IBADAH
DISUSUN OLEH:
2. Aditya busmil
3. Wasginal
4. Lucky abed f
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang ibadah dalam islam.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin, dan
saya mengucapkan terimah kasih kepada, M.pd yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang ibadah dalam
islam dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun ;
1. Wahyoe rezky simamora
2. Aditya busmil
3. Wasginal
4. Lucky abed f
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu “abida-ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan”
yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna
yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah
disebut “abid” (yang beribadah).
Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah memberitakan kepada kita bahwa Dia menciptakan jin dan manusia
hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
[Adz-Dzâriyât/51:56]
“Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan jiwa
kepada-Nya”
Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah salah seorang ahli
hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-Qur’an diartikan dengan tauhid.
“Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syari’at (hukum).”
“Akhlak” dan segala tugas hidup2 (kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas pribadi, baik yang
berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat,
Nabi SAW bersabda: “Ibadah itu sepuluh bagian, Sembilan bagian dari padanya terletak dalam
mencari harta yang halal.” (HR Al-Suyuthi).
“Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan mengharapkan
pahala-Nya di akhirat.”
2
Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik pengertian umum dari
ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:
“Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT,
baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka
mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.”
Pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami maknanya
(ma’qulat al-ma’na) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada umumnya, maupun
yang tidak dapat dipahami maknanya (ghair ma’qulat al-ma’na), seperti shalat, baik yang
berhubungan dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang berhubungan dengan lidah
seperti dzikir, dan hati seperti niat.
Abduh menegaskan bahwa ibadah pada hakikatnya adalah sikap tunduk semata-mata mengangkat
dzat yang disembahnya, tidak diketahui dari mana sumbernya dan kepercayaam terhadap kekuasaan
yang ada padanya dan tidak dapat dijangkau pemahaman dan hakikatnya. Pengertian diatas
menunjukkan bahwa ibadah bukan berarti seseorang yang sangat rindu ingin mengaggungkan dan
mematuhi kekasihnya, sehingga kemauan dirinya menyatu dengan kehendaknya.
ان باط نت وان ظاىرة ان ع بادة ا سم جامع ن كم ما ي ح بو هللا وي ر ضاه من األق وال واألع مال
Ibadah adalah satu kata yang mencakup segala hal yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik
itu perkataan maupun perbuatan, perkara batin maupun zahir
Bentuk ibadah dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, masing-masing bagian mempunyai criteria
syariah sendiri.
1. Ibadah Person
Suatu aktifitas yang pelaksanaanya tidak perlu melihatkan orang lain, melainkan semata-mata
tergantung pada kesediaan yang bersangkutan sebagai makhluk yang bebas, dan termasuk juga dalam
ibadah ini adalah amaliah keagamaan yang bersifat ritus seperti shalat, puasa dan sebagainya.
2. Ibadah Antarperson
Suatu amaliyah yang pelaksanaannya tergantung pada prakarsa pihak yang bersangkutan selaku
hamba Allah serta otonomi, tetapi berkaitan dengan prakarsa pihak lain sebagai hamba Allah yang
otonomi juga. Syariah kategori amaliyah ini harus mengikuti aturan subjektif dan berdimensi person
juga aturan objektif yang berdimendi social. Misalnya pernikahan, yang terdapat pada prakasa bebas
3
dari pihak laki-laki secara mutlak, tetapi tanpa prakarsa yang sama dari pihak mempelai wanita
tidaklah dapat dilaksanakan (walaupun fikih memperbolehkannya, asal walinya sanggup menanggung
akibatnya).
3. Ibadah Sosial
Kegiatan interaktif antara seseorang individu dengan pihak lain yang dibarengi dengan kesadaran diri
sebagai hamba Allah SWT.
C. Hakikat ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah
dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah adalah sebuah nama
yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa perkataan atau
perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata). Adapun hakikat ibadah yaitu:
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk
beribadah kepada Allah. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat 56 :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku. [Adz-Dzâriyât/51:56]
2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-
Nya.
4. Hakikat ibadah sebagai cinta.
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis
makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
D. Fungsi Ibadah
Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang
dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan
antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia.
Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan dan
4
aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah
dalam Islam.
ُِِ ك ِ ّ َ سْ ت َ ِع ي
َ ُِو إ ِ ي َّا
َ ك ِ ّ َ عْ ث ُد
َ إِِ ي َّا
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan
hawa nafsu.
banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap
kehidupan pribadi dan masyarakat. Contohnya:
َ ْي ِ إ ِ ى َ ي
ِ َِ ٍِ ِ ل ِ ُ ص ْ َ ع ُ ى َُِ ِ ا ت ْ ُو ِ ٍَ اِأ
َ وح َ ِ ِو اى ْ َُ ْ ْ ن َ ِس ِ ِۗ َو ى َ ِر مْ ُس َِّللاَّ ِ ِأ َمْ ث َ ُس
ْ َ ِۗو َّللاَّ ُِ ي َ عْ ي َ ٌُ ِ ٍَ اِ ت َ اىْ ف َ ْح شَا ِء
ِ ِِِ َص ََل ج َِ ت َْ ْ َه ٰى ِ ع
َّ ص ََل ج َِ ِۖ إ ِ َُّ ِاى َ ِاىْ ِن ت َا ب
َّ ِو أ َق ِ ٌِ ِاى
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.[ Al-ankabut : 45]
ِۗ ِ ٌْ ُل ِ س َ نَ ٌِ ِ ى َ ه
َ َ اِو صَ ّوِ ِ عَ ي َ ي ْ ِه ٌْ ِ ِۖ إ ِ َُّ ِ َا ت َ ٌْ ُ ص د َ ق َ ح ً ِ ت ُط َ هِّ ُس ه
َ ِو ت ُ َز مِّ ي ِه ٌْ ِ ت ِ َه َ خ ر ْ ِ ٍِ ِْ ِأ
َ ِ ٌْ ص يَِ َْ َى ا ى ِ ِه ُ
ِ ٌٌِ َو َّللاَّ ُِ س َ َِ ي ٌع ِ عَ ي ِ ي
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [ at-
taubah : 103 ]
5
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu
dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri,
ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya
sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau membantu
kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak
mau melakukan “amar ma'ruf nahi munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa
menyelamatkannya dari siksa Allah SWT.
E. Jenis-Jenis Ibadah
Adapun pembagian Ibadah yang berhubungan dengan ibadah, maka para ulama-ulama Islam
membagi kelompok ibadah menjadi 2 bagian penting, yaitu sebagai berikut :
1. Ibadah khusus, yaitu berupa semua amalan yang tercantum dalam bab al-Ibadaat yang utamanya
ialah sembahyang, puasa, zakat dan haji
2. Ibadah Umum, yaitu segala amalan dan segala perbuatan manusia serta gerak-gerik dalam
kegiatan hidup mereka yang memenuhi syarat-syarat berikut:
Amalan yang dikerjakan itu di akui oleh syarak dan sesuai dengan Islam.
Amalan tersebut tidak berbeda dengan syariat, tidak zalim, khianat dan lain sebagainya.
Amalan dikerjakan dengan niat yang ikhlas semata-mata keranaAllah swt, tidak riak, ujub dan
um’ah.
Amalan itu dikerjakan dengan bersunggguh-sungguh.
Tidak lalai dalam melakukan amalan tersebut atau mengabaikan berbagai kewajiban ibadah khusus
seperti sembahyang dan in sebagainya. Seperti Firman Allah swt bersabda:
F. Macam-Macam Ibadah
1. Ibadah Khoshoh adalah ibadah yang aturannya ditetapkan dalam nash (dalil/dasar hukum)
yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa, dan haji;
2. Ibadah Ammah adalah semua perilaku yang baik yang dilakukan semata-mata karena
Allah SWT (contohnya : bekerja, makan, minum, dan tidur).
b. Ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau masyarakat, maka dapat terbagi menjadi
dua macam:
c. Ibadah dari segi tata pelaksanaannya, maka dapat dibagi menjadi tiga bagian:
d. Ibadah dari segi segi bentuk dan sifatnya, ibadah dibagi menjadi:
1. ibadah yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan, seperti sholat,
zakat, puasa, dan haji;
2. ibadah yang berupa ucapan, seperti membaca Al-Qur’an, berdoa, dan berdzikir;
3. ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membela diri,
menolong orang lain, mengurus jenazah, dan jihad;
4. ibadah yang berupa menahan diri, seperti ihrom, berpuasa, dan i’tikaf (duduk di masjid)
5. ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan utang, atau membebaskan
utang orang lain
7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai
oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan
maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan
pahala-Nya. Fungsi ibadah adalah mewujudkan hubungan antara hamba dengan
Tuhannya, mendidik mental, dan menjadikan diri disiplin.
Jenis-jenis ibadah dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: ibadah khusus dan
ibadah umum