Disusun Oleh:
Kelompok 3
AL HILAL SIGLI
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul: “Jual - Beli (A-Bay')”. Shalawat dan
salam kita panjatkan kehadirpat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yakni tidak dapat hidup sendiri dan selalu
hal muamalah, seperti jual beli, baik dalam urusan diri sendiri maupun untuk
kemaslahatan umum. Namun sering kali dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
peraturan dan pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kita yang telah diatur
sedemikian rupa dan termaksud dalam Al-Qur’an dan hadits, dan tentunya untuk
kita pelajari dengan sebaik-baiknya pula agar hubungan antar manusia berjalan
Oleh karna itu, dalam makalah ini, sengaja kami bahas mengenai jual beli,
karena sangat kental dengan kehidupan masyarakat. Disini pula akan banyak
dibahas mulai dari tata cara jual beli yang benar sampai hal-hal yang diharamkan
kehidupan sehari-hari dan supaya kita tidak mudah untuk terjerat dalam
Maka dari itu penjelasan jual beli dan tata cara nya akan dibahas dengan
1
BAB DUA
PEMBAHASAN
Sebelum mengkaji secara luas dalam kehidupan sehari-hari, salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan adalah dengan usaha perdagangan atau jual beli, untuk terjadinya
usaha tersebut diperlukan adanya hubungan timbal balik antara penjual dan
pembeli.Jual beli adalah saling tukar menukar antara benda dengan harta benda atau
harta benda dengan uang ataupun saling memberikan sesuatu kepada pihak lain, dengan
Berdasarkan penjabaran di atas terdapat beberapa masalah tentang jual beli, maka
terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa pengertian jual beli baik secara etimologi
Sedangkan jual beli menurut bahasa adalah sebagaimana di jelaskan berikut ini.
1
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalah. Amzah, Jakarta, 2010, Cet Ke-1, hlm., 173
2
Pengertian jual beli menurut bahasa adalah tukar menukar secara mutlak.2
Berdasarkan pengertian tersebut maka jual beli adalah tukar menukar apa
saja, baik antara barang dengan barang, barang dengan uang atau uang dengan
uang.
Untuk lebih jelas tentang pengertian jual beli dapat dilihat dibawah ini:
jual beli memiliki dua arti yaitu arti khusus dan arti umum.
Artinya: Jual beli adalah menukar benda dengan dua mata uang (emas dan
perak) dan semacamnya, atau tukar-menukar barang dengan uang atau semacam
Artinya: Jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta menurut cara yang khusus,
Dapat disimpulkan akad yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu penjual dan
pembeli yang objeknya bukan manfaat yakni benda, dan bukan untuk kenikmatan
3
Artinya:Jual beli menurut syara’ adalah suatu aqad yang mengandung tukar
menukar harta dengan harta dengan syarat yang akan diuraikan nanti untuk
Artinya: Pengertian jual beli menurut syara’ adalah tukar-menukar harta dengan harta
tukar menukar manfaat yang mubah dengan manfaat yang mubah untuk waktu
Artinya: aqad yang tegak atas dasar pertukaran harta dengan harta, maka
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa inti jual beli adalah
suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai, secara
sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak
5
Ahmad Wardi Muslich, Op., Cit. hlm., 170
6
Ahmad Wardi Muslich, Op., Cit. hlm., 176
7
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqih Muamalah, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, hlm.,
97
4
lain menerima sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan
syara’.
a. Al-Qur`an
memberi petunjuk dan dapat dijadikan rujukan sebagai sumber hukum jual beli.
Adapun yang dinyatakan sebagai dasar hukum jual beli, terdapat dalam surat Al-
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menghalalkan segala jual beli
yang sesuai dengan ketentuan syari`at dan jual beli yang diridhai Allah SWT. Serta
bukan jual beli yang mengandung perbuatan riba. Perbuatan riba merupakan
perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT, karena dapat menimbulkan
8
Kementrian Agama R.I, Al Qur`an dan Terjemahan, (Jakarta: Insan Media Pustaka,
2012), hal. 47.
5
kerugian bagi salah satu pihak. Oleh karena itu, Allah mengharamkan riba dan
Selanjutnya dalam surat Al-Baqarah ayat 198 juga dapat dijadikan petunjuk
ليس عليكم جناح أن تبتغوا فضال من ربكم فاذا افضتم من عرفات فاذكروا هللا عند
)٨٩١ :املشعر احلرام واذكروه كما هادىكم وان كنتم من قبله ملن الضالني (البقرة
Artinya : Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karuni dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu bertolak dari arafah, berzikirlah kepada Allah di
Masy`arilharam. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah
memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebenarnya kamu benar-benar
termasuk orang yang tidak tahu. (Al-Baqarah: 198).10
Ayat di atas ditafsirkan bahwa Ukazh, Majinah. dan Dzul Majas adalah
pasar yang terkenal dimasa jahiliyah. Orang-orang merasa berdosa jika melakukan
perniagaan pada musim haji. Lalu mereka menanyakan hal itu kepada Rasulullah,
sebagai jawabnya. Allah menurunkan ayat ini yang isi kandungan menerangkan
bahwasanya tidak ada dosa bagi orang-orang untuk mencari karunia (rezeki hasil
mencari rezeki yang halal, dengan cara usaha salah satunya yaitu berniaga atau jual
beli, karena mencari nafkah dalam berjual beli tidak dilarang dalam syariat dan
dari perniagaan.
b. As-Sunnah
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 593-594.
10
Kementrian Agama R.I, Al Qur`an dan Terjemahannya…, hal. 31.
11
Shahab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah…, hal. 435-436.
6
Kebolehan untuk melakukan jual beli juga terdapat di dalam hadits
Rasulullah Saw, yaitu :
: اي الكسب اطيب؟ فقال: سئل النىب ملسو هيلع هللا ىلص: عن رفاعة ابن رافع رضى هللا عنهما قال
)عمل الرخل بيده وكل بيع مربور (رواه البزار واحلاكم
Artinya : “Dari Rifa`ah ibn Rafi` r.a, Nabi Saw, ditanya salah seorang sahabat
menjawab: Usaha tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yang
Dalam hadist tersebut dimaksudkan jual beli kedalam usaha yang lebih baik
dengan adanya catatan “mabrur” yang secara umum diartikan atas dasar suka sama
suka dan bebas dari penipuan dan pengkhianatan. Ini merupakan prinsip pokok dari
suatu transaksi.13 Oleh karena itu, jual beli harus dilakukan sesuai dengan aturan-
Turmudzi)
c. Ijma`
12
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah…, hal. 38.
13
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, Cet I, (Bogor: Kencana, 2003), hal. 194.
7
Mengenai dengan hukum jual beli, para ulama telah sepakat bahwa “jual beli
kebutuhan dirinya tanpa adanya bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau
barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang
lainnya yang sesuai”.14 Para ulama fikih mengambil suatu kesimpulan, bahwa jual
beli itu hukumnya mubah (boleh). Namun, menurut Imam asy-Syatibi (ahli fikih
Mazhab Imam Maliki), hukumya bisa berubah menjadi wajib dalam situasi
tertentu.15
jual beli adalah boleh (mubah) dan dihalalkan selama tidak melanggar ketentuan-
ketentuan syara` yang telah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga jual beli tersebut
menjadi menjadi jual beli yang mabrur dan mendapatkan keridhaan dari Allah
SWT.
Di dalam Islam telah ditetapkan rukun dam syarat jual beli, agar jual beli
dapat dikatakan sah menurut hukum Islam apabila telah memenuhi rukun dan syarat
tersebut. Secara bahasa, syarat adalah ketentuan (peraturan, petunjuk) yang harus
14
Rachmat Syafe`i, Fiqih Muamalah, Cet I, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal. 16.
15
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed. 1, Cet. 2,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 117.
8
dipatuhkan dan dilakukan,16 sedangkan rukun adalah yang harus dipenuhi untuk
Mengenai rukun dan syarat jual beli, terdapat perbedaan pendapat menurut
Mazhab Hanafi dengan Jumhur Ulama. Menurut Mazhab Hanafi rukun jual beli
hanya ijab dan kabul saja.18 Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli
itu hanyalah kerelaaan (rida/taradhi) kedua belah pihak untuk melakukan transaksi
jual beli.19 Namun, karena unsur kerelaan berhubungan dengan hati yang sering
tersebut dari kedua belah pihak. Dapat dalam bentuk perkataan (ijab dan kabul) atau
dalam bentuk perbuatan, yaitu saling memberi (penyerahan barang dan penerimaan
uang).20
Hukum jual beli online dalam Islam sah dan diperbolehkan, asal syarat-
1. Produk Halal
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hal. 1114.
17
Ibid, hal. 966.
18
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah)…, hal. 118.
19
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat…, hal. 71.
20
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat)..., hal. 118.
9
“Sesungguhnya bila Allah telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan
lainnya).
2. Kejelasan Status
Dalam hukum jual beli online, pihak yang berniaga juga harus
kamu hanya menawaran jasa pengadaan barang, dan atas jasa ini mensyaratkan
imbalan tertentu. Bisa juga berstatus sebagai seorang pedagang yang tidak memiliki
Hukum jual beli online juga mengatur perihal kesesuaian harga dan kualitas
barang yang dijual. Tidak adanya pertemuan langsung antara pihak penjual dan
pembeli membuat jual beli online cukup riskan terhadap penipuan. Islam pun tidak
harganya. Sebab, ini bisa diindikasikan sebagai upaya penipuan dan membawa
4. Kejujuran
Aspek penting lain yang tidak boleh terlupakan saat jual beli online yaitu
kejujuran. Islam benar-benar akan melaknat para penjual yang tidak jujur.
Sebagaimana firman Allah SWT di Alquran dalam Surah Almuthaffifin ayat 1-3
yang artinya:
10
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (dalam berbisnis), (yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi”.
yang dilarang. Perdagangan khamr, ganja, babi, patung, dan barang-barang sejenis,
diharamkan Islam. Setiap penghasilan yang didapat melalui praktik itu adalah
1. Menjual kepada seorang yang masih menawar penjualan orang lainnya, atau
harga tawarannya itu, nanti aku yang membeli dengan harga yang lebih
2. Membeli dengan tawaran harga yang sangat tinggi, tetapi sebetulnya dia
21
Yusuf Qardawi, Halal Haram Dalam Islam, (Solo: Era Intermedia, 2000), hal. 204.
11
3. Membeli sesuatu sewaktu harganya sedang naik dan sangat dibutuhkan oleh
4. Menjual suatu barang yang berguna, tetapi kemudian dijadikan alat maksiat
oleh yang membelinya. Misalnya, menjual buah anggur kepada orang yang
5. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa
khiyar.23
6. Jual beli secara ‘arbun, yaitu membeli barang dengan membayar sejumlah
7. Jual beli secara najasy (propaganda palsu), yaitu menaikkan harga bukan
8. Menjual sesuatu yang haram adalah haram. Misalnya jual beli babi, khamr,
22
Ahmad Soleh, Terjemah dan Penjelasan Kitab Sahih Bukhari, (Semarang: Usaha
Keluarga, 1985), hal. 37-38.
23
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hal. 284-285.
24
Hasbi Ash Shiiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam (Tinjauan Antar Madzab), (Semarang:
PT Pustaka Rizki Putra, 2001), hal. 354-355.
25
Moch. Anwar, Terjemah Fathul Mu’in, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), hal.
792-793.
12
merangsang orang untuk melakukannya, atau mempermudah orang untuk
9. Jual beli yang tidak transparan. Setiap transaksi yang memberi peluang
10. Mencegat atau menghadang orang-orang yang datang dari desa di luar kota,
mereka belum mengetahui harga pasar. Hal ini tidak diperbolehkan karena
Berhubungan dengan apa yang penulis teliti tentang jual beli sisa material
hukumnya haram, karena tanpa izin pemilik dan digolongkan dalam pencurian.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
diperbolehkan dalam islam. Hal ini dikarenakan jual beli adalah sarana manusia
Namun demikian, tidak semua jual beli yang diperbolehkan ada juga jual beli
yang dilarang karena tidak memenuhi rukun dan syarat jual beli yang sudah
disyariatkan. Rukun jual beli adalah adanya akad (ijab kabul), subjek akad dan
Bagi umat islam yang melakukan bisnis dan selalu berpegang teguhpada
jual beli dalam islam dapat bernilai sosial atau tolong menolong, bisnis dalam
islam merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan halal nya harta
kemalasan, pengangguran dan pemerasan kepada orang lain, dan bisnis dengan
manusia.
14
DAFTRA PUSTAKA
Ahmad Soleh, Terjemah dan Penjelasan Kitab Sahih Bukhari, (Semarang: Usaha
Keluarga, 1985)
Kementrian Agama R.I, Al Qur`an dan Terjemahan, (Jakarta: Insan Media Pustaka,
2012)
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed. 1,
Moch. Anwar, Terjemah Fathul Mu’in, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994)
Bandung, 1997
Yusuf Qardawi, Halal Haram Dalam Islam, (Solo: Era Intermedia, 2000)
15