Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SHOLAT, DZIKIR DAN DO’A

DISUSUN
OLEH :

SHALBIA TANGKE
KELOMPOK 2
KELAS : VIII. C2

SMP NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

            Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Sholat, Dzikir

dan Do’a” ini tepat pada waktunya. Laporan hasil makalah ini semata-mata hanya untuk

menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kesalahan, untuk itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

            Akhirnya penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kita semua.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................................................

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Pengertian Sholat...............................................................................................................

B. Pengertian Do’a.................................................................................................................

BAB III PENUTUP  ................................................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................................................

B. Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dan 50%
mayoritas masyarakatnya beragama islam. Ibadah merupakan unsur mutlak dalam
agama. Agama yang intinya adalah keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa di
atas alam raya, dan kerinduan manusia untuk mengangungkan dan berhubungan
dengannya, melahirkan berbagai macam cara pengabdian pemujaan dan ibadah.
Dan agama itu pun sendiri merupakan pondasi hidup manusia dalam ketentraman
hidupnya. Dalam agama islam shalat merupakan tiang agama. Karena jikalau
seorang tidak mendirikan shalat itu sendiri maka sama saja dia tidak mendirikan
agamanya.
Manusia-manusia yang menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang akan
mendapatkan ketentraman hati itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam tidak
boleh sampai mengabaikan kewajiban yang berhubungan dengan kebutuhan
jasmaniah dan duniawi. Manusia perlu bekerja untuk memenuhi dan mencukupi
kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup, karena selain kita ibadah dan berdoa kita
juga harus bekerja untuk mencapai tujuan nya. Dalam kehidupan ini selalu ada saja
suatu waktu dimana seseorang tidak mengerti, tidak mampu bahkan tidak tahu
bagaimana mengatasi permasalah kehidupan yang di alaminya. Bahkan, seseorang
yang sudah berhasil menempuh jenjang tertinggi sekalipun adakalanya suatu saat
akan merasakan posisi dimana dia memiliki suatu masalah yang sulit untuk
dipecahkan.
Ketika seseorang belum mampu bahkan tidak mampu memecahkan
masalahnya pasti dia akan membutuhkan tenaga dari luar yang diyakininya dapat
mampu mengatasi masalahnya. Kekuatan dari luar itu bisa berupa dari Sang
pencipta atau hal-hal lain yang di anggap mampu unutuk mengatasi masalahnya.
Sebagai seorang yang beriman tentu saja dalam mengatasi masalah dan
problematika kehidupan selalu disandarkan pada kekuatan Tuhan, tidak dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan Agama. Apalagi sebagai umat Islam kita
dituntun untuk meminta hanyalah kepada Allah SWT. Salah satu ekspresi seorang
dalam meminta pertolongan kepada Allah adalah dengan melalui Do’a yang
dipanjatkan dengan tulus, ikhlas dan keyakinan penuh akan dikabulkan do’anya.

B. Rumusan Masalah
Melihat dari pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah
yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian sholat dan do’a?
2. Bagaimna adab sholat dan do’a?

C. Tujuan Penulisan
Bertolak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan:
1. Mendiskrisipkan pengertian tentang sholat dan do’a
2. Mendiskrisipkan adab sholat dan do’a dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat
Shalat menurut etimologi/bahasa adalah doa. Sedangkan secara
terminologi/istilah shalat ialah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam.
Shalat adalah ikatan yang kuat antara langit dan bumi, antara Allah dan
hambahnya. Shalat dalam islam memiliki kedudukan yang tinggi yaitu sebagai rukun
dan tiang agama yang mana shalat menempati kedudukan yang kedua dalam rukun
setelah syahadat serta menjadi lambang yang kokoh antara Allah dan hambahnya.
Ketika melaksanakan shalat umat islam dalam keadaan suci dan bersih serta
berdoa kepada Allah swt agar diberikan keteguhan (istiqamah) dalam beragama dan
senantiaa memohon petunjuk dari-Nya. Rasulullah saw bersabda:
ُ‫صالَةُ ُدهُ َو َع ُمو ا ِإلسلالَ ُم األَ ْم ِر َرأس‬
َّ ‫يل في ال ِجهَا ُد َسنَا ِم ِه َو ُذر َوةُ ال‬
ِ ِ‫هللا َسب‬
“Pokok segala urusan adalah islam. Tiangnya adalah shalat. Puncaknya
adalah jihad di jalan Allah.” (HR. Thabarani dari Mu’adz).
Shalat adalah ibadah pertama yang diwajibkan oleh Allah dan shalat ini juga
diterima langsung oleh Rasulullah tanpa melalui perantara Malaikat Jibril.
1. Urgensi Salat
Urgensi Shalat adalah agar kita tahu seberapa pentingnya shalat dalam
kehidupan sehari-hari kita, karena selain mempunyai arti dalam ibadah sebagai
tiang agama shalat juga mempunyai makna lain dalam kehidupan. pada dasarnya
meliputi dua aspek yaitu aspek rohani dan aspek jasmani (Sayid Sabiq, 2010:45).
Apabila kita senantiasa mengingat Allah SWT dengan cara mengerjakan
shalat niscaya kita akan mendapatken ketentraman hati dan pikiran kita agar
selalu dapat berfikir bersih dan selalu berada dijalannya yang benar. Hati
manusia yang senantiasa selalu mengingat Allah akan terjaga jiwanya dari sifat-
siat keji dan terhindar dari segala sesuatu yang menyimpang dari agama dan jalan
Allah SWT dan dibutuhkan kerohanian yang kuat dengan sering mendekatkan
jiwa dan raga kepada Allah SWT. Dengan kekuatan rohaniah itu bebagai macam
ujian hidup akan dapat dihadapi dengan kesabaran, ketenangan, kerelaan hati
yang tentram. Karena itu amat besar artinya kita selalu mohon pertolongan
kepada Allah dengan sabar dan Salat juga berfungsi untuk mencegah perbuatan
keji dan mungkar. Karena itu, mengerjakan shalat dengan khusyu’ dan benar
mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan moral, yang membuat
seseorang akan merasa malu melanggar ketentuan-ketentuan Allah sehingga akan
terdorong untuk berbuat yang selalu mendatangkan keridhaan Allah.
2. Makna Shalat Bagi Kehidupan
Dalam agama islam ada sebuah kitab yang didalamnya itu sendiri
merupakan wahyu-wahyu (ucapan/perkataan) Allah SWT yang diturunkan
melalui para Nabi dan Rosulnya. Pelaksanaannya dijelaskan dalam sabda rosul,
baik berupa gerak-gerik dan perbuatan beliau semasa hidup.
Sebagaimana semua ibadah dalam islam, di samping mempunyai segi
kerohanian untuk menjaga hubungan dampak kejiwaan pribadi dengan Allah,
ibadah shalat juga mempunyai dampak kejiwaan, sosial, dan lain sebagainya
dalam kehidupan bermasyarakat.
Agama adalah hal pokok dalam kehidupan manusia apalagi bermasyarakat.
Shalat dapat dilakukan secara individual, tetapi lebih baik apabila dilakukan
secara berjamaah dan terutama di masjid. Masjid adalah tempat ibadah nya orang
islam. Masjid tempat penting yang digunakan sebagai tempat ibadah dan di sebut
juga rumah Allah. Hal ini tentu saja karena manfaatnya terhadap masyarakat.
Hikmah yang utama itu menunjukkan keutuhan masyarakat islam dalam bahu
membahu menyembah Allah. Dengan shalat lima waktu sehari semalam secara
berjamaah, msing-masing jamaah dapat saling mengenal dan saling membahu,
seperti apabila di antara jamaah ada yang menderita sakit atau tertimpa musibah,
semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera memberi bantuan baik
moril maupun materiil yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang
yang tertimpa musibah tersebut.
Suara azan yang dikumandangkan sebelum melakukan shalat  itu sebagai
pemberitahuan telah masuknya waktu shalat. Hal itu mengandung hikmah bahwa
masyarakat diingatkan dalam lima waktu sehari semalam akan kebesaran Allah,
agar segera berhubungan dengan Allah melalui shalat. Masyarakat diminta
sejenak untuk meninggalkan pekerjaan yang  sedang dilakukan untuk mengingat
Allah.
3. Tanda – Tanda Orang Shalat
Dalam hadits Qudsi disebutkan mengenai orang-orang yang diterima
shalatnya oleh Allah Swt,
"Sesungguhnya Aku (Allah SWT) hanya akan menerima shalat dari orang
yg dengan sholatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong
dengan makhluk-Ku yg lain. Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dia
menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan
tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk
menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya.
Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan
firdaus di surga."
Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang
diterima shalatnya oleh Allah Swt., adalah:
a. Dia datang untuk melaksanakan shalat dengan merendahkan diri kepada-
Nya. Dalam Al-Quran, keadaan seperti itu disebut dengan khusyu'. Dan
shalat yang khusyu' adalah salah satu tanda orang yang mukmin. Yang
disebut dengan shalat yang khusyu' itu bukan yang tidak ingat apa pun.
Karena orang yang tidak ingat apa pun itu disebut pingsan.
Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib, apabila hendak melakukan
sholat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi. Sehingga ketika ada
orang yg bertanya kepadanya, "Mengapa Anda ya Amirul Mukiminin?" Ali
menjawab, "Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan menghadapi
waktu amanah." Kemudian, Ali membacakan sebuah ayat Al-Quran:
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi,
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS 33:
72).
Kemudian Ali melanjutkan ucapannya, "Shalat adalah suatu amanat
Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk
memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya dan hanya manusia yang sanggup
memikulnya. Memikul amanat berarti mengabdi kepadaNya."
b. Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang
diterima shalatnya ialah tidak takabur. Takabur, menurut Imam Al-Ghazali,
ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain.
Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap
demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau
kecantikannya.
Kalau Anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang
enteng orang lain, maka Anda sudah takabur. Dan shalat Anda tidak
diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
bersabda:
"Takkan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada rasa takabur
walaupun sebesar debu saja." Biasanya masyarakat akan menjadi rusak kalau
di tengah-tengah masyarakat itu ada orang yang takabur. Kemudian takabur
itu ditampakkan untuk memperoleh perlakuan yg istimewa. Dan anehnya,
seringkali sifat takabur ini menghinggapi para aktivis masjid atau aktivis
kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur dengan ilmunya dan
menganggap dirinya paling benar.
 Tanda orang yang diterima shalatnya ialah orang yang tidak mengulangi
maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi bersabda, "Barangsiapa yang shalatnya
tidak rnencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya
akan menjauhkan dirinya dari Allah Swt." Dalam hadis yang lain, Rasulullah
Saw. bersabda:
"Nanti, pada Hari Kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di
hadapan Allah Swt. Kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti
dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu sholat itu dibantingkan
ke wajahnya."
Allah tidak menerima shalat itu karena shalatnya tidak dapat
mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan maksiat tersebut.
Bukankah Al-Quran telah mengatakan, "...Sesungguhnya shalat mencegah
dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..." (QS 29:45).
 Orang yg diterima shalatnya ialah orang yang menyayangi orang-orang
miskin. Kalau diterjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang
yg mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan
sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia
menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang
lain.
Kalau dalam shalat Anda, Anda sudah merasakan kebesaran Allah
dan tidak takabur; dan kalau Anda sudah tidak mengulangi perbuatan
maksiat sesudah shalat; dan kalau Anda sudah mempunyai perhatian yang
besar terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan melindungi Anda
dengan jubah kebesaran-Nya.
Allah akan memberi kepada Anda kemuliaan dengan kemuliaan-Nya,
dan membungkus Anda dengan busana kebesaran-Nya. samping itu, Allah
akan menyuruh para malaikat untuk menjaga Anda; dan para malaikat itu
akan berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran,
"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Didalamnya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah
kepadamu" (QS 41: 31).

B. Pengertian Doa (Ikhtiar)


ْ yang berarti mencari hasil yang lebih
Ikhtiar berasal dari bahasa Arab ( ‫)إختِيَا ٌر‬
baik. Adapun secara istilah pengertian ikhtiar, yaitu usaha yang dilakukan dengan
segala daya upaya dan kemampuan untuk mencapai hasil terbaik ( Teungku Hasbi
Ash-Shiddieqiy, 2008:36 ).
Setiap manusia memiliki keinginan dan cita-cita untuk mendapat kesuksesan,
tak ada seorang pun yang menginginkan kegagalan. Hal ini karena Allah
menganugerahkan kehendak kepada manusia. Jika kehendak tersebut mampu dikelola
dengan baik, manusia akan menemukan kesuksesannya.
Kehendak dan keinginan tidak akan pernah tercapai tanpa ada usaha untuk
meraihnya. Allah Swt telah memberikan kepada manusia potensi berikhtiar atau
berusaha dalam meraih keinginannya.
Seorang siswa yang ingin meraih nilai yang terbaik tentu harus berikhtiar.
Bentuk ikhtiarnya adalah dengan tekun belajar dan sungguh-sungguh. Nilai yang baik
tidak akan tercapai tanpa belajar yang sungguh-sungguh. Sekali lagi, tidak ada
kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras (ikhtiar). Allah Swt berfirman:
َ‫ال َعا ِملُوْ ن‬ ‫فَ ْليَ ْع َم ِل‬ ‫هَ َذا‬ ‫لِ ِم ْث ِل‬
“Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang yang berusaha” (Ash-
Shaffat [37]: 61)
Tetapi hal yang mesti diingat, tidak boleh kegigihan ikhtiar memperlemah
keyakinan kepada Allah Swt.dan tidak boleh keyakinan melemahkan ikhtiar. Hasil
ikhtiar harus senantiasa dikembalikan kepada kehendak Allah Swt, karena Dialah
yang Maha Kuasa. Allah Swt berfirman:

َ ‫أِل َ ْق َر‬ ‫ َرب ِّي‬  َ‫يَ ْه ِد ْين‬ ‫أَ ْن‬ ‫عَس َى‬  ْ‫ َوقُل‬  َ‫نَ ِسيْت‬ ‫إ َذا‬ ‫ك‬
َ‫ه‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ب‬ َ َّ‫ َرب‬  ْ‫ َو ْاذ ُكر‬ ُ‫هللا‬ ‫يَ َشا َء‬ ‫أَ ْن‬ َّ‫إِال‬ ‫ َغدًا‬  َ‫ َذلِك‬ ‫فَا ِع ٌل‬ ‫إِنّ ِي‬ ‫لِ َش ْي ٍء‬ ‫تَقُوْ لَ َّن‬ َ‫َوال‬
‫ار َشدًا‬ َ ‫َذ‬
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: “Sesungguhnya aku
akan mengerjakan itu besok”, kecuali (dengan menyebut): “Insya-Allah”.

Sedangkan Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada
Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman.
Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar
olehNya ( M. Afif Anshori 2003:40)
Waktu-waktu yang tepat untuk berdoa ialah ketika membaca AlQuran, setelah
Solat wajib, pada saat tengah malam setelah sholat tahajud, saat melaksanakan ibadah
haji, Saat berpuasa wajib dan sunah.
Hal yang menyebabkan doa tidak terkabulkan yaitu : karena kalian telah
mengenal Allah SWT sebagai tuhan kalian, tapi kalian tidak menaati aturan-Nya,
kalian telah memahami bahwa Rasul adalah (panutan hidup), tapi kalian enggan
mengikuti jalan hidupnya, kalian tahu bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup, tapi
kalian tidak mengamalkan petunjuknya, kalian merindukan surga, tapi kalian tak mau
mengejarnya, kalian takut kepada neraka, tapi kalian selalu berbuat maksiat, dan
kalian mengabaikan aib mereka sendiri, namun kalian sibuk mengumpulkan aib orang
(Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy 2008:80).
Sesungguhnya doa itu memiliki kedudukan yang sangat inggi di dalam islam.
Doa temasuk ibadah yang sangat agung. Doa menunjukan bukti ketergantungan
manusia kepada Rabbnya dalam meraih apa-apa yang bisa memberikan manfaat bagi
mereka dan menolak ap-apa yang dapat membahayakan mereka.
Doa memiliki adab-adab yang apabila diperhatikan oleh seseorang yang berdoa,
niscaya doanya tidak akan tertolak. Di antaranya adalah sebagai berikut:
 Niat yang benar
 Memperbanyak Doa
 Berdoa dalam Keadaan Suci
 Mengadahkan Bagian dalam Telapak Tangan
 Memulai dengan Mengucapkan Hamdalah dan Puji-pujian kepada Allah SWT
 Bershalawat kepada Nabi SAW
 Memulai Berdoa untuk dirinya Terlebih Dahulu
 Sungguh-sungguh dalam Meminta
 Menghadirkan Hati dalam Berdoa
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Setelah selesai membahas masalah adab-adab shalat dan berdoa ini penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwasanya :
1. Sholat, dan doa merupakan satu elemen penting dalam ibadah kita kepada allah.
Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat, maka yang terjadi adalah kita akan
mendapatkan dosa. Jika tidak menjalankan pastinya kita juga tidak melaksanakan
doa, karena hal ini sangat erat berhubungan.
2. Shalat adalah amalan yang paling utama dari amalan-amalan yang lain dengan
kata lain jika shalatnya sempurna maka kemungkinan besar amalan yang lainnya
juga ikut sempurna begitu juga sebaliknya jika shalat kita tidak sempurna maka
amalan yang lainnya juga tidak akan sempurna.
3. Setiap amalan yang kita kerjakan hendaknya juga diiringi oleh doa karena
amalan yang kita kerjakan belum tentu diterimah disisi Allah swt.

B. Saran
Adapun saran dan masukan dari permasalahan “Zikir, Sholat dan Doa” adalah
sebagai berikut :
1. Merealisasikan arti zikir, sholat, dan doa yang sebernanya.
2. Mengerti akan konsep zikir, sholat, dan doa dalam ibadah.
3. Sebagai manusia biasa tentunya banyak kekurangan didalam makalah ini maka
dari itu kami sangat mengharapkan saran dari KH. Moh. Romzi Al Amiri Manan
sebangai dosen kami dan para pembaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?

q=makalah+solat+dan+berdoa&oq=makalah+solat+dan+berdoa+&aqs=chrome..69i57j

33i10i160.6789j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.slideshare.net/winahyuarif/makalah-shalat

https://www.google.com/search?q=solat+dan+berdoa&ei

Anda mungkin juga menyukai