MATERI
KELOMPOK 7 :
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat urgen dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
Dengan pendidikan akan membantu manusia untuk menyingkapkan dan menemui rahasia alam,
mengembangkan fitrah manusia yang merupakan potensi untuk berkembang. Pendidikan itu
untuk membentuk kepribadian dan memahami ilmu pengetahuan. Manusia sangat membutuhkan
pendidikan, mulai dari dilahirkan ia sudah membutuhkan bantuan. Bantuan itulah awal dari
kegiatan pendidikan.
Pendidikan juga merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai
suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Akan tetapi proses
pendidikan harus berlangsung secara berkesinambungan. Hal ini memunculkan istilah
pendidikan seumur hidup (life long education).
Dalam pelaksanaannya pendidikan memiliki kemungkinan dan keterbatasan. Sejauh
manakah kemungkinan yang dapat dicapai oleh pendidikan pada diri seseorang tidak dapat
dinyatakan dengan jelas. Pendidikan memilki batasan-batsan bukan berarti pendidikan tersebut
berlangsung pada saat-saat tertentu tetapi batasan-batasan tersebut yaitu dimulai dari kapan
seseorang itu menempuh atau mulai berkecimpung dalam yang namanya dunia penndidikan.
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan apakah pendidikan itu berlangsung seumur hidup,
Jika tidak demikian kapan pendidikan itu dimulai dan kapan pula berakhir. dan apakah manusia
mungkin atau tidak mungakin menerima pengaruh yang bersifat mendidik, serta aliran-aliran
dalam pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan batas-batas pendidikan?
2. Apakah yang dimaksud batas awal dan akhir dalam pendidikan dan mungkin atau tidak
mungkin menerima pengaruh yang bersifat mendidik?
3. Apakah pandangan islam tentang pengaruh faktor warisan dan lingkungan serta yang dapat
dicapai manusia melalui pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Batas-Batas Pendidikan
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu yang mengkaji pandangan islam tentang pendidikan
dengan menafsirkan nilai-nilai ilahi dan mengkomunikasikan secara timbal balik dengan
fenomena dalam situasi pendidikan. Arti lain ilmu pendidikan islam adalah studi tentang sistem
dan proses kependidikan yang berdasarkan islam untuk mencapar produk atau tujuannya,baik
studi secara teoritis maupun praktis.
Dalam ilmu pendidikan islam teoritis, dibahas hal-hal yang bersifat normatis, yakni
menunjuk kepada standar nilai islam. Oleh karena itu sistematika pokok kajiannya meliputi
landasan dasar pendidikan islam, fungsi pendidikan islam, dan tujuan pendidikan islam. Adapun
untuk ilmu pendidikan islam yang bersifat praktis, maka sistematika pokok kajiannya meliputi
pendidikan islam dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah, serta dilingkungan masyarakat.
Berdasarkan penegasan-penegasan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu
pendidikan islam merupakan ilmu pengetahuan praktis karena yang diuraikan dalam ilmu ini
dilaksanakan dalam kegiatan pendidikan, dan orang yang mempelajari ilmu ini dengan tujuan
untuk dapat mengetahui dan mengarahkan kegiatan pendidikan.
Ilmu pendidikan islam juga merupakan ilmu pengetahuan rohani, karena situasi pendidikan
berdasarkan atas tujuan tertentu dan tidak membiarkan anak tumbuh secara liar sesuai dengan
keinginannya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila, berharkat dan ingin
membawanya kearah manusia susila, yang memiliki harkat dan budaya.
Batasan ilmu pendidikan islam menggunakan kaidah-kaidah ilmu pendidikan, dan
menggunakan pendekatan filosofis dan ilmu empiris agar iya memiliki konsep yang idealistik,
realistik, dan praktis.pendekatan filosofis mengangkat nilai-nilai ilahi transendental yang
terkandung dalam risalah Islamiyah yang berkaitan dengan masalah-masalah pendidikan.
Sedangkan pendekatan empiris lebih diarahkan pada upaya untuk mencari jawaban terhadap
berbagai masalah pendidikan yang timbul dengan selalu menggunakan parameter nilai-nilai ilahi.
Berdasarkan pendekatan tersebut, ilmu pendidikan islam dapat diberi batasan secara garis
besar sebagai berikut :ilmu pendidkan islam iyalah ilmu yang mengkaji pandangan islam tentang
pendidikan dengan menafsirkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam dan
mengkomunikasikan secara timbal balik dengan fenomena sosial dalam situasi pendidikan
kontemporer.
Rangkaian kata “pendidikan Islam” bisa dipahami dalam arti berbeda-beda, antara lain:
1) pendidikan (menurut) Islam,
2) pendidikan (dalam) Islam, dan
3) pendidikan (agama) Islam.
Istilah pertama, pendidikan (menurut) Islam, berdasarkan sudut pandang bahwa Islam
adalah ajaran tentang nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang ideal, yang bersumber dari
Al-Qur’an dan as-Sunnah. Dengan demikian, pembahasan mengenai pendidikan (menurut) Islam
lebih bersifat filosofis. Istilah kedua, pendidikan (dalam) Islam, berdasar atas perspektif bahwa
Islam adalah ajaran-ajaran, sistem budaya dan peradaban yang tumbuh dan berkembang
sepanjang perjalanan sejarah umat Islam, sejak zaman Nabi Muhammad SAW. sampai masa
sekarang. Dengan demikian, pendidikan (dalam) Islam ini dapat dipahami sebagai proses dan
praktik penyelenggaraan pendidikan dikalangan umat Islam, yang berlangsung secara
berkesinambungan dari generasi ke generasi sepanjang sejarah Islam. Dengan demikian,
pendidikan (dalam) Islam lebih bersifat historis atau disebut sejarah pendidikan Islam.
Sedangkan istilah ketiga, pendidikan (agama) Islam, muncul dari pandangan bahwa Islam adalah
nama bagi agama yang menjadi panutan dan pandangan hidup umat Islam. Agama Islam diyakini
oleh pemeluknya sebagai ajaran yang berasal dari Allah, yang memberikan petunjuk ke jalan
yang benar menuju kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Pendidikan (agama) Islam
dalam hal ini bisa dipahami sebagai proses dan upaya serta cara transformasi ajaran-ajaran Islam
tersebut, agar menjadi rujukan dan pandangan hidup bagi umat Islam.
Pendidikan islam tidak terbatas pada suatu priode atau jenjang tertentu, tetapi berlangsung
sepanjang hayat. Ia merupakan pendidikan “dari buaian hingga liang lahat” selalu memperbarui
diri, serta terus menerus mengembangkan kepribadian dan memperkaya kemanusiaan. Dengan
perkataan lain, ia senantiasa membimbing manusia untuk maju.
Prinsip pendidikan yang dilaksanakan dewasa ini yang dikenal dengan konsep pendidikan
seumur hidup (Long Life of Education). Hal ini menunjukkan bahwa tidak dikenal adanya batas-
batas pendidikan. Bukankah pendidikan adalah pertolongan orang dewasa (pendidik) kepada
(pemuda) anak didik. Bukankah manusia semenjak dia lahir dan sepanjang hidupnya dia
membutuhkan pertolongan orang lain?, maka semakin banyak kebutuhan hidup yang
dibutuhkannya semakin pula ia membutuhkan pendidikan.
Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya manusia muttaqin yang secara
sadar dan bertanggung jawab selalu mencari keridaan Allah SWT. melalui jalur muamalah yang
ubudiyah sehingga sistem pendidikan Islam adalah suatu pola yang menyeluruh dari suatu
masyarakat, unsur-unsur lembaga formal atau non formal dengan pemindahan pengetahuan dan
pewarisan kebudayaan yang mempengaruhi pertumbuhan sosial spiritual dan intelektual. Dengan
munculnya sistem pendidikan Islam sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri adalah suatu
fenomena baru dalam syariat Islam.
(٩) ( ﻗَ ْﺪ أَ ْﻓﻠَ َﺢ ﻣَﻦْ زَ ﻛﱠﺎھَﺎ٨) ( ﻓَﺄَ ْﻟﮭَ َﻤﮭَﺎ ﻓُﺠُﻮ َرھَﺎ َوﺗَ ْﻘ َﻮاھَﺎ٧) ﺲ وَ ﻣَﺎ َﺳﻮﱠاھَﺎ
ٍ وَ ﻧَ ْﻔ
Artinya:
Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan
jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams 7-10)
(٩) ( ﻗَ ْﺪ أَ ْﻓﻠَ َﺢ ﻣَﻦْ زَ ﻛﱠﺎھَﺎ٨) ( ﻓَﺄَ ْﻟﮭَ َﻤﮭَﺎ ﻓُﺠُﻮ َرھَﺎ َوﺗَ ْﻘ َﻮاھَﺎ٧) ﺲ وَ ﻣَﺎ َﺳﻮﱠاھَﺎ
ٍ وَ ﻧَ ْﻔ
Artinya:
Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams 7-10)
Artinya:
Dan allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu,
dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Ini berarti manusia itu lahir ke dunia tidak mengetahui apa-apa tentang alam ini. Oleh karena
itu Allah membekalinya dengan alat indera dan akal, yang dengan itu ia dapat mencari ilmu dan
alat untuk mengetahui. Dengan sendirinya manusia bertanggung jawab penuh kepada Allah.
Sayidina ali berkata kepada Hasan anaknya : hati anak kecil umpama tanah yang belum lagi
bertanaman. Apa saja yang di semaikan akan di terima olehnya. Karena itu aku memulai
mendidik dengan akhlak yang baik, sebelum hatimu menjadi keras dan pikiranmu sebibuk.
Dalil yang paling kuat yang membuktikan tentang mungkinnya keyakinan, akhlak, atau
kebiasaan manusia yang berubah pengutusan Rasul dan Nabi. Islam telah dapat menghasilkan
perubahan-perubaha dalam pribadi orang arab. Dari penyembah berhala menjadi muwahiddin.
Beriman dan menyembah Allah Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sudah sama-sama kita ketahui pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian
manusia. Oleh karena itu pendidikan merupakan hal yang penting bagi kita, dan pendidikan
Islam itu sendiri mempunyai batas awal yaitu pendidikan Islam harus dimulai semenjak seorang
laki-laki dan seorang perempuan mengikat tali perkawinan. Dan batas akhir pendidikan adalah
tidak terbatas pada suatu priode atau jenjang tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hayat. Ia
merupakan pendidikan “dari buaian hingga liang lahat” selalu memperbarui diri, serta terus
menerus mengembangkan kepribadian dan memperkaya kemanusiaan.
Dan adapun warisan dan lingkungan, Kedua item ini sama sama mempengaruhi
pendidikan anak. Warisan terbagi dua: a. Warisan alami (fitrah/internal) yang dipindahkan oleh
jaringan benih. Misal: rambut, warna kulit, tinggi pendek, dsb. b. Warisan Sosial (external) yang
dipindahkan oleh factor diluar diri (unit-unit social) terutama keluarga. Media yang berperan
dalam bagian ini adalah panca indera, akal, tradisi, serta jenis interaksi social yang beraneka
ragam.
Yang dimaksud lingkungan adalah ruang lingkup dimana sianak berinteraksi, pada waktu
masih kecil dalam bimbingan orang tua lingkungan yang paling berpengaruh adalah keluarga
tapi ketika dewasa lingkungan sosialnya sangat berpengaruh besar bagi anak.
B. Saran
Dan untuk perubahan pada manusia, manusia dapat berubah karena wataknya yang luwes
dan lentur (fleksibel), artinya watak insane itu boleh dilentur, dibentuk dan diubah. Menurut
islam ketakutan, kebiasaan, keahlian, kemahiran dan pikiran manusia dapat berubah. Malah
dalam beberapa hal mesti berubah. Demi kelangsungan hidupnya kearah yang lebih baik, melalui
tempaan terus menerus dan pembiasaan. Sebagaimana Allah juga telah mengutus Rasul dan Nabi
guna merubah kehidupan manusia dari kejahiliahan kearah ketauhitan pada Allah SWT.