Namun sayangnya, kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi masih belum bisa
dinikmati secara merata oleh semua kalangan masyarakat, khususnya di Indonesia.
Sebagian dari mereka belum melek sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi, bahkan
ada beberapa yang menolaknya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai
dari minimnya pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah-
sekolah di Indonesia, hingga kurangnya pengetahuan akan manfaat dan urgensi dari
teknologi. Menurut data survei dari BPS, akses internet terbanyak berada di pulau
jawa, sedangkan pada pulau di bagian timur Indonesia masih rendah. Oleh karena itu,
Indonesia tergolong negara yang tingkat literasi digitalnya rendah.
Fakta menarik menyatakan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia termasuk paling
rendah se-ASEAN. Seorang ahli ekonomi senior INDEF bernama Aviliani menyatakan
bahwa level literasi digital di Indonesia hanya berkisar 62%. Persentase tersebut
termasuk kategori terendah jika kita bandingkan negara-negara lain di ASEAN yang
rata-rata terendahnya saja sudah mampu mencapai 70%. Maka dari itu, menurut
Aviliani, Indonesia membutuhkan pendidikan literasi digital secara merata untuk
seluruh kalangan, mulai dari anak-anak di tingkat sekolah, maupun pada tingkat
dewasa. Hal ini dilakukan semata-mata demi mengejar ketertinggalan Indonesia di
dalam persoalan digital. Pada waktu yang bersamaan Samuel Abrijani, selaku Direktur
Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo juga menyatakan bahwa Indonesia dalam
literasi digital menempati posisi rata-rata angka 3,54 dari indeks 1 sampai 5. Angka
tersebut sudah meliputi kemampuan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika
digital. Samuel juga menambahkan bahwa dari empat unsur dari literasi digital
tersebut, unsur keamanan digital menjadi yang paling rendah. Banyaknya masyarakat
Indonesia yang menjadi korban dalam berbagai kejahatan siber menjadi bukti kuat
akan hal tersebut. Samuel menegaskan, kerja sama dari semua pihak, seperti
pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan guna mengembangkan literasi digital di
Indonesia
Lalu apakah literasi digital itu? Berdasarkan KBBI, literasi digital merupakan
kesanggupan untuk memahami informasi dalam komputer. Sedangkan menurut
pendapat Eshet (2004), Literasi digital bukan hanya kesanggupan untuk menggunakan
media digital dengan baik, tapi juga merupakan bentuk cara berpikir tertentu. Martin
(2008) mendefinisikan literasi digital sebagai kumpulan berbagai macam bentuk
literasi, yaitu: informasi, komputer, visual dan komunikasi. Bawden (2001) juga
menyatakan pendapatnya bahwa literasi digital merupakan kesanggupan untuk memakai
data yang berasal dari berbagai macam sumber digital dari komputer.
Jadi, literasi digital secara umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menerima suatu data atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber media digital
dengan baik. Tidak cukup sampai disitu, Literasi digital juga mencakup kemampuan
untuk menggunakan, menjangkau, dan memahami media digital dengan baik serta
bertanggungjawab.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak dapat dipisahkan dengan sosial media.
Sosial media memiliki cakupan fungsi dan manfaat yang sangat luas dan bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Fungsi-fungsi yang didapat pun sangat bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah sebagai sarana untuk bertukar
informasi, menciptakan koneksi, berkomunikasi, edukasi, dokumentasi momen-momen
tertentu, dan lain lain. Dengan adanya sosial media, semua hal menjadi mudah.
Misalnya kita ingin mengirim pesan kepada teman yang jauh, kita tidak perlu lagi
mengirim surat ke kantor pos dan menunggu berhari-hari agar pesan tersebut diterima
teman kita. Namun, Kita hanya perlu mengetahui alamat sosial media teman tersebut,
dan kita dapat mengirim pesan secara digital kepadanya dalam hitungan detik. Pada
zaman dulu, jika kita tidak ingin ketinggalan berita, maka kita harus membeli koran.
Namun, sekarang kita hanya perlu membuka sosial media kita, misalnya instagram,
lalu ikuti akun-akun berisi berita-berita terkini dan kita dapat menikmati berita-berita
tersebut secara gratis tanpa harus repot-repot mengeluarkan uang untuk membeli koran,
bahkan dengan begitu kita juga turut menjaga lingkungan dengan mengurangi jumlah
sampah kertas! Lalu, apa sebenarnya pengertian media sosial itu?
2. Menurut pendapat Van Dijk dalam Nasrullah (2015), media sosial merupakan
wadah digital yang menitikberatkan pada keberadaan para penggunanya dan
memberikan akomodasi kepada mereka untuk melakukan kegiatan ataupun
bekerja sama satu sama lain. Maka dari itu, media sosial dapat dianggap
sebagai penyedia fasilitas online yang mempererat relasi antar pengguna
sekaligus sebuah ikatan sosial.
3. Menurut Meike dan Young dalam Nasrullah (2015), media sosial merupakan
suatu alat yang berfungsi sebagai pertemuan antara komunikasi individu dan
sarana umum untuk berbagi kepada semua orang secara bebas tanpa ada
pengecualian individu.
Dari berbagai sumber opini di atas, dapat disimpulkan bahwa sosial media memiliki
definisi sebagai suatu media atau alat yang bermanfaat untuk berkomunikasi dan
berinteraksi atau berhubungan satu sama lain melalui jaringan sosial.
Media sosial hadir sebagai tempat untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi.
Terdapat banyak media sosial yang eksis saat ini, dan masing-masing memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Berikut beberapa contoh media sosial yang banyak digunakan di
Indonesia saat ini.
● Facebook
Facebook merupakan platform media sosial terbesar di dunia, yang memungkinkan kita
untuk membagikan foto serta apa yang kita pikirkan melalui status. Selain itu,
Facebook juga berfungsi untuk menjalin pertemanan dengan orang lain dan mulai
mengirimkan pesan kepada siapa saja. Platform ini juga dibuat untuk media berbisnis
dan beriklan yang menguntungkan. Facebook termasuk media sosial yang lawas namun
masih bisa menunjukkan eksistensinya hingga kini.
● Instagram
Instagram merupakan media sosial yang sangat populer. Ia menduduki peringkat ke 2
sebagai aplikasi dengan pengguna terbanyak. Di sini memungkinkan kita untuk berbagi
momen-momen seperti video atau foto melalui postingan atau story yang akan hilang
setelah 24 jam tayang. Kita juga dapat mengirim pesan kepada orang lain melalui
fitur direct message.
● Youtube
Ketika kita ingin menonton video, entah video edukasi, video musik, atau video
apapun, sebagian besar dari kita mungkin akan langsung tertuju pada Youtube.
Aplikasi ini merupakan sosial media yang menghimpun video-video yang siap
ditonton. Apapun video yang kita cari, youtube adalah solusinya. Platform ini juga
sering digunakan sebagai tempat beriklan bagi beberapa bisnis.
● Tiktok
Aplikasi tiktok mulai menunjukkan kehebatannya belakangan ini, terutama pada saat
pandemi Covid-19, dimana hampir seluruh dunia hanya menghabiskan waktu di rumah
saja. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk menonton atau berbagi video berdurasi
pendek. Fitur-fitur yang disediakan pun sangat variatif dan menarik, sehingga
mendorong pengguna untuk lebih kreatif dalam membuat konten.
● Whatsapp
Pada tahun 2022, whatsapp menduduki posisi teratas sebagai aplikasi terpopuler
dengan pengguna sebanyak 92,1 persen. Aplikasi ini sangat bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari karena membantu mengirim pesan secara instan kepada orang
lain, tidak peduli seberapa jauh jaraknya. Fitur-fitur yang disediakan pun terbilang
menarik, seperti fitur story yang biasa kita temukan di Instagram.
● Twitter
Sama seperti Facebook, Twitter merupakan aplikasi lawas yang mampu eksis hingga
kini. Sama seperti media sosial lain, aplikasi ini memingkinkan kita membuat tulisan
pendek, berbagi foto dan video, dan mengirim pesan pribadi ke orang lain. Namun,
hal menarik dari Twitter adalah kita dapat mengetahui topik yang sedang hangat
diperbincangkan hari ini. Selain itu, banyak ditemukan thread yang menarik disini,
sehingga membuat penggunanya masih setia bertahan hingga saat ini.
● LinkedIn
LinkedIn merupakan media sosial yang fokus terhadap bisnis. Banyak perusahaan-
perusahaan yang ingin merekrut karyawan dari media sosial ini. Sebaliknya, banyak
juga job seeker yang menggunakan LinkedIn sebagai media untuk mencari lowongan
kerja.
Pendidikan literasi digital berperan sangat penting di era modern ini, dimana sebagian
besar orang tidak bisa lepas dari media sosial. Media sosial sesungguhnya memiliki
banyak sekali dampak positif pada kehidupan, dengan catatan kita dapat
menggunakannya dengan baik dan cerdas. Untuk dapat memaksimalkan fungsi serta
manfaat pada media sosial, maka diperlukan keahlian untuk menggunakannya. Literasi
digital dapat mempertajam keahlian kita untuk memanfaatkan media sosial sebaik
mungkin. Pendidikan literasi digital juga dapat mengarahkan pengguna untuk lebih
sadar dan memahami cara bermedia sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Selain itu, literasi digital dapat mengasah keterampilan kita di dalam dunia digital
secara luas. Namun, tidak hanya memiliki banyak manfaat, literasi digital memiliki
peran lain dalam bermain media sosial, diantaranya:
● Meningkatkan awareness tentang keamanan di dunia digital
Pendidikan literasi digital dapat meningkatkan kesadaran pengguna media sosial akan
risiko keamanan di dunia digital, seperti penipuan online, pencurian data identitas,
serangan cyber, serta mengajarkan mereka cara untuk melindungi diri dari bahaya
tersebut tersebut. Pengguna dengan wawasan literasi digital yang luas akan lebih
cerdas dalam “bermain-main” di dunia digital, seperti tidak mudah percaya dengan
pesan atau telepon yang dikirim oleh orang lain demi menghindari kerugian. Kasus
yang viral belakangan ini dan dapat dijadikan pelajaran adalah kasus pejahat siber
yang menyamar menjadi kurir dan mengirimkan pesan kepada korban berupa file
aplikasi namun dengan dalih file tersebut adalah foto paket. Setelah korban membuka
dan mendownload file aplikasi tersebut, uang puluhan juta di rekening korban pun
raib. Hal ini semakin menegaskan kita akan pentingnya untuk belajar literasi digital.
Pendidikan literasi digital sangat bermanfaat untuk umat manusia yang hidup di era
modern ini. Sangat banyak hal positif yang akan kita dapat jika kita bisa
meningkatkan literasi digital kita. Seperti kemudahan dalam melakukan perkerjaan dan
mengakses informasi akurat. Namun, begitu pula sebaliknya, jika kita memiliki
kesadaran yang rendah akan pentingnya literasi digital terutama dalam bermedia sosial,
hal tersebut dapat menjadi bumerang yang memunculkan beberapa dampak negatif
bagi kita, yaitu:
Dari keseluruhan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa literasi digital
memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Kecanggihan
teknologi digital yang semakin mendominasi dunia dalam kurun beberapa tahun
belakangan ini membuat perubahan besar bagi dunia. Hal ini tentu merupakan
peringatan untuk kita untuk agar lebih paham bagaimana cara memanfaatkan dunia
digital dengan baik agar dapat memberikan dampak positif. Jika kita mengabaikan
pentingnya literasi digital pada saat ini, maka kemungkinan besar kita akan sulit untuk
survive dan bersaing dalam banyak hal. Maka dari itu, pendidikan literasi digital
penting untuk dipahami dan dikuasai agar kita dapat memanfaatkan dunia digital
sebaik-baiknya dan dengan penuh tanggung jawab.
Referensi
Naufal, Haickal Attallah (2021). Literasi Digital. Jurnal Perspektif –Yayasan Jaringan
Kerja Pendidikan Bali, 197-199.
Muhtar (2023). Ini 7 Media Sosial Paling Banyak Digunakan di Indonesia. Diakses
pada 22 Mei 2023, dari
https://uici.ac.id/ini-7-media-sosial-paling-banyak-digunakan-di-indonesia/
#:~:text=Sepanjang%202022%2C%20WhatsApp%20digunakan%20oleh,yang%20berusia
%2016%2D64%20tahun.&text=Peringkat%20kedua%20ditempati%20oleh
%20Instagram,warganet%20berusia%2016%2D64%20tahun.
Pragusma, Zakaria Berlam (2023). Rendahnya Literasi Digital Indonesia. Diakses pada
22 Mei 2023, dari
https://binus.ac.id/character-building/2023/02/rendahnya-literasi-digital-indonesia/
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kamus versi online/daring (Dalam Jaringan).
diakses pada 22 Mei 2023, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media%20sosial
Hadyan, Rezha (2021). CIPS : Literasi Digital Rendah, Ini Penyebabnya. Diakses
pada 22 Mei 2023, dari https://m.bisnis.com/amp/read/20210331/220/1375228/cips-
literasi-digital-rendah-ini-penyebabnya
Sitoresmi, Ayu Rifka (2021). 14 Macam Media Sosial yang Sering Digunakan,
Beserta Penjelasannya. Diakses pada 23 Mei 2023, dari
https://www.liputan6.com/hot/read/4645781/14-macam-media-sosial-yang-sering-digunakan-
beserta-penjelasannya
Anam, Khoirul (2023). Paling Rendah di ASEAN, Tingkat Literasi Digital RI Cuma
62%. Diakses pada 23 Mei 2023, dari
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230214171553-37-413790/paling-rendah-di-asean-
tingkat-literasi-digital-ri-cuma-62/amp
Yuliani, Ayu (2017). Ada 800.000 Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Diakses pada
23 Mei 2023, dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-
penyebar-hoax-di-indonesia/0/sorotan_media