untuk membagikan foto serta apa yang kita pikirkan melalui status. Selain itu,
Facebook juga berfungsi untuk menjalin pertemanan dengan orang lain dan mulai
mengirimkan pesan kepada siapa saja. Platform ini juga dibuat untuk media berbisnis
dan beriklan yang menguntungkan. Facebook termasuk media sosial yang lawas namun
masih bisa menunjukkan eksistensinya hingga kini.
● Instagram
Instagram merupakan media sosial yang sangat populer. Ia menduduki peringkat ke 2
sebagai aplikasi dengan pengguna terbanyak. Di sini memungkinkan kita untuk berbagi
momen-momen seperti video atau foto melalui postingan atau story yang akan hilang
setelah 24 jam tayang. Kita juga dapat mengirim pesan kepada orang lain melalui
fitur direct message.
● Youtube
Ketika kita ingin menonton video, entah video edukasi, video musik, atau video
apapun, sebagian besar dari kita mungkin akan langsung tertuju pada Youtube.
Aplikasi ini merupakan sosial media yang menghimpun video-video yang siap
ditonton. Apapun video yang kita cari, youtube adalah solusinya. Platform ini juga
sering digunakan sebagai tempat beriklan bagi beberapa bisnis.

● Tiktok
Aplikasi tiktok mulai menunjukkan kehebatannya belakangan ini, terutama pada saat
pandemi Covid-19, dimana hampir seluruh dunia hanya menghabiskan waktu di rumah
saja. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk menonton atau berbagi video berdurasi
pendek. Fitur-fitur yang disediakan pun sangat variatif dan menarik, sehingga
mendorong pengguna untuk lebih kreatif dalam membuat konten.

● Whatsapp
Pada tahun 2022, whatsapp menduduki posisi teratas sebagai aplikasi terpopuler
dengan pengguna sebanyak 92,1 persen. Aplikasi ini sangat bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari karena membantu mengirim pesan secara instan kepada orang
lain, tidak peduli seberapa jauh jaraknya. Fitur-fitur yang disediakan pun terbilang
menarik, seperti fitur story yang biasa kita temukan di Instagram.
● Twitter
Sama seperti Facebook, Twitter merupakan aplikasi lawas yang mampu eksis hingga
kini. Sama seperti media sosial lain, aplikasi ini memingkinkan kita membuat tulisan
pendek, berbagi foto dan video, dan mengirim pesan pribadi ke orang lain. Namun,
hal menarik dari Twitter adalah kita dapat mengetahui topik yang sedang hangat
diperbincangkan hari ini. Selain itu, banyak ditemukan thread yang menarik disini,
sehingga membuat penggunanya masih setia bertahan hingga saat ini.
● LinkedIn
LinkedIn merupakan media sosial yang fokus terhadap bisnis. Banyak perusahaan-
perusahaan yang ingin merekrut karyawan dari media sosial ini. Sebaliknya, banyak
juga job seeker yang menggunakan LinkedIn sebagai media untuk mencari lowongan
kerja.

3. Peran Pendidikan Literasi Digital dalam Bermedia Sosial

Pendidikan literasi digital berperan sangat penting di era modern ini, dimana sebagian
besar orang tidak bisa lepas dari media sosial. Media sosial sesungguhnya memiliki
banyak sekali dampak positif pada kehidupan, dengan catatan kita dapat
menggunakannya dengan baik dan cerdas. Untuk dapat memaksimalkan fungsi serta
manfaat pada media sosial, maka diperlukan keahlian untuk menggunakannya. Literasi
digital dapat mempertajam keahlian kita untuk memanfaatkan media sosial sebaik
mungkin. Pendidikan literasi digital juga dapat mengarahkan pengguna untuk lebih
sadar dan memahami cara bermedia sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Selain itu, literasi digital dapat mengasah keterampilan kita di dalam dunia digital
secara luas. Namun, tidak hanya memiliki banyak manfaat, literasi digital memiliki
peran lain dalam bermain media sosial, diantaranya:
● Meningkatkan awareness tentang keamanan di dunia digital
Pendidikan literasi digital dapat meningkatkan kesadaran pengguna media sosial akan
risiko keamanan di dunia digital, seperti penipuan online, pencurian data identitas,
serangan cyber, serta mengajarkan mereka cara untuk melindungi diri dari bahaya
tersebut tersebut. Pengguna dengan wawasan literasi digital yang luas akan lebih
cerdas dalam “bermain-main” di dunia digital, seperti tidak mudah percaya dengan
pesan atau telepon yang dikirim oleh orang lain demi menghindari kerugian. Kasus
yang viral belakangan ini dan dapat dijadikan pelajaran adalah kasus pejahat siber
yang menyamar menjadi kurir dan mengirimkan pesan kepada korban berupa file
aplikasi namun dengan dalih file tersebut adalah foto paket. Setelah korban membuka
dan mendownload file aplikasi tersebut, uang puluhan juta di rekening korban pun
raib. Hal ini semakin menegaskan kita akan pentingnya untuk belajar literasi digital.

● Membantu untuk mengurangi penyebaran berita palsu


Di dalam dunia digital, informasi dapat menyebar dengan mudah dan cepatnya.
Namun sayangnya, banyak informasi palsu yang berbahaya turut menyebar. Informasi
tersebut bersifat membentuk pandangan masyarakat dan akhirnya menggiring opini.
Pada data Kementerian Komunikasi dan Informasi menjelaskan bahwa ada kurang
lebih 800.000 website di Indonesia yang telah terdeteksi menjadi situs penyebar berita
palsu. Belum lagi dengan adanya media sosial yang mempermudah penyebaran hoaks.
Mirisnya, hal tersebut didukung oleh mudahnya masyarakat Indonesia menelan mentah-
mentah berita palsu tersebut. Namun, dengan belajar literasi digital, kita bisa lebih
berhati-hati dan tidak mudah percaya terhadap penyebaran berita palsu tersebut.

● Membantu membangun bisnis online


Jika kita memiliki kemampuan literasi digital yang baik, maka otomatis kita dapat
memanfaatkan media sosial dengan cerdas, termasuk dalam urusan bisnis. Pengetahuan
yang baik akan peluang berbisnis di media sosial dapat menambah penghasilan dengan
cara yang relatif mudah jika dibandingkan dengan bisnis pada umumnya. Dalam
menjalankan bisnis online, kita tidak perlu menyewa toko sehingga bisnis online
menjadi pilihan yang efektif dan efisien di zaman sekarang. Belum lagi perubahan
gaya hidup masyarakat yang lebih banyak malas untuk keluar dan ingin mendapatkan
produk murah. Bahkan, sebagian besar perbelanjaan dilakukan secara online, terbukti
dengan banyaknya e-commerce yang menyebar hingga media sosial yang merangkap
fungsi menjadi market place juga, seperti aplikasi TikTok.

● Mengajarkan attitude di dalam dunia digital


Belajar literasi digital dapat meningkatkan kesadaran kita untuk lebih menghormati
ranah privasi orang lain. Banyak ditemukan kasus pencurian bahkan pembajakan akun
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Di media sosial juga marak ditemukan
orang-orang yang mengumbar dan menggosipkan hal-hal sensitif yang bersifat urusan
pribadi. Sopan santun juga hal esensial dalam bermain media sosial, seperti tidak
melontarkan kata-kata yang kurang baik, melakukan hal yang membuat orang lain
kurang nyaman dan melakukan perundungan di dunia maya. Dengan mempelajari
literasi digital, kota dapat menjadi lebih bijak dan bertanggung jawab dalam
menggunakan media sosial.

● Meningkatkan keahlian dalam berkomunikasi online


Di dunia maya, banyak sekali perbedaan pandangan, budaya, latar belakang, bahkan
perbedaan moral ditemukan karena mengingat dunia maya merupakan tempat yang
dapat diakses oleh siapa saja, hal tersebut sangat masuk akal untuk dapat terjadi.
Tentu saja ada dampak positif dan negatif dari adanya perbedaan tersebut. Hal positif
yang bisa diambil adalah bertambahnya wawasan kita terhadap perbedaan dan hal
tersebut dapat melatih kita untuk bersikap toleransi. Namun, dampak negatif yang
ditimbulkan juga berbahaya, dimana dengan adanya perbedaan tersebut dapat
menimbulkan perpecahan hingga perang di sosial media. Pendidikan literasi digital
dapat mengajarkan kita untuk memahami cara berkomunikasi secara efektif dan
beretika di dalam dunia maya, sehingga dapat membantu untuk meminimalisir
terjadinya misinterpretasi dan konflik dalam berkomunikasi online.

● Meningkatkan keahlian di bidang teknologi


Di dalam dunia yang semakin terhubung dengan digital, keahlian di bidang teknologi
berperan sangat penting untuk membantu kita tetap survive di dunia modern. Dengan
memperdalam literasi digital, kita dapat memperluas pemahaman kita tentang cara
menggunakan aplikasi dan perangkat lunak yang berbeda, serta mempertajam
keterampilan teknologi. Hal ini sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, dimana
kita akan lebih mudah untuk mendapat pekerjaan, lebih cepat dalam mengerjakan
pekerjaan, dan teknologi juga bermanfaat sebagai alat untuk membantu bisnis kita.

4. Dampak Negatif Kurangnya Literasi Digital

Pendidikan literasi digital sangat bermanfaat untuk umat manusia yang hidup di era
modern ini. Sangat banyak hal positif yang akan kita dapat jika kita bisa
meningkatkan literasi digital kita. Seperti kemudahan dalam melakukan perkerjaan dan
mengakses informasi akurat. Namun, begitu pula sebaliknya, jika kita memiliki
kesadaran yang rendah akan pentingnya literasi digital terutama dalam bermedia sosial,
hal tersebut dapat menjadi bumerang yang memunculkan beberapa dampak negatif
bagi kita, yaitu:

● Rawan terkena penipuan dan serangan siber


Kurangnya literasi digital dapat dijadikan peluang empuk bagi penjahat online untuk
menyerang kita. Segala bentuk kejahatan seperti penipuan dan serangan di dunia maya
akan selalu menghantui , membahayakan, serta merugikan kita.
● Tanpa sadar turut menyebarkan informasi palsu
Seseorang yang kurang kemampuan literasi digitalnya kemungkinan tidak memeriksa
terlebih dulu kebenaran informasi yang mereka dapat, sehingga mereka bisa turut
menjadi penyebar informasi palsu atau hoaks yang merugikan banyak pihak.

● Tersesat pada perilaku cyberbullying


Minimnya pengetahuan tentang cara beretika dalam dunia digital dan cara
berkomunikasi yang baik dalam dunia online dapat membuat seseorang tersesat dalam
perilaku cyberbullying atau pelecehan online.

● Kecanduan bermain media sosial


Ketergantungan dalam bermain media sosial sangat berbahaya karena dapat membuat
seseorang kurang beraktivitas fisik, lupa melakukan kewajibannya, bahkan lupa akan
pentingnya kehidupan sosialnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya literasi
digital sehingga seseorang terlalu berlebihan menyelami dunia maya.

● Minimnya privasi di dunia digital


Seseorang yang kurang paham akan pentingnya pendidikan literasi digital biasanya
kurang mampu untuk menjaga data pribadinya dari orang lain terutama penjahat siber.
Hal ini tentunya sangat berbahaya karena meningkatkan risiko pencurian dan penjualan
data pribadi secara ilegal.

Dari keseluruhan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa literasi digital
memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Kecanggihan
teknologi digital yang semakin mendominasi dunia dalam kurun beberapa tahun
belakangan ini membuat perubahan besar bagi dunia. Hal ini tentu merupakan
peringatan untuk kita untuk agar lebih paham bagaimana cara memanfaatkan dunia
digital dengan baik agar dapat memberikan dampak positif. Jika kita mengabaikan
pentingnya literasi digital pada saat ini, maka kemungkinan besar kita akan sulit untuk
survive dan bersaing dalam banyak hal. Maka dari itu, pendidikan literasi digital
penting untuk dipahami dan dikuasai agar kita dapat memanfaatkan dunia digital
sebaik-baiknya dan dengan penuh tanggung jawab.
Referensi

Naufal, Haickal Attallah (2021). Literasi Digital. Jurnal Perspektif –Yayasan Jaringan
Kerja Pendidikan Bali, 197-199.

Rahmadany, Anissa, Anggi Aldila Safitri, dan Irwansyah (2021). Fenomena


Penyebaran Hoax dan Hate Speech pada Media Sosial. Jurnal Teknologi dan
Informasi Bisnis, 3(1), 30-31.

Setiadi, Ahmad (2016). Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektifitas Komunikasi.


Cakrawala: Jurnal Humaniora Bina Sarana Informatika 16(2),1-2.

Muhtar (2023). Ini 7 Media Sosial Paling Banyak Digunakan di Indonesia. Diakses
pada 22 Mei 2023, dari
https://uici.ac.id/ini-7-media-sosial-paling-banyak-digunakan-di-indonesia/
#:~:text=Sepanjang%202022%2C%20WhatsApp%20digunakan%20oleh,yang%20berusia
%2016%2D64%20tahun.&text=Peringkat%20kedua%20ditempati%20oleh
%20Instagram,warganet%20berusia%2016%2D64%20tahun.

Pragusma, Zakaria Berlam (2023). Rendahnya Literasi Digital Indonesia. Diakses pada
22 Mei 2023, dari
https://binus.ac.id/character-building/2023/02/rendahnya-literasi-digital-indonesia/

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kamus versi online/daring (Dalam Jaringan).
diakses pada 22 Mei 2023, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media%20sosial

Hadyan, Rezha (2021). CIPS : Literasi Digital Rendah, Ini Penyebabnya. Diakses
pada 22 Mei 2023, dari https://m.bisnis.com/amp/read/20210331/220/1375228/cips-
literasi-digital-rendah-ini-penyebabnya

Sitoresmi, Ayu Rifka (2021). 14 Macam Media Sosial yang Sering Digunakan,
Beserta Penjelasannya. Diakses pada 23 Mei 2023, dari
https://www.liputan6.com/hot/read/4645781/14-macam-media-sosial-yang-sering-digunakan-
beserta-penjelasannya
Anam, Khoirul (2023). Paling Rendah di ASEAN, Tingkat Literasi Digital RI Cuma
62%. Diakses pada 23 Mei 2023, dari
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230214171553-37-413790/paling-rendah-di-asean-
tingkat-literasi-digital-ri-cuma-62/amp

Yuliani, Ayu (2017). Ada 800.000 Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Diakses pada
23 Mei 2023, dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-
penyebar-hoax-di-indonesia/0/sorotan_media

Anda mungkin juga menyukai