Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 128

Volume 3 No.2, Juli-Desember 2018


p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X

Rasionalisme Descartes dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Pembaharuan


Islam Muhammad Abduh

Descartes's rationalism and its implications for the Islamic Renewal Thought of
Muhammad Abduh

Mursyid Fikri
Mursyidfikri4@gmail.com | Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Abstrak

Peneitian ini bertujuan mengupas tentang paham rasionalisme yang dicetuskan Rene
Descartes dan Implikasinya terhadap Pemikiran Pebaharuan Islam Muhammad Abduh.
Rasionalisme Rene Descartes merupakan paham yang muncul ditengah kungkungan gereja
Kristiani yang dikenal dengan masa skolastik. Paham ini lebih menekankan pada
penggunaan akal (rasio) untuk memperoleh sebuah pengetahuan. Tentunya sebagai hasil
filsafat, paham rasionalisme sangat berperan penting pada perkembangan ilmu-ilmu
pengetahuan lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, Penulis mencoba mengaitkan dan menampilkan Implikasi antara pemikiran
Rasionalisme descartes dan pemikiran pembaharuan dalam islam. Adapun hasil penelitian
ini penulis melihat adanya benang merah antara dasar rasionalisme descartes dan
pemikiran muhammad abduh bahwa keduanya menjadikan akal sebagai alat untuk
melakukan penalaran terhadap suatu kebenaran.

Kata kunci : Rasionalisme Descartes, Implikasinya, Pemikiran Pembaharuan


Muhammad Abduh
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 129

Absract

This study aims to explore the understanding of rationalism triggered by Rene Descartes and
its implications for Islamic Reformation Muhammad Abduh. Rene's Reneisme Descartes is
an understanding that emerged amidst the confines of the Christian church known as the
scholastic period. This emphasis is more on the use of reason (ratio) to gain a knowledge.
Certainly as a result of philosophy, the notion of rationalism is very important role in the
development of other sciences. The method used in this research is descriptive qualitative
method, the author tries to link and display the implication between Rationalism thinking
descartes and thinking of renewal in Islam. The results of this study the authors see the
existence of a common thread between the foundations of descartes rationalism and thought
muhammad abduh that both make sense as a tool to make reasoning against a truth.

Keywords: Rationalism Descartes, Implication, Thinking Renewal Muhammad Abduh

PENDAHULUAN disebut sebagai bapak filsafat modern. Ia

K
ebenaran, adalah salah ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum dan
satu kata atau hal yang ilmu kedokteran. Ia menyatakan bahwa
harus diperjuangkan. ilmu pengetahuan harus satu, tanpa
Untuk mencapai suatu kebenaran itu bandingannya, harus disusun oleh satu
diperlukan berbagai macam cara berfikir orang sebagai bangunan yang berdiri
maupun pembuktian. Selama ini cara yang sendiri menurut suatu metode yang umum.
mendominasi untuk pencapaian Rene Descartes yang mendirikan
kebenaran adalah dengan kemampuan aliran rasionalisme berpendapat bahwa
indera. Apa yang bisa diinderakan maka sumber pengetahuan yang dapat dipercaya
itu telah dianggap benar. Indera dijaidkan adalah akal. Hanya pengetahuan yang
sebagai pangkal kebenaran. Akan tetapi diperoleh lewat akallah yang memenuhi
sejak kemunculan seorang filosof syarat yang dituntut oleh semua
beraliran rasionalisme, yaitu Rene pengetahuan yang ilmiah. Dengan akal
Descartes yang sangat bertolak belakang dapat diperoleh kebenaran dengan metode
dalam pencapaian kebenaran. Descartes deduktif, seperti yang dicontohkan dalam
menyatakan bahwa kebenaran itu dapat ilmu pasti. (Asmoro Achmadi, 1994)
dicapai dengan berfikir yang bermula dari Senada dengan hal itu dalam
keraguan akan suatu pengetahuan. Di gerakan pemikiran islam bermunculan
sinilah keberadaan akal didewakan. berbagai gerakan yang disebut dengan
Rasionalisme dipelopori oleh gerakan pembaharuan islam yang dikenal
Rene Descartes (1596 ± 1650) yang dengan istilah tajdid. Di samping kata
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 130

tajdid , ada istilah lain dalam kosa kata menggambarkan Implikasi antara
Islam tentang kebangkitan atau pemikiran rene descartes dan pemikiran
pembaruan, yaitu kata islah . Kata tajdid pembaharuan islam Muhammad Abduh .
biasa diterjemahkan sebagai Sedangkan sumbernya diambil dari
³SHPEDKDUXDQ´ GDQ LVODK VHEDJDL beberapa buku-buku ilmiah yang
³SHUXEDKDQ´ .HGXD NDWD WHUVHEXW VHFDUD diterbitkan dengan maksud dijadikan
bersama-sama mencerminkan suatu sumber referensi Adapun Tekhnik
tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya pengumpulan data dalam penelitian ini
menghidupkan kembali keimanan Islam ialah Studi Kepustakaan, Wawancara dan
beserta praktek-prakteknya dalam Observasi.
komunitas kaum muslimin.( John O. Voll ,
1987).
PEMBAHASAN

Salah satu ciri pemikiran teologi A. BIOGRAFI TOKOH

modern adalah rasional. Banyak tokoh 1. Biografi Rene Descartes

Islam yang mencoba melakukan Rene Descartes lahir di La Haye,

pemikiran itu di antaranya adalah Perancis 31 Maret 1959 . Descartes adalah

Muhammad Abduh. Beliau adalah seorang filsusuf berkebangsaan Perancis

seorang tokoh salaf yang menghargai dan beragama katholik sekaligus penganut

kekuatan akal dan tetap memegang teks- ELG¶DK *DOLOHR \DQJ SDGD ZDNWX LWX PDVLK

teks agama, meskipun ia tidak ditentang oleh tokoh-tokoh

menghambakan diri pada teks-teks agama gereja.(Anggriani) . Descartes juga dikenal

tersebut sebagai Renatus Cartesius. Dia

Oleh sebab itu penulis mencoba merupakan seorang filsuf dan

menarik benang merah antara filsafat matematikawan Perancis. Karyanya yang

pemikiran rasionalisme descartes dengan terpenting adalah Discours de la method

makna dan goal dari gerakan (1637) dan Meditationes de prima

pembaharuan dalam islam. Philosophia (1641). Rene Descartes


VHULQJ GLVHEXW VHEDJDL ³%Dpak Filsafat
METODE PENELITIAN 0RGHUQ´ PHQXUXW %HUWQDQG 5XVVHO JHODU
Metode yang digunakan dalam itu diberikan kepada Descartes karena
penelitian ini adalah metode deskriptif dialah orang pertama pada zaman modern
kualitatif. Penelitian deskriptif yang membangun filsafat yang berdiri di
merupakan penelitian yang bertujuan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 131

atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan tahun, peristiwa ini menurutnya
oleh pengetahuan rasional. merupakan satu kesedihan paling dalam
Dia sekolah di Universitas Jesuites selama hidupnya.(Russell, 2007)
di La Fleche dari tahun 1604-1612 M, Descartes menghabiskan masa
yang tampaknya telah memberikannya hidupnya di Swedia tatkala ia memenuhi
dasar-dasar matematika modern, jauh undangan Ratu Christine yang
lebih baik daripada yang bisa menginginkan pelajaran-pelajaran
diperolehnya di kebanyakan universitas darinya. Pelajaran-pelajaran yang
pada saat itu. Pada tahun 1612, dia pergi diharuskan diajarkan setiap jam lima pagi
ke Paris, namun kehidupan di sana menyebabkan Descartes jatuh sakit, yang
membuatnya bosan, dan kemudian dia menjemput ajalnya pada 11 Februari 1650
mengasingkan diri di daerah terpencil di di usia 54 tahun, sebelum ia sempat
Fauborg St. Germain untuk menekuni menikah. Jenazahnya kemudian
Geometri. Namun demikian, teman- dipindahkan ke Prancis pada 1667, dan
temannya menemukannya, maka untuk tengkoraknya disimpan di Museum
lebih menyembunyikan diri, dia G¶+LVWRULH 1DWXUHOOH 3DULV (Zubaedi, 2007)
mendaftar sebagai tentara Belanda pada Selain mencurahkan perhatiannya
tahun 1617. dalam bidang filsafat, Descartes juga
Tahun 1621, Descartes berhenti dikenal sebagai seorang Polymath, yaitu
dari medan perang dan setelah berkelana seorang yang mempunyai perhatian luas
ke Italia, lalu ia menetap di Paris (1625). dalam bidang ilmu pengetahuan,
Tiga tahun kemudian, ia kembali masuk khususnya dalam ilmu pasti.
tentara, tetapi tidak lama ia keluar lagi dan Sumbangannya yang besar dalam dunia
akhirnya memutuskan untuk hidup di ilmu adalah keberhasilannya menemukan
negeri Belanda. Di sinilah, ia menetap ilmu ukur koordinator
selama 20 tahun (1629-1649) dalam iklim (coordinatgeometri).
kebebasan berpikir. Di negeri inilah, ia Karya-karya Descartes cukup
dengan leluasa menyusun karya-karyanya banyak. Beberapa karyanya, antara lain
di bidang ilmu dan filsafat. Meskipun adalah: Discours de la Methode (1637)
Descartes tidak pernah menikah, tetapi dia yang berarti uraian tentang metode yang
mempunyai seorang anak perempuan isinya melukiskan perkembangan
kandung yang meninggal pada usia lima intelektualnya. Di dalam karyanya inilah,
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 132

ia menyatakan ketidakpuasannya atas untuk dilatih menghafal Al-Qur'an. Hanya


filsafat dan ilmu pengetahuan yang dalam masa dua tahun, ia dapat menghafal
menjadi bahan penyelidikannya. Dalam Al-Qur'an secara keseluruhan. Kemudian,
bidang ilmiah, tidak ada sesuatu pun yang ia dikirim ke Tanta untuk belajar agama di
dianggap pasti. Semuanya dapat Masjid Syekh Ahmad di tahun 1862,
dipersoalkan dan pada kenyataannya setelah dua tahun belajar, ia merasa tidak
memang dipersoalkan juga. Satu-satunya mengerti apa-apa karena di sana
pengecualian adalah ilmu pasti. Demikian menggunakan metode menghafal. Ia
menurut Descartes. (Abdul Hakim, 2008) akhirnya lari meninggalkan pelajaran dan
2. Biografi Muhammad Abduh pulang ke kampungnya dan berniat
Muhammad Abduh adalah bekerja sebagai petani. Tahun 1865 (usia
seorang pemikir, teolog, dan pembaru 16 tahun) iapun menikah. Baru empat
dalam Islam di Mesir yang hidup pada puluh hari menikah, ia dipaksa untuk
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. kembali belajar ke Tanta. Iapun pergi, tapi
Kapan dan di mana Muhammad Abduh bukan ke Tanta. Dia bersembunyi di
lahir tidak diketahui secara pasti, karena rumah salah seorang pamannya, Syekh
ibu bapaknya adalah orang desa biasa Darwisy Khadr. Syekh Darwisy tahu
yang tidak mementingkan tanggal dan keengganan Abduh untuk belajar, maka ia
tempat lahir anak-anaknya. Tahun 1849 M selalu membujuk pemuda itu supaya
/ 1265 H adalah tahun yang umum dipakai membaca buku bersama-sama. Setelah itu,
sebagai tanggal lahirnya.(Nasution, 1987) Abduhpun berubah sikapnya sehingga
Ia lahir di suatu desa di Mesir Hilir, kemudian ia pergi ke Tanta untuk
diperkirakan di Mahallat Nasr. Bapak meneruskan pelajarannya.
Muhammad Abduh bernama Abduh Selepas dari Tanta, ia melanjutkan
Hasan Khairullah, berasal dari Turki yang studi di al-Azhar dari tahun 1869-1877
telah lama tinggal di Mesir. Ibunya berasal GDQ LD PHQGDSDW SUHGLNDW ³DOLP´ 'L
dari bangsa Arab yang silsilahnya sanalah ia bertemu dengan Jamaluddin al-
meningkat sampai ke suku bangsa Umar Afghani yang kemudian menjadi
ibn al-Khattab. muridnya yang paling setia. Dari al-
Muhammad Abduh di suruh Afghani yang kemudian belajar logika.
belajar menulis dan membaca setelah Filsafat, teologi dan tasawuf.
mahir, ia diserahkan kepada satu guru
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 133

Tahun 1879, Abduh dibuang Sultaniah dan di rumahnya sendiri.


keluar kota Kairo karena dituduh turut Pelajaran tauhid yang diberikannya di
berperan dalam mengadakan gerakan Madrasah Sultaniah tersebut menjadi
Khadowi Taufik. Hanya setahun ia dasar dari Risalah al-Tauhid- nya.
dibuang, tahun 1880 ia boleh kembali dan Sekembalinya dari pembuangan,
kemudian diangkat menjadi redaktur surat di akhir tahun 1888, ia mulai aktivitasnya.
NDEDU UHVPL SHPHULQWDK 0HVLU ³ •ßî׎‹Ê Karirnya dimulai dari menjadi hakim
•ßä¼®ó”´ Pengadilan Negeri kemudian menjadi
Di akhir tahun 1882, Ia lagi-lagi penasehat Mahkamah Tinggi. Di sela-sela
dibuang. Tapi kali ini dibuang ke luar kesibukannya sebagai hakim ia berusaha
negeri dan ia memutuskan pergi ke Beirut. memperbaiki pendidikan di al-Azhar. Ia
Alasan pembuangan ini adalah ingin membawa ilmu-ilmu modern yang
keterlibatan Abduh dalam revolusi sedang berkembang di Eropa ke al-Azhar.
(pemberontakan) Urabi Pasya. Baru Usahanya tidak berjalan mulus bahkan
setahun di Beirut, dia diundang al-Afghani usahanya kandas. Banyak tantangan dari
supaya datang ke Paris guna membentuk SDUD XODPD¶ \DQJ EHUSHJDQJ SDGD WUDGLVL
gerakan al-Urwah al-Wusqa. Tujuan lama. Tahun 1899, ia diangkat menjadi
gerakan ini adalah membangkitkan Mufti Mesir, suatu jabatan resmi penting
semangat perjuangan umat Islam untuk di Mesir dalam menafsirkan hukum
menentang ekspansi Eropa di dunia Islam. V\DUL¶DW XQWXN VHOXUXK 0HVLU 'L WDKXQ
Terbitlah majalah al-Urwah al-Wusqa. Ide yang sama, ia juga diangkat menjadi
pemikiran berasal dari al-Afghani, anggota majlis syura.
sedangkan tulisan yang mengungkapkan Begitu pula Abduh tidak bisa
pemikiran itu dilakukan oleh Abduh. menjalankan ibadah haji hingga akhir
Majalah tersebut hanya bertahan delapan hayatnya karena faktor politik. Akhirnya,
bulan dengan 18 kali terbit. Setelah itu, ia pada 11 Juli 1905, Abduh dipanggil ke
berpisah dengan gurunya. Gurunya hadirat Allah setelah agak lama ia
menuju Persia, ada juga yang mengatakan menderita kanker hati. di usia yang belum
ke Rusia. Sedangkan ia sendiri kembali ke begitu tua yaitu sekitar 56 tahun.
Beirut pada tahun 1885 M. di Kota ini, ia Abduh meninggalkan banyak
pusatkan perhatiannya pada ilmu dan karya tulis, sebagian besar berupa artikel-
pendidikan. Ia mengajar di Madrasah artikel di surat kabar dan majallah. Yang
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 134

berupa buku antara lain Durus min Al- Untuk itulah, Descartes
Qur'an (Berbagai pelajaran dari Al- menekankan agar tidak mempercayai
Qur'an), Risalah al-Tauhid (Risalah segala sesuatu di luar rasio manusia,
7DXKLG +DV\L\DK µ$OD 6\DUK DO-Dawani karena kesaksian apapun yang bersumber
li al-µ$TDLG DO-µ$GXGL\DK .RPHQWDU dari luar rasio manusia adalah tidak pasti
terhadap Penjelasan al-Dawani terhadap dan tidak dapat dipercayai. Kebenaran
Akidah-akidah yang Meleset), al-Islam harus dicari dan didasarkan dengan
wa al-Nasraniyah (Islam dan Nasrani PHQJJXQDNDQ NULWHULD ³FOHDUO\ DQG
bersama Ilmu-ilmu Peradaban). Tafsir GLVWLQFWO\´ 6HODLQ LWX LD MXJD
Al-Qur'an al-.DULP MX] µ$PPD (Tafsir Al- mengemukakan tentang adanya tiga ide-
Qur'an juz Amma), dan Tafsir al-Manar ide bawaan (innate ideas). yaitu:
yang diselesaikan oleh muridnya Syekh a. Idea pemikiran: ide yang
Muhammad Rasyid Ridha. memungkinkan diri saya sebagai
makhluk yang berpikir (pemikiran
3. Konstruksi Epistimologi Descartes
adalah hakikat saya).
1. Sumber dan hakikat pengetahuan
b. Idea Allah sebagai wujud
Sebagai seorang tokoh sempurna, karena saya
rasionalisme yang sering disebut-sebut mempunyai idea yang sempurna,
maka pasti ada sesuatu yang
sebagai bapak filsafat modern, Descartes sempurna itu. Wujud yang
memiliki fondasi dasar ajaran filsafat yang sempurna itu adalah Allah.
c. Idea keluasan: yang
sangat populer dan tidak tergoyahkan,
memungkinkan saya (kita)
yakni tentang ajaran yang menegaskan
mengerti materi (benda-benda,
bahwa kebenaran tertinggi berada pada
objek-objek) sebagai keluasan,
akal budi manusia. Menurut Descartes,
sebagaimana hal itu dapat
rasio merupakan sumber pengetahuan.
dipelajari secara kuantitatif (ilmu
Hanya rasio sajalah yang dapat membawa
ukur/matematika).
orang pada kebenaran. Yang benar
Di sisi lain, untuk
hanyalah tindakan akal yang terang
membuktikan kepada kita bahwa
benderang yang disebutnya Ideas Claires
kita tidak bisa begitu saja percaya
el Distinctes (pikiran yang terang
terhadap indra kita. Descartes
benderang dan terpilah-pilah).(Abdul
menunjukkan pengalaman mimpi
Hakim )
yang tampak sangat nyata, bahkan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 135

ketika kita melakukan sesuatu that in order to seek the truth, it is


necessary once in the course of our life
yang tidak dapat kita lakukan
to doubt. As far as possible, of all
ketika dalam keadaan sadar things. Second, that we ought also
FRQVLGHU DV IDOVH DOO WKDW LV GRXEWIXO ´(
(seperti terbang), hal itu nampak
Sakba, 2002) .
bahwa kita sungguh-sungguh Descartes bertolak dari kenyataan
dapat melakukannya. Karena di mana kita (manusia) sering tertipu oleh
itulah, tidak ada sesuatu apapun pengamatan, seperti Argumen Plato, yang
yang dapat meyakinkan kita menyatakan bahwa tongkat yang terdapat
bahwa kita tidak sedang bermimpi di kolam yang bergelombang kelihatan
saat ini. Dan jika kita tidak bisa bengkok, jalan lurus di ujungnya kelihatan
yakin bahwa kita saat ini tidak bertemu, dan seterusnya. Descartes terus
sedang bermimpi, kita tidak bisa meragukan segala hal, meski sekecil
memperoleh pengetahuan melalui apapun. Hal ini sebagaimana yang
penggunaan indra kita. diungkapkan Descartes :
(Theodore,th 400) ³« , VXSSRVH WKDW HYHU\WKLQJ , VHH LV
false. I believe that none of what my
2. Metode Keraguan Rene Descartes
deceitful memory represents ever
(The Method of Cartesian Doubt) existed. I have no sense whatever.
Body, shape, extension, movement,
Berawal dari keinginan untuk
and place are all chimeras. What then
menemukan metode yang ampuh dalam will be true? Perhaps just the single fact
WKDW QRWKLQJ LV FHUWDLQ ´ ( Rene
mencari kepastian hakiki suatu Descartes, 1993)
pengetahuan dan memastikan bahwa
Keraguan Descartes tampaknya
sesuatu yang ada itu benar-benar ada dan
bisa dipahami, karena bisa saja ada
bukan hanya khayalan semata. Descartes
sesuatu (oleh 'HVFDUWHV GLVHEXW GHQJDQ ³VL
membangun suatu fondasi dasar yang ia
MHQLXV DWDX VHWDQ MDKDW´ \DQJ ELVD PHQLSX
sebut sebagai Metode Keraguan. Suatu
atau memalsu penalaran, sehingga sesuatu
metode yang dia awali dengan upaya
yang salah akan tampak sebagai
menyangsikan segala sesuatu.
kebenaran. Descartes mengalami
Sebagaimana yang ditulis oleh Sakban
kesulitan untuk membuktikan dan
Rosidi.
mengetahui adanya dunia luar dengan
³&DUWHVLDQ 0HWKRG VWDUWV IURP
GRXEWLQJ HYHU\WKLQJ ³'H 2PQLEXV bertolak darL JDJDVDQ ³FRJLWR HUJR VXP´
GXELWDQGXP´ 7KLQNLQJ LV EXW WR GRXEW nya. Dan untuk membuktikan bahwa ia
everything. On the principles of human
knowledge, Descartes asserted: First, tidak tertipu tentang adanya dunia luar,
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 136

maka ia bertolak dari adanya eksistensi Descartes menempatkan peran rasio,


Tuhan yang menjamin, karena intuisi dan penalaran deduktif dalam
menurutnya hanya Tuhan yang dapat mencapai yang pasti.
menjamin bahwa: Descartes mengajukan beberapa
a. ide-ide kita yang jelas dan terpilah prinsip metodologis yang dapat menjadi
memang benar, landasan dalam berpikir :
b. kita tidak tertipu oleh setan jahat. a. Tidak menerima apapun sebagai
Descartes menggunakan argumen hal yang benar, kecuali kalau
ontologis tentang adanya Tuhan dari diyakini sendiri bahwa itu
Anselmus sebagai dasar metodenya. Allah memang benar.
sebagai penyebab ide yang sempurna b. Memilah-milah masalah menjadi
dalam pemikiran kita. Begitu Descartes bagian-bagian terkecil untuk
membuktikan adanya eksistensi Tuhan, mempermudah penyelesaian.
maka Descartes merasa memiliki dasar c. Berpikir runtut dengan mulai dari
untuk mengakui; adanya tubuh kita yang hal yang sederhana, sedikit demi
berbeda dari rasio. bahwa ide kita sedikit untuk sampai ke hal yang
mengenai dunia luar adalah benar. Setelah paling rumit.
meragukan segala hal, bahkan d. Perincian yang lengkap dan
keberadaannya sendiri, maka ada sesuatu pemeriksaan menyeluruh
yang tidak dapat diragukan diperlukan, supaya tidak ada yang
keberadaannya (saya) yang sedang ragu terlupakan.
itu. 3. Teori Kebenaran Pengetahuan
Adanya saya yang ragu itu secara Teori kebenaran pengetahuan
langsung membuktikan adanya saya yang yang dianut oleh Descartes dan para kaum
berpikir, (cogito ergo sum; saya berpikir, rasionalis adalah teori konsistensi atau
PDND VD\D DGD ³$NX EHUSLNLU´ koherensi (the consistence theory of the
merupakan kebenaran filsafat pertama truth, the accordance theory of truth).
(primum philosophicum). Tidak peduli Teori konsistensi atau koherensi adalah
betapa pun asam keraguan menggerogoti, suatu proposisi atau makna pernyataan
keraguan ini tidak dapat menelan habis dari suatu pengetahuan bernilai benar bila
dasar dari keberadaannya sendiri; yaitu proposisi itu mempunyai hubungan
eksistensi dari orang yang meragukan.
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 137

dengan ide-ide dari proposisi yang situasi dan tuntutan sosial yang
terdahulu bernilai benar. mengharuskannya melakukan
Sebagai contoh, kita sebagai pembaharuan. Oleh sebab itulah ia
bangsa Indonesia pasti memiliki digolongkan sebagai kaum modernis,
pengetahuan bahwa Indonesia yakni orang yang paling cepat tanggap
diproklamirkan kemerdekaannya pada merespon perkembangan yang terjadi dan
tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan sekaligus paling cepat diresponi oleh
dengan hari Jumat tanggal 17 Ramadhan. masyarakat sekitarnya.
Jika seseorang hendak membuktikannya, Kalau dicermati secara seksama,
tidak dapat langsung melalui kenyataan sesungguhnya gagasan pembaruan Abduh
dalam objektivanya, karena kenyataan hal bertumpu pada tiga hal berikut; (1)
tersebut telah berlangsung 65 tahun yang Pembebasan pemikiran dari belenggu
lalu. Untuk membuktikannya, maka harus taqlid sehingga akal tidak tunduk pada
melalui ungkapan-ungkapan tentang fakta otoritas manapun. (2) Purifikasi (Gerakan
itu, yaitu melalui sejarah atau dapat Pemurnian ajaran Islam). (3) Penempatan
diafirmasikan kepada orang-orang yang agama sejajar dengan perkembangan ilmu
mengalami dan mengetahui kejadian itu. pengetahuan, atau dengan kata lain,
Dengan demikian, kebenaran dari menjadikan sains sebagai partner agama.
pengetahuan itu dapat diuji melalui Berikut akan diuraikan secara lebih
kejadian-kejadian sejarah, atau juga mendalam pokok-pokok pemikiran
pembuktian proposisi itu melalui Muhammad Abduh tersebut :
hubungan logis jika pernyataan yang a. Pembebasan pemikiran dari
hendak dibuktikan kebenarannya belenggu taqlid
berkaitan dengan pernyataan-pernyataan Dalam masalah ini Abduh tidak
logis atau matematis. menghendaki adanya taqlid, dan
mengobarkan seruan agar pintu
4. Pemikiran Dan Ide Pembaharuan
ijtihad selalu terbuka. Bahkan dengan
Muhammad Abduh
bersemangat ia menyampaikan
Dipandang dalam aspek
bahwa tidak ada pertentangan antara
pembaruan teologi dan hukum, maka
ilmu dan agama, al-4XU¶DQ EXNDQ VDMD
Muhammad Abduh dapat digolongkan
sesuai dengan ilmu pengetahuan tapi
sebagai seorang pembaharu pada
zamannya. Pemikirannya muncul atas
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 138

juga mendorong semangat umat Islam melakukan ijtihad. Yang tak


untuk mengembangkannya. memenuhi syarat, harus mengikuti
Ide Muhammad Abduh tersebut pendapat mujtahid yang ia setujui
ternyata mendapatkan sambutan yang fahamnya. Ijtihad dilakukan langsung
cukup luas dan hampir menyebar ke pada al-4XU¶DQ GDQ +DGLV VHEDJDL
seluruh dunia Islam. seruannya untuk sumber yang asli dari ajaran-ajaran
anti taqlid, memang mencerminkan Islam.
kenyataan umat Islam yang tengah Dengan demikian, taqlid kepada
mengalami kejumudan berpikir. ulama lama tak perlu dipertahankan
Sikap demikian pada gilirannya bahkan mesti diperangi karena taqlid
mengalami sikap antipati terhadap inilah yang membuat umat Islam
sains modern, dan merupakan sikap berada dalam kemunduran dan tak
yang harus dihapuskan menurut dapat maju. Pendapat tentang
Abduh. pemberantasan taqlid dan pembukaan
Dalam beberapa hal, pemikiran pintu ijtihad didasarkan atau
Abduh memiliki garis penghubung kepercayaannya pada kekuatan akal.
dengan Muhammad bin Abdul Menurut abduh, al-4XU¶DQ EHUELFDUD
Wahab, yakni ingin mengembalikan bukan semata kepada hati manusia,
pemahaman agama sebagai ulama tetapi juga kepada akalnya.
salaf. Kendatipun demikian, karena Kepercayaan pada kekuatan akal
sikapnya yang sangat positif terhadap membawa Muhammad Abduh
sains, Abduh berpendapat bahwa selanjutnya kepada faham bahwa
ajaran-ajaran Islam perlu diberi manusia mempunyai kebebasan
interpretasi baru, dan pintu ijtihad dalam kemauan dan perbuatan (free
harus dibuka selebar-lebarnya. Ijtihad will and free act atau qadariyah),
menurut pendapatnya bukan hanya dengan faham tersebut, maka
boleh, malahan penting dan perlu manusia akan bebas mewujudkan
diadakan. Tetapi yang perbuatannya dengan kemauan dan
dimaksudkannya bukan tiap-tiap usahanya sendiri, dan tentunya
orang boleh melakukan ijtihad. dengan tidak melupakan bahwa
Hanya orang yang memenuhi syarat- diatasnya masih ada kekuasaan yang
syarat yang diperlukan yang boleh lebih tinggi.
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 139

dalam Islamlah yang membuat Islam


b. Purifikasi (Gerakan pemurnian
lupa akan ajaran-ajaran Islam yang
ajaran Islam)
VHEHQDUQ\D %LG¶DK-ELG¶DK LWXODK
Abduh berupaya untuk
yang mewujudkan masyarakat Islam
memurnikan ajaran Islam dengan
yang jauh menyeleweng dari
kembali pada al-4XU¶DQ GDQ +DGLV
masyarakat Islam yang sebenarnya.
Nabi, hal ini terkait dengan
Untuk menolong umat Islam, faham-
EDQ\DNQ\D IHQRPHQD ELG¶DK GDQ
faham asing lagi salah itu harus
khurafat. Menurutnya, kaum Muslim
dikeluarkan dari tubuh Islam. Umat
tidak perlu mempercayai adanya
harus kembali ke ajaran-ajaran Islam
karamah yang dimiliki wali atau
yang semula, ajaran-ajaran
kemampuan mereka sebagai
sebagaimana terdapat di zaman salaf,
perantara atau wasilah kepada Allah.
yaitu di zaman sahabat dan ulama-
Syirik harus dihindari karena tidak
XODPD¶ EHVDU (Harun, 1996)
sesuai dengan akidah Islam.
Perlu ditegaskan juga bahwa bagi
Lebih lanjut, Abduh juga
Muhammad Abduh tidak cukup
menekankan bahwa mentauhidkan
hanya kembali kepada ajaran-ajaran
Allah merupakan pangkal dari segala
asli itu, karena zaman dan suasana
keimanan yang lainnya. Dalam hal ini
umat Islam sekarang telah jauh
seruan mentauhidkan itu tidak
berubah dari zaman dan suasana umat
bersandar pada dalil apapun kecuali
Islam zaman klasik, ajaran-ajaran asli
nasK TDWKÆL\ \DQJ GLSDGXNDQ GHQJDQ
itu perlu disesuaikan dengan keadaan
pemakaian rasio yang benar. Inilah
modern sekarang.
salah satu prinsip penting yang
menjadi pedoman Abduh. Abduh c. Pembaharuan dalam pendidikan
telah mencoba menempatkan posisi Islam
tauhid pada posisinya yang lurus Program pembaharuan Abduh
dengan mengesampingkan bentuk- juga berfokus pada pembaharuan
bentuk pemahaman keagamaan yang pendidikan Islam dan perumusan
mempunyai kekuatan sumber ajaran-ajaran Islam dalam pengertian,
(otoritas). kalau tidak menurut pemikiran
Dalam pandangan Abduh, bahwa modern, setidak-tidaknya yang lebih
PDVXNQ\D EHUEDJDL PDFDP ELG¶DK NH bisa diterima oleh orang-orang
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 140

modern. Tantangan pendidikan Islam menjadikan Abduh untuk lebih


terutama berkaitan dengan masalah memfokuskan tujuan utamanya untuk
orientasi pendidikan Islam, sumber mengembangkan landasan
daya manusia, anggaran pendidikan, pendidikan, terutama universitas al-
kurikulum, informasi dan teknologi, Azhar. Salah satu artikelnya yang
globalisasi. dikirimkannya ke surat kabar Al-
Dari pada perumusan abad ahram pada tahun 1876, yang
pertengahan yang sudah ketinggalan meskipun ketika itu dia masih
zaman. Secara ideal kedua butir ini dibawah pengaruh Jamaluddin al-
merupakan dua aspek dari kegiatan Afghani, ia menyatakan dengan tegas
yang sama dan merupakan bahwa kewajiban belajar tidak hanya
kelengkapan yang diperlukan untuk mengenai buku-buku klasik
melaksanakan pemurnian Islam. berbahasa Arab dan tentang ilmu-
Karena hanya dengan meningkatkan ilmu kalam dogmatik dalam rangka
mutu pendidikan Islam dan membela agama, tetapi juga berbagai
mengemukakan kembali ajaran- sains modern serta sejarah dan agama
ajaran dasar Islam dengan tegas dan eropa agar dapat mengetahui sebab-
jelas, pengaruh-pengaruh yang sebab kemajuan bangsa-bangsa Barat.
merusak, baik yang bersifat animistik Penegasan Abduh untuk
maupun materialistik dapat memasukkan materi sains modern
dikeluarkan dan dilenyapkan.( Ihsan, kedalam kurikulum al-Azhar juga
2015) dilandaskan pada kegelisahannya
Dalam pandangan Abduh, konsep terhadap munculnya dua tipe
pendidikan yang dikemukakan oleh pendidikan di Mesir pada waktu itu.
Jamaluddin dalam bukunya Tipe pertama, sekolah-sekolah
³Refutation of the Materialistik´ (Ar- tradisional dengan al-Azhar sebagai
5DGGXÆ ÄDODG Dahriyyin) begitu lembaga pendidikan tertinggi, tipe
umum pengertian-pengertiannya, kedua, sekolah-sekolah modern baik
sehingga sedikit saja menunjukkan yang didirikan oleh pemerintah Mesir
pemikirannya. Dilain pihak, maupun oleh para missionaris asing.
penolakan Abduh terhadap idealisme Pada waktu itu, sekolah-sekolah
revolusioner Jamaluddin Al-Afghani agama semata-mata mengajarkan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 141

ilmu agama belaka, dan mengabaikan pusat pembaharuan yang diinginkan


ilmu-ilmu umum atau tidak dalam dunia Islam. Akan tetapi
mengajarkan ilmu-ilmu yang datang usahanya ini kandas karena mendapat
dari Barat. Sementara sekolah- tantangan dari kalangan ulama yang
sekolah modern tampil dengan kuat berpegang pada tradisi lama serta
kurikulum yang memberikan ilmu teguh dalam mempertahankannya.
pengetahuan Barat sepenuhnya, tanpa Namun demikian, di al-Azhar
adanya upaya untuk memasukkan tersebut Abduh meninggalkan
ilmu pengetahuan agama ke dalam kelompok orang-orang yang berpikir
kurikulumnya.( Gibb, 1993) cerah, sekalipun hanya sedikit yang
Selain itu, Abduh juga percaya pada prinsip-prinsip yang
menghidupkan metode munazarah diletakkan oleh Abduh dan menerima
(discussion) dalam memahami pandangan-pandangannya, dan
pengetahuan yang sebelumnya sekalipun juga mereka tidak
banyak mengarah kepada taqlid mempunyai keberanian dan
semata terhadap pendapat ulama- kegairahan seperti Muhammad
ulama tertentu yang dianggap Abduh.(Mukti Ali, 1995)
mempunyai berpengaruh. Hal
tersebut diubahnya dengan jalan B. Rasionalisme Descartes Dan
pengembangan kebebasan intelektual Implikasinya Terhadap Pemikiran
di kalangan mahasiswa al-Azhar. Pembaharuan Muhammad Abduh
Demikian juga halnya dengan sikap Pengaruh Rasionalisme ala
ilmiah, terutama dalam memahami Descartes ini sangat didukung oleh Al-
sumber-sumber ilmu agama yang Quran sebagai salah satu sumber ilmu
selama ini memiliki landasan yang pengetahuan dalam Islam disamping
tidak dapat diganggu gugat oleh hadist. Al-Quran merupakan kitab suci
pemikiran dan kemajuan zaman. yang sangat menghormati budaya
Dengan perbaikan-perbaikan serta rasionalitas ilmiah dan menolak segala
pembaharuan yang dibawa oleh bentuk khurafat (mitos). Akal (rasio)
Muhammad Abduh ke dalam tubuh dalam Islam sangat memberikan
al-Azhar, beliau berharap agar kedudukan yang istimewa. Dengan akal,
universitas ini kelak akan menjadi manusia dapat mencapai peradaban dan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 142

kebudayaan yang sangat tinggi dan konstruksi Bayani atau pengalaman


dengan akal pula ia dapat mengemban langsung dalam konstruksi Irfani.
tugas sebagai khalifah di muka bumi. Lalu bagaimana keterkaitan
Bahkan Allah sendiri seringkali rasionalisme Descartes dengan pemikiran
memerintahkan manusia dalam Al-Quran Muhammad Abduh ? Dijelaskan
untuk menggunakan akal, termasuk dalam Muhammad Abduh, salah satu tokoh
menggunakan Al-Quran itu sendiri. filsafat muslim ternama, bahwa islam
Bahkan Allah sangat membenci orang- adalah agama yang rasional, agama yang
orang yang tidak menggunakan akalnya sejalan dengan akal bahkan ajaran agama
sebagaimana disampaikan dalam Surat yang didasarkan atas akal. Semua ajaran-
Yunus ayat 100. Selain itu, dalam ajaran Islam baik tentang akidah, akhlak
beberapa ayat Al-Quran Allah juga maupun tasawuf adalah ajaran yang sangat
memerintahkan kepada manusia untuk rasional dan dapat diakal.
menggunakan akalnya untuk berfikir. Dari pandangan itu, Abduh sangat
Dalam ilmu-ilmu keislaman, menolak taqlid dan menerima penafsiran
konsep rasionalisme dikenal dengan WD¶ZLO EHUGDVDUNDQ DVDO NHWLPEDQJ
sebutan metode atau konstrksi pemikiran menerima terjemahan literal mengenai
Burhani. Sistem Burhani adalah sumber-sumber agama. Abduh melalui
menggunakan prinsip-prinsip dasar logika pandangannya itu mengajak umat Islam
(al-mantiq) yang meyakinkan, yang XQWXN PHODNXNDQ WD¶ZLO WHUKDGDS QDVK-
kemudian diteliti kesimpulan- nash Al-Qur'an yang tidak bisa kita
kesimpulannya atau inferensi yang secara pahami. Ia juga menegaskan lewat buku-
pasti lahir dari prinsip tersebut. Dalam bukunya agar memisahkan pemahaman
konstruksi pemikiran Burhani, ia tentang eksistensi dan karakter ajaran
bersumber pada realitas atau al-Waqi baik agama yang seutuhnya dengan hasil
realitas alam, sosial, humanitas atau pemikiran orang-orang yang hanya
keagamaan. Ilmu yang muncul dalam mengaku dirinya sebagai agamawan.
tradisi Burhani disebut sebagai al-µLOP DO Oleh sebab itu dari pemikiran
hushuli, yakni ilmu yang dikonsep, Muhammad abduh dan Rasionalisme
disusun dan disistematisasikan lewat Descartes bisa di tarik benang merah
premis-premis logika atau al mantiq, yakni rasionalisme dan Pemikiran
bukan melalui otoritas teks seperti pemaharuan islam keduanya menjadikan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 143

akal sebagai alat untuk melakukan di tarik benang merah yakni


penalaran terhadap suatu kebenaran. rasionalisme dan Pemikiran
pemaharuan islam keduanya
PENUTUP menjadikan akal sebagai alat untuk
1. Descartes memiliki fondasi dasar melakukan penalaran terhadap suatu
ajaran filsafat yang sangat populer kebenaran.
dan tidak tergoyahkan, yakni tentang
ajaran yang menegaskan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
kebenaran tertinggi berada pada akal
Abbas Nurlaela, 2014, Muhammad Abduh
budi manusia. Menurut Descartes,
:Konsep Rasionalisme Dalam
rasio merupakan sumber Islam. (Jurnal Dakwah Tabligh),
pengetahuan. Hanya rasio sajalah
Achmadi Asmoro, 1994, Filsafat Umum,
yang dapat membawa orang pada (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,)
kebenaran. Yang benar hanyalah
tindakan akal yang terang benderang Aziz . Amir .Ahmad, 2009 Pembaruan
Teologi« <RJ\DNDUWD 7HUDV
yang disebutnya Ideas Claires el
Distinctes (pikiran yang terang $QJJULDQL 6 ³Tokoh Filsafat
Modern Rene Descartes (cogito
benderang dan terpilah-pilah).
HUJR VXP ´
2. Pembaharuan pemikiran Islam http://www.academia.edu .
Muhammad Abduh bertumpuk pada
Asmuni. Yusran, 1998, Pengantar Studi
tiga hal yakni pembebasan pemikiran 3HPLNLUDQ«(.Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada).
ummat islam terhadap kebiasaan
taqlid sehingga akal tidak tunduk Ali. Mukti, 1995, Alam Pikiran Islam
Modern di Timur Tengah, (Jakarta:
pada otoritas manapun, Purifikasi
Djambatan)
(Gerakan Pemurnian ajaran Islam).
Azizi, Amir. Ahmad. dan Mukti Sahal,
Penempatan agama sejajar dengan
1992. 7HRORJL ,VODP« (Surabaya:
perkembangan ilmu pengetahuan, Gitamedia Press)
atau dengan kata lain, menjadikan
Bawenga, 1983, Sebuah Studi Filsafat
sains sebagai partner agama. (Jakarta: Pradnya Paramita,).
3. Implikasi antara Rasionalisme
Donohue. J. John dan John L. Esposito
Descartes dengan pemikiran (ed), 1984, Islam dan
Pembaharuan; Ensiklopedi
pembahruan Muhammad abduh bisa
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 144

masalah-masalah, terj. Machnun Rosidi Sakban, 2002. The History of


Husein, (Jakarta: Rajawali) Modern Thought; A Brief but
Critical Reminder (Malang: CISC)
Dacholfany M. Ihsan, 2015, Reformasi
Pendidikan Islam Dalam Rakhmawanti, Erva Yuly Muhammad
Menghadapi Era Globalisasi: Abduh dan Gagasan Pembaharuan
Sebuah Tantangan dan Harapan, Islam, (Makalah tidak diterbitkan,)
Akademika, (STAIN Metro, Vol.
20) Nasution, 1987, Muhammad Abduh dan
WHRORJL 5DVLRQDO 0X¶WD]Llah, cet.1,
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, 2001, (Jakarta : UI Press)
Ensiklopedi Islam, juz 3, cet. 4,
(Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Nasution, 1987, Pembaharuan dalam
Hoeve). Islam Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, cet. 5, (Jakarta : Bulan
Fauzan dan Suwito (ed), 2003 Sejarah Bintang).
Pemikiran Para Tokoh Pendidikan,
(Bandung: Angkasa,). Shihab M. Quraish, 1994, Studi Kritis
Tafsir Al-Manar; Karya
Gibb. H.A.R., 1993. Aliran-aliran Muhammad Abduh dan M. Rasyid
Modern dalam Islam, terj. Machnun Ridha,(Bandung: Pustaka Hidayah).
Husein, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada). Syihab M. Quraisy, 2007, Ensiklopedi al-
4XU¶DQ .DMLDQ .RVD NDWD FHW ,
Gallagher Kenneth T., 1994, (Jakarta : Lentera Hati, 1428 H/)
Epistemologi., terj. Hardono Hadi
(Yogyakarta: Kanisius,). Schick Theodore, Jr, Lewis Vaughn,
Doing Philosophy; An Introduction
Hakim Abdul Atang dan Beni Ahmad Through.
Saebani, 2008. Filsafat Umum; Dari
Metologi sampai Teofilosofi . Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Filsafat
(Bandung: CV Pustaka Setia) Ilmu; Sebagai Dasar Pengembangan
Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta:
Russell Bertrand, 2007. Sejarah Filsafat Liberty, 2003), 80-81
Barat: Kaitannya Dengan Kondisi
Sosio-Politik Zaman Kuno Hingga Zubaedi dkk, 2007, Filsafat Barat; Dari
Sekarang , (Yogyakarta: Pustaka Logika Baru Rene Descartes
Pelajar). Hingga Revolusi Sains ala Thomas
Khun, (Yogyakarta: Ar Ruzz
Media,).

Anda mungkin juga menyukai