DISUSUN OLEH :
1. Dinda Sapira
2. Fadilah Fitriani
3. Utari Nugraha
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan – Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A.LatarBelakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan …................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidik
1. Secara Etimologi
Kata atau istilah “murabbi” misalnya, sering dijumpai dalam kalimat yang
orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau
rohani. Pemeliharaan seperti initerlihat dalam proses orang tua membesarkan
anaknya. Mereka tentunya berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar
anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan kepribadian serta akhlak yang terpuji.
Sedangkan untuk istilah “mu’allim”, pada umumnya dipakai dalam membicarakan
aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan
(pengajaran), dari seseorang yang tahu kepada orang yang tidak tahu. Adapun
istilah “muaddib”, menurut Al- Attas, lebih luas dari istilah “mu’allim” dan lebih
relevan dengan konsep pendidikan Islam.
2. Secara Terminologi
1. Allah SWT.
- “Dan (Allah) allama (mengajarkan) segala macam nama kepada Adam nama-
nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya
berfirman, “sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!
Berdasarkan ayat dan hadits di atas dapat dipahami bahwa Allah SWT sebagai
pendidik bagi manusia.
3. Orang Tua
4. Guru
5
C. Keutamaan Pendidik
Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan
oleh Allah SWT dan RasulNya. Firman Allah QS.Al- Mursalat:11
ْ س ُُلُقِت
ۗت ُ االر
ُّ واِذ
Artinya : “Allah meningkatkan derajat orang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.”
6
Al-Ghazali menyatakan sebagai berikut: seseorang yang berilmu dan kemudian
mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut dengan orang besar di semua
kerajaan langi, dia bagaikan matahari yang menerangi alam sedangkan ia
mempunyai cahaya dalam dirinya, seperti minyak kasturi yang mengharumi orang
lain karena ia harum. Seseorang yang menyibukkan dirinya dalam mengajar berarti
dia telah memilih pekerjaan yang terhormat. Oleh karena itu hendaklah seorang
guru memperhatikan dan memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya
sebagai seorang pendidik.
1. Tugas Pendidik
Artinya :
“Dari Ibnu Umar r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda: Masing-masing kamu
adalah pengembala dan masing-masing kamu bertanggungjawab atas gembalanya:
pemimpin adalah pengembala, suami adalah pengembala terhadap anggota
keluarga, dan istri adalah pengembala di tengah-tengah rumah tangga suaminya
dan terhadap anaknya. Setiap orang di antara kalian adalah pengembala, dan
masing-masing bertanggung jawab atas apa yang digembalanya”. (H.R. Bukhari
dan Muslim)
Kata “ra’in dalam hadits di atas berarti bahwa setiap orang dewasa dibebani
kewajiban serta diserahi kepercayaan untuk menjalankan dan memelihara suatu
urusan serta dituntut untuk berlaku adil dalam urusan itu. Kata “ra’iyyah” berarti
setiap orang yang memiliki beban tanggungjawab bagi orang lain, seperti istri dan
anak bagi suami atau ayah.
8
Sedangkan kata “al-amir” berarti bagi setiap orang yang memegang kendali
pemerintah, yang mencakup pemerintahan dengan kepala Negara dan aparatnya.
Tanggung jawab dalam Islam bernilai keagamaan, berarti kelalaian seseorang
terhadapnya akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat dan bernilai keduniawian,
dalam arti kelalaian seseorang terhadapnya dapat dituntut di pengadilan oleh
orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya.
Melihat luasnya ruang lingkup tanggung jawab dalam pendidikan Isla, yang
meliputi kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas sebagaimana uraian di
atas, maka orang tua tidak dapat memikul sendiri tanggung jawab pendidikan
anaknya secara sempurna lebih-lebih dalam kehidupan masyarakat yang senantiasa
berkembang dengan maju. Orang tua memiliki keterbatasan dalam mendidik anak
mereka, makanya tugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya
diamanahkan kepada pendidik lain (orang lain) baik yang berada di sekolah
maupun di masyarakat.
Orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah sekaligus berarti melimpahkan
sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru di sekolah, karena tidak
semua orang yang dapat menjadi guru sekaligus menjadi pendidik.
Tugas dan tanggung jawab guru tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan
orang tua dan masyarakat karena guru sebagai pendidik mempunyai ketrebatasan.
3. Hak Pendidik
Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan
mendidik peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkannya dalam rangka
mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan akhlak
mulia dalam kehidupan peserta didik. Dengan demikian waktu dan kesempatannya
dihabiskan untuk mendidik peserta didiknya, sehingga dia tidak mempunyai waktu
lagi untuk berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari. Justru itu pendidik berhak
untuk mendapatkan:
a. Gaji, mengenai penerimaan gaji ini pada awalnya terdapat perselisihan pendapat.
Mengenai gaji ini ahli-ahli piker dan filosof-filosof berbeda pendapat dalam hal
guru menerima gaji atau menolaknya. Yang paling terkenal untuk menolak gaji
adalah Socrates.
b. Mendapatkan penghargaan
Guru adalah abu al-ruh (bapak rohani) bagi peserta didiknya. Dialah yang
memberikan santapan rohani dan memperbaiki tingkah laku peserta didik. Justru
itu profesi guru wajib dimuliakan, mengingat perannya yang sangat signifikan
dalam menyiapkan generasi mendatang seperti yang diungkapkan oleh Muhammad
Athiyyah Al-Abrasyi, yang dikutip Zainudin dkk.
E. Peran Pendidik
10
Demikianlah betapa pentingnya peranan guru dan betapa beratnya tugas dan
tanggung jawab guru, terutama tanggungjawab moral untuk digugu dan ditiru. Di
selolah seorang guru menjadi ukuran atau pedoman bagi murid-muridnya, di
masyarakat guru dipandang sebagi suri tauladan bagi setoap warga masyarakat.
11
BAB III
PENUTUP
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagai pewaris para nabi (waratsatul Anbiya’),
para pendidik hendaklah bertolak pada amar ma’ruf dan nahi munkar dalam artian
menjadikan prinsip tauhid sebagai pusat penyebaran misi iman, Islam dan ihsan,
dan kekuatan rohani pokok yang dikembangkan oleh pendidikadalah
individualitas, sosialitas dan moralitas (nilai-nilai agama dan moral). Peran dan
fungsi yang cukup berat untuk diemban ini tentu saja membutuhkan sosok seorang
guru atau pendidikan yang utuh dan tahu dengan kewajiban dan tanggungjawab
sebagai seorang pendidik. Pendidik itu harus mengenal Allah SWT dalam arti yang
luas, dan Rasul, serta memahami risalah yang dibawanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
10