Pujisyukur kehadiran
ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul
Hakikat Ibadah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan ini adalah
untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah
Metode Studi Islam . Selain
itu, tugas ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan
mengenai hakikat ibadah
bagi para pembaca dan juga
penyusun.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada ibu
Mahdar Ernita S.pd M.pd
selaku
dpsen mata kuliah Metode
Studi Islam yang telah
memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan
agama kita yaitu
agama islam
Kami menyadari, tugas
yang kami susun ini masih
jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu ,
kritik dan saean yang
membangun akan kami
nantikan
demi kesempurnaan makalah
ini
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran
ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul
Hakikat Ibadah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan ini adalah
untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah
Metode Studi Islam . Selain
itu, tugas ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan
mengenai hakikat ibadah
bagi para pembaca dan juga
penyusun.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada ibu
Mahdar Ernita S.pd M.pd
selaku
dpsen mata kuliah Metode
Studi Islam yang telah
memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan
agama kita yaitu
agama islam
Kami menyadari, tugas
yang kami susun ini masih
jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu ,
kritik dan saean yang
membangun akan kami
nantikan
demi kesempurnaan makalah
ini
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hakikat Ibadah (1) ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini
adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah AIK II (Ibadah).
Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai hakikat
ibadah bagi para pembaca dan juga penyusun.
Kami menyadari, tugas yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saean yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Ada dua pembagian ibadah dalam islam yaitu,ibadah mahdlah dan ghairu
mahdlah, ibadah mahdlah,yaitu ibadah yang berhubungan dengan syari’at Islam
yang terkandung dalam rukun islam.Contoh ibadah mahdhlah antara lain
sholat,zakat,puasa,dan haji,sementara ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah
yang di laksanakan umat islam dalam hubunganyadengan sesame manusia dan
lingkunganya,ibadah ghairu mahdhah di kenal dengan ibadah muamalah.
Ibadah ialah segala sesuatu yang di sukai dan di ridhoi allah baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun bisikan dalam hati. Ibadah berasal dari bahasa
arab ‘ibadah (jamak:ibadat) yang berarti pengabdian, penghambaan,
ketundukkan, dan lepatuhan. dari akat kata (budak)yang menghimpun makna
kekurangan, kehinaan, dan krendahan. Karena itu,inti ibdadah ialah
pengungkapan rasa kekurangan, kehinaan, dan kerendahan diri dalam bentuk
penanggungan,penyucian dan syukur kepada Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Ibadah secara bahasa adalah ithaa’ah atau ketaatan, sedangkan menurut Ibnu
Taimiyyah adalah kerendahan hati dan rasa cinta kepada Allah SWT yang
timbul dari hati seorang hamba, sedangkan menurut syekh Yusuf Al-Qardhawi
segala hal apapun itu dalam kehidupan manusia jika didasari dengan niat
kebaikan maka akan termasuk sebagai bagian dari pada ibadah.
Adapun sholat, dzikir, puasa dan menunaikan ibadah haji merupakan ritual
peribadahan yang mengantarkan manusia pada pemahaman terhadap
kesempurnaan akan hakikat yang kita lakukan. Dan setiap dari amalan tidak
akan terbuang sia-sia dan pasti akan dihisab. Tidak ada satupun amalan yang
tidak di hisab dan dibalas dengan kebaikan nanti di hari pembalasan.
a) Fungsi ibadah
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk
beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia
tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal
perbuatan yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh.
Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu
amal sholeh yang dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya
bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya,
tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia. Islam
mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek
kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari
masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam yaitu;
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota
masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi
nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi
ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan
masyarakat. Contohnya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah
dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu
perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat
diharapakan manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan
tersebut.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk
berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat,
mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan
lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama
muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak
mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak
menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi
munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya
dari siksa Allah SWT.
b) Hakikat Ibadah
1) Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-
dzariat ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah
untuk beribadah kepada Allah.
2) Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai
dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3) Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
4) Hakikat ibadah sebagai cinta.
5) Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu
yang dicintai Allah).
6) Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala
bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang selama ini kita kenal, antara lain seperti
sholat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin menganggap
bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang masuk ke dalam kelompok ibadah
mahdhah.
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh
Allah SWT, yang dalam pelaksanaannya dilandaskan dengan niat untuk mencari
ridha dan pahala dari Allah SWT. Dan jika tidak berdasarkan niat karena Allah
SWT, maka amalannya tetap sah, hanya saja tidak ada nilai pahala dalam
pengerjaannya.
Oleh karena itu, ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah juga dikenal
dengan sebutan ad-diin (urusan agama) untuk ibadah mahdhah, dan ad-dunya
(urusan duniawi) sebagai sebutan ibadah ghairu mahdhah.
Adapun ciri ciri dari ibada mahdhah dan ghairu mahdhah yaitu:
Contoh sederhana dari ibadah mahdhah adalah sholat yang biasa kita
kerjakan. Sholat termasuk ke dalam ibadah mahdhah karena memang ada
perintah atau dalil khusus tentan pelaksanaan ibadah ini. Oleh karena itu, sholat
memang sejak awal adalah aktivitas yang diperintahkan.
2) Jika ibadah mahdhah adalah ibadah murni, maka ibadah ghairu mahdhah
sebaliknya, adalah ibadah yang tidak murni. Ciri pada ibadah ghairu
mahdhah juga berkebalikan dari ibadah mahdhah, di mana cirinya adalah:
Perkataan atau perbuatan dalam ibadah ghairu mahdhah asalnya
bukanlah ibadah. Akan tetapi, statusnya dapat merubah menjadi
ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang
melaksanakannya.
Maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan
atau kebutuhan yang bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala
di akhirat.
Amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan bahkan sudah dikenal
meskipun tidak ada wahyu dari para rasul.
Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah ketika kita makan.
Seperti yang kita tahu, makan bukanlah ibadah khusus, dan bahkan menjadi
kebutuhan kita sehari-hari.
Kita bisa makan kapan saja, baik ketika lapar atau pun tidak. Apa yang
dimakan pun bisa makanan apa saja, kecuali yang sudah diharamkan.
Namun, aktivitas makan kita bisa menjadi sebuah ibadah yang bahkan
dinilai berpahala jika kita meniatkannya dengan sesuatu yang baik. Misalnya,
kita berniat makan agar kuat dalam menjalankan ibadah wajib seperti sholat
atau untuk berjalan ke masjid.
Dapat disimpulkan dari materi di atas bahwa Ibadah secara bahasa adalah
ithaa’ah atau ketaatan, sedangkan menurut Ibnu Taimiyyah adalah kerendahan
hati dan rasa cinta kepada Allah SWT yang timbul dari hati seorang hamba,
sedangkan menurut syekh Yusuf Al-Qardhawi segala hal apapun itu dalam
kehidupan manusia jika didasari dengan niat kebaikan maka akan termasuk
sebagai bagian dari pada ibadah.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang selama ini kita kenal, antara lain seperti
sholat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin menganggap
bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang masuk ke dalam kelompok ibadah
mahdhah.
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh
Allah SWT, yang dalam pelaksanaannya dilandaskan dengan niat untuk mencari
ridha dan pahala dari Allah SWT. Dan jika tidak berdasarkan niat karena Allah
SWT, maka amalannya tetap sah, hanya saja tidak ada nilai pahala dalam
pengerjaannya.
B. Saran
http://afi.unida.gontor.ac.id/2020/01/30/makna-ibadah-dalam-islam/
https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-ibadah-dan-tujuannya-dalam-
islam-perlu-diketahui-kln.html
https://studi-agama-islam.blogspot.com/2013/10/pengertian-hakikat-dan-fungsi-
ibadah.html
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-ibadah-mahdhah-dan-ghairu-
mahdhah-ini-perbedaan-keduanya-kln.html