Anda di halaman 1dari 13

Hakikat Ibadah

Dosen pengampu : Badiana S.Pd.I.,M.Pd

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD FARHAN ROFII


( 230223011 )

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat Ibadah” dengan baik. Dan tak lupa pula kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengangkat kita dari alam kebodohan
menuju alam yang penuh dengan pendidikan seperti sekarang ini.

Tujuan Penulisan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan tugas dari dosen mata kuliah
AIK 2 yaitu Badiana, S.Pd.I.,M.Pd Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada materi mata kuliah yakni “Hakikat Inadah”

Makalah ini di susun dengan segala kemampuan penulis dan semaksimal mungkin,
namun penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu penulis sekaligus
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua pembaca terutama dosen
mata kuliah AIK 2 sebagai bahan koreksi untuk kesempurnaan penyusunan makalah saya
selanjutnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sinjai,19 Maret 2024

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... .1

A. Latar Belakang................................................................................................................. 1

C. Tujuan Makalah............................................................................................................... 1

D. Manfaat Makalah............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAAN........................................................................................................ 3

A. Hakikat Ibadah................................................................................................................. 3

B. Ibadah Mahdhah dan Ghairu mahdhah............................................................................ 3

C. Fungsi Ibadah................................................................................................................... 5

D. Hikmah ibadah................................................................................................................. 6

E. Makna Spriritual ibadah dalam kehidupan sosial............................................................ 7

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang memiliki
signifikansi mendalam dalam berbagai aspek kehidupan spiritual, sosial, dan psikologis.
Konsep ibadah tidak hanya memiliki dimensi ritualistik semata, namun juga mencakup aspek
pengabdian dan hubungan yang erat antara manusia dengan Sang Pencipta.

Dalam konteks keagamaan, berbagai ajaran dan keyakinan mengenai hakikat ibadah telah
diperdebatkan dan diperkaya melalui penafsiran dan interpretasi yang beragam. Sebagai contoh,
dalam Islam, ibadah memiliki makna luas yang mencakup segala tindakan baik dan pengabdian
kepada Allah SWT, sedangkan dalam agama-agama lainnya, konsep ibadah mungkin memiliki
nuansa yang berbeda.

Pemahaman yang mendalam terhadap hakikat ibadah menjadi penting dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Dengan memahami esensi dari ibadah, seseorang dapat menghadirkan
spiritualitas dalam setiap aspek kehidupannya, mulai dari aktivitas harian hingga interaksi
sosial.

Namun, dalam realitasnya, pemahaman terhadap hakikat ibadah seringkali belum cukup
mendalam. Banyak individu yang terjebak dalam rutinitas ritualistik semata tanpa memahami
makna dan tujuan di balik setiap ibadah yang mereka lakukan. Hal ini bisa mengakibatkan
kecenderungan untuk menjalani ibadah secara mekanis tanpa kesadaran dan keikhlasan yang
seharusnya mengiringinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep Ibadah?
2. Apa yang dimaksud dengan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah ?
3. Apa saja Fungsi dari ibadah ?
4. Apa saja Hikmah dalam melaksanakan ibadah ?
5. Bagaimana Makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosia ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Memahami Maksud dari Konsep ibadah.
2. Untuk Mengetahui apa itu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.
3. Untuk Mengetahui Apa saja Fungsi dari ibadah.
4. Untuk Mengetahui Hikmah dalam melaksanakan ibadah.
5. Untuk Memahami Makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial.

1
D. Tujuan Makalah
Makalah ini Bertujuan untuk memberi manfaat kepada teman- teman
mahasiswa Berupa Pengetahuan dan wawasan terutama kepada Penulis dalam
memperluas wawasan serta ilmu Mengenai “ Hakikat Ibadah ”.

2
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Hakikat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu
Taimiyah adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai
oleh Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir
(nyata). Adapun hakekat ibadah yaitu:

1) Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat
56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.

2) Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.

3) Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.

4) Hakikat ibadah sebagai cinta.

5) Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).

6) Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi
waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan melaksanakan perintah
maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud.

B. Ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah


Ibadah adalah rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka pengabdian atau
kepatuhan kepada sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada hubungan
manusia dengan Allah Swt. semata, tapi juga ada hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya serta antara manusia dengan alam.

Ada dua pembagian ibadah dalam Islam yakni ibadah mahdlah dan ghairu mahdhah.

Ibadah mahdhah adalah segala bentuk amalan yang pelaksanaannya (syarat, rukun, dan
tata caranya) sudah ditetapkan oleh nas Al-Quran atau hadis, seperti salat, puasa, zakat,
haji, dan sebagainya.

3
Ibadah mahdhah dikerjakan karena ada wahyu, berdasarkan perintah dari Allah SWT
untuk mendirikannya.

Ibadah ghairu mahdhah adalah kebalikan dari Ibadah Mahdhah "Ghairu mahdhah"
tidak murni atau sudah tercampur dengan hal lain.

Contoh Ibadah Mahdhah

Seperti disebutkan di atas, contoh ibadah mahdhah ialah ibadah yang jelas
pelaksanaannya dan sudah diatur dalam Al-Quran dan hadis.seperti:

1. Shalat 5 waktu

2. Puasa di Bulan Ramadhan

3. Zakat Fitrah

4. Ibadah Haji Bagi yang Mampu

Untuk melaksanakannya, umat Islam harus memenuhi syarat-syarat seperti beragama


Islam, berakal sehat, usia dewasa, sehat jasmani dan rohani, serta mampu secara fisik,
mental, dan materi. Mampu materi yang dimaksud tidak boleh melibatkan penjualan satu-
satunya sumber kehidupan untuk menghindari dampak negatif bagi diri dan keluarga.

Contoh Ibadah Ghairu Mahdhah

Sementara untuk contoh ibadah ghairu mahdhah, tidak diatur secara spesifik
pelaksanaannya, namun bisa menjadi ibadah karena ada niat ikhlas dari muslim
bersangkutan.

Sebagai misal, tidur adalah perbuatan mubah yang dilakukan manusia, tidak memperoleh
dosa atau tidak mendatangkan pahala.

Akan tetapi, apabila seorang muslim tidur siang, dengan maksud agar bersemangat untuk
bangun demi mendirikan salat tahajud di malam harinya, tidur yang pada mulanya
perkara mubah, menjadi bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Namun, ibadah ghairu mahdhah bisa dinalar bahwa hal itu akan mendatangkan pahala,
serta bernilai baik bagi diri sendiri atau lingkungan sekitar.

Membantu orang miskin yang membutuhkan, menolong orang tua, menghijaukan


lingkungan, mengikuti kerja bakti, dan sebagainya termasuk bagian dari ibadah ghairu
mahdhah karena bisa dinalar, serta termasuk dalam aktivitas mulia.

Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ibadah Ghairu Mahdhah

Di samping dikenal sebagai ibadah mahdhah, kategori ini juga dikenal dengan sebutan
ta’abbudi.

4
Pelaksanaan ibadah mahdhah ini tentu memerlukan niat yang tulus. Di sisi lain, ibadah
ghairu mahdhah merujuk kepada ibadah yang tujuan pelaksanaannya dapat dicapai oleh
akal.

Contohnya adalah membersihkan sesuatu yang terkena najis sebelum melaksanakan


ibadah shalat, dan tujuan wajibnya tindakan tersebut dapat dipahami oleh akal manusia.

Hal ini karena menghadap kepada Allah SWT dalam keadaan bersih dan suci, termasuk
tubuh dan pakaian dari najis, merupakan tindakan yang baik.

Ibadah jenis ini juga dikenal dengan sebutan ta’aqquli atau ma’qulatul ma’na. Berbeda
dengan ibadah mahdhah, ibadah ghairu mahdhah tidak memerlukan niat khusus dalam
pelaksanaannya; cukup dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
syariat.

C. Fungsi ibadah
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk beramal
sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya terpaku
pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata. Islam adalah agama
yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal
yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya
bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk
mewujudkan hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah
kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun
sebagai bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan melalui
“muqorobah” dan “khudlu” Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi
oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan
ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan
kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya
pada pertolongan Allah SWT.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat
yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena
itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga
dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat. Contohnya:
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

5
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan manusia dapat
mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan fungsinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Zakat berfungsi untuk membersihkan mereka yang berzakat dari kekikiran dan kecintaan
yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir adalah sifat buruk yang anti
kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai masyarakat
zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan
memperkembangkan harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat hatinya akan
tentram karena ia akan dicintai masyarakat. Dan masih banyak ibadah-ibadah lain yang
tujuannya tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi juga membawa dapak sosial yang
baik bagi masyarakatnya. Karena itu Allah tidak akan menerima semua bentuk ibadah,
kecuali ibadah tersebut membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Dalam hal ini
Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan
munkar, maka dia hanya akan bertambah jauh dari Allah” (HR. Thabrani)
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin.
Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu,
ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita
untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama muslim, menyakiti manusia baik
dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia,
menumpuk harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan
“amar ma'ruf nahi munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa
menyelamatkannya dari siksa Allah SWT.

D. Hikmah ibadah
Hikmah jika kita melihat dalam kamus Besar bahsa Indonesia (KBBI), Hikmah
mempunyai arti: 1 kebijaksanaan (dari Allah): kita memohon-dari Allah Swt. 2 sakti;
kesaktian: kata-kata; 3 arti atau makna yang dalam; manfaat: jadi bisa disimpulkan
arti Hikamh adalah Banyak manfa’at bagi yang mau mengabil manfa’atnya.
Beberapa hal dibalik keutamaan dan diwajibkannnya suatu ibadah; Allah

6
memerinthkan dan mewajibkan bagi kita untuk beribadah, Dasar pijak Allah
memfardukan dan menetapkan pokok-pokok yang diwajibkan itu karena terdapat
hikmah bahwa:

Allah mewajibkan beriman, dengan maksud untuk membersihkan hati dari syirik,
kewajiban shalat dengan maksud untuk mensucikan diri dari takabur, diwajibkannya
zakat untuk menjadi sebab diperolehnya rizki, mewajibkan berpuasa untuk menguji
kesabaran keikhlasan manusia, mewajibkan haji bagi yang mampu untuk
mendekatkan umat Islam antara satu dengan yang lainnya, mewajibkan jihad untuk
kebenaran Islam, mewajibkan amar ma’ruf untuk kemaslahatan orang awam,
mewajibkan nahi munkar untuk menjadikan cambuk bagi orang-orang yang kurang
akalnya.

E. Makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial


Ibadah memiliki dimensi keakhiratan sekaligus keduniawian. Ibadah dalam ajaran Islam
tidak hanya dimaksudkan dalam kerangka hubungan dengan Allah semata, tetapi juga
mengandung dimensi sosial yang tinggi bagi para pemeluknya. Semua bentuk ibadah
memiliki makna sosialnya masing-masing sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, ibadah shalat. Kandungan sosial dari ibadah shalat adalah bahwa shalat
mengajarkan makna persaudaraan dan persatuan manusia yang begitu tinggi. Ketika
melaksanakan shalat di masjid lima kali dalam sehari, maka sesungguhnya ibadah
tersebut tengah menghimpun penduduknya lima kali sehari. Dalam aktivitas tersebut,
mereka saling mengenal, saling berkomunikasi, dan saling menyatukan hati. Mereka
shalat dibelakang seorang imam, mengadu kepada Tuhan yang satu, membaca kitab
yang sama, serta menghadap kiblat yang sama. Mereka juga melakukan amalan yang
sama yakni sujud, ruku, dan sebagainya. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat
10:

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara


kedua saudaramu ( yang berselisih ) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat

7
rahmat.” ( Q.S Al-Hujurat:10).

Kedua, ibadah puasa. Puasa mampu menumbuhkan kepekaan sosial bagi pelakunya.
Dengan berpuasa, si kaya merasakan betapa tidak enaknya merasakan lapar. Puasa
mengajarkan kepadanya untuk bisa mengenali serta merasakan penderitaan orang yang
sehari-hari senantiasa berada dalam kekurangan dan berbalut kemiskinan. Kemudian
puasa diakhiri dengan membayar zakat fitrah yang memaksa seseorang untuk berderma,
sekalipun mungkin hatinya belum sadar ini akan menjadi latihan dan pembinaan
tersendiri bagi orang yang besangkutan untuk menjadi orang yang dermawan dan peduli
terhadap orang-orang yang lemah.

Ketiga, ibadah zakat. Ibadah zakat memiliki fungsi dan hikmah ganda. Secara
individu zakat mengandung hikmah untuk membersihkan dan menyucikan diri beserta
harta bendanya. Dengan begitu, zakat melatih manusia menghilangkan sifat kikir, rakus,
tamak yang melekat pada dirinya. Zakat menjadi tanda kedermawanan, solidaritas, dan
kasih sayang seorang muslim terhadap saudara-saudaranya agar bisa ikut merasakan
rezeki sebagai karunia Allah SWT.

Keempat, ibadah haji. Dalam ibadah haji terkandung pengalaman nilai-nilai


kemanusiaan yang universal. Ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan
pakaian biasa dan kemudian mengenakan pakaian ihram. Dengan mengenakan pakaian
ihram pada saat haji, manusia diajarkan untuk menanggalkan perbedaan status sosial
yang mereka sandang dan bersatu dalam persamaan dan persaudaraan. Pada saat
melaksanakan ihram, seseorang dilarang menyakiti binatang, dilarang membunuh,
menumpahkan darah, serta dilarang mencabut pepohonan.

Maknanya manusia harus menerapkan apa yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan
Hadist ke dalam kehidupan sosial.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ibadah memiliki hakikat yang sangat dalam. Ibadah bukan
hanya sekadar aktivitas ritual, tetapi juga merupakan suatu bentuk pengabdian dan hubungan yang
erat antara hamba dengan Tuhannya. Hakikat ibadah mencakup aspek spiritual, moral, dan sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Ibadah memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan
perilaku individu Muslim, serta dalam memperkuat ikatan mereka dengan Allah SWT dan sesama
manusia. Kesimpulannya, ibadah dalam Islam adalah suatu konsep yang holistik dan melampaui
sekadar rutinitas ritual, tetapi merupakan suatu panggilan untuk hidup dalam ketaatan dan
kepatuhan kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.
.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://apacode.com/paper-makna-spiritual-ibadah-bagi-kehidupan-sosial
https://www.fiqih.co.id/pengertian-ibadah/
https://studi-agama-islam.blogspot.com/2013/10/pengertian-hakikat-dan-fungsi-ibadah.html
https://tirto.id/ibadah-mahdhah-dan-ghairu-mahdhah-pengertian-beserta-contohnya-gsrn

10

Anda mungkin juga menyukai