Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA

KAJIAN-KAJIAN TENTANG IBADAH,


BENTUK-BENTUK DAN MAKNA IBADAH, MUAMALAH

DOSEN PENGAMPU : DINI YULI SAPUTRI, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok VI
NAMA NIM
1. Mutiara Edi (PO71241230041)
2. Sofia Perenis (PO71241230033)
3. Puti Nayla Audia (PO71241230019)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
PRODI D-IV KEBIDANAN
JAMBI
2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat – nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian-kajian tentang ibadah, bentuk-
bentuk ibadah dan makna ibadah, muamalah ” tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kebutuhan dasar
manusia semester I dengan dosen pengampu ibu Dini Yuli Saputri, S.Pd.I, M.Pd Tidak lupa
kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama yang
telah memberikan tugas terhadap kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Maka penulis membutuhkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak.

Jambi, 26 Agustus 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................2
2.1 Pengertian ibadah dan muamalah......................................................................................... 2
2.2 Ruang lingkup ibadah dan muamalah..................................................................................2
2.3 Makna ibadah da muamalah................................................................................................ 5
2.4 Bentk-bentuk ibadah dan muamalah................... ..............................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
Kesimpulan ..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Islam membedakan antara ibadah dan muamalah. Ibadah pokok asalnya adalah
tidak boleh dilakukan kecuali berdasarkan apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Adapun
muamalah pokok asalnya adalah boleh melakukan apa saja yang dianggap baik dan
mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali yang diharamkan oleh Allah swt.
Ibadah merupakan sebuah bentuk pengabdian yang dilakukan seorang hamba terhadap
Tuhannya dengan hati ikhlas sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan oleh agama.
Macam dari ibadah sendiri ada thaharah, shalat, puasa, zakat dll. Sedangkan, Mu’amalah
merupakan segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik yang
seagama maupun berbeda agama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara
manusia dengan alam sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ibadah dan Muamalah
2. Ruang lingup ibadah dan muamalah
3. Makna ibadah dan muamalah
4. Bentuk-bentuk ibadah dan muamalah

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ibadah dan muamalah
2. Mengetahu ruang lingkup ibadah dan muamalah
3. Mengetahui makna ibadah dan muamalah
4. Mengetahu bentuk-bentuk ibadah dan muamalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah dan Muamalah


1. Ibadah
Secara etimologi kata ibadah diambil dari bahasa arab ( ‫د‬88‫ عب‬-‫د‬88‫ يعب‬- ‫ادة‬88‫)عب‬. ‘Abid
berarti hamba atau budak, yakni seorang yang tidak memiliki apa-apa, dimana dirinya
dan seluruh harta yang dimiliki adalah milik tuannya, kepada tuannyalah seorang
hamba mengabdikan hidupnya untuk memperoleh ridho dan bukan kemurkaan dari
tuannya. Secara terminologi ibadah merupakan penyembahan seorang hamba terhadap
Tuhannya yang dilakukan dengan merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati
ikhlas sesuai dengan berbagai ketentuan yang berlaku di agama. Didalam ibadah
Mahdahah terdapat 4 prinsip, yaitu:
 Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik Al-Qur’an
maupun As-Sunnah.
 Tatacaranya harus mengikuti contoh Rasulullah SAW.
 Bersifat supra rasional (diatas jangkauan akal) karena ini merupakan wahyu
langsung dari Allah SWT.
 Azaznya merupakan sebuah ketaatan ataupun kepatuhan seorang hamba kepada
Tuhannya.
2. muamalah
Muamalah adalah sendi kehidupan dimana setiap muslim akan diuji nilai
keagamaan dan kehati-hatiannya, serta konsistensinya dalam ajaran-ajaran Allah
SWT. Sebagaimana diketahui harta adalah saudara kandung dari jiwa (roh), yang
didalamnya terdapat berbagai godaan dan rawan penyelewengan. Sehingga wajar
apabila seorang yang lemah agamanya akan sulit untuk berbuat adil kepada orang lain
dalam masalah meninggalkan harta yang bukan menjadi haknya (harta haram), selagi
ia mampu mendapatkannya walaupun dengan jalan tipu daya dan pemaksaan.
Islam adalah agama yang sempurna (komprehensif) yang mengatur aspek
kehidupan manusia, baik akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Ibadah
diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisaan hubungan manusia dengan
Khaliq-Nya. Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan secara kontinu tugas
manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini

2.2 Ruang Lingkup Ibadah dan Muamalah


a) Ruang Lingkup Ibadah
1) Thaharah
Thaharah, secara bahasa berarti bersih dan suci.Secara istilah thaharah adalah
menghilangkan sesuatu yang ada dibadan yang dapat menghalangi sahnya shalat dan
lainnya. Didalamnya terdapat 6 permasalahan, yakn
 Macam-macam air
 Najis
 Istinja’
 Wudhu

2
 Mandi
 Tayamum
2) Shalat
1. Pengertian
Menurut bahasa shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ yaitu bentuk
ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam. Dalam hadis Nabi SAW menjelaskan bahwa
pertama kali diwajibkan shalat oleh Allah SWT disampaikan secara langsung
ketika isra’ mi’raj tanpa melalui perantara. Shalat ada 2 macam, yaitu: fardhu ‘ain
(wajib) dan fardhu kifayah (satu melakukan yang lain gugur).
3) Pengertian Puasa
Ash-shaum (Puasa) menurut bahasa berarti menahan.Sedangkan menurut
syara’ adalah menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan
puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
4) Zakat
Zakat berarti bersih, bertambah, dan berkah.Zakat adalah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan seseorang kepada orang yang berhak menerimazakat yang sesuai
dengan ketentuan hukum syara’ yang berlaku.
5) Haji/Umrah
Haji menurut bahasa berarti menyengaja.Menurut istilah ialah sengaja
mengunjungi Makah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah yang terdiri dari tawaf,
sa’i, wukuf, dsb guna memenuhi perintah Allah dan mengharap ridha-
Nya.Hukumnya wajib bagi orang yang mampu.
Sementara itu Umrah adalah, ziarah/ kunjungan. Menurut syari’at, umrah
adalah menyucikan jiwa dari dosa-dosa agar mendapat kemuliaan dari Allah di
akhirat.

b) Ruang Lingkup Muamalah


1) Harta
Menurut etimologi harta adalah sesuatu yang tidak dikuasai manusia tidak bisa
dinamakan harta menurut bahasa, seperti burung di udara, ikan didalam air, pohon
di hutan, dan barang tambang yang ada di bumi.
2) Akad
Akad secara umum yaitu segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang
berdasarkan keinginannya sendiriseperti wakaf, talak, pembebasan, atau sesuatu
yang pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang seperti jual-beli,
perwakilan dan gadai. Sedangkan pengertian secara khusus yaitu perikatan yang
ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada
objeknya.
3) Ba’i
Menurut etimologi, jual beli diartikan sebagai pertukaran sesuatu dengan
sesuatu (yang lain). Kata lain dari al-ba’I adalah asy-syira’, al-mubadah, dan at-
tijarah.

3
4) Khiyar
Pengertian khiyar menurut ulama fiqih adalah suatu keadaan yang
menyebabkan aqid memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni menjadikan
atau membatalkannya jika khiyar tersebut berupa khiyar syarat, ‘aib atau ru’yah,
atau hendaklah memilih diantara dua barang jika khiyar ta’yin.
5) Pinjam-meminjam (Ariyah) Qarad
Menurut etimologi ariyah adalah diambil dari kata ‘aro yang berarti datang
dan pergi. Menurut sebagian pendapat, ariyah berasal dari kata at-ta’awuru yang
sama artinya dengan saling menukar dan mengganti yakni dalam tradisi pinjam-
meminjam.
Secara etimologi, qarad berarti al-khod’u (potongan). Harta yang dibayarkan
kepada muqtarid (yang diajak akad qarad) dinamakan qarad, sebab merupakan
potongan dari harta muqrid (orang yang membayar). Pengertian qarad secara
istilah, antara lain dikemukakan oleh ulama hanfiyah : “sesuatu yang diberikan
seseorang dari harta mitsil 9 yang memiliki perumpamaan) untuk memenuhi
kebutuhannya”.
6) Gadai (Rahn)
Secara etimologi, rahn berarti tetap atau lama, yakni tetap berarti pengekangan
dan keharusan. Menurut terminology syara’, rahn berarti: penahanan terhadap
suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang
tersebut.
7) Perkongsian atau Syirkah
Secara etimologi, syirkah atau perkongsian yaitu percampuran, yakni
bercampurnya salah satu dari dua harta dengan harta yang lainnya, tanpa dapat
dibedakan antara keduanya.
8) Mudharabah atau Qiradh
Mudharabah atau Qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah
(perkongsian). Istilah mudharabah digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang
Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh. Menurut bahasa, qiradh diambil dari kata
al-korndu yang berarti potongan, sebab pemilik memberikan potongan dari
hartanya untuk diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta tersebut, dan
pengusah akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh.
9) Pemberian tanpa pengganti (hibah, sedekah, hadiah)
Pengertian hibah, menurut bahasa hampir sama dengan pengertian sedekah,
hadiah, dan athiyah. Adapun perbebedaanya sebagai berikut :
· Jika pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri
kepada Alloh SWT dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa
menharapkan pengganti pemberian tersebut dinamakan sedekah.
· Jika pemberian tersebut dimaksutkan untuk mengagungkan atau karena rasa
cinta, dinamakan hadiah.
· Jika diberikan tanpa maksud yang ada pada sedekah dan hadiah dinamakan
hibah.
· Jika hibah tersebut diberikan seseorang kepada orang lain saat ia sakit
menjelang kematiannya, dinamakan athiyah.

4
10) Riba
Menurut etimologi riba berarti tambahan. Menurut ulama hanabiyah riba
adalah“pertambahan sesuatu yang dikhususkan”. Sedangkan menurut Hanafiyah
riba yaitu”tambahan pada harta pengganti dalam pertukaran harta dengan harta.

2.3 Makna Ibadah dan Muamalah


a) Makna Ibadah

‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬


Terjemahan:
Allah menciptakan jin dan manusia tak lain untuk beribadah kepada-Nya. (QS.
Adz-Dzariyat : 56).

Dari penjelasan di atas, tidak banyak yang memahami hakikat esesni ibadah
itu sendiri. Mayoritas memaknai ibadah hanya sebatas rukun islam yang lima,
sholat, zakat, puasa dan menunaikan haji. Secara bahasa Ibadah memiliki banyak
arti. Namun arti ibadah yang sesungguhnya adalah sebuah kata yang
mengintegrasikan dua hal yaitu rasa rendah diri dan rasa cinta. Rasa rendah diri
(hina) dan cinta di hadapan Allah inilah inti dari ibadah. Implementasi dua unsur
tersebut lah yang menyempurnakan arti dan hakikat ibadah kepada Allah.
Ketika salah satu unsur keduanya hilang, maka hilanglah arti ibadah yang
hakiki. Ibadah yang tidak menyatukan kedua unsur tersebut hanyalah disebut
ibadah dalam pandangan istilah syariat belaka. Rasa hina diri atau ketundukan
dapat terpisah dari rasa cinta. Bahkan tak jarang ketundukan yang tidak disertai
perasaan cinta dapat menimbulkan kebencian orang yang ditundukinya. Demikian
pula, kecintaan juga bisa terwujud tanpa rasa tunduk, sebagaimana seseorang yang
mencintai saudara, sahabat atau anaknya. Ketundukan tanpa cinta, cinta tanpa
kepatuhan/ketundukan tidaklah cukup disebut sebagai hubungan ibadah antara
manusia dengan Allah.

b). Makna Muamalah


muamala ialah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan
dengan tata cara hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidup
sehari-hari. Sedangkan yang termasuk dalam kegiatan muamalah diantaranya
adalah jual beli, sewa menyewa utang piutang, dan lain sebagainya. Dari makna
tersebut dapat dipahami bahwa muamalah mempunyai dua arti, yaitu arti umum
dan arti khusus. Fiqh muamalah (khusus) adalah hukum-hukum syara’ yang
bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci yang
mengatur keperdataan seseorang dengan orang lain dalam hal persoalan ekonomi.
Sedangkan, Fiqh muamalah(umum) adalah peraturan-peraturan Allah yang harus
diikuti dan ditaati oleh manusia dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga
kepentingan manusia. Tujuan dari muamalah itu sendiri adalah terciptanya
hubungan yang harmonis antara sesama manusia sehingga tercipta masyarakat
yang rukun dan tentram, karena didalam muamalah tersirat sifat tolong menolong
yang dalam ajaran islam sangat dianjurkan Sebagaimana yang tercantum dalam Al-
Qur’an surah Al-Maidah ayat 2 memerintahkan hamba-Nya yang beriman untuk
disebut dengan (al-birr) dan meninggalkan kemungkaran yang merupakan
ketakwaan. Dan Allah melarang mereka saling mendukung dalam berbuat
kejahatan, kebathilan dan kezholiman dan perkara-perkara yang berhungan dengan
pelanggaran hukum menurut agama Islam.mencakup semua jenis bagi
5
kemaslahatan para hamba, di dunia maupun akhirat, baik antara mereka dengan
sesama, ataupun dengan Rabbnya. kewajiban sebagai makhluk sosial terhadap
sesamanya. Mengetahui dasar bermuamalah sangatlah penting untuk kehidupan
sehari-hari karena kita dapat membedakan atau memilah antara sah dan batil atau
halal dan haram dalam perekonomian syariah.

2.4 Bentuk-Bentuk Ibadah dan Muamalah


a). Bentuk-Bentuk Ibadah
1. Ibadah Qolbiyyah
Artinya semua ibadah dilakukan melalui aktivitas akal. Jika ibadah ini
mencakup aspek i`tiqod atau keyakinan seperti keyakinan akan adanya Allah SWT.
Selain i`tiqod sebagai cinta Tuhan, atau dalam bentuk tafakkur sebagai kontemplasi
terhadap ciptaan Tuhan.
2. Ibadah Qauliyah
Jenis ibadah ini dilakukan melalui kegiatan lisan. Misalnya, membaca Al-
Qur’an, Kemuliaan, Termid, Takbir, Takbir, dll.
3. Ibadah Amaliyyah
Ibadah Amaliyyah adalah jenis ibadah yang dilakukan melalui aktivitas
anggota badan. Contohnya termasuk shalat, puasa, dan gerakan haji.
4. Ibadah Maaliyyah
Jenis ibadah ini dilakukan oleh seorang hamba yang menyumbangkan
hartanya. Misalnya, membayar Zakat dan Bershodaqoh. Sebelum melangkah ke
pemahaman ibadah yang lebih jauh, terlebih dahulu kita harus mengenal rukun
Islam, rukun Islam harus diamalkan oleh semua orang yang beragama Islam agar
dapat digunakan sebagai tanda atau ukuran keislaman mereka

b). Bentuk-Bentuk Muamalah


1. Muamalah jual beli
Menurut syariat agama, muamalah jual beli adalah kesepakatan tukar menukar
benda untuk memiliki benda tersebut selamanya. Jual beli yang dibenarkan sesuai
dengan firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 275 adalah sebagai berikut,

ۗ‫اَّلِذ يَن َيْأُك ُلوَن الِّر َبا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم اَّلِذ ي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيَطاُن ِم َن اْلَم ِّس ۚ َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َقاُلوا ِإَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر َبا‬
‫َو َأَح َّل ُهَّللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َباۚ َفَم ْن َج اَءُه َم ْو ِع َظٌة ِم ْن َر ِّبِه َفاْنَتَهٰى َفَلُه َم ا َس َلَف َو َأْم ُر ُه ِإَلى ِهَّللاۖ َو َم ْن َعاَد َفُأوَٰل ِئَك‬
‫َأْص َح اُب الَّناِر ۖ ُهْم ِفيَها َخ اِلُد وَن‬

Artinya: "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena
mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya,
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." Rukun jual beli ada tiga yakni, ada
penjual dan pembeli, ada uang dan barang yang diperjualbelikan, dan terakhir ada ijab
qobul. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai muamalah jual beli,
"Sesungguhnya jual beli itu hanya sah jika suka sama suka." (HR. Ibnu Hibban).

6
2. Muamalah utang piutang
Utang piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan
catatan akan dikembalikan pada waktu kemudian. Dengan cara tidak mengubah
keadaannya. Contoh muamalahnya adalah utang Rp 100 ribu di kemudian hari harus
melunasinya sebesar Rp 100 ribu pula. Menurut agama Islam, memberi utang kepada
seseorang dianggap sebagai tindakan menolong yang sangat dianjurkan. Rukun utang-
piutang ada tiga di antaranya adalah yang berpiutang dan yang berutang, harta atau
barang, dan lafadz kesepakatan.
3. Muamalah sewa menyewa
Menurut fiqh Islam, sewa menyewa disebut dengan ijārah. Maknanya adalah
imbalan yang harus diterima oleh seseorang atas jasa yang diberikannya. Jasa di sini
berupa penyediaan
tenaga dan pikiran, tempat tinggal, atau hewan.
Dasar hukum muamalah ijarah atau sewa menyewa tertuang dalam surat Al Baqarah
ayat 233,

‫َو ِإْن َأَر ْدُتْم َأْن َتْسَتْر ِض ُعوا َأْو اَل َد ُك ْم َفاَل ُجَناَح َع َلْيُك ْم ِإَذ ا َس َّلْم ُتْم َم ا آَتْيُتْم ِباْلَم ْعُروِف‬

Artinya: "..Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut...".

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah merupakan penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang
dilakukan dengan merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati ikhlas sesuai
dengan berbagai ketentuan yang berlaku di agama.Ruang lingkup ibadah
diantaranya: 1.Thaharah yang meliputi: Macam-macam air, Najis, Istinja’, Wudhu,
Mandi, dan Tayamum.2.Shalat, 3.Puasa, 4.Zakat, 5.Haji/Umrah.
Muamalah yaitu aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
dengan urusan duniawi dan social kemasyarakatan. Ruang lingkup muamalah
diantaranya: Harta, akad, ba’i, khiyar, ijarah, qarad, rahn, syirkah, qiradh, hibah,
dan riba.

DAFTAR PUSTKA

8
Syafe’I, Rachmat. 2001. FIQIH MUAMALAH. Bndung: Pustaka Setia.
Karim, Helmi. 1997. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suhendi, Hendi. 2014. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid. 2007. Intisari Fiqih Islam. Surabaya: Pustaka
Elba.
Abidin, Slamet & Suyono. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.
Ayyub, Hasan. 2004. Fikih Ibadah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Anda mungkin juga menyukai