Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN OLEH :

1. Dinda Sapira
2. Fadilah Fitriani
3. Utari Nugraha

PRODI : PBA & MPI


SEMESTER : 1

DOSEN PEMBIMBING : H. Usman, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NURUL FALAH


AIR MOLEK
TA.2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan – Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat


sehatnya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah “Ilmu Pendidikan
Islam” dengan judul “Pendidik dalam Pendidikan Islam”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru yang telah membimbing kami.

Air molek,23 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A.LatarBelakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1

C. Tujuan …................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Pendidik ......….........................…………………………... 3


B. Jenis Pendidik...................................................................................... 4
C. Keutamaan Pendidik…….......................................................................... 6
D. Tugas, Tanggung jawab, Dan Hak Pendidik …………..................….... 7

E. Peran Pendidik …..………………..................................….……………... . 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan dan saran ................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil. Menurut


Muhaimin, insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qur’ani,
tercapainya insan yang memiliki dimensi religius, budaya dan ilmiah. Untuk
mengaktualisasikan tujuan tersebut dalam pendidikan Islam. Pendidik yang
mempunyai tanggung jawab mengantarkan manusia ke arah tujuan tersebut. Jusru
itu keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan sangat krusial, sebab
kewajibannya tidak hanya mentransformasikan pengetahuan tetapi juga dituntut
menginternalisasikan nilai-nilai pada peserta didik. Bentuk nilai yang di
internalisasikan paling tidak meliputi: nilai etis, nilai pragmatis, nilai efek sensorik
dan nilai religius.

Secara factual, pelaksanaan internalisasi nilai dan transformasi pengetahuan


pada peserta didik secara integral merupakan tugas yang cukup berat di tengah
kehidupan masyarakat yang kompleks apalagi pada era globalisasi dan informasi.
Tugas yang berat tersebut di tambah lagi dengan pandangan sebagian masyarakat
yang melecehkan keberadaan pendidik di sekolah, di luar sekolah maupun dalam
kehidupan social masyarakat. Hal ini disebabkan karena profesi pendidik dari segi
materi kurang menguntungkan, karena sebagian masyarakat dalam era globalisasi
ini dipengaruhi paham materialisme yang menyebabkan mereka bersifat
materialistik. Berbeda dengan gambaran tentang pendidik pada umumnya pendidik
Islam, adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik
dalam mengembangkan potensinya, dan dalam pencapaian tujuan pendidikan baik
dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidik ?


2. Apa saja jenis pendidik tersebut ?
3. Apa keutamaan pendidik?
4. Bagaimana tugas, tanggung jawab dan hak pendidik ?
5. Apa peran pendidik ?

1
C. Tujuan

1. Memahami pengertian pendidik


2. Mengetahui jenis pendidik
3. Mendalami keutamaan pendidik
4. Mengetahui tugas, tanggung jawab dan hak pendidik
5. Menerapkan peran pendidik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pendidik

1. Secara Etimologi

Secara etimologi, dalam konteks pendidikan Islam pendidik disebut dengan


murabbi, mu’allim, dan muaddib. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi.
Kata mu’allim isim fail dari ‘allama, yu’allimu sebagaimana ditemukan dalam Al-
Quran (Q.S. Al-Baqarah:31), sedangkan kata muaddib berasal dari addaba,
yuaddibu, seperti sabda Rasul: “Allah mendidikku, maka Dia memberikan
kepadaku sebaik-baik pendidikan”. Ketiga term itu, mu’allim, murabbi, muaddib,
mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam
situasi tertentu mempunyai kesamaan makna.

Kata atau istilah “murabbi” misalnya, sering dijumpai dalam kalimat yang
orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau
rohani. Pemeliharaan seperti initerlihat dalam proses orang tua membesarkan
anaknya. Mereka tentunya berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar
anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan kepribadian serta akhlak yang terpuji.
Sedangkan untuk istilah “mu’allim”, pada umumnya dipakai dalam membicarakan
aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan
(pengajaran), dari seseorang yang tahu kepada orang yang tidak tahu. Adapun
istilah “muaddib”, menurut Al- Attas, lebih luas dari istilah “mu’allim” dan lebih
relevan dengan konsep pendidikan Islam.

2. Secara Terminologi

Para pakar menggunakan rumusan yang berbeda tentang pendidik.


Zakiah Daradjat, berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang akan
memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.
Marimba, beliau mengartikan sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban
sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya
bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.
Ahmad Tasir, mengatakan bahwa pendidik dalam Islam sama dengan teori di
Barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didik.
3
B. Jenis Pendidik

Beberapa macam Pendidik dalam pendidikan Islam :

1. Allah SWT.

Dari berbagai ayat Al-Quran yang membicarakan tentang kedudukan Allah


sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman yang diturunkan-Nya
kepada Nabi Muhammad SAW. Allah memiliki pengetahuan yang amat luas. Dia
juga sebagai Pencipta.

Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Fatihah:2


ِْ ِ‫ب‬
ِ}۲{َِِۙ‫اِلعِلَِ ِّمِْين‬ ِٰ ّ ‫ا َ ْل َح ْمد‬
ِّ ‫ُلِلِّ َِر‬
Artinya : segala pujian bagi Allah Rabb bagi seluruh alam
(Q.S. Al-Baqarah: 31)
ٓ ُ‫ىالم ٰلٓئِك ِةفقاْل ْن ِبـئ ُ ْونِ ْي ِباسْما ٓ ِء ٰٰۤهؤ‬
‫ْل ِءاِ ْن ُك ْنتُ ْمصٰ ِدقِيْن‬ ْ ‫وعلَّم ٰادم ْاْلسْمآء ُكلَّهاث ُ َّمعرض ُه ْمعل‬

- “Dan (Allah) allama (mengajarkan) segala macam nama kepada Adam nama-
nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya
berfirman, “sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!

- Sabda Rasulullah SAW. Yang artinya: “Tuhanku telah addabani (mendidik)ku


sehingga menjadi baik pendidikan”.

Berdasarkan ayat dan hadits di atas dapat dipahami bahwa Allah SWT sebagai
pendidik bagi manusia.

2. Nabi Muhammad SAW.

Nabi sendiri mengidentifikasikan dirinya sebagai mu’allim (pendidik). Nabi


sebagai penerima wahyu Al-Quran yang bertugas menyampaikan petunjuk-
petunjuk kepada seluruh umat Islam kemudian dilanjutkan dengan mengajarkan
kepada manusia ajaran-ajaran tersebut. Hal ini pada intinya menegaskan bahwa
kedudukan Nabi sebagai pendidik ditunjuk langsung oleh Allah SWT.

3. Orang Tua

Pendidik dalam lingkungan keluarga adalah orang tua.


4
Hal ini disebabkan karena secara alami anak-anak pada masa awal kehidupannya
berada di tengah-tengah ayah dan ibunya.
Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar pandangan hidup,
sikap hidup dan keterampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah
orang tuanya. Al-Quran menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tua
sebagai guru, yaitu memiliki kesadaran tentang kebenaran yang diperoleh melalui
ilmu dan rasio dapat bersyukur kepada Allah, suka menasehati anaknya agar
manyekutukan Tuhan, memerintahkan anaknya agar menjalankan perintah shalat,
sabar dalam menghadapi penderitaan.
(lihat Q.S. Lukman: 12-19). Itulah sebabnya orang tua disebut “pendidik kudrati”
yaitu pendidik yang telah diciptakan oleh Allah qudratnya menjadi pendidik.

4. Guru

Pendidik di lembaga pendidikan persekolahan disebut dengan guru, yang meliputi


guru madrasah atau sekolah sejak dari taman kanak-kanak, sekolah menengah, dan
sampai dosen-dosen di perguruan tinggi, kiyai di pondok pesantren, dan lain
sebagainya. Namun guru bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk
mendidik, melainkan juga dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk
mendidiknya. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat
yang diserahkan kepadanya. Allah SWT menjelaskan:
(Q.S. An-Nisa’: 58)
ٰۤ ْ ‫اِنَّاللّٰهيأ ْ ُم ُر ُك ْما ْنتُؤد‬
ۙ‫ُّوااْلمٰ ٰنتِا ِٰلىا ْه ِلها‬
ُ ‫ِب ْالع ْد ِلواِذاحك ْمت ُ ْمبيْنالنَّا ِسا ْنتحْ ُك ُم ْوا ۗ اِنَّاللّٰهنِ ِع َّماي ِع‬
ِ ‫ظ ُك ْم ِبهۗ  اِنَّاللّٰهكانس ِم ْيعًاب‬
‫صي ًْرا‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-sebaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.”

5
C. Keutamaan Pendidik

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa ada sekelompok masyarakat yang


menganggap pekerjaan mendidik atau jabatan sebagai guru adalah yang rendah
jika dibandingkan dengan pekerjaan lain seperti di kantor, BUMN, pengusaha dan
sebagainya. Ini disebabkan karena pandangan masyarakat bersifat materialistik
yang mempertuhankan harta benda. Tapi kalau dilihat secara mendalam bahwa
pekerjaan sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau
dari sudut masyarakat, Negara dan dari sudut keagamaan.

Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan
oleh Allah SWT dan RasulNya. Firman Allah QS.Al- Mursalat:11

ْ ‫س ُُلُقِت‬
 ۗ‫ت‬ ُ ‫االر‬
ُّ ‫واِذ‬
Artinya : “Allah meningkatkan derajat orang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.”

Sabda Rasulullah SAW: Artinya :”Sebaik-baik kamu adalah orang yang


mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya”. (H.R. Bukhari) “ Tinta para ulama
lebih tinggi nilainya daripada darah para syuhada”. (H.R. Abu Daud dan Turmidzi)

Firman Allah dan sabda Rasul tersebut menggambarkan tingginya kedudukan


orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (Pendidik). Hal ini beralasan bahwa
dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berfikir dan
menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu
membawa manusia semakin dekat dengan Allah. Dengan kemamapuan yang ada
pada manusia terlahir teori-teori untuk kemaslahatan manusia.

Al-Ghazali mengkhususkan guru dengan sifat-sifat kesucian dan kehormatan dan


menempatkan guru langsung sesudah kedudukan Nabi seperti contoh sebuah syair
yang diungkapkan oleh Syauki yang berbunyi: “berdiri dan hormatilah guru dan
berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rasul”.

6
Al-Ghazali menyatakan sebagai berikut: seseorang yang berilmu dan kemudian
mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut dengan orang besar di semua
kerajaan langi, dia bagaikan matahari yang menerangi alam sedangkan ia
mempunyai cahaya dalam dirinya, seperti minyak kasturi yang mengharumi orang
lain karena ia harum. Seseorang yang menyibukkan dirinya dalam mengajar berarti
dia telah memilih pekerjaan yang terhormat. Oleh karena itu hendaklah seorang
guru memperhatikan dan memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya
sebagai seorang pendidik.

D. Tugas, Tanggung jawab, Dan Hak Pendidik

1. Tugas Pendidik

Keutamaan seorang pendidik disebabkan oleh tugas mulia yang diembannya.


Tugas yang diemban seorang pendidik hampir sama dengan tugas seorang Rasul.

a. Tugas secara umum, adalah :

Sebagai “warasat al-anbiya”, yang pada hakikatnya mengemban misi rahmatal li


al-alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada
hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia akhirat. Kemudian misi
ini dikembangkan kepada pembentukan kepribaian yang berjiwa tauhid, kreatif,
beramal shaleh dan bermoral tinggi.

Selain itu tugas yang utama adalah, menyempurnakan, membersihkan, menyucikan


hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah. Sejalan dengan ini Abd al-Rahman
al-Nahlawi menyebutkan tugas pendidik pertama, fungsi penyucian yakni
berfungsi sebagai pembersih, pemelihara, dan pengembang fitrah manusia. Kedua,
fungsi pengajaran yakni meng-internalisasikan dan mentransformasikan
pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada manusia.

b. Tugas secara khusus, adalah :

1) Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program


pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah
program itu dilaksanakan.
7
2) Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan yang berkepribadian insan kamil , seiring dengan tujuan Allah
menciptakan manusia.

3) Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin dan mengendalikan diri


sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang
dilakukan itu.

2. Tanggung Jawab Pendidik

Berangkat dari uraian di atas maka tanggung jawab pendidik sebagaimana


disebutkan oleh Abd al-Rahman al-Nahlawi adalah, pendidik individu supaya
beriman kepada Allah dan melaksanakan syari’atNya, mendidik diri supaya
beramal saleh, dan mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam
melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi
kesusahan beribadah kepada Allah serta menegakkan kebenaran. Tanggung jawab
itu bukan hanya sebatas tanggung jawab moral seorang pendidik terhadap peserta
didik, akan tetapi lebih jauh dari itu. Pendidikan akan mempertanggungjawabkan
atas segala tugas yang dilaksanakannya kepada Allah SWT sebagaimna hadits
Rasul:

Artinya :

“Dari Ibnu Umar r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda: Masing-masing kamu
adalah pengembala dan masing-masing kamu bertanggungjawab atas gembalanya:
pemimpin adalah pengembala, suami adalah pengembala terhadap anggota
keluarga, dan istri adalah pengembala di tengah-tengah rumah tangga suaminya
dan terhadap anaknya. Setiap orang di antara kalian adalah pengembala, dan
masing-masing bertanggung jawab atas apa yang digembalanya”. (H.R. Bukhari
dan Muslim)

Kata “ra’in dalam hadits di atas berarti bahwa setiap orang dewasa dibebani
kewajiban serta diserahi kepercayaan untuk menjalankan dan memelihara suatu
urusan serta dituntut untuk berlaku adil dalam urusan itu. Kata “ra’iyyah” berarti
setiap orang yang memiliki beban tanggungjawab bagi orang lain, seperti istri dan
anak bagi suami atau ayah.

8
Sedangkan kata “al-amir” berarti bagi setiap orang yang memegang kendali
pemerintah, yang mencakup pemerintahan dengan kepala Negara dan aparatnya.
Tanggung jawab dalam Islam bernilai keagamaan, berarti kelalaian seseorang
terhadapnya akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat dan bernilai keduniawian,
dalam arti kelalaian seseorang terhadapnya dapat dituntut di pengadilan oleh
orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya.

Melihat luasnya ruang lingkup tanggung jawab dalam pendidikan Isla, yang
meliputi kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas sebagaimana uraian di
atas, maka orang tua tidak dapat memikul sendiri tanggung jawab pendidikan
anaknya secara sempurna lebih-lebih dalam kehidupan masyarakat yang senantiasa
berkembang dengan maju. Orang tua memiliki keterbatasan dalam mendidik anak
mereka, makanya tugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya
diamanahkan kepada pendidik lain (orang lain) baik yang berada di sekolah
maupun di masyarakat.
Orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah sekaligus berarti melimpahkan
sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru di sekolah, karena tidak
semua orang yang dapat menjadi guru sekaligus menjadi pendidik.

Tugas dan tanggung jawab guru tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan
orang tua dan masyarakat karena guru sebagai pendidik mempunyai ketrebatasan.

3. Hak Pendidik

Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan
mendidik peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkannya dalam rangka
mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan akhlak
mulia dalam kehidupan peserta didik. Dengan demikian waktu dan kesempatannya
dihabiskan untuk mendidik peserta didiknya, sehingga dia tidak mempunyai waktu
lagi untuk berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari. Justru itu pendidik berhak
untuk mendapatkan:

a. Gaji, mengenai penerimaan gaji ini pada awalnya terdapat perselisihan pendapat.
Mengenai gaji ini ahli-ahli piker dan filosof-filosof berbeda pendapat dalam hal
guru menerima gaji atau menolaknya. Yang paling terkenal untuk menolak gaji
adalah Socrates.

Sedangkan Al-Ghazali menyimpulkan mengharamkan gaji. Sementara utu Al-


Qabisi (935-1012) yang memandang gaji itu tidak dapattidak harus diadakan.
9
Karena pendidik telah menapakan lapangan profesi, tentu mereka berhak untuk
mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan ekonomi, berupa gaji atau
honorarium. Seperti di Negara kita, pendidik merupakan bagian aparat Negara
yang mengabdi untuk kepentingan Negara melalui sector pendidikan, diangkat
menjadi pegawai negeri sipil, diberi gaji dan tunjangan tenaga kependidikan.
Namun kalau dibandingkan dengan Negara maju, penghasilannya belum
memuaskan. Akan tetapi karenatugas itu mulia, tidak menjadi halangan bagi
pendidik dalam mendidik peserta dididknya. Bagi pendidik yang statusnya non
PNS maka mereka ada yang digaji oleh yayasan bahkan mereka tidak sedikit
mereka tidak mendapatkannya akan tetapi mereka tetap mengabdi dalam rangka
mencari ridha Allah SWT.

b. Mendapatkan penghargaan

Guru adalah abu al-ruh (bapak rohani) bagi peserta didiknya. Dialah yang
memberikan santapan rohani dan memperbaiki tingkah laku peserta didik. Justru
itu profesi guru wajib dimuliakan, mengingat perannya yang sangat signifikan
dalam menyiapkan generasi mendatang seperti yang diungkapkan oleh Muhammad
Athiyyah Al-Abrasyi, yang dikutip Zainudin dkk.

“menghormati guru berarti penghormatan terhadap anak-anak kita. Bangsa yang


ingin maju peradabannya adalah bangsa yang mampu memberikan penghormatan
dan penghargaan kepada para pendidik. Inilah salah satu rahasia keberhasilan
bangsa Jepang yang mengutamakan dan memprioritaskan guru setelah hancurnya
Hirosima dan Nagasaki, pertama sekali yang dicari oleh Kaisar Hirohito adalah
para guru.
Dalam waktu yang relatif singkat bangsa Jepang kembali bangkit dari kehancuran
sehingga menjadi modern pada masa sekarang.

E. Peran Pendidik

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan yang sangat


penting, peranan guru itu belum dapat digantikan oleh tegnologi seperti radio, tape
recorder, internet maupun oleh computer yang paling modern. Banyak unsure-
unsur manusiawi seperti sikap, system nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan
keteladanan yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran, yang tidak dicapai
kecuali melalui pendidik.

10
Demikianlah betapa pentingnya peranan guru dan betapa beratnya tugas dan
tanggung jawab guru, terutama tanggungjawab moral untuk digugu dan ditiru. Di
selolah seorang guru menjadi ukuran atau pedoman bagi murid-muridnya, di
masyarakat guru dipandang sebagi suri tauladan bagi setoap warga masyarakat.

Konsep operasional, pendidikan Islam adalah proses transformasi dan internalisasi


nilai-nilai Islam dan pengetahuan dalam rangka mengembangkan fitrah dan
kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik guna mencapai keseimbangan dan
kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, maka pendidik mempunyai peran
yang sangat penting dalam pendidikan Islam. Sehubungan dengan hal tersebut Al-
Nahlawi menyatakan bahwa peran guru hendaklah mencontoh peran yang
dilakukan Rasulullah yaitu mengkaji dan mengembangkan ilmu Ilahi.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan saran

Dalam rangka melaksanakan tugas sebagai pewaris para nabi (waratsatul Anbiya’),
para pendidik hendaklah bertolak pada amar ma’ruf dan nahi munkar dalam artian
menjadikan prinsip tauhid sebagai pusat penyebaran misi iman, Islam dan ihsan,
dan kekuatan rohani pokok yang dikembangkan oleh pendidikadalah
individualitas, sosialitas dan moralitas (nilai-nilai agama dan moral). Peran dan
fungsi yang cukup berat untuk diemban ini tentu saja membutuhkan sosok seorang
guru atau pendidikan yang utuh dan tahu dengan kewajiban dan tanggungjawab
sebagai seorang pendidik. Pendidik itu harus mengenal Allah SWT dalam arti yang
luas, dan Rasul, serta memahami risalah yang dibawanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, cet. 3 1996
Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, Ruh At-Tarbiyah, waal Ta’lim, Saudi Arabia:
Dar al-Ahya, tt.
Ramayulis dan Jalaludin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 1989
Ramayulis, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.

13
10

Anda mungkin juga menyukai