Anda di halaman 1dari 13

ASPEK IBADAH, LATIHAN SPIRITUAL DAN AJARAN MORAL

MAKALAH

Dosen pengampu:
Dr. Pirhat Abbas, MA

Diselesaikan Oleh:
Javis Mi Dinata

PRODI AQIDAH FILSAFAT ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul Aspek Ibadah, Latihan Spiritual dan
Ajaran Moral dalam Islam.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Studi
Islam. Kami mendapat salah satu tema dari beberapa tema di silabus yaitu Aspek Ibadah, Latihan
Spiritual dan Ajaran Moral dalam Islam.
Melalui kesempatan ini, tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Studi Islam Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Achmad Golib yang telah memberikan tugas ini
dan mengajarkan materi serta memberi bimbingan nya.
Kami menyadari, bahwa dalam kamian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan kami. Namun kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam rangka menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu, Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun agar segala bentuk
kekurangan dapat diperbaiki di masa mendatang.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

BAB II. ISI


2.1 Pengertian Ibadah dalam Islam
2.2 Fungsi Ibadah
2.3 Aspek Ibadah
2.4 Latihan Spiritual dalam Islam
2.5 Pengertian dan Fungsi Moral

2.6 Ajaran Moral dalam Islam

BAB III. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ibadah merupakan salah satu hal yang penting bagi siapapun yang memeluk suatu
agama. Ibadah adalah proses menyatukan jiwa dan pikiran untuk mendekatkan diri
kepada sang Pencipta.
Dalam Islam, pengertian ibadah, aspek ibadah, fungsi ibadah memiliki cakupan yang
sangat luas. Namun begitu, tujuan ibadah tetaplah satu, yaitu untuk mendapat ridho Allah
SWT. Selain itu, ibadah dalam Islam juga tidak hanya sekedar berfungsi sebagai proses
pendekatan diri kepada sang Pencipta, tetapi juga sebagai proses latihan spiritual, yaitu
proses dimana rohani dan jasmani kita bersatu, dan memiliki perkembangan yang baik
setelahnya.
Dalam hal ini kami berusaha untuk menjabarkan cakupan yang luas akan ibadah
tersebut, menurut pandangan umum dan pandangan Islam. Karena disini kami sebagai
umat Islam juga harus mengetahui cakupan ibadah yang baik dan benar dalam Islam itu
seperti apa dan bagaimana.
Selain ibadah, Islam juga mengatur tentang ajaran moral. Ajaran moral menurut
Islam tentu saja berbeda dengan ajaran moral pada umumnya. Ajaran moral menurut
Islam inilah yang akan kami bahas dalam makalah ini.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
cakupan Aspek Ibadah, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral dalam Islam. Dari rumusan
masalah tersebut, maka pertanyaan yang timbul adalah :
1. Apakah pengertian ibadah dalam Islam?
2. Bagaimana fungsi ibadah menurut Islam?
3. Bagaimana aspek ibadah dalam Islam?
4. Apakah yang termasuk Latihan Spiritual dalam Islam?
5. Apakah pengertian dan fungsi moral secara umum?
6. Bagaimana ajaran moral dalam Islam ?

BAB II
ISI
1. Pengertian Ibadah Dalam Islam
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. Ibadah terbagi menjadi ibadah
hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta),
tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah
(yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan
lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat,
haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi
macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
Menurut Islam, pengertian ibadah dibagi ke dalam dua tema besar, yaitu pengertian
ibadah secara umum dan khusus.
a. Ibadahkhash (khusus) makna khash menurut ahli ushul adalah hukum yang
tidak jelasillat, sebab, alasan, atau hikmahnya. - makna khash menurut fuqaha
adalah hukum yang dilakukan seorang hamba untuk mengharapkan pahala
dan dikerjakan sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah Swt
b. Ibadah Aam (umum) 'aam (baca: am) adalah hukum yang dilakukan atas
ketetapan Allah serta diridhai oleh-Nya. Dalam hal ini, pengertian ibadah
menurut fiqh adalah pengertian yang khash.
2. Fungsi Ibadah
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya.
Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-
Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya
dicela.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫َو َقاَل َر ُّبُك ُم اْدُع وِني َأْسَتِج ْب َلُك ْم ۚ ِإَّن اَّلِذ يَن َيْسَتْك ِبُروَن َع ْن ِع َباَد ِتي َسَيْد ُخ ُلوَن َجَهَّنَم َداِخ ِر يَن‬
“Dan Rabb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku akan
masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’” [Al-Mu’min: 60]

Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mempersempit atau mempersulit


manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah
itu disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang tidak dapat
dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.
Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan
membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan
manusiawi.
Termasuk keutamaan ibadah juga bahwasanya manusia sangat membutuhkan ibadah
melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena manusia secara
tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad membutuhkan
makanan dan minuman, demikian pula hati dan ruh memerlukan ibadah dan menghadap
kepada Allah. Bahkan kebutuhan ruh manusia kepada ibadah itu lebih besar daripada
kebutuhan jasadnya kepada makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan
subtansi hamba itu adalah hati dan ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali dengan
menghadap (bertawajjuh) kepada Allah dengan beribadah. Maka jiwa tidak akan pernah
merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan dzikir dan beribadah kepada Allah.
Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau kebahagiaan selain dari Allah, maka
kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah semu, tidak akan lama, bahkan apa yang ia
rasakan itu sama sekali tidak ada kelezatan dan kebahagiaannya.
Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah kebahagiaan
yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan dan keindahan serta
kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan abadi
hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli
ibadah sejatilah yang merupakan manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya.
Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang
merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata. Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan dan
kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan
ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai puncak tujuannya dan yang paling dicintainya
daripada yang lain.
Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan seseorang untuk
melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran. Ibadah dapat menghibur
seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan beban penderitaan saat susah dan
mengalami rasa sakit, semua itu ia terima dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.

Termasuk keutamaannya juga, bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya kepada


Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk,
ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka. Maka dari itu, ia merasa percaya diri
dan berjiwa besar karena ia berharap dan takut hanya kepada Allah saja.
Keutamaan ibadah yang paling besar bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk
meraih keridhaan Allah l, masuk Surga dan selamat dari siksa api Neraka.
3. Aspek Ibadah
Sebenarnya ibadah mencakup setiap aspek kehidupan manusia sebagaimana yang
disyariatkan dalam Islam. Itulah yang kita amalkan dalam hidup kita sehari-hari asalkan
tidak bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah. ALLAH menginginkan segala yang kita
lakukan dalam hidup menjadi ibadah, yaitu cara kita berpakaian, cara kita mengatur rumah
tangga, bentuk perjuangan kita, pergaulan kita, percakapan dan perbincangan kita,
semuanya menjadi ibadah, sekalipun kita berdiam diri j
uga dapat berbentuk ibadah. Di samping itu aspek-aspek lain seperti pendidikan dan
pelajaran, perekonomian dan cara-cara menjalankan ekonomi, soal-soal kenegaraan dan
perhubungan antar bangsa pun, semua itu perlu menjadi ibadah kita kepada ALLAH. Itulah
yang dikatakan ibadah dalam seluruh kehidupan kita baik yang lahir maupun yang batin.
a. Ibadah asas
Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada
ALLAH, para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan
ketetapan ALLAH baik ataupun buruk. Itulah yang kita sebut rukun iman.
Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun Islam yaitu syahadat,
shalat lima waktu, puasa, zakat fitrah dan rukun haji (bagi mereka yang mampu).
Kedua bentuk ibadah yang asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib
ain atau fardhu ain bagi setiap muallaf. Berarti sebelum kita dapat melaksanakan
ibadah-ibadah yang lain, kedua perkara itu perlu ada pada diri kita dan telah dapat
kita tanamkan dalam jiwa kita.
b. Ibadah Cabang
Adapun ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi yaitu yang
bertalian erat dengan asas meliputi perkara mentajhizkan (menyelenggarakan)
jenazah, menegakkan jihad, membangun gelanggang pendidikan dan pelajaran atau
mewujudkan perancangan ekonomi Islam seperti mewujudkan perusahaan-
perusahaan asas yang melayani keperluan umat Islam. Termasuklah di dalamnya
perusahaan yang dapat menghasilkan makanan wajib seperti gula, tepung, garam,
kecap dan perusahaan minuman seperti susu, kopi, teh dan bentuk-bentuk minuman
ringan lainnya. Selain dari itu di dalam bidang tersebut, termasuk juga penggalakan
usaha-usaha pertanian yang akan menghasilkan beberapa makanan asas bagi umat
Islam seperti beras, gandum, ubi dsb. serta perikanan yang dapat menghasilkan ikan
basah atau ikan kering. Kalau kita tilik dari satu sudut, pasti kita akan merasakan
bahwa hal itu merupakan persoalan asas dalam perjuangan kita menegakkan ibadah
kepada ALLAH. Tentulah kita tidak mau darah daging kita berasal dari zat yang
bertentangan dengan syariat ALLAH, yang pasti bisa merusak ibadah asas kita.
Dalam menegakkan bentuk pendidikan dan pelajaran, kita semestinya
menitikberatkan hasil mutlak dari acuan pendidikan kita pada jiwa anak-anak yang
dibina mulai dari peringkat taman kanak-kanak, sekolah menengah sampai
universitas. Sehingga lulusannya nanti dapat menyambung perjuangan menegakkan
syariat ALLAH. Selain dari itu ibadah yang tergolong dalam cabang-cabang itu
ialah membangun klinik dan rumah sakit Islam, soal-soal politik serta pembentukan
dan penyusunan sistem organisasi dalam negara Islam.
Hal-hal yang termasuk dalam jenis ibadah yang kedua ini kita namakan fardhu
kifayah. Kita tentu lebih maklum apa sebenarnya fardhu kifayah itu yaitu fardhu
yang menitikberatkan pada soal kemasyarakatan Islam yang juga merupakan urat
saraf dan nadi penghubung antara sesama Islam.
Hal itu sangat besar artinya untuk seluruh individu Islam karena bila tidak ada
satu orang pun yang mengerjakannya maka seluruh masyarakat itu akan menerima
beban dosa dari ALLAH. Namun seandainya ada satu pihak melaksanakan tuntutan
fardhu tersebut, maka pihak itu telah melepaskan tanggungan dosa bagi seluruh
masyarakat Islam. Karena itulah fardhu kifayah merupakan urat nadi penghubung
antara sesama Islam. Cuma masyarakat Islam tidak memahami peranan fardhu
kifayah tersebut, karena itu hubungan ukhuwah Islamiah tidak begitu menonjol di
zaman sekarang. Seandainya fardhu kifayah itu dapat memberi makna, sudah pasti
kita merasa bersyukur sekiranya ada di kalangan kita yang telah melepaskan
tanggungan dosa umum dan sudah pasti kita akan memberikan dukungan
kepadanya. Karena itu tidak akan ada istilah gagal dalam melaksanakan fardhu
kifayah.
Kecil timbangannya tetapi besar maknanya. Itulah yang disebut sunat ain.
Tergolong di dalamnya yaitu shalat sunat rawatib, shalat witir, shalat tahajud, shalat
dhuha, puasa syawal, puasa Senin dan Kamis, bersedekah dan membaca Al Quran.
Pelaksanaan ibadah itu mendatangkan pahala sedangkan jika tidak dilakukan tidak
akan mendatangkan dosa. Namun karena ibadah itu memberikan manfaat maka
lebih baik jika dikerjakan.
c. Ibadah Umum
Dan ibadah ketiga yaitu ibadah yang lebih umum yaitu hal-hal yang merupakan
pelaksanaan mubah saja tetapi bisa menjadi ibadah dan mendatangkan pahala.
Amalan seperti itu dapat menambah bakti kita kepada ALLAH agar setiap
perbuatan dalam hidup kita ini tidak menjadi sia-sia. Tergolong dalam amalan-
amalan itu seperti makan, minum, tidur, berjalan-jalan, berwisata dan sebagainya.
4. Latihan Spiritual dalam Islam
Latihan penyempurnaan diri dilakukan dengan perilaku ritual keagamaan, seperti
beribadah, tetapi tidak hanya beribadah melainkan juga ketika melakukan aktivitas lain yang
didorong oleh kekuatan spiritual. Religiositas adalah kenyataan yang terjadi dalam
sepanjang perjalanan sejarah umat manusia. Religiositas diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan. mulai dari hubungan dengan masyarakat hingga hubungan dengan Allah SWT.
5. Pengertian dan Pungsi Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan
bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.Selanjutnya
moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan)
baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang
sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan
posisinya apakah baik atau buruk.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.
Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik
atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya
yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di
masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam
konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah
laku yang berkembang di masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah
laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.Etika
dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral
atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing
disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb,
fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajib atau keharusan
untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, kesadaran moral dapat juga berwujud
rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh
masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat
disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi
yang sejenis. Ketiga, kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan
oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang
akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada
yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-
nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran
moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu
perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar.
Lebih jauh menurutnya fungsi pokok agama adalah mengintegrasikan hidup. Bahwa
agama dengan nilai-nilai moralnya amat diperlukan dalam kehidupan manusia. Contoh kecil
dari hubungan agama dan moral ini dapat dilihat dari fenomena dewasa ini tentang
kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial yang merugikan akhlak atau
moral di kalangan penduduk kota-kota besar. Dalam hal ini nilai-nilai moral dalam agama
dirasa penting untuk diterapkan.
BAB III
KESIMPULAN
Ibadah merupakan salah satu hal yang penting bagi siapapun yang memeluk suatu agama.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Ibadah adalah segala sesuatu yang
disukai dan diridhai Allah Swt. Ibadah dibagi ke dalam dua tema besar yaitu Ibadah khash
(khusus) dan Ibadah Aam (umum). Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang
dicintai dan diridhai-Nya. Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mempersempit atau
mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Sebenarnya
ibadah mencakup setiap aspek kehidupan manusia sebagaimana yang disyariatkan dalam Islam.
Latihan penyempurnaan diri dilakukan dengan perilaku ritual keagamaan, seperti beribadah,
tetapi tidak hanya beribadah melainkan juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh
kekuatan spiritual. Dalam Islam, al-Qur’an misalnya menginginkan untuk menegakkan
kehidupan masyarakat yang egaliter, baik sosial,politik dan sebagainya yang ditegakkan pada
dasar-dasar etika.
DAFTAR PUSTAKA

Islam Cendekia. “Pengertian Ibadah dalam Islam.” artikel diakses pada 29 Sept 2015
dari http://www.islamcendekia.com/2014/08/pengertian-ibadah-menurut-islam.html .

Anda mungkin juga menyukai