Anda di halaman 1dari 7

FIQH IBADAH

macam macam ibadah

dilihat secara umum, di tinjau disegi pelaksanaan,ditinjau di segi kepentinganya


di tinjau di segi waktu pelaksanaanya dan di tinjau disegi hukumnya

dosen pengampu : Drs.Khaidir,M.Pd.I

di susun oleh : Iskandar (S.htn.1.2022.004)

INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI )

SYEKH MAULANA QORI BANGKO ( SMQ )

PRODI HTN

FAKULTAS HUKUM
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur kami ucapkan pada Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia yang dilimpahkan pada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia tepat waktu.

Sholawat serta salam tercurahkan pada baginda Rasulullah


SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Makalah ini kami susun
berdasarkan data-data yang diperoleh dari sumber resmi. Atas
selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah fiqh ibadah bpk Drs.Khaidir,M.Pd.I yang telah
membimbing kami.

Penulisan makalah berjudul “macam macam ibadah ditinjau berbagai


seginya dapat diselesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tentang
makalah ini akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.Demikian
yang dapat kami sampaikan.

BANGKO. OKTOBER 2022


DAFTAR ISI

COVER............................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................ii
DAFTAR ISI................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................1


1.1Latar Belakang ..................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................1

BAB 2 PEMBAHASAN................................................2
a. dilihat secara umum..............................2
b. di tinjau disegi pelaksanaan..................2
c. ditinjau di segi kepentinganya...............2
d. di tinjau di segi waktu pelaksanaanya..3
e. di tinjau disegi hukumnya......................3

BAB 3 PENUTUP ...........................................................3


3.1Kesimpulan..........................................................3
3.2 Saran ..................................................................3

DAFTAR PUSTAKA .......................................................4


BAB 1
pendahuluan

1.1 latar belakang

1. pengertian ibadah

Ibadah adalah masalah terpokok dalam ajaran agama Islam, karena hakikat diciptakannya manusia di muka bumi ini adalah

untuk beribadah, sebagaimana dalam firman-Nya:

artinya :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS: Al-Dzariyat/51 : 56).

Secara etimologi, ibadah berasal dari kata ‘abada- ya’budu-‘ibadatan, yang berarti mengesakan, beribadah, menyembah dan

mengabdi kepada Allah SWT.

Ibadah juga dapat berarti: ta’at, tunduk, menurut, mengikut, dan juga dapat diartikan do’a

Beribadah hakikatnya ditujukan kepada Allah SWT.,

akan tetapi Allah tidak memiliki kebutuhan maupun kepentingan apapun terhadap perbuatan hamba-hamba-Nya.

Allah menegaskan hukum atau aturan-aturan tentang ibadah dan tata caranya, namun kepentingan maupun manfaat ibadah itu

justru untuk si pelaku ibadah (orang yang melakukan ibadah) itu sendiri.

1.2 rumusan masalah

macam macam ibadah

1. dilihat secara umumnya

2. ditinjau di segi pelaksanaanya

3. di tinjau di segi kepentinganya

4. di tinjau di segi waktu pelaksanaanya

5. di tinjau di segi hukumnya

1.3 tujuanya

1. Manusia diciptakan di muka bumi adalah sebagai “Kholifah” yang wajib beribadah kepadaTuhan-Nya (Albaqoroh ayat 30-31)

2. Manusia memiliki 2 Unsur Jasmani dan Rohani yang keduanya memberikan perhatian dengan Ibadah.

3. Terwujudnya Rahmat bagi Seluruh alam

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ditinjau Secara Umum,

Konsep ibadah secara umum dibagi menjadi dua yakni ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah atau sering disebut muamalah.

Ibadah mahdhah merupakan macam ibadah yang sudah ditentukan dan menjadi syariat bagi umat Islam.

Dengan kata lain, ibadah mahdhah yaitu hubungan secara vertikal antara manusia dengan Allah SWT. Contoh dari ibadah mahdhah

meliputi ibadah sholat, zakat, puasa dan haji. Sementara itu ibadah ghairu mahdhah atau muamalah adalah segala perbuatan yang

mendatangkan kebaikan. Biasanya macam ibadah ini dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT.

Ibadah ini juga dikerjakan oleh antar sesama manusia atau hubungan horizontal. Contoh dari ibadah ghairu mahdhah yakni

membangun masjid, sedekah, silaturahmi, menjenguk orang sakit, mencari ilmu, bekerja, menolong orang hingga perbuatan baik

lainnya.

Ibadah Khusus (ibadah mahdah): seluruh kegiatan ibadahnya ketentuannya ditetapkan oleh Syariat (Alquran dan hadist)

ibadah Khusus (ibadah mahdah): seluruh kegiatan ibadahnya ketentuannya ditetapkan oleh Syariat (Alquran dan hadist)

Ibadah umum (ghairu mahdah): ketentuannya ditentukan oleh syariat, pelaksanaan kegiatannya ditentukan oleh manusia sesuai

dengan situasi, kondisi, dan kemampuan manusia.

2. di tinjau di segi pelaksanaanya

Ibadah terbagi menjadi tiga, yakni ibadah jasmaniyah–ruhaniyah, ibadah ruhiyah - maliyah, dan ibadah jasmaniyah-

ruhaniyah-maliyah. Pertama pelaksanaannya memerlukan kegiatan fisik disertai jiwa yang tulus ikhlas kepada Allah. Misalnya

:shalat dan puasa. Kedua pelaksanaannya seperti perbuatan mengeluarkan sesuatu harta yang menjadi hak miliknya diiringi dengan

niat yang ikhlas semata kepada Allah, contohnya ibadah zakat.

Ketiga adalah naik haji yakni kegiatannya memerlukan kegiatan fisik dengan melakukan beberapa bentuk amalan, di samping perlu

mengeluarkan biaya sebagai ongkos perjalanannya, serta di niatkan untuk memenuhi panggilan Allah.

3. di tinjau di segi kepentinganya

Ibadah terbagi menjadi dua,

Ibadah fardiy adalah bentuk ibadah yang manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melakukannya saja, dan tidak ada

hubungannya secara langsung dengan orang lain. Seperti Shalat dan Puasa.

Ibadah ijtima’iy adalah ibadah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh yang mengerjakan ibadah tersebut, juga mengandung aspek

sosial yakni dapat dirasakan secara langsung oleh orang lain. Misalnya ibadah zakat, di mana si muzakki (orang yang berzakat)

akan bersih jiwanya dari sifat kikir

2
4. Ditinjau dari Segi Waktu Pelaksanaannya

Pelaksanaannya terbagi menjadi dua macam,

Ibadah muwaqqat, yaitu ibadah yang waktu pelaksanaanya sangat terikat oleh waktu yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Apabila melaksanakan di luar waktu yang ditetapkan, maka menjadi tidak sah secara hukum, bahkan dianggap berdosa. Misalnya,
shalat lima waktu, puasa ramadhan, dll.

Ibadah ghairu muwaqqat ialah ibadah yang waktu pelaksaannnya tidak tergantung dengan waktu-waktu tertentu. Contoh: bertasbih
dan berzikir, sedekah. Dll

5. Ditinjau dari Segi Status Hukum

Ibadah dibagi dua macam Wajib adalah ibadah yang harus dilaksanakan, bagi pelanggarnya dianggap berdosa. Misalnya shalat lima
waktu, puasa Ramadhan, dan zakat.

Ibadah sunnah adalah Ibadah yang dianjurkan pelaksanaannya, Pelaksananya akan memperoleh pahala dari Allah SWT., namun bagi
yang tidak melaksanakan tidak dianggap berdosa, contohnya shalat sunnat rawatib, sedekah dan lain-lain.

BAB III
penutup

3.1 kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa :


Ibadah adalah ketundukan yang tidak terbatas bagi pemilik keagungan yang tidak terbatas pula. Dalam Islam perhubungan dapat
dilakukan oleh seorang hamba dengan Allah secara langsung. ‘Ibadah di dalam Islam tidak berhajat adanya orang tengah
sebagaimana yang terdapat pada setengah setengah agama lain. Begitu juga tidak terdapat dalam Islam tokoh tokoh tertentu yang
menubuhkan suatu lapisan tertentu yang dikenali dengan nama tokoh tokoh agama yang menjadi orang orang perantaraan antara
orang ramai dengan Allah.

Secara garis besar iadah dibagi menjadi dua:


· Ibadah murni (mahdhah), adalah suatu rngkaian aktivitas ibadah yang ditetapkan Allah Swt. Dan bentuk aktivitas tersebut telah
dicontohkan oleh Rasul-Nya, serta terlaksana atau tidaknya sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran teologis dari masing-masing
individu.
· Ibadah Ghairu Mahdhah, yakni sikap gerak-gerik, tingkah laku dan perbuatan yang mempunyai tiga tanda yaitu: pertama, niat yang
ikhas sebagai titik tolak, kedua keridhoan Allah sebagai titik tujuan, dan ketiga, amal shaleh sebagai garis amal.

3.2 saran
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan
perbaikan pada makalah ini

3
DAFTAR FUSAKA

 https://www.academia.edu/38819853/Makalah_Ibadah

 https://onlinelearning.uhamka.ac.id/mod/resource/view.php?id=271880#:~:text=Ditinjau%2
0dari%20Segi%20Pelaksanaannya,ibadah%20jasmaniyah%2Druhaniyah%2Dmaliyah.

Anda mungkin juga menyukai