Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan manusia
baik itu yang menyangkut tentang akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Muamalah ini
yang merupakan salah satu ajaran agama yang sangat penting.
Fitrah manusia sebagai subjek hukum tidak bisa lepas dari berhubungan dengan
orang lain. Di dalam kaitan ini, islam datang untuk memberikan dasar dan prinsip yang
mengatur secara baik dalam hidup manusia yang mesti di lalui dalam kehidupan sosial.
Di dalam memenuhi kebutuhan yang sangat beragam tidak mungkin di hasilkan
dengan sendirinya, dengan kata lain harus bekerja sama dengan orang lain. Allah Swt
menjadikan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak jauh dari kehidupan untuk
bermasyarakat, membutuhkan antara satu dengan yang lainnya sehingga terjadi interaksi
sesama manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Di dalam makalah ini akan membahas secara komprehensif tentang pengertian jual
beli serta beragam contoh dan pembahasan yang menjadi titik utama para ulama. Serta akan
membahas mengenai permasalahan yang ada di kebutuhan sekarang ini contohnya mengenai
E-comers yang sudah berjalan banyak pembayaran yang tidak lagi menggunakan mata uang
cash melainkan dengan Qris, dan mengenai akun tiktokshop yang di tutup.
Supaya kita bisa mengatur dan mewujudkan kemaslahatan bagi mereka yang sesuai
dengan prinsip syariah dan dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang
menghargai hak orang lain dan bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga
pembahasan ini sangat bermanfaat bagi orang yang ingin belajar dan ingin mengetahui serta
mengamalkannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jual Beli

Menurut kitab Fathul Qorib lafal “al-buyu” adalah jamak dari “bai” atau jual beli. Bai
secara etimologi adalah menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Definisi ini
mencakup penukaran segala sesuatu yang bukan harta seperti khamar.
Sedangkan dalam Fiqih definisi paling baik dari jual beli adalah memberikan hak
milik benda yang sifatnya bisa di hartakan dengan cara tukar-menukar yang sesuai dengan
aturan syariat atau memberikan hak milik berupa kemanfaatan untuk selamanya dari sesuatu
yang di perbolehkan syariat dengan harta yang sifatnya bisa di hartakan.
Kata “tukar-menukar” mengecualikan utang. Sedangkan frasa “sesuai dengan aturan
syariat” mengecualikan riba. Kata “manfaat” mencakup mengambil hak milik pembangunan.
Kata “harga” mengecualikan ongkos dalam akad sewa sebab ongkos itu tidak dapat di sebut
dengan harga.
Untuk lebih jelasnya mengenai tentang pengertian jual beli dapat di lihat dari
pendapat para ulama yaitu:
a) Menurut Hanafiah mengatakan bahwa jual beli memiliki arti dua yaitu arti
khusus dan umum. Arti khusus adalah jual beli menukar benda dengan dua
mata uang (emas/perak) atau tukar menukar barang dengan uang atau
semacamnya menurut cara khusus. Kalau arti umum adalah tukar menukar
barang dengan cara yang khusus harta mencakup zat (barang) atau uang.1
b) Menurut syafi’iyah adalah memberikan definisi jual beli dengan akad yang
mengandung tukar menukar harta dengan harta dengan syarat yang akan di
uraikan nanti untuk untuk memperoleh kepemilikan atas benda atau manfaat
untuk waktu selamanya.2

1
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalah. Amzah, Jakarta, 2010, Cet ke 1, hlm, 173
2
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalah, hlm, 173
c) Menurut Hasbie ash-Shiddiqie adalah akad yang tegak atas dasar pertukaran
harta dengan harta maka jadilah harta penukaran secara tetap.3
d) Menurut hanabilah memberikan definisi jual beli adalah tukar menukar harta
dengan harta tukar menukar manfaat yang mubah dengan manfaat yang
mubah.

Dari paparan definisi di atas dapat menarik kesimpulan bahwa yang di maksud
dengan jual beli adalah proses tukar menukar sesuatu yang memiliki manfaat dan
nilai yang baik yang dengan tukar menukar uang tersebut menjadikan kepemilikan
penuh dan selamanya terhadap sesuatu yang di tukarkan tersebut asal tidak
termasuk dalam hitungan riba dan hutang.

B. Dasar Hukum Jual Beli

Abu Sa’id bin Abu Amr memberitahukan kepada kami Abu Abbas Al Asham
mengabarkan kepada kami Ar-Rabi’ mengabarkan kepada kami Syafi’i mengabarkan kepada
kami dia berkata Allah berfirman :

ِّ ‫َوأَ َح َّل هللا ال َب ْي َع َو َح َّر َم‬


‫الر َبا‬
“padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q.S.Al-Baqarah:275)

Penghalalan jual beli oleh Allah mengandung dua kemungkinan makna yaitu:
1) Allah menghalalkan setiap jual beli yang biasa di transaksikan manusia
dengan sikap saling rela dengan keduanya4
2) Allah menghalalkan jual beli apabila tidak di larang oleh Rasulullah Saw
sebagai penerang dari Allah tentang makna yang dia kehendaki
Dengan demikian jual beli itu termasuk hukum mujmal yang telah di terapkan
hukumnya oleh Allah dalam kitabnya dan telah di jelaskan tata caranya melalui lisan Nahinya
atau termasuk hukum umum yang di maksudkan berlaku khusus, lalu Rasulullah Saw
3
Hasbi Ash Shiddieqy, pengantar Fiqih Muamalah, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, hlm. 97
4
Imam Syafi’i. Tafsir Ayat-Ayat Hukum Imam Syafi’i, penerjemah Beni Hamzah dan Solihin (Jakarta:
Pustaka Azam, 2012), hlm. 216
menjelaskan apa yang di maksud dengan kehalalan serta apa yang di haramkan darinya atau
dia masuk ke kategori keduanya atau termasuk hukum umum yang di bolehkan Allah kecuali
yang di haramkannya melalui lisan Nabinya dan sumber hukum yang semakna.
Agama islam melindungi hak manusia dalam pemilikan harta yang di milikinya dan
memberi jalan keluar untuk masing-masing manusia untuk memiliki harta orang lain dengan
jalan yang telah di tentukan, sehingga dalam islam prinsip perdagangan yang diatur adalah
kesepakatan kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli.

Sebagaimana yang telah di gariskan oleh prinsip muamalah adalah sebagai berikut:5
1) Prinsip kerelaan
2) Prinsip bermanfaat
3) Prinsip tolong menolong
4) Prinsip tidak terlarang

C. Anjuran Dalam Jual Beli

a. Bermurah hati dalam berjual beli di riwayatkan dari Jabir bin Abdullah
bahwasanya Nabi bersabda yang artinya: “semoga Allah merahmati orang
yang tenggang rasa ketika menjual ketika membeli dan tenggang rasa ketika
menuntut.” (HR. Bukhari)
b. Bersikap jujur, Nabi bersabda yang artinya: “dua orang yang melakukan jual
beli berhak untuk khiyar selama belum berpisah, jika kedua orang yang berjual
beli itu berlaku jujur dan terbuka maka jual beli keduanya akan di berkahi,
sedangkan jika keduanya saling tertutup dan berdusta, maka boleh jadi mereka
mendapatkan keuntungan namun dihapuskan keberkahan jual beli mereka.
Sumpah palsu itu bisa membuat laku barang dagangan tapi menghilangkan
keberkahan usaha.”
c. Bersedekah untuk menebus dosa yang pernah dilakukan dalam jual beli seperti
menipu, menyembunyikan cacat barang atau akhlak yang buruk. Nabi
bersabda: “wahai sekalian pedagang, sesungguhnya jual beli ini di liputi oleh
kelalaian dan sumpah maka campurilah dengan sedekah sebagai penawarnya.”
6

5
H. M. Daud Ali, Asas-Asas Hukum Islam, Rajawali Press, Jakarta, 1991, hlm.144.
D. Rukun Jual Beli

Rukun jual beli ada tiga: kedua belah pihak yang berakad, yang di akadkan dan lafal (shigat)
1) Shigat adalah ijab dan qabul. Ijab diambil dari kata “aujaba” yang artinya meletakkan
dari pihak penjual yaitu pemberian hak milik. Qabul adalah orang yang menerima hak
milik.7
Mengenai hal ini ada tiga pendapat ahli fiqh:
a. Transaksi jual beli tidak sah kecuali dengan ucapan serah dan terima dan ini
adalah hukum asal akad baik dalam jual beli, sewa menyewa hibah dan nikah.
b. Akad hukum sah hanya dengan perbuatan untuk hal-hal yang akadnya banyak di
lakukan dengan perbuatan seperti orang yang menyerahkan pakaiannya kepada
tukang jahit atau orang yang membangun masjid dan mengizinkan khalyak untuk
sholat di dalamnya.
c. Akad dianggap sah dengan segala hal yang menunjukkan pada tujuannya baik
dengan perkataan ataupun perbuatan. Jadi, setiap hal yang dianggap oleh manusia
sebagai jual beli dan persewaan, maka itu adalah jual beli dan persewaan,
walaupun manusia berbeda-beda dalam pengungkapan dan perbuatan.8

1. Pihak yang berakad


Jika dikatakan pihak yang berakad maka perhatian tertuju kepada penjual dan pembeli
karena kedunya mempunyai andil dalam terjadinya pemilikan dengan harga dan
syarat yang dikatakan oleh penulis ada empat: bebas berbuat, tidak ada pemaksaan
tanpa kebenaran, keislaman orang yang membeli mushaf atau kitab hadits, atau kitab
ilmu yang di dalamnya ada ucapan kaum salaf, terjamin pembeli jika yang dijual
adalah peralatan perang.9
2. Barang yang diakadkan
Yaitu harta yang akan dipindahkan dari tangan salah seorang yang akan berakad
kepada pihak lain, baik harga atau barang berharga.10
Jumhur ulama membagi rukun jual beli menjadi empat:
- Orang yang berakad

6
Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim. Shahih Fiqh Sunah, hlm. 374-375
7
Abdul Aziz Muhammad Azam. Fiqh Muamalat, hlm. 28.
8
Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim. Shahih Fiqh Sunah, hlm. 380-381.
9
Abdul Aziz Muhammad Azam. Fiqh Muamalat, hlm. 39-46.
10
Abdul Aziz Muhammad Azam. Fiqh Muamalat, hlm. 47.
- Sighat
- Ada barang yang di beli
- Ada nilai tukar

E. Bentuk-bentuk Jual Beli


Terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Jual beli yang sah tetapi terlarang yaitu:
- Menyakiti perasaan yang membeli
- Menaikkan harga dengan sangat tinggi sehingga meresahkan masyarakat
- Membeli atau menjual barang yang sedang di tawar orang lain yang masih
dalam masa khiyar
2. Jual beli terlarang dan tidak sah (kurangnya syarat dan rukun)
- Menjual air mani binatang jantan karena tidak di ketahui kadarnya dan tidak
ada serah terimanya
- Menjual dengan sistem ijon atau barang yang belum jelas
- Jual beli benda najis, minuman keras, babi, dan bangkai
3. Jual beli gharar yang di larang menurut ulama fikih11
- Tidak ada kemampuan menjual untuk menyerahkan objek akad pada waktu
terjadi akad, baik objek akad itu sudah ada maupun belum ada
- Menjual sesuatu yang belum berada di bawah penguasaan penjual. Apabila
barang yang sudah dibeli dari orang lain belum diserahkan ke pada pembeli,
maka pembeli belum boleh menjual barang itu kepada pembeli lain
- Tidak ada kepastian tentang jenis pebayaran atau jenis benda yang dijual.
Wabah Zulaili berpendapat, bahwa ketidakpastian tersebut adalah bentuk
gharar yang terbesar laranganya
- Tidak ada kepastian tentang sifat tertentu dari barang yang dijual
- Tidak ada kepastian tentang jumlah harga yang harus dibayar
- Tidak ada ketegasan bentuk transaksi, yaitu ada dua macam atau lebih yang
berbeda dalam satu objek akad tanpa menegaskan bentuk transaksi mana yang
dipilih waktu terjadi akad
- Jual beli yang belum jelas takaran yang di perjual belikan, contoh membeli
buah mangga yang masih muda dan diambil saat sudah masak

11
M. Ali Hasan, Berbagai macam transaksi dalam Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003),
hlm. 95.
BAB III

ANALISIS

Permasalahan yang terjadi terkait jual beli yaitu penggunaan media elektronik atau
masalah e-commerce. Berbagai kendala yang di hadapi dalam pengembangan e-commerce
seperti transaksi yang menggunakan Qris yang sedang banyak di gunakan masyarakat.
Dalam pandangan Islam mengenai hal ini e-commerce pada dasarnya juga model
transaksi jual beli cuman di kategorikan sebagai jual beli modern karena menggunakan
teknologi. Sudah banyak sekarang masyarakat yang menggunakan pembayaran lewat Qris.
Hampir 50% menggunakan cash, 50% lagi menggunakan Qris.
Padahal tidak semua masyarakat yang bisa menggunakan Qris, seperti di daerah yang
pedesaan hampir 80% masih menggunakan pembayaran melalui cash uang utuh. Dalam Islam
hukum jual beli yang seperti yang di ketahui bahwa rukun jual beli itu adanya barang yang di
beli, orang yang berakad, sighat, dan ada nilai tukar. Di kaitkan dengan zaman masa
Rasulullah atau para sahabat itu menggunakan mata uang karena belum mengetahui adanya
Qris. Zaman sekarang semakin canggih, terbitkanlah Qris di zaman sekarang sejak awal
covid. Bagi masyarakat pedesaan sistem penggunaan Qris sangat tidak mudah karena bagi
mereka yang kurang faham dengan transaksi elektronik yang menurut mereka lebih mudah
dengan pembayaran menggunakan uang cash, di bandingkan dengan masyarakat perkotaan
yang sudah lebih banyak memakai Qris sebagai alat pembayaran.
Adapun manfaat memakai Qris antara lain:
1) Bagi pengguna aplikasi:
a. Cepat dan mengikuti trend
b. Efektif karena tidak repot membawa uang tunai
c. Tidak khawatir memikirkan kode QR yang terpasang, karena dengan
menggunakan aplikasi Qris ini pengguna bisa scan semua kode QR
d. Dilindungi keamanannya oleh PJSP sebagai penyelenggara Qris sudah pasti
mendapatkan izin dan diawasi langsung oleh Bank Indonesia
2) Bagi merchant:
a. Meningkatkan branding merchant
b. Berpotensi meningkatkan penjualan karena Qris bisa discan dengan aplikasi
pembayaran apapun
c. Praktis dan kekinian
d. Menghindari pembayaran uang palsu dan tidak perlu menyediakan uang tunai
untuk kembalian
e. Transaksi tercatat secara otomatis dan bisa diperiksa setiap saat.
Dari manfaat menggunakan Qris terdapat juga kelebihan dan kekurangannya dengan
bertransaksi menggunakan Qris yaitu:
1. Efiesin, dengan bertransaksi melalui Qris ini masyarakat tidak perlu membawa uang
tunai
2. Meningkatnya persaingan bisnis maksudnya banyaknya penggunaan E-money
membawa kemudahan bagi masyarakat yang di hadapkan bisnis di indonesia semakin
berkembang, bahkan para pedagang kaki lima sekarang sudah menerapkan
penggunaan Qris
3. Antisipasi perbuatan kriminal, penggunaan uang elektronik ini dapat mengurangi
kejadian kejahatan yaitu pencurian dan perampokan akibat membawa uang tunai yang
berlebihan. Akan tetapi penggunaan uang elektronik juga dapat menghindari scaming
oleh para hacker
4. Semua kalangan bisa menggunakan Qris
Qris dapat di gunakan oleh pria dan wanita dari segala usia, kelas menengah dan
semua kelompok kelas menengah. Hal ini juga karena ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat mudah di gunakan sehingga masyarakat akan mengikuti
perkembangan teknologi yang ada.

Tentunya Qris juga memiliki kelemahannya yaitu perkembangan pembangunan di


Indonesia belum merata di dukung dengan jangkauan Iptek yang belum maksimal dan semua
tidak mengerti menggunakan gadget selain itu jaringan seringkali tidak stabil menjadi
penghambat penggunaan Qris saat sedang bertransaksi.12
Kegiatan ekonomi seperti jual beli ini merupakan kegiatan yang tidak bisa lepas dari
kehidupan kita, hampir setiap hari kita melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan

12
Paramitha dan Kusumaningtyas, QRIS, 36-37.
Qris ini. Bagi mahasiswa di zaman milenial seperti ini memilih ke kelebihan menggunakan
Qris, karena sudah banyak mahasiswa bahkan bukan hanya mahasiswa saja masyarakat yang
lain pun 80% lebih memilih memakai Qris daripada uang tunai (cash). Qris memberikan
kemudahan bagi generasi milenial untuk melakukan pembayaran digital tanpa perlu
membawa uang tunai atau kartu kredit/debit. Mereka cukup menggunakan ponsel mereka
untuk memindai kode QR dan menyelesaikan transaksi pembayaran. Transaksi QRIS
diproses secara real Time artinya pembayaran dapat diselesaikan hampir secara instan. Hal
ini sangat penting bagi milenial yang menghargai kecepatan dan efisiensi dalam kehidupan
sehari-hari. Transaksi Qris sangat aman, karena menggunakan teknologi enkripsi untuk
melindungi informasi pribadi dan keuangan pengguna. Hal ini penting bagi generasi milenial
yang concern terhadap keamanan data pribadinya.

Sudah banyak platform pembayaran digital yang mendukung Qris menawarkan


promosi dan diskon kepada pengguna yang melakukan pembayaran menggunakan platform
mereka. Ini sangat menarik bagi kaum milenial yang selalu mencari cara untuk menghemat
uang. Apalagi mahasiswa yang sedang menjalankan bisnis online yang sangat banyak
pembayarannya melalui digital atau pembayaran elektronik pada transaksi melalui e-
commerce.
Platform pembelanjaan seperti shope, tiktokshop, lazada, bukalapak, ovo, dana, dan
yang lainnya juga sudah banyak menggunakan Qris untuk bertransaksi karena lebih simple
dan mudah dengam adanya mobile banking pun juga bisa untuk bertransaksi tanpa harus ke
ATM terlebih dahulu cukup menggunakan HP. Dan kemudahan transaksi bisnis melalui e-
commerce bukan berarti tidak menimbulkan masalah bagi kaum muslim (mengingat bahwa
87% penduduk Indonesia ialah kaum muslim, maka kaum muslim memiliki potensi yang
besar pula untuk menggunakan e-commerce). Walaupun e-commerce telah menyebar di
seluruh dunia, masih banyak kaum muslim yang belum mengetahui bagaimana status
transaksi jual beli secara online yang mereka lakukan dalam perspektif hukum Islam.
Selanjutnya permasalahan platform e-commerce yang menjadi sorotan adalah TikTok
Shop, yang merupakan bagian dari platform sosial media yang populer. TikTok Shop telah
menjadi sarana bagi berbagai bisnis dan pelaku industri untuk memasarkan dan menjual
produk mereka kepada khalayak yang luas. Namun, seperti halnya dalam dunia bisnis,
perubahan adalah hal yang tak terhindarkan. Dalam konteks ini, penutupan TikTok Shop
adalah satu peristiwa yang mengguncang ekosistem e-commerce, dengan berbagai dampak
yang dapat memengaruhi pengguna dan pelaku bisnis yang bergantung padanya. 2
Penutupan TikTok Shop ini telah menjadi perhatian yang signifikan dalam industri e-
commerce belakangan ini. TikTok Shop, sebagai platform e-commerce yang dikembangkan
oleh aplikasi pendekatan video TikTok, telah menawarkan peluang besar bagi pengguna dan
pelaku bisnis untuk berjualan dan berbelanja secara online. Namun, dengan penutupan
TikTok Shop, dampaknya dapat dirasakan oleh pengguna dan pelaku bisnis dalam e-
commerce. Bagi pengguna, penutupan tersebut dapat berarti kehilangan akses ke beragam
produk unik dan menarik yang biasanya tersedia di TikTok Shop. Hal ini berpotensi membuat
pengguna merasa kecewa dan harus mencari alternatif lain untuk mendapatkan produk yang
mereka inginkan.
Sementara itu, pelaku bisnis yang bergantung pada TikTok Shop untuk menjual
produk mereka akan mengalami dampak yang lebih signifikan. Dengan penutupan tersebut,
mereka kehilangan kanal penting untuk memasarkan dan menjual produk mereka. Ini dapat
berdampak negatif pada pendapatan mereka dan keberlanjutan bisnis mereka. Namun,
penutupan TikTok Shop tidak menghilangkan keseluruhan potensi e-commerce bagi
pengguna dan pelaku bisnis. Masih ada sejumlah platform e-commerce lain yang dapat
digunakan dengan potensi pasar yang luas. Pengguna dapat beralih ke platform e-commerce
yang sudah mapan seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, atau Lazada, sementara pelaku
bisnis dapat memanfaatkan platform tersebut untuk meraih pelanggan baru. Dengan
penutupan TikTok Shop, perubahan dan adaptasi menjadi suatu keharusan bagi pengguna dan
pelaku bisnis dalam e-commerce. Penutupan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya
diversifikasi dan fleksibilitas untuk mencapai kesuksesan dalam industri e-commerce yang
selalu berkembang ini.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki (2023) yang dilansir
Jakarta, CNBC Indonesia mengungkapkan bahwa dengan penutupan TikTok Shop ini
menurut saya tidak akan terlalu mengganggu sebenarnya bagi para seller, karena para pelaku
UMKM yang jualan online bisa memanfaatkan promo produk di medsosnya, di TikTok.13
Nah, kalau penjualannya di-direct kepada link misalnya nanti di multiplatform, tidak hanya di
Tiktok Shop saja, bisa dijual di platform apa saja yang ada di Indonesia. Pembeliannya juga
tinggal pindah channel saja. Oleh karena ini bahwa dampak penutupan TikTok Shop bagi
para pengguna dan pelaku tidak selalu positif maupun negatif, dikarenakan disisi lainnya ada
peluang maupun ancaman yang akan timbul. Beberapa pengguna TikTok Shop
mengungkapkan bahwa mereka merasa kecewa karena mereka kehilangan akses ke beragam

13
Teten Masduki. Wawancara dengan menteri Koperasi dan UKM tentang dampak penutupan TikTok
Shop. CNBC Indonesia. 2023.
produk yang biasanya tersedia di platform ini. Mereka mencatat bahwa TikTok Shop
menawarkan berbagai produk unik dan menarik yang sulit ditemukan di tempat lain, bahkan
harga yang ditawarkan jauh berbeda dengan platform lainnya. Selain itu pengguna tersebut
juga mengungkapkan bahwa pelayanan platform TikTok Shop lebih cepat di bandingkan
dengan platform lainnya. Oleh karena itu pengguna tersebut merasa sulit mengambil langkah
untuk mencari platform e-commerce lain yang mirip dengan TikTok Shop. Mereka mencoba
beradaptasi dengan perubahan ini dengan mencari alternatif yang dapat menggantikan
pengalaman berbelanja yang mereka nikmati di TikTok Shop. Selain itu ada juga pengguna
yang berpendapat penutupan TikTok Shop akan menciptakan dampak emosional pada
sebagian pengguna yang sangat terkait dengan platform tersebut. Mereka merasa kehilangan
komunitas dan interaksi yang dibangun selama menggunakan TikTok Shop.
Selain dari itu pelaku bisnis e-commerce juga mengungkapkan penutupan TikTok
Shop juga mendorong pelaku bisnis e-commerce untuk menggali lebih dalam tentang strategi
pemasaran digital lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah responden menyatakan
bahwa mereka lebih fokus mengembangkan akun bisnis mereka di media sosial seperti
Instagram atau Facebook. Mereka menggunakan platform ini untuk membangun brand
awareness dan berinteraksi langsung dengan calon konsumen. Dalam beberapa kasus, pelaku
bisnis e-commerce bahkan menyewa jasa influencer untuk mempromosikan produk mereka
secara online. Dengan demikian, penutupan TikTok Shop menjadi stimulus bagi pelaku
bisnis untuk mencari alternatif strategi pemasaran yang lebih efektif.
Namun dampaknya penutupan TikTok Shop ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku
bisnis e-commerce. Survei juga menunjukkan kekecewaan dari kalangan pengguna TikTok
yang merasa rugi dengan berakhirnya TikTok Shop. Mereka telah terbiasa dengan
kemudahan berbelanja dan mengikuti tren produk melalui platform tersebut. Dampak ini juga
dirasakan oleh pelaku bisnis e-commerce yang mengandalkan TikTok Shop sebagai saluran
penjualan utama mereka. Penutupan TikTok Shop menjadi tantangan bagi mereka untuk
kembali membangun pengikut dan basis konsumen mereka di platform lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, M., Astuti, A., & Aditya, F. (2023). IMPLEMENTASI PENGGUNA QRIS PADA
KAUM MILENIAL. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Syariah (Jurnal Akunsyah),
3(1), 65-72.
Azam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqh Muamalat, penerjemah Nadirsyah Hawari . Jakarta:
Amzah, 2010
Azqia, H. (2022). Jual Beli Dalam Perspektif Islam. Al-Rasyad, 1(1), 63-77.
Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris. Ringkasan Kitab al-Umm, penerjemah
Imron Rosadi dkk. Jakarta: Pustaka Azam, 2009
Khulsum, U. (2022). Pengaruh Penggunaan E-Commerce dan Digital Payment Terhadap
Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa IAIN Kudus (Doctoral dissertation, IAIN
KUDUS).
Kusumaningtyas dan Paramitha, QRIS, 36-37.
Masduki, Teten. (2023). Wawancara dengan Menteri Koperasi dan UKM tentang Dampak
Penutupan TikTok Shop. CNBC Indonesia.
Salim Abu Malik Kamal bin as-Sayid . Shahih Fiqh Sunah, penerjemah Ahmad Syaikhu.
Jakarta: Pustaka at-Tazkia, 2012
Sherlyani, G. F. A., & Andriasari, W. S. (2023). Implementasi Transaksi Pembayaran
Cashless dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). JEBISKU:
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus, 1(3), 314-326.
Syafi’i, Imam . Tafsir Ayat-Ayat Hukum Imam Syafi’i, penerjemah Beni Hamzah dan
Solihin. Jakarta: Pustaka Azam, 2012
Yusuf, M. F. M., Garusu, I. A., Hamid, A., Rauf, D. M., & Sari, I. M. (2024). Dampak
Penutupan TikTok Shop Terhadap Pengguna dan Pelaku Bisnis Dalam E-Commerce:
Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 2(1), 01-07.

Anda mungkin juga menyukai