Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP IBADAH MENURUT ISLAM

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Anggota :

1. Dian Hardiansyah (20220510507)


2. Rika Risnawati (20220510197)
3. Tiara Hindriani (20220510040)
4. Zahra Nazhifah Putri (20220510190)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KUNINGAN

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah AGAMA

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas terhadap penulis. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dan pendidikan.

Kuningan, 4 Januari 2023

Kelompok 9

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

B3 AB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................

1.3 Tujuan..................................................................................................................

1.4 Manfaat................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah.................................................................................................

2.2 Macam-macam Ibadah.........................................................................................

2.3 Sifat, Ciri-ciri,dan Prinsip Ibadah dalam Islam ..................................................

2.4 Tujuan Ibadah dalam Islam..................................................................................

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya
tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah
memberikannya. Oleh karena itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di
dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah
Allah swt. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku
yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai
tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.
Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena ibadah
itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus
berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi
Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan
ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi.
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah
kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah, kita
harus memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk
dalam ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa pengertian dari Ibadah?


2 Apa saja macam-macam Ibadah?
3 Apa tujuan dari Ibadah Mahdah?
4 Apa tujuan dari Ibadah Ghairu Mahdah?
5 Apa saja sifat-sifat dari Ibadah?
6 Apa ciri-ciri dalam Ibadah?

3
7 Apa saja prinsip dalam Ibadah?
8 Apa tujuan beribadah dalam Islam?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengeahui pengertian dari ibadah.
2 Untuk mengetahui apa saja macam dari Ibadah.
3 Untuk mengetahui tujuan dari Ibadah Mahdah.
4 Untuk mengetahui tujuan dari Ibadah Ghairu Mahdah.
5 Untuk mengetahui sifat-sifat dari Ibadah.
6 Untuk mengetahui ciri-ciri dalam Ibadah.
7 Untuk mengetahui prinsip dalam Ibadah.
8 Untuk mengetahui tujuan beribadah dalam Islam.

1.4 Manfaat

Makalah ini bermanfaat agar kita dapat mengetahui dan memahami pengertian ibadah
beserta macam-macam ibadah, sifat-sifat ibadah, ciri-ciri ibadah, prinsip ibadah, dan tujuan
ibadah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah

Ibadah ( ‫ ) عبادة‬secara etimologi berasal dari kata 'abd yang artinya abdi, hamba, budak, atau
pelayan. Jadi ibadah berarti pengabdian, penghambaan, pembudakan, ketaatan, atau
merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbi Ash-Shiddieqy mengutip beberapa
pendapat antara lain, mengesakan Allah, menta'zimkan-Nya dengan sepenuh-sepenuhnya ta'zim
serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya. Ulama akhlak mengartikan
ibadah dengan mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan segala syariat
(hukum). Ulama fikih mengartikan ibadah dengan segala taat yang dikerjakan untuk mencapai
keridhaan Allah dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.

Selanjutnya ulama tafsir, M. Quraish Shihab menyatakan bahwa ibadah adalah suatu bentuk
ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai dampak dari rasa pengagungan yang
bersemai dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia tunduk. Rasa itu lahir
akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah bahwa obyek yang kepadanya ditujukan
ibadah itu memiliki kekuasaan yang tidak dapat terjangkau hakikatnya.

Sedangkan Abd. Muin Salim menyatakan bahwa ibadah dalam bahasa agama merupakan sebuah
konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna, ketaatan dan khawatir. Artinya, dalam
ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada Sang Pencipta disertai kepatuhan dan rasa
khawatir hamba akan adanya penolakan sang Pencipta terhadapnya.

Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah :

‫التقرب إلى هللا بامتثال أوامره واجتناب نواهي هو العمل بما أذن به الشارع و هي عامة وخاصة‬

Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan ibadah adalah beramal dengan yang
diizinkan oleh Syari' Allah Swt. karena itu ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus.
Ibadah dalam arti umum adalah segala perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan
dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus adalah perbuatan ibadah yang
dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang
khusus ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Haji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan Kifarat.

5
Di sisi lain, dipahami bahwa ibadah adalah perbuatan manusia yang menunjukkan ketaatan
kepada aturan atau perintah dan pengakuan kerendahan dirinya di hadapan yang memberi
perintah. Adapun yang memberi perintah untuk beribadah, adalah tiada lain kecuali Allah
sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah (2) : 21,

َ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬

Artinya : "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa."

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa sasaran ibadah hanyalah kepada Allah swt. Dengan kata
lain, bahwa manusia beribadah adalah untuk mengabdikan dirinya kepada Allah sebagai Tuhan
yang telah menciptakan mereka.

Pengertian-pengertian ibadah dalam ungkapan yang berbeda-beda sebagaimana yang telah


dikutip pada dasarnya memiliki kesamaan esensial, yakni masing-masing bermuara pada
pengabdian seorang hamba kepada Allah swt., dengan cara mengagungkan-Nya, taat kepada-
Nya, tunduk kepada-Nya, dan cinta yang sempurna kepada-Nya.

Makna pengabdian atau penghambaan yang akan dijelaskan adalah perkara yang memuliakan
manusia serta membedakan dengan hewan dan makhluk lainnya. Apa yang difirmankan Allah
Swt. dalam surat Adz-Dzaariyaat : 56

‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬


َ ‫الجن َواِإْل ْن‬
َّ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
‫ت‬

Artinya : "Tiadalah aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka ber'ibadah
(mengabdi, menghamba) kepada-Ku".

Arti ibadah di sini adalah bahwa jin dan manusia dalam hidupnya harus tunduk dan patuh
terhadap aturan dan hukum-hukum Allah. Ini berarti, bahwa tujuan Allah menciptakan jin dan
manusia adalah agar mereka :

Pertama, hanya setia kepada Allah saja dan tidak kepada yang lain, karena hanya Dia Yang
Maha Menghidupi dan Maha Memelihara. Kedua, agar mereka hanya mengikuti perintah-
perintah Allah saja dan tidak mendengarkan perintah siapa pun yang bertentangan dengan
perintah-Nya. Ketiga, hanya kepada satu Dzat saja mereka harus menyembah dan mendekatkan
diri (taqarrub), yaitu hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan tidak kepada yang lain.

6
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, perbuatan seorang hamba yang senantiasa mengikuti
aturan dan hukum Allah, serta yang melepaskan diri dari ikatan dan aturan hukum yang lain yang
bertentangan dengan hukum Allah, maka itulah yang disebut ibadah. Dengan demikian, ibadah
adalah perbuatan sepanjang hidup yang dijalani oleh seorang hamba dengan mengikuti rambu-
rambu atau aturan-aturan dan hukum Allah Ta'ala. Dalam hidup yang demikian ini, maka tidur
kita, bangun kita, makan dan minum kita, bahkan berjalan dan berbicara kita, semuanya adalah
ibadah. Setiap perbuatan seorang hamba yang ta'at akan selalu memperhatikan, mana yang
dibolehkan oleh Allah dan mana yang tidak dibolehkan oleh Allah, mana yang halal dan mana
yang haram, apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang perbuatan apa yang membuat-Nya suka
kepada kita dan perbuatan apa yang membuat-Nya tidak suka kepada kita. Allah
memberitahukan, tujuan penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah
kepada Allah dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah
yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka
menyembah-Nya sesuai dengan aturan syari'at-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada
Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya tetapi dengan selain apa yang
disyari'atkan-Nya maka ia adalah mubtadi' (pelaku bid'ah). Dan siapa yang hanya menyembah-
Nya dan dengan syari'at-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah ).

2.2 Macam-macam Ibadah

Secara umum ibadah terbagi menjadi 2. yaitu :

1. Ibadah Mahdlah

Yaitu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Semua perbuatan ibadah yang
pelaksanaannya diatur dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan sunnah.
Contoh, salat harus mengikuti petunjuk Rasulullah salallahu alaihi wassalaam dan tidak
dibenarkan untuk menambah atau menguranginya, begitu juga puasa, haji dan yang lainnya.
Dengan shalat lima kali sehari berarti memperingatkan kita, bahwa di mana pun dan kapan pun
kita berada adalah tetap budak Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita harus menghamba. Dengan
shalat membawa manusia mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Ibadah mahdlah
ini dilakukan hanya berhubungan dengan Allah saja (hubungan ke atas Hablum Minallah), dan
bertujuan untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Ta'ala. Ibadah ini hanya dilaksanakan
dengan jasmani dan rohani saja, karenanya disebut ibadah badaniyah ruhiyah.

2. Ibadah Ghairu Mahdlah

7
Yaitu ibadah yang membutuhkan keterlibatan orang lain atau ibadah yang tidak hanya sekedar
menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi juga menyangkut hubungan sesama makhluk
(Hablum Minallah Wa Hablum Minannas) atau di samping hubungan ke atas, juga ada hubungan
sesama makhluk. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya sebatas pada hubungan sesama
manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungan alamnya (hewan dan tumbuhan).
Contoh, zakat, infaq, sedekah, dll. Zakat menyadarkan kita akan kenyataan bahwa harta yang
kita peroleh adalah pemberian Allah Subhanahu wa ta'ala, bukan sepenuhnya atas hasil usaha
sendiri. Jangan kita habiskan harta itu hanya untuk kepentingan kepuasan lahiriyah saja, tetapi
haruslah kita berikan juga hak Allah, mensucikan harta kita, membuktikan kepedulian kita
kepada fakir miskin.

2.3 Sifat, Ciri-ciri, dan Prinsip Ibadah dalam Islam

1. Sifat-sifat Ibadah

Suatu ibadah, agar menjadi seperti yang dituntut oleh Allah kepada kita, seyogyanya disertai
dengan 3 perkara, yaitu :

- Al Hubbu (rasa cinta)

- Al Khouf (rasa takut)

- Ar Roja (rasa berharap)

1. Kita beribadah kepada Allah karena rasa cinta kita kepada-Nya Allah telah memuji hamba-
Nya dengan hal tersebut. Dia berfirman :

‫اب َأ َّن‬
َ ‫اس َم ْن يَتَّ ِخ ُذ ِمن دُو ِن هَّللا ِ َأ ْندَادًا ي ُِحبُّونَهُ ْم كَحْ بُ هللاِ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ َش ُّد َحبًّا هَّلِل ِ َولَوْ يَ َرى الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا ِإ ْذ يَ َروْ نَ ْال َع َذ‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ ‫ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا َو َّن َ َش ِدي ُد ال َع َذا‬
‫ب‬ ْ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬

Artinya : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka, melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal)." (Q.S Al Baqoroh : 165)

8
2. Demikian juga kita beribadah kepada-Nya karena rasa takut kita dari adzab Allah yang maha
Suci. Allah ta'ala berfirman :

‫فال تخافُوهُ ْم َو َخافُو ِن ِإن ُكنتُم ُّمْؤ م‬

Artinya : "Maka janganlah kalian takut pada mereka, takutlah kepada-Ku jika seandainya kalian
orang orang beriman." (Q.S Ali Imron : 175)

Dan Allah swt juga berfirman :

"Mereka menyeru Rob mereka dengan perasan takut dan rasa tamak." Maksudnya, dengan penuh
rasa takut dari adzab-Nya dan rasa tamak terhadap ampunan-Nya, surga-Nya dan pahala-Nya.

3. Demikian juga rasa roja' (rasa berharap) Allah ta'ala berfirman :

‫ك َكانَ تَ َخدُورًا‬ َ ‫َويَرْ جُونَ َرحْ َمتَهُ َويَخَافُونَ َع َذابَهُ ۚ ِإ َّن َع َذ‬
َ َّ‫اب َرب‬

Artinya : "Dan mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut dari adzab-Nya, sesungguhnya
adzab Rabb mu adalah sesuatu yang harus ditakuti." (Q.S Al Isra : 57)

Kita beribadah kepada Allah atas dasar rasa cinta kepada-Nya, rasa takuti dari adzab-Nya, dan
rasa berharap kepada ampunan dan pahala-Nya dalam satu waktu. Beginilah keadaan dan ciri
orang orang sholeh dan beginilah sifat yang benar yang diinginkan oleh Allah dari hamba-Nya,
oleh karena itu sebagian para salaf berkata yang artinya :

"Barang siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa cinta saja, maka dia adalah
seorang zindiq. Dan barang siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan rasa takut saja,
maka dia adalah seorang haruriy. Dan barang siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan
rasa roja' (berharap) saja, maka dia adalah seorang murjiah."

Adapun ahlus sunnah, maka dia mengumpulkan semua perasaan tersebut. Sebagaimana sebagian
orang-orang sufi mengaku-ngaku bahwa mereka adalah orang-orang yang dicintai oleh Allah.
Mereka beribadah kepada-Nya hanya atas dasar cinta kepada-Nya saja dan bukan atas dasar
takut dari hukuman-Nya serta bukan pula atas dasar rasa roja' dan berharap kepada ampunan dan
pahala Nya. Hal ini adalah salah satu sebab terbesar dari kesesatan dan penyimpangan mereka.
Karena mereka menyelisihi perintah Allah swt, dimana Dia telah memerintah kita untuk
beribadah kepada-Nya dengan rasa takut dan rasa berharap secara bersamaan. Dia berfirman :

‫َوا ْدعُوهُ خَ وْ فًا َوطَ َمعًا‬

9
Artinya : "Dan berdo'alah kalian kepada-Nya dengan rasa takut dan rasa tamak." (Q.S Al-A'Raf :
56)

2. Ciri-ciri Ibadah

Mustafa Ahmad al-Zarqa, seorang ahli ilmu fikih menyebutkan beberapa sifat yang menjadi ciri-
ciri ibadah yang benar adalah :

1. Bebas dari perantara

Dalam beribadah kepada Allah Ta'ala, seorang muslim tidak memerlukan perantara, akan tetapi
harus langsung kepada Allah. Para alim ulama atau para tokoh agama hanya berfungsi dan
berperan sebagai pembimbing, petunjuk dan penyampai kebenaran bagi muslim lainnya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Ta 'ala :

َ‫ك ِعبَا ِدي َعنِ ٌّي فَ––انِي قَ––ريبٌ أجيب دع––وة ال––داع ل––ذاذعان فليس––تجيبو الي َأوْ لِيَْؤ ِمنُ––و بِي لَ َعلَّهُ ْم يَ َرتَ– ُّدون‬
َ َ‫ َوِإ َذا َسَأل‬Artinya: "Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengkabulkan permohonan orang yang berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran". (QS. al-Baqarah, 2 : 186)

2. Tidak terikat kepada tempat-tempat khusus

Secara umum ajaran Islam tidak mengharuskan penganutnya untuk melakukan ibadah pada
tempat-tempat khusus, kecuali ibadah haji. Islam memandang setiap tempat cukup suci sebagai
tempat ibadah. Rasulullah salallahu alaihi wassalaam bersabda : "Seluruh tempat di bumi adalah
tempat bersujud, bersih dan suci" (HR. Bukhari dan Muslim).

Firman Allah Ta'ala :

‫ ِإ َّن هللا واسع عليم‬. ‫غربُ فََأ ْينَ َما تَُؤ لُُؤافتم وجه هللا‬
ِ ‫ق َو ْال َم‬
ُ ‫وهَّلِل ِ ْال َم ِش ِر‬

Artinya : "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(QS.al-Baqarah, 2 : 115)

3. Tidak memberatkan dan tidak menyulitkan

Allah Subhanahu wa ta'ala senantiasa menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya dan tidak
menghendaki kesulitan. Rasulullah salallahu alaihi wassalaam bersabda : "Kamu seharusnya

10
melakukan pekerjaan yang kamu sendiri mampu melakukannya, sesungguhnya Allah tidak
menyenangi perbuatan suatu perbuatan hingga kamu sendiri menyenanginya." (HR. Bukhari dan
Muslim).

Firman Allah Ta 'ala :

ْ َ‫ لهَا َما َك َسب‬،‫ال يَ ُكلِفُ هَّللا نَ ْفسًا األوْ َسعها‬


ْ َ‫ت َو َعلَ ْيهَا َما ا ْكتَ َسب‬
‫ت‬

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapatkan pahala dari kebajikan yang diusahakannya, dan ia mendapatkan siksa dari
kejahatan yang dikerjakannya." (QS. al- Baqarah, 2 : 286). Kendati demikian, tidak berarti
mengenteng-entengkan perbuatan ibadah karena kemalasan dan tiada peduli terhadap
pengetahuan syar'iat.

3. Prinsip-prinsip Ibadah

1. Niat lillahi ta'ala (Al-Fatihah/1 : 5)

)1( ‫–ر ِح ِيم‬ِ –‫ ) لَّ ِه ال– َّر َح ِم ِن ال‬٥ ( ‫ك ن َْس–ت َعيْن‬


َ ‫ك نَ ْعبُ– ُد َوِإيَّا‬ ِ –‫) مال‬۳( ‫) الرحمن ال––رحيم‬۲( ) ‫ ربِّ ْالعالمين‬- ‫بسم‬
َ ‫) إي––ا‬٤(( ‫ك ي––وم ال––دين‬
‫ْال ُح ُم ِد‬

(1). Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

(2). Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

(3). Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

(4). Yang menguasai di hari Pembalasan.

(5). Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.

2. Tidak menyekutukan Allah SWT, secara langsung maupun tersembunyi. Firman Allah SWT.

‫ه َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسنَنَا‬

Artinya : "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.


Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, ......" (Q.S An-Nisa ayat 36)

3. Dilaksanakan dengan penuh kepasrahan diri kepada Allah. Firman Allah SWT.

11
ُ ْ‫ك ُأ ِمر‬
‫ت َوَأنَا‬ َ ‫ي َو َم َماتِي هَّلِل ِ َر ِن ْال َعا ِمينَ ال َش ِري‬
َ ِ‫ك لَهُ َوبِ َذل‬ َ ‫ق َونُ ُس ِكي َو َمحْ يَا‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
ٍ ‫صاَل‬

‫لول التبيين‬

Artinya : "Katakanlah : Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian Itulah yang
diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)." (QS Al-An'am ayat 162-163)

4. Dilaksanakan dengan penuh keikhlasan. Firman Allah SWT.

ُ‫ ويُقِي ُموا الصَّلوةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َك َوةَ َو َذلِكَ ِدين‬،‫و َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هللا مخلصين له ال ِذينَ حتما‬

‫القيمة ال‬

Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian Itulah agama yang lurus." (QS Al-Bayyinah : 5)

5. Dilaksanakan dengan penuh kesabaran dan keteguhan hari.

Firman Allah SWT.

ِ ْ‫ت َواَألر‬
‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما فَا ْعبُ َدهُ واصْ طَبَر لِ ِعي َد ْي ِه هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َسيار‬ ِ ‫َربُّ ال َّس َم َوا‬

Artinya : "Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya.
Maka sembahlah dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan dia (yang patut disembah)?" (Q.S Maryam : 65)

6. Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah 2: 186)

‫وَِإ َذا سألك عبادي عني فأني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بِي لَ َعل قم يَرْ ُشدُو ِن‬

Artinya : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku. Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat, aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada- Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

7. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan sunnah

12
8. Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28 : 77)

ُّ‫األرض ِإ َّن هَّللا َ ال يَحُب‬


ِ ‫َوا ْبت َِغ فيما آتَاكَ هَّلل الدار اآلخرة وال تنس نصيبك من ال ُّدنيا وأحْ َسن َك َما َأحْ َسنَ هَّللا ِ ِإلَ ْيكَ َواَل تَب ِْغ الفساد في‬
َ‫ْال ُم ْف ِس ِدين‬

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan."

9. Tidak berlebih-lebihan (Al-A'raf/7 : 31)

ِ ‫ْرقَوْ ا ِإ َدهُ اَل يَجُبُّ ْال ُمس‬


َ‫ْرفِين‬ ِ ‫يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد وكلوا واشربوا َواَل تَس‬

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid. Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan."

10. Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan Mempersulit (Al-Baqarah/2 : 286)

‫ال يكلف هللا نفسا إال وسعها لما ما كسبت وعليها ما أكتسبت ربنا ال تؤاخذنَا ِإن نَ ِسينَا َأوْ َأ ْخطَانَا َربَّنَا َواَل تجْ َمل َعلَ ْينَا ِإصْ رًا َكما‬

‫حملته على الذين من قبلنا ربنا وال تحملنا ما ال طاقة لنا به واعف عنا وأغفرْ لَنَا َوَأ َرحْ منا أنت موالنا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم‬
َ‫ْال َكافِ ِرين‬

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat


pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami. janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang
berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah
kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami
terhadap kaum yang kafir."

2.4 Tujuan Ibadah dalam Islam

13
Tujuan ibadah adalah membersihkan dan menyucikan jiwa dengan mengenal dan mendekatkan
diri serta beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya ibadah dengan pengertian yang hakiki itu
merupakan tujuan dari dirinya sendiri. Dengan melakukan ibadah, manusia akan selalu tahu dan
sadar bahwa betapa lemah dan hinanya mereka bila berhadapan dengan kekuasaan Allah,
sehingga ia menyadari benar-benar kedudukannya sebagai hamba Allah. Jika hal ini benar-benar
telah dihayati, maka banyak manfaat yang akan diperolehnya. Misalnya saja surga yang
dijanjikan, tidak akan luput sebab Allah tidak akan menyalahi janjinya. Jadi, tujuan yang hakiki
dari ibadah adalah menghadapkan diri kepada Allah SWT dan menunggalkan-Nya sebagai
tumpuan harapan dalam segala hal.

Kesadaran akan keagungan Allah akan menimbulkan kesadaran betapa hina dan rendahnya
semua makhluk-Nya. Orang yang melakukan ibadah akan merasa akan terbebas dari beberapa
ikatan atau kungkungan makhluk. Semakin besar ketergantungan dan harapan seseorang kepada
Allah, semakin terbebaslah dirinya dari yang selain-Nya. Harta, pangkat, kekuasaan dan
sebagainya tidak akan mempengaruhi kepribadiannya. Hatinya akan menjadi merdeka kecuali
dari Allah dalam arti sesungguhnya. Kemerdekaan sesungguhnya adalah kemerdekaan hati.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Islam merupakan agama yang benar. Karena ajaran agama islam bersifat komprehensif
membahas masalah-masalah manusia baik dunia ataupun akhirat. Dan agama islam merupakan
agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Oleh karena itu agama islam harus disebarluaskan
kepada ummat manusia agar dapat memeluk agama islam (bagi non muslim) serta memperdalam
ajaran islam (bagi kaum muslim).

3.2 Saran

Penelitian ini adalah bagian dari upaya penulis dalam memahami agama menurut islam.
Islam bukanlah agama satu-satunya di dunia, oleh karena itu masih banyak yang perlu dikaji dan
difahami lebih mendalam dan terperinci sehingga tidak sebatas maknanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB514113441318.pdf

http://kumpulanskripdanmakalah.blogspot.com/2016/02/makalah-ibadah-agama-islam.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai