Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR – DASAR IBADAH

DAN AKHLAK ISLAM

Dosen Pembimbing : Halimah Tussa,diyah.,M.Ag

Disusun oleh

Pinta Arinta

DIII KEBIDANAN

STIKES AISYIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022 – 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat allah dan ridhonya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi
kuliah Agama yang berjudu “ Dasar – dasar Ibadah dan Akhlak Islam “.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen selaku pembimbing kami dalam
pembelajaran mata kuliah agama, juga kepada semua teman – teman yang telah memberikan
dukungan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan terdalam saya, semoga penyusunan makalah ini bias bermanfaat bagi kita semua
serta menjadi tambahan informasi mengenai “Ibadan dan Akhlak Islam” bagi para pembaca

Saya menyadari jik dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran konstruktif guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian nakalah ini saya susun, apabila ada kata - kata yang kurang berkenan dan banyak
terdapat kekurangan saya mohon maaf yang sebesar – besarnya. Semoga bermanfaat. Aaminn

Palembang, 28 Oktober 2022

Pinta arinta
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dari zaman dahulu telah kita ketahui kewajiban kita sebagai hamba Allah
yang lemahadalah beribadah. Setiap ibadah sebagaimana yang diperintahkan
Allah mengandung maksudtersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat
hikmah. Segala bentuk dan jenis ibadah yang di syari’atkan Allah kepada
manusia di janjikan pahala dunia dan akhirat, juga mengandung hikmah yang
luar biasa bagi siapa saja yang menaatinya.Ibadah merupakan unsur mutlak
dalam agama. Agama yang intinya adalah keyakinan tentangadanya zat yang
berkuasa diatas alam raya, dan kerinduan manusia untuk mengagumkan
dan berhubungan dengan melahirkan berbagai macam cara pengabdian, pemuja
an dan ibadah. Dalam pelaksanaannya pun mempunyai cara yang berbeda-beda.
Di dalam agama Islam juga terdapat banyak ibadah yang harus dilaksanakan
dan dipatuhi oleh setiap umatnya kepada Allah SWT. Salah satu kegiatan
ibadah yang sangat penting dan dijadikan tiang agama dalam agama islam
adalah shalat.

2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian ibadah?
2. Apa Dasar Hukum ibadah?
3. Apa Macam – macam ibadah?
4. Apa Tujuan ibadah?
5. Apa Fungsi ibadah dan hikmah ibadah dalam kehidupan?
6. Apa Akhlak mahmudah?
7. Apa Akhlak mazmumah?

3. Tujuan Masalah

1. Kita dapat mengetahui apa pengertian ibadah

2. Kita dapat mengetahui apa Dasar Hukum ibadah


3. Kita dapat mengetahui apa Macam - macam ibadah

4. Kita dapat mengetahui apa Tujuan ibadah


5. Kita dapat mengetahui apa Fungsi ibadah dan hikmah ibadah dalam
kehidupan
6. Kita dapat mengetahui apa Akhlak mahmudah
7. Kita dapat mengetahui apa Akhlak mazmumah
BAB II
PEMBAHASAN IBADAH

1. Pengertian Ibadah

Ibadah berasal dari kata Arab ‘ibadah ( jamak: ibadat ) yang berarti
pengabdian, penghambaan, ketundukkan, dan kepatuhan. Dari akar kata
yang sama kita mengenal istilah ‘abd ( hamba, budak ) yang menghimpun
makna kekurangan, kehinaan, dan kerendahan. Karena itu, inti ibadah
ialah pengungkapan rasa kekurangan, kehinaan dan kerendahan diri
dalam bentuk penganguan, penyucian dan syukur atas segala nikmat.
Kata ‘abd diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi abdi, seorang yang
mengabdi dengan tunduk dan patuh kepada orang lain. Dengan demikian,
segala bentuk sikap pengabdian dan kepatuhan merupakan ibadah tidak
dilandasi suatu keyakinan.

Kata “Ibadah” menurut bahasa berarti “taat, tunduk, merendahkan diri


danmenghambakan diri” (Basyir, 1984:12). Adapun kata “Ibadah”
menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk
mencapai keridhoan Allah dan mengharap pahalanya diakhirat” (Ash-
Shiddiqy, 1954:4)

Dari sisi keagamaan, ibadah adalah ketundukkan atau penghambaan


kepadaAllah Tuhan, Yang Maha Esa. Ibadah meliputi semua bentuk
kegiatan manusia di dunia ini, yang dilakukan dengan niat mengabdi dan
menghamba hanya kepada Allah. Jadi, semua tindakan mukmin yang
dilandasi oleh niat tulus untuk mencapai ridha Allah dipandang sebagai
ibadah. Makna inilah yang terkandung dalam firman Allah :
2. Dasar hukum Ibadah

Dasar hukum atau dalil perintah pelaksanaan ibadah adalah nash al-
Quran. Di  dalam  al-Qur'an  banyak  sekali  ayat-ayat  yang
menyatakan  perintah kepada
hamba  Allah  untuk  melaksanakan  ibadah.  Ibadah  dalam  Islam sebenarnya
bukan  bertujuan  supaya Tuhan  disembah  dalam  arti  penyembahan  yang
terdapat dalam agama-agama primitif, melainkan sebagai perwujudan rasa
syukur atas  nikmat  yang  telah  dikaruniakan  Allah  atas  hamba-hamba-Nya.

Adapun  ayat-ayat  yang  menyatakan  perintah  untuk  melaksanakan  ibadah

tersebut di antaranya sebagai berikut:

1. Surat Yasin ayat 60:

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu
tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi kamu”. (Q.S. Yasin: 60)

2. Surat adz-Dzariyat ayat 56:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”. (Q.S.  adz-Dzariyat: 56)

Dari  ayat  di  atas,  jelaslah  bahwa  Allah menciptakan  jin  dan manusia


semata-mata untuk menyembah-Nya, walaupun sebenarnya Allah tidak berhajat
untuk disembah ataupun dipuja oleh manusia. Allah adalah Maha Sempurna dan
tidak berhajat kepada apapun.

3. Surat an-Nahl ayat 36:


“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu". Maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul)”. (Q.S. an-Nahl: 36)

4. Firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 25 :

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. al-Anbiya: 25)

5. Firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 92i:

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (Q.S. al-Anbiya: 92)

3. Macam-macam ibadah

Macam-macam ibadah pada dasarnya digolongkan menjadi dua, yaitu:

1.Ibadah Umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam
rangka mencari keridhoan Allah. Unsur terpenting agar dalam melaksanakan
segala aktivitas kehidupan di dunia ini agar benar-benar bernilai ibadah adalah
“niat” yang ikhlas untuk memenuhi tuntutan agama dengan menempuh jalan
yang halal dan menjauhi jalan yang haram.

2.Ibadah Khusus, artinya ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya


ditentukan dalam syara’ (ditentukan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW).
ibadah khusus ini bersifat tetap dan mutlak, manusia tinggal melaksanakan
sesuai dengan peraturan dan yuntutan yang ada,tidak boleh mengybah,
menambah, dan mengurangi, seperti tuntutan bersuci (wudhu), salat, puasa
ramadhan, ketentuan nisab zakat.
a). Dilihat dari segi umum dan khusus, maka ibadah dibagi dua macam:

-Ibadah Khoshoh adalah ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan


dalam nash(dalil/dasar hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa dan haji.

-Ibadah Ammah adalah semua perilaku baik yang dilakukan semata-mata


karena AllahSWT seperti bekerja, makan, minum dan tidur sebab semua itu
untuk menjagakelangsungan hidup dan kesehatan jasmani supaya dapat
mengabdi kepada-Nya. 

b). Dilihat dari segi kepentingan perseorangan atau masyarakat, ibadah ada
dua macam:

-Ibadah wajib (fardhu) seperti sholat dan puasa.

-Ibadah ijtima’i, seperti zakat dan haji.

c). Dilihat dari cara pelaksanaannya, ibadah dibagi menjadi tiga

  -Ibadah jasmaniyah dan ruhiyah seperti sholat dan puasa

-Ibadah ruhiyah dan amaliyah seperti zakat

  -Ibadah jasmaniyah, ruhiyah dan amaliyah seperti pergi haji.  

d). Dilihat dari segi bentuk dan sifatnya, ibadah dibagi menjadi:

-Ibadah yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan,


seperti sholat,zakat, puasa dan haji.

-Ibadah yang berupa ucapan, seperti membaca Al-Qur’an, berdo’a dan


berdzikir.

-Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti


membela diri,menolong orang lain, mengurus jenazah dan jihad.

-Ibadah yang berupa menahan diri, seperti ihrom, berpuasa dan i’tikaf
(duduk di masjid) dan
-Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan hutang
atau membebaskan hutang orang lain.

4. Tujuan Ibadah

Ada lima tujuan yang dicapai melalui pelaksanaan ibadah:

1.Memuji Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang mutlak,


seperti ilmu, kekuasaan,dan kehendak-Nya. Artinya, kesempurnaan sifat-sifat
Allah tak terbatas, tak terikat syarat,dan meniscayakan-Nya tanpa membutuhkan
yang lain.

2.Menyucikan Allah dari segala cela dan kekurangan, seperti


kemungkinan untuk binasa,terbatas, bodoh, lemah, kikir, semena-mena, dan
sifat-sifat tercela lainnya,

3.Bersyukur kepada Allah sebagai sumber segala kebaikan yang kita


dapatkan berasal dari- Nya, sedangkan segala sesuatu selain kebaikan hanyalah
perantara yang Dia ciptakan.

4.Menyerahkan diri secara tulus kepada Allah dan menaati-Nya secara


mutlak.Mengakui bahwa  Dialah yang layak ditaati dan dijadikan tempat berser-
ah diri.
Dialah yang yang berhak memerintah dan melarang kita, karena Dialah Tuhan k
ita. Kita semua wajib taatdan menyerahkan diri kepada-Nya, sebab kita adalah
hamba-Nya.

5.Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam masalah apapun yang kami sebutkan


di atas, dialah satu-satunya yang Mahasempura.
4. Fungsi dan hikmah ibadah dalam kehidupan

a). Hikmah Ibadah

1). Tidak syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk
senantiasa beribadahmenyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan
segala bentuk syirik. Ia telahmengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya
adalah lebih bedar dari segala yangada, sehingga tidak ada wujud lain yang
dapat mengungguli-Nya.

2). Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang di landasi cinta timbul karena


ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan
Nya munculahdorongan untuk beribadah kepada Nya.

3). Terhindar dari kemaksiatan. Ibadah memiliki daya pensucian yang


kuat sehinggadapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan
ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas, ibadah ibarat
sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia berada.

4. Berjiwa sosial, artinya ibadah menjadikan seorang hamba menjadi


lebih peka dengankeadaan lingkungan sekitarnya, karena dia mendapat
pengalaman langsung dariibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika
melalukan ibadah puasa, iamerasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan oleh
orang-orang yang kekurangan.Sehingga mendorong hamba tersebut lebih
memperhatikan orang lain.

5. Tidak kikir, harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya
tetapi milikAllah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemslahatan umat.
Tetapi karenakecintaan manusia yang begitu besar terhadap keduniawian
menjadikan dia lupa dankikir akan hartanya. Berbeda dengan hamba yang
mencintai Allah SWT, senantiasadawam menafkahihartanya di jalan Allah
SWT. Ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya
memanfaatkan untuk keperluannya semata-mata sebagai bekal diakhirat yang
diwujudkan dalam bentuk pegorbanan harta untuk keperluan umat.
 

b). Makna Spiritual Ibadah bagi Kehidupan Sosial Manusia Pengertian ibadah
dalam kehidupan masyarakat ialah pengabdian kepada Allah
dalam bentuk shalat, puasa, zakat, haji dzikir dan membaca AlQuran. Ini karena 
kehidupan tidak hanya untuk berurusan dengan hal-hal tersebut melainkan
untuk hal-hal yang menyeluruh, mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan
manusia seperti berdagang, bertani dan bekerja, mencari ilmu dan sebagainya
guna mempertahankan dan mengembangkan kehidupan itusendiri. Maknanya
manusia harus menerapkan apa yang telah disebutkan dalam Al-Quran
danHadist ke dalam kehidupan sosial.

 
BAB III

PEMBAHASAN AKHLAK ISLAM

1. Akhlak mahmudah ( akhlak terpuji )

“Baik” dalam bahsa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris


disebut“good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian
“baik” dan

terdapat sebagai berikut

a).Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.

b).Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan,


kesenangan persesuaian.

c).Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai


yangdiharapkan dan member keputusan.

d).Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, member


perasaansenang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.

Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya


“menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan
dalam agama Islam sertamenjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut,
kemudian membiasakan adatkebiasaan yang baik, melakukannya dan
mencintainya.

2. AKHLAK MAZMUMAH ( akhlak tercela )

Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada
dirimanusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan
oranglain. Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dihimpun pengertian
“buruk” sebagai berikut

a). Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek. 
b). Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.

c). Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan
yang bertentangan dengan norma atau agama, adat istiadat, dan masyarakatyang
berlaku.

Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini di kenal dengan


sifatsifatmuhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya
kepadakebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan
fitrahnyauntuk selalu mengarah kepada kebaikan.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka saya
dapatmenyimpulkan bahwa Pengertian ibadah secara
etimologiberasal dari kata abd "yang artinya" abdi, hamba,
budak ataupelayan. Jadi ibadah berarti pengabdian,
penghambaanpembudakan dan ketaatan atau merendahkan diri
dan ibadahsangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari
karena kegiatanibadah mempunyai nilai nilai tersendiri dan
dianggap sebagaitujuan ,kewajiban ,panutan tanpa ada tujuan
tanpa ada kewajibantanpa ada panutan kita hidup seakan tidak
ada arah yang pastitidak ada yang menjamin kebahagiaan
tentram damai dansejahtera.

Dan arti akhlak mahmudah adalah akhlak terpujisedangkan arti


dari akhlak mazmumah adalah akhlak tercela.Akhlak merupakan
buah dari iman, bila iman baik, maka amalakan baik, dan
hasilnya dalah baiknya akhlak seorang muslim.B.
SARANDemikian yang dapat saya paparkan mengenai materi ini,
tentunyamasih banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnyapengetahuan rujukan / referensi yang ada
hubungannya dengan judulmakalah ini. Saya banyak berharap
para pembaca yang budiman bisamemberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demisempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah dikesempatanberikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi saya pada khususnya jugapara pembaca
yang budiman pada umumnya.
B. SARAN

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan rujukan /
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Saya banyak
berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Haluoleo ( 2020 )

https://www.academia.edu/38819853/Makalah_Ibadah

Agus A Ashari ( 2020 )


https://id.scribd.com/document/481674626/Akhlak-mahmudah-dan-mazmumah

Anda mungkin juga menyukai