Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT

DOSEN PENGAMPU : AFRIZAL.S.Fil,M.Fil,MA.


MATERI
MEMBEDAH PEMIKIRAN FILOSOF RENE DESCARTES

DISUSUN OLEH:
ROMI ZELVINDRA

PROGRAM STUDI
PENDIDIDKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
NURUL FALAH AIRMOLEK
TA.2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Membedah Pemikiran
filosof Rene Descartes”. Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Saya berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya. Saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Serta semoga makalah
ini tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan
bermanfaat.

Molek,19 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 LATAR BELAKANG......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………..5
1.3 TUJUAN ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.4 MANFAAT………………….................................................................................................5

BAB II ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.


ISI.................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 BIOGRAFI RENE DESCARTES ......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 METODE KESANGSIAN RENE DESCARTES………………………………………………………………..8
2.2.1 IDE-IDE BAWAAN DAN SUBSTANSI………………………………………………………………………….9
2.2.2 HUBUNGAN JIWA DAN BADAN…………………………………………………………………………..….10
2.2.3 ETIKA…........................................................................................................................10
2.3 PENGARUH FILSAFAT MODERN HINGGA MASA SEKARANG.......................................11
BAB III……………………………….........................................................................................................13
PENUTUP…………………………….......................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa setelah abad pertengahan adalah masa modern, meskipun tidak jelas kapan
berakhirnya abad pertengahan itu, tetapi ada hal-hal yang jelas menandai masa modern ini,
yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Rene Descartes dinggap sebagai bapak aliran filsafat pada zaman modern.
Disamping seorang tokoh rasionalime, Descartes pun merupakan seorang filsuf yang
ajaran filsafatnya sangat populer, karena pandangannya yang tidak pernah goyah, tentang
kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Rene Descartes seorang filsuf
yang tidak puas dengan filsafat yang pandangan-pandangannya saling bertentangan, dan
tidak ada kepastian disebabkan oleh miskinya metode berfikir yang tepat. Descartes
mengemukakan metode baru yaitu metode keragu-raguan. Jika orang ragu terhadap segala
sesuatu, dalam keragu-raguan itu, jelas ia sedang berfikir. Sebab, yang sedang berfikir itu
tentu ada dan jelas terang-benderang. Cogito ergo sum (saya berfikir, maka saya ada).
Rene Descartes adalah seorang filosof yang juga sangat terkenal di eranya.
Pendapatnya amengenai manusia sangat unik dan berbeda dari yang lain yakni, Descrates
berpendapat bahwa kebenaran terletak pada diri subyek. Mencari titik pangkal pasti dalam
pikiran dan pengetahuan manusia, khusus dalam ilmu alam. Metode untuk memperoleh
kepastian ialah menyangsikan segala sesuatu. Hanya satu kenyataan tak dapat disangsikan,
yakni aku berpikir, jadi aku ada. Dalam mencari proses kebenaran hendaknya kita
pergunakan ide-ide yang jelas dan tajam. Setiap orang, sejak ia dilahirkan, dilengkapi
dengan ide-ide tertentu, khusus mengenai adanya Tuhan dan dalil-dalil matematika.
Pandangannya tentang alam bersifat mekanistik dan kuantitatif. Descartes
mengatakan bahwa kemampuan berpikir manusia yang sekarang tidak lagi semurni dan
sekokoh sebagaimana jika manusia menggunakan nalarnya sendiri sejak dilahirkan karena
sejak kecil cara berpikir manusia sudah dipengaruhi oleh cara berpikir orang lain yang
ditanamkan melalui pendidikan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapakah Rene Descartes?
2. Apa metode yang digunakan Rene Descartes?
3. Apa pengaruh metodologi Rene Decrates?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami biografi Rene Descartes.
2. Untuk mengetahui dan memahami metode pemikiran Rene Descartes.
3. Untuk mengetahui pengaruh metodologi Rene Descartes.
1.4 Manfaat
2. Dapat memahai biografi Rene Descartes secara benar dan menyeluruh.
3. Dapat memahami metode pemikiran Rene Descartes dan mengetahui
pengaruhnya di zaman modern.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Rene Descartes
Descartes lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Haye Totiraine, sebuah daerah
kecil di Perancis Tengah, adalah anak ketiga dari seorang parlemen Britagne. Pada 1597,
ketika berusia 1 tahun, ibunya meninggal. Peristiwa itu sangat membekas pada dirinya dan
berakibat timbulnya sifat selalu khawatir di kemudian hari. Pada 1604 hingga 1612, ia
belajar di Callege des Jesuites de la Fleche. Di sana ia belajar logika, filsafat matematika
dan fisika.
Descartes sejak 1621 sering melakukan berbagai perjalanan ke berbagai negara:
Swiss, Belanda, Italia, tinggal di Prancis pada 1625 – 1628, serta sibuk dengan kegiatan
ilmiah, khususnya dalm bidang ilmu eksakta dan filsafat. Pada 1628, pindah ke negeri
Belanda dan tinggal di sana sampai 1649. Ia banyak mengarang ilmu pasti, filsafat, dan
metodologi. Pada tahun 1649 hingga 1650 ia berada di Swedia selama satu tahun atas
undangan Ratu Christine yang ingin mempelajari filsafat Descartes. Di sana ia sakit radang
paru-paru dan meninggal pada 11 Februari 1650 di usia 54 tahun. Jenazahnya kemudian
dipindahkan ke Prancis pada 1667, dan tengkoraknya disimpan di Museum d’Historie
Naturelle, Paris.
Beberapa karyanya dapat disebutkan antara lain: Discours de la Methode yang
diterbitkan pada 1637 sebagai pengantar bagi ketiga esainya. Dioptrique, dan Geometrie
(bagian dari Traite du Honde). Kemudian diikuti oleh penerbitan Meditations
Methaphysiques di Paris dan Principes de la Philoshopie yang dipersembahkan kepada
sahabat penanya, Putri Elizabeth de Boheme.1
Rene Descartes juga memberikan pengaruh yang besar dalam mewarnai dunia
filsafat. Ia merupakan pemula dari era filsafat modern. Kata modern tersebut digunakan
untuk menunjukan suatu filsafat yang mempunyai corak yang sangat berbeda, bahkan
berlawanan dengan corak filsafat pada abad pertengahan Kristen. Corak utama filsafat

1
Zubaedi, Filsafat Barat dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi Sains ala Thomas Kuhn. 2007.
Hlm. 17.

6
modern yang dimaksud ialah dianutnya kembali rasionalisme seperti pada masa Yunani
kuno.
Descartes adalah anak yang sangat cerdas, suka berpikir, dan suka menyendiri.
Pada waktu ayahnya meninggal dan saudara kandungnya menikah, ia tak mau datang. Pada
usia 8 tahun, 1606, ia masuk Royal College La Fleche yang dikelola pastur-pastur Yesuit.
Ia belajar di tempat itu selama 8 tahun. Tahun 1614 ia meninggalkan La Fleche. Ia taat
mengerjakan ibadah menurut ajaran agama Katholik, tetapi ia juga menganut Galileo yang
pada masa itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh Gereja.
Tergambar jelas dari tulisan-tulisannya bahwa Descartes adalah seseorang yang
teguh kepercayaannya pada Tuhan. Dia menganggap dirinya sebagai Katholik yang patuh,
akan tetapi Katolik tidak menyukai pandangan-pandangannya, dan hasil karyanya
digolongkan ke dalam "index" buku-buku yang terlarang dibaca. Bahkan di kalangan
Protestan Negeri Belanda (waktu itu mungkin negeri yang paling toleran di Eropa),
Descartes dituduh seorang atheist dan menghadapi kesulitan dengan penguasa.
Descartes mendapat pelajaran bahasa Yunani, Latin, Perancis, musik, drama,
mengarang, bermain anggar, dan naik kuda. Pada tahun kuliah terakhir ia belajar filsafat,
moral, dan matematika. Tapi ilmu pengetahuan yang ia terima hanya menimbulkan
keraguan dalam jiwanya kecuali matematika. Karena kesehatannya lemah, ia
diperbolehkan terlambat kuliah atau tidak mengikuti kuliah. Meskipun demikian pada
tahun 1616 pada umur 20 tahun, ia berhasil mendapat gelar ahli hukum di Universitas
Poitiers. Konon ia juga sempat belajar ilmu kedokteran di universitas yang sama selama
dua tahun. Sesudah itu ia mengembara ke Belanda selama dua tahun (1617-1619) untuk
menjadi relawan sebagai tentara Belanda. Di Belanda Descartes menghasilkan karya
ilmiah yang disebut Le Monde atau The World yang ia akan mempublikasikan pada tahun
1634. Pada titik itu, bagaimanapun, dia mengetahui bahwa Galileo telah dikutuk oleh
Gereja untuk mengajar Copernicanism. Pada tahun 1638 Descartes menerbitkan sebuah
buku yang berisi tiga esai pada mata pelajaran matematika dan ilmiah dan Discourse on
Method. Setelah tinggal singkat di militer, Descartes mulai menjalani kehidupannya yang
tenang. Melanjutkan upaya intelektual, menulis esai filsafat, dan menjelajahi dunia ilmu
pengetahuan dan matematika. Pada tahun 1637, ia menerbitkan “geometri”, di mana

7
kombinasi aljabar-nya dan geometri analitis melahirkan geometri, lebih dikenal sebagai
Cartesian Geometri.
Pada tahun 1649, Ratu Christina dari Swedia membujuk Descartes untuk datang ke
Stockholm. Ia harus pindah ke Swedia untuk mengajari Ratu Christina dalam hal filsafat.
Sayangnya, Ratu mempunyai jadwal yang disiplin yaitu bangun pagi-pagi dan ia ingin
memulai pelajaran pada pukul 5:00 pagi. Jadwal membuat Descartes yang mempunyai
kesehatan kurang baik menjadi rapuh,dia tertular radang paru-paru, dia meninggal pada 11
Februari 1650 pada usia 54 tahun.2

2.2 Metode Kesangsian Rene Descrates


Descartes dipandang sebagai Bapak Filsafat Modern. Julukan ini tidak berlebihan,
sebab sejak Descartes kesadaran betul-betul digumuli dalam filsafat. Di samping itu,
Descartes juga berusaha memberi pendasaran metodis yang baru dalam filsafat. Dengan
metode, Descartes memahaminya sebagai aturan-aturan yang dapat dipakai untuk
menemukan fundamentum certum et inconcussum veritatis (kepastian dasariah dan
kebenaran yang kokoh). Metode itu disebutnya “le doute methodique” (metode
kesangsian). Jadi, berfilsafat bagi Descartes berarti melontarkan persoalan metafisis untuk
menemukan sebuah fundamen yang pasti, yaitu suatu titik yang tidak bisa goyah seperti
aksioma matematika.3
Untuk menemukan titik kepastian itu Descartes mulai dengan sebuah kesangsian
atau segala sesuatu. 4 Umpamanya, dia mulai dengan menyangsikan apakah asas
matematika dan pandangan-pandangan metafisis yang berlaku tentang dunia materialdan
dunia rohani itu bukan tipuan belaka dari semacam iblis yang sangat cerdik. Misalkan saja,
kita benar-benar tertipu habis-habisan sehingga kita betul-betul dipermainkan oleh
khayalan-khayalan, lalu apakah yang bisa kita jadikan pegangan? Menurut Descartes,
sekurang-kurangnya “aku yang menyangsikan” bukanlah hasil tipuan. Semakin kita dapat
menyangsikan segala sesuatu , entah kita sungguh ditipu atau ternyata tidak, termasuk
menyangsikan bahwa kita tidak dapat menyangsikan , kita semakin mengada (exist). Justru

2
http://www.pengen-ilmu.co.cc/p/biografi-singkat-rene-descartes.html
3
F. Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern, 2011 , hlm. 33
4
Lih. Copleston, F., Volume 4, hlm. 100.

8
kesangsianlah yang membuktikan kepada diri kita bahwa kita ini nyata. Selama kita ini
sangsi, kita akan merasa semakin pasti bahwa kita nyata-nyata ada. Jadi meski dalam tipuan
yang lihai, kepastian bahwa “aku yang menyangsikan” itu ada tak bisa dibantah, juga
seandainya Allah itu penipu sekalipun.
Menyangsikan adalah berfikir, maka kepastian akan eksistensiku dicapai dengan
berfikir. Descertes kemudian mengatakan je suis je pense donc atau cogito ergo sum (aku
berfikir,maka aku ada).
Yang ditemukan dengan metode kesangsian adalah kebenaran dan kepastian yang kokoh,
yaitu “cogito” atau kesadaran diri. Cogito itu kebenaran dan kepastian yang tak
tergoyahkan karena aku mengertinya secara jelas dan terpilah-pilah claire et (distincte).
Cogitoini tidak ditemukan dengan deduksi dari prinsip-prinsip umum atau dengan intuisi.
Kedua metode tredisional ini bisa dipakai untuk membenarkan wahyu, padahal yang
disebut wahyu itu bisa disangsikan dan filsafat tidak mengizinkan ketidakpastian. Cogito
ditemukan lewat pikiran kita sendiri, sesuatu yang dikenali melalui dirinya sendiri, tidak
melalui kitab suci, dongeng, pendapat orang, prasangka dan seterusnya. Kesangsian
Descartes ini sedemikian radikal, tetapi kesangsian ini hanya sebuah metode untuk
menemukan dasar yang kokoh untuk kenyataan. Di sini kendatipun metode yang
ditemukan baru, dia sebetulnya tetap memiliki minat metafisika. Kesangsiannya bersifat
metodis, maka bukanlah sebuah skeptisisme seperti yang kita jumpai dalam pikiran Hume
nanti.
2.2.1 IDEA-IDEA BAWAAN DAN SUBSTANSI
Kesangsian metodis sudah menemukan cogito, yakni subjektivitas, pikiran atau
kesadaran. Descartes lalu menyebut pikiran sebagai adea bawaan yang sudah melekat sejak
kita dilahirkan di dunia ini. Dia menyebutnya res “cogitans” . Dalam kenyataan, aku ini
bukan hanya pikiran, tetapi juga sesuatu yang bisa diraba dan dilihat. Kejasmanianku ini
bisa saja merupakan kesan yang menipu , tetapi bahwa kesan itu ada sejak lahir meskipun
tidak selalu sempurna, menunjukkan bahwa kejasmanian juga merupakan sebuah idea
bawaan. Descartes menyebutnya keluasan atau “res extensa”. Akhirnya, dia juga
berpendapat bahwa aku juga memiliki idea tentang yang sempurna. Lalu, dia mengatakan
bahwa Allah juga merupakan idea bawaan.

9
Pertanyaannya sekarang, apakah ketiga idea itu hanya ada dalam pikiran kita atu
merupakan kenyataan di luar pikiran juga? Bahwa kita memiliki idea pikiran, Allah dan
keluasan apakah menunjukkan adanya ketiganya itu. Tentang yang pertama, Descartes
sudah mengatakan bahwa aku berfikir maka ada. Maka pikiran adalah suatu substansi,
yaitu kenyataan yang berdiri sendiri dan disebutnya jiwa. Tentang keluasan dan
kejasmanian, Descartes mengatakan bahwa mustahil Allah yang maha benar itu menipu
kita tentang adanya kejasmanian. Karena itu, materi adalah juga suatu substansi. Ahirnya
Allah sendiri itu suatu substansi maka Allah itu ada.
Menyimpulkan bahwa kita memiliki idea Allah, maka Allah ada disebut argumen
ontologis. Di sini Descartes termasuk filsuf yang membuktikan adanya Allah sejalan
dengan Anselmus dan Thomas. Lebih dari itu, Descartes sebetulnya mengandaikan bahwa
adanya Allah menjadi ukuran segala pengetahuan, termasuk menjamin aku yang
menyangsikan dapat mencapai kebenaran.
2.2.2 HUBUNGAN JIWA DAN BADAN
Descartes sudah mengatakan bahwa aku terdiri dari dua substansi, yakni jiwa dan
materi atau badan jasmaniah. Lalu dia membedakan manusia dari hewan pada rasio yang
tak lain adalah jiwa. Manusia yang paling dungu sekalipun, menunjukkan kebebasan
karena memiliki jiwa. Yang sama pada manusia dan hewan adalah tubuhnya, maka tubuh
manusia pun sebenarnya bersifat otomatis, tidak bebas, tunduk pada hukum-hukum alam.
Descartes menyebut badan sebagai otomaton atau mesin yang bisa bergerak sendiri. Badan
bisa bernafas, mengedarkan darah, mencerna makanan dan seterusnya tanpa campur tangan
pikiran atau jiwa. Dalam manusia jiwa mengendalikan mesin ini.
Di sini pandangan antropologis Descartes disebut dualisme, yakni pandangan yang
menganggap bahwa jiwa dan badan adalah dua realitas terpisah. Pandangan ini dalam
filsafat sudah dianut sejak Plato. Untuk menjelaskan adanya hubungan jiwa dan badan
dalam manusia, Descartes menunjuk sebuah kelenjar kecil di otak sebagai semacam
jembatan. Namanya glandula pinealis . Adanya kelenjar ini memungkinkan tubuh manusia
berjingkrak-jingkrak atau berjalan lunglai sementara jiwanya bahagia atau bersedih.
2.2.3 ETIKA
Pandangan dualistis juga terdapat dalam ajaran etis Descartes. Dia menekankan
pentingnya mengendalikan hasrat-hasrat dalam badan kita, sehingga jiwa semakin

10
menguasai tingkah laku kita. Dengan cara itu manusia bisa menjadi makhluk yang
memiliki kebebasan spritual. Hasrat atau nafsu dimengerti sebagai keadaan pasif dari jiwa.
Ada enam nafsu pokok, yakni: cinta, kebencian, kekaguman, gairah, kegembiraan dan
kesedihan. Jika manusia mampu mengendalikan keenam nafsu ini, dia akan terbebas dari
independen. Akan tetapi Descartes beranggapan bahwa otonomi manusia tidak pernah
mutlak, sebab kebebasannya dituntun berdasarkan penyelenggaraan ilhi.

11
Dualisme Cartesian yang dijelaskan diatas di kemudian hari menimbulkan kesulitan. Bukan hanya
itu, filsafat Descartes juga mewariskan problem mendasar. Dengan cogito , dia mengandaikan
bahwa pikiran atau kesadaran melukiskan kenyataan di luar kesadaran itu, dan dengan cara
menyadari kesadaran kita sendiri (refleksi-diri), kita mengenali kenyataan di luar diri kita. Teori
macam ini disebut representasionisme. Masalahnya di sini adalah bahwa lukisan belum tentu
menampilkan kenyataan. Jurang antara pikiran dan kenyataan di luarnya masih menganga. Dari
antara dua tepian jurang itu, Descartes menginjak pada satu tepi, yaitu: pikiran dan dengan
kecenderungan ini dia mengawali sebuah aliran besar filsafat yang disebut rasionalisme. Aliran
ini beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh hanya dari rasio atau kesadaran kita dan bukan dari
kenyataan material di luarnya. Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima, tetapi
ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam
Aristoteles dalam pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayakan-khayalan.
Descartes menginginkan cara yang baru dalam berfikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti
yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, cogito ergo sum (saya berfikir, maka saya ada).
Jelasnya bertolak dari keraguan untuk mendapatkan kepastian.
Adapun teori berpikir yang rasionalistis menurut Rene Descartes adalah sebagai berikut :
Dalam penyelesaian masalah tidak boleh menerima begitu saja hal-hal yang belum diyakini
kebenarannya.
Menganalisis dan mengklarifikasikan setiap permasalahan melalui pengujian yang teliti ke
dalam sebanyak mungkin bagian yang diperlukan bagi pemecahan yang memadai.
Menggunakan pikiran dengan cara diawali dengan menganalisis sasaran-sasaran yang
paling sederhana dan paling mudah untuk diungkapkan.
Dalam setiap permasalahan dibuat uraian yang sempurna serta dilakukan peninjauan kembali
secara umum.

2.3 Pengaruh Filsafat Modern Hingga Masa Sekarang


Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu:
(zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan (zaman Romantik,
khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan
ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-
1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643). Sedangkan Francis Bacon (1561-
1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang
ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang
bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Sekalipun demikian, Rene Descartes merupakan filsuf yang paling terkenal pada masa
filsafat modern ini. Rene Descartes (1596-1650) diberikan gelar sebagai bapa filsafat modern. Dia
adalah seorang filsuf Perancis. Descartes belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Pater-pater
Yesuit di desa La Fleche. Descartes menulis sebuah buku yang terkenal, yaitu Discours de la
method pada tahun 1637. Bukunya tersebut berisi tentang uraian tentang metode perkembangan
intelektuilnya. Dia dengan lantang menyatakan bahwa tidak merasa puas dengan filsafat dan ilmu

12
pengetahuan yang menjadi bahan pendidikannya. Dia juga menjelaskan bahwa di dalam dunia
ilmiah tidak ada sesuatu pun yang dianggapnya pasti.
Rene Decartes dikenal sebagai ahli filsafat modern pertama yang besar. Ia juga penemu
biologi modern, ahli fisika, dan matematika. bahkan dipanggil “Penemu Filsafat Modern” dan
“Bapak Matematika Modern”, Rene Descartes sebagai salah satu pemikir paling penting dan
berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan
setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai
rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Descartes adalah salah satu representasi dari semangat manusia modern yang telah
mengalami kelahiran kembali. sebuah semangat yang telah demikian tua sekarang semakin tampak
mulai lelah. Sebab,kita semakin bisa maklum akan apa yang dimaksud Descartes dengan (ilmu)
pengetahuan. Dengan pengetahuan jenis ini , ia menawari kita menjadi le maitres et pressure de la
nature, pangeran yang gilang gemilang dengan cahaya ilmu dan menjadi penguasa dunia.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Descartes adalah pioner dalam filsafat modern, ia merupakan pelopor renaissance.
Sehingga dia disebut sebagai Bapak filsafat modern. Pengguanaan rasio untuk mengungkapkan
misteri kebenaraan sangatlah sesuai, ia beranggapan rasio adalah segalanya bagi diri manusia.
Kelebihan pemikiran Rene Descartes terletak pada metode keragu-raguan untuk mencapai
kebenaran, yang kemudian menjadi prinsip filosofisnya yaitu cogito ergo sum yang artinya “aku
berpikir maka aku ada”. Epistimologi Descartes dalam mencapai pengetahuan bertolak pada akal
sebagai titik sentral dari semua pengetahuan, dengan segala peranannya Rene Descartes akhirnya
dijuluki sebagai “Bapak Filsafat Modern”.
Descartes salah satu representasi dari semangat manusia modern yang telah mengalami
kelahiran kembali. sebuah semangat yang telah demikian tua sekarang semakin tampak mulai
lelah. Sebab,kita semakin bisa maklum akan apa yang dimaksud Descartes dengan (ilmu)
pengetahuan. Dengan pengetahuan jenis ini, ia menawari kita menjadi le maitres et pressure de la
nature, pangeran yang gilang gemilang dengan cahaya ilmu dan menjadi penguasa dunia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Zubaedi.2007. Filsafat Barat dari Logika Baru Rene Descartes hingga


Revolusi Sains ala Thomas Kuhn.
http : //www. Pengen-ilmu.co.cc/p/biografi-singkat-rene-descartes.html
Hardiman,Budi F.2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia
Modern.
Lih. Copleston F. Volume 4

15

Anda mungkin juga menyukai