PENDIDIKAN AGAMA
Disusun Oleh :
Kelompok VI
NAMA NIM
1. Mutiara Edi (PO71241230041)
2. Sofia Perenis (PO71241230033)
3. Puti Nayla Audia (PO71241230019)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat – nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian-kajian tentang ibadah, bentuk-
bentuk ibadah dan makna ibadah, muamalah ” tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kebutuhan dasar
manusia semester I dengan dosen pengampu ibu Dini Yuli Saputri, S.Pd.I, M.Pd Tidak lupa
kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama yang
telah memberikan tugas terhadap kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Maka penulis membutuhkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................2
2.1 Pengertian ibadah dan muamalah......................................................................................... 2
2.2 Ruang lingkup ibadah dan muamalah..................................................................................2
2.3 Makna ibadah da muamalah................................................................................................ 5
2.4 Bentk-bentuk ibadah dan muamalah................... ..............................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
Kesimpulan ..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ibadah dan muamalah
2. Mengetahu ruang lingkup ibadah dan muamalah
3. Mengetahui makna ibadah dan muamalah
4. Mengetahu bentuk-bentuk ibadah dan muamalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Mandi
Tayamum
2) Shalat
1. Pengertian
Menurut bahasa shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ yaitu bentuk
ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam. Dalam hadis Nabi SAW menjelaskan bahwa
pertama kali diwajibkan shalat oleh Allah SWT disampaikan secara langsung
ketika isra’ mi’raj tanpa melalui perantara. Shalat ada 2 macam, yaitu: fardhu ‘ain
(wajib) dan fardhu kifayah (satu melakukan yang lain gugur).
3) Pengertian Puasa
Ash-shaum (Puasa) menurut bahasa berarti menahan.Sedangkan menurut
syara’ adalah menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan
puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
4) Zakat
Zakat berarti bersih, bertambah, dan berkah.Zakat adalah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan seseorang kepada orang yang berhak menerimazakat yang sesuai
dengan ketentuan hukum syara’ yang berlaku.
5) Haji/Umrah
Haji menurut bahasa berarti menyengaja.Menurut istilah ialah sengaja
mengunjungi Makah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah yang terdiri dari tawaf,
sa’i, wukuf, dsb guna memenuhi perintah Allah dan mengharap ridha-
Nya.Hukumnya wajib bagi orang yang mampu.
Sementara itu Umrah adalah, ziarah/ kunjungan. Menurut syari’at, umrah
adalah menyucikan jiwa dari dosa-dosa agar mendapat kemuliaan dari Allah di
akhirat.
3
4) Khiyar
Pengertian khiyar menurut ulama fiqih adalah suatu keadaan yang
menyebabkan aqid memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni menjadikan
atau membatalkannya jika khiyar tersebut berupa khiyar syarat, ‘aib atau ru’yah,
atau hendaklah memilih diantara dua barang jika khiyar ta’yin.
5) Pinjam-meminjam (Ariyah) Qarad
Menurut etimologi ariyah adalah diambil dari kata ‘aro yang berarti datang
dan pergi. Menurut sebagian pendapat, ariyah berasal dari kata at-ta’awuru yang
sama artinya dengan saling menukar dan mengganti yakni dalam tradisi pinjam-
meminjam.
Secara etimologi, qarad berarti al-khod’u (potongan). Harta yang dibayarkan
kepada muqtarid (yang diajak akad qarad) dinamakan qarad, sebab merupakan
potongan dari harta muqrid (orang yang membayar). Pengertian qarad secara
istilah, antara lain dikemukakan oleh ulama hanfiyah : “sesuatu yang diberikan
seseorang dari harta mitsil 9 yang memiliki perumpamaan) untuk memenuhi
kebutuhannya”.
6) Gadai (Rahn)
Secara etimologi, rahn berarti tetap atau lama, yakni tetap berarti pengekangan
dan keharusan. Menurut terminology syara’, rahn berarti: penahanan terhadap
suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang
tersebut.
7) Perkongsian atau Syirkah
Secara etimologi, syirkah atau perkongsian yaitu percampuran, yakni
bercampurnya salah satu dari dua harta dengan harta yang lainnya, tanpa dapat
dibedakan antara keduanya.
8) Mudharabah atau Qiradh
Mudharabah atau Qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah
(perkongsian). Istilah mudharabah digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang
Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh. Menurut bahasa, qiradh diambil dari kata
al-korndu yang berarti potongan, sebab pemilik memberikan potongan dari
hartanya untuk diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta tersebut, dan
pengusah akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh.
9) Pemberian tanpa pengganti (hibah, sedekah, hadiah)
Pengertian hibah, menurut bahasa hampir sama dengan pengertian sedekah,
hadiah, dan athiyah. Adapun perbebedaanya sebagai berikut :
· Jika pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri
kepada Alloh SWT dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa
menharapkan pengganti pemberian tersebut dinamakan sedekah.
· Jika pemberian tersebut dimaksutkan untuk mengagungkan atau karena rasa
cinta, dinamakan hadiah.
· Jika diberikan tanpa maksud yang ada pada sedekah dan hadiah dinamakan
hibah.
· Jika hibah tersebut diberikan seseorang kepada orang lain saat ia sakit
menjelang kematiannya, dinamakan athiyah.
4
10) Riba
Menurut etimologi riba berarti tambahan. Menurut ulama hanabiyah riba
adalah“pertambahan sesuatu yang dikhususkan”. Sedangkan menurut Hanafiyah
riba yaitu”tambahan pada harta pengganti dalam pertukaran harta dengan harta.
Dari penjelasan di atas, tidak banyak yang memahami hakikat esesni ibadah
itu sendiri. Mayoritas memaknai ibadah hanya sebatas rukun islam yang lima,
sholat, zakat, puasa dan menunaikan haji. Secara bahasa Ibadah memiliki banyak
arti. Namun arti ibadah yang sesungguhnya adalah sebuah kata yang
mengintegrasikan dua hal yaitu rasa rendah diri dan rasa cinta. Rasa rendah diri
(hina) dan cinta di hadapan Allah inilah inti dari ibadah. Implementasi dua unsur
tersebut lah yang menyempurnakan arti dan hakikat ibadah kepada Allah.
Ketika salah satu unsur keduanya hilang, maka hilanglah arti ibadah yang
hakiki. Ibadah yang tidak menyatukan kedua unsur tersebut hanyalah disebut
ibadah dalam pandangan istilah syariat belaka. Rasa hina diri atau ketundukan
dapat terpisah dari rasa cinta. Bahkan tak jarang ketundukan yang tidak disertai
perasaan cinta dapat menimbulkan kebencian orang yang ditundukinya. Demikian
pula, kecintaan juga bisa terwujud tanpa rasa tunduk, sebagaimana seseorang yang
mencintai saudara, sahabat atau anaknya. Ketundukan tanpa cinta, cinta tanpa
kepatuhan/ketundukan tidaklah cukup disebut sebagai hubungan ibadah antara
manusia dengan Allah.
ۗاَّلِذ يَن َيْأُك ُلوَن الِّر َبا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم اَّلِذ ي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيَطاُن ِم َن اْلَم ِّس ۚ َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َقاُلوا ِإَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر َبا
َو َأَح َّل ُهَّللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َباۚ َفَم ْن َج اَءُه َم ْو ِع َظٌة ِم ْن َر ِّبِه َفاْنَتَهٰى َفَلُه َم ا َس َلَف َو َأْم ُر ُه ِإَلى ِهَّللاۖ َو َم ْن َعاَد َفُأوَٰل ِئَك
َأْص َح اُب الَّناِر ۖ ُهْم ِفيَها َخ اِلُد وَن
6
2. Muamalah utang piutang
Utang piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan
catatan akan dikembalikan pada waktu kemudian. Dengan cara tidak mengubah
keadaannya. Contoh muamalahnya adalah utang Rp 100 ribu di kemudian hari harus
melunasinya sebesar Rp 100 ribu pula. Menurut agama Islam, memberi utang kepada
seseorang dianggap sebagai tindakan menolong yang sangat dianjurkan. Rukun utang-
piutang ada tiga di antaranya adalah yang berpiutang dan yang berutang, harta atau
barang, dan lafadz kesepakatan.
3. Muamalah sewa menyewa
Menurut fiqh Islam, sewa menyewa disebut dengan ijārah. Maknanya adalah
imbalan yang harus diterima oleh seseorang atas jasa yang diberikannya. Jasa di sini
berupa penyediaan
tenaga dan pikiran, tempat tinggal, atau hewan.
Dasar hukum muamalah ijarah atau sewa menyewa tertuang dalam surat Al Baqarah
ayat 233,
َو ِإْن َأَر ْدُتْم َأْن َتْسَتْر ِض ُعوا َأْو اَل َد ُك ْم َفاَل ُجَناَح َع َلْيُك ْم ِإَذ ا َس َّلْم ُتْم َم ا آَتْيُتْم ِباْلَم ْعُروِف
Artinya: "..Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut...".
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah merupakan penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang
dilakukan dengan merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati ikhlas sesuai
dengan berbagai ketentuan yang berlaku di agama.Ruang lingkup ibadah
diantaranya: 1.Thaharah yang meliputi: Macam-macam air, Najis, Istinja’, Wudhu,
Mandi, dan Tayamum.2.Shalat, 3.Puasa, 4.Zakat, 5.Haji/Umrah.
Muamalah yaitu aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
dengan urusan duniawi dan social kemasyarakatan. Ruang lingkup muamalah
diantaranya: Harta, akad, ba’i, khiyar, ijarah, qarad, rahn, syirkah, qiradh, hibah,
dan riba.
DAFTAR PUSTKA
8
Syafe’I, Rachmat. 2001. FIQIH MUAMALAH. Bndung: Pustaka Setia.
Karim, Helmi. 1997. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suhendi, Hendi. 2014. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid. 2007. Intisari Fiqih Islam. Surabaya: Pustaka
Elba.
Abidin, Slamet & Suyono. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.
Ayyub, Hasan. 2004. Fikih Ibadah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.