Pengertian Emosi adalah suatu perasaan atau gejolak jiwa yang muncul di
dalam diri seseorang sebagai akibat dari adanya rangsangan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari
luar.
Emosi sangat berhubungan dengan kondisi psikologis dan suasana hati seseorang yang dinyatakan
dalam bentuk perilaku tertentu. Perasaan emosi bisa berupa emosi positif (emosi yang baik), dan bisa
berupa emosi negatif (emosi yang buruk).
Banyak yang mengartikan kata “Emosi” sebagai bentuk amarah, namun sebenarnya kata emosi mewakili
berbagai bentuk perasaan manusia. Beberapa bentuk emosi atau perasaan manusia diantaranya;
Sedih
Bahagia
Marah
Dan lain-lain
Ciri-Ciri Emosi
Syamsu Yusuf mengatakan, ada tiga ciri-ciri emosi pada manusia. Adapun ciri-ciri emosi adalah sebagai
berikut:
Subjektif, emosi lebih cenderung bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi lainnya, misalnya
berpikir.
Fluktuatif, emosi bisa berubah-ubah dalam waktu tertentu.
Berhubungan dengan panca indera, emosi dapat timbul ketika manusia melihat sesuatu terjadi di depan
matanya.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, ada empat ciri-ciri emosi, yaitu:
Perubahan fisik manusia, emosi membuat fisik seseorang mengalami perubahan. Misalnya, ketika
seseorang merasa ketakutan makan ia akan terlihat pucat.
Emosi diungkapkan dengan perilaku, sebagai contoh ketika seseorang sedang marah maka perilakunya
cenderung meledak-ledak.
Emosi terjadi karena pengalaman yang sifatnya pribadi, misalnya seseorang yang merasa takut terhadap
suatu benda karena pernah mengalami pengalaman buruk dengan benda tersebut.
Emosi sebagai motif, seseorang bisa melakukan sesuatu karena dipicu oleh emosinya. Misalnya,
seseorang melakukan tindakan kekerasan karena marah atau benci.
Emosi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun secara umum penyebab emosi adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Mengacu pada pengertian emosi di atas, berikut adalah beberapa faktor
penyebab timbulnya emosi:
1. Faktor Internal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari diri sendiri, yaitu perasaan seseorang. Perasaan
seseorang merupakan faktor pemicu utama timbulnya emosi. Beberapa gangguan emosi dari faktor
internal diantaranya:
Perasaan tidak mampu atau merasa bodoh.
Perasaan kecewa terhadap diri sendiri dan sekitarnya.
Perasaan cemas dan tidak percaya diri karena kekurangan dalam diri seseorang.
Perasaan sedih karena kurang kasih sayang.
Perasaan iri kepada saudara karena diperlakukan kurang adil.
Dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari luar, diantaranya adalah sebagai berikut:
Lingkungan keluarga dan sekolah yang terlalu sering menyalahkan seseorang.
Perlakuan dari orang sekitar yang memperlakukan seseorang yang sudah dewasa seperti anak kecil.
Orang tua dan keluarga yang menentang hubungan percintaan seseorang.
Tuntutan yang terlalu banyak kepada seseorang dengan risiko mendapat hukuman jika gagal
melaksanakannya.
Dan lain sebagainya.
Emosi adalah persepsi tentang perubahan tuubuh. James menyatakan bahwa emosi adalah ketika kita
merasa sedih, ketika menangis, marah, ketakutan. James dan carl mengusulkan gagasan mengenai
rangkaian kejadian pada emosi. Individu menerima situasi dan menghasilkan emosi. Individu bereaksi
pada situasi dan memperhatikannya. Persepsi terhadap reaksi menjadi dasar untuk emosi yang
dirasakan. Pengalaman emosi dirasa terjadi setelah perubahan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf
otonom.
Emosi yang dirasakan dan respon dari tubu hmerupakan keadaan yang berdiri sendiri. Cannon
mengajukan pendekatan untuk melihat adanya hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang
dirasakan melalui riset. Cannon kemudian menyatakan bahwa emosi merupakan apa yang dirasakan dan
reaksi tubuh dalam emosi saling bergantung.
Menurut teori ini, emosi dihasilkan dari stimulus luar kemudian mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus
mengirim output ke dua arah, yaitu (1) organ dalam tubuh dan otot otot eksternal untuk tubuh
berekspresi. (2) ke korteks serebral dimana pola diterima sebagai emosi yang dirasakan. Berbeda
dengan teori sebelumnya, teori ini menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh berdiri sendiri sendiri.
Teori ini memandang emosi sebagai hasil interpretasi kognitif dari rangsangan luar atau dalam tubuh.
Proses interpretasi kognitif dalam teori ini dibagi menjadi dua, yaitu (1) Interpretasi stimuli dari
lingkungan. Informasi dari stumulus pertama kali menuju ke korteks untuk diinterpretasikan berdasarkan
pengalaman masa lampau dan masa kini. Kemudian pesan tersebut disampaikan pada sistem limbik dan
sistem saraf otonom yang menghasilkan respon fisiologis.
Contohnya apabila seseorang yang kamu anggap buruk datang padamu, maka perasaan cemas atau
takut sudah dirasakan. Namun apabila sahabat baik Anda datang maka perasaan bahagia muncul. (2)
Teori ini menekankan pada strimuli internal dalam tubuh. Namun hal ini berlanjut pada interpretasi
kognitif dari stimuli, dimana lebih penting daripada stimuli internal itu sendiri.
Emosi dan motivas berjalan beriringan atau bersamaan. Emosi ditempatkan sebagai suatu rangkaian dari
emosi. Emosi merupakan bagian dari motif motif atu dorongan. Tomkins mengungkapkan bahwa emosi
merupakan energi bagi dorongan dorongan yang selalu muncul bersama. Menurut Leeper garis
pemisahnya sangat tipis yaitu seperti ketakutan. Ketakutan merupakan emosi tetapi juga motif pendorong
perilaku. Orang merasa takut dan terdorong melakukan perilaku yang memiliki tujuan tertentu.
Pertumbuhan dan Perkembangan Emosi
Emosi dapat juga beradaptasi dan berkembang seperti tingkah laku. Emosi membutuhkan pengalaman
dan pematangan untuk dapat dikendalikan dengan baik. Semakin besar atau dewasa individu maka
kemampuannya untuk mengendalikan emosi akan semakin kuat. Perkembangan emosi melalui proses
belajar hanya berlangsung sampai dengan satu tahun usia. Setelah itu perkembangan yang terjadi
adalah ditentukan oleh proses belajar.
Pada emosi terangsang, terdapat perubahan listrik pada kulit yang dapat diamati. Elektrode ditempelkan
pada kulit untuk dihubungakan pada galvanometer. GSR merupakan indikator yang cukup peka terhadap
perubahan emosional.
2. Peredaran Darah
Terjadi perubahan dalam peredaran darah seperti perubahan tekanan darah, permukaan kulit membesar
dan memiliki lebih banyak darah, denyut jantung meningkat, nafar meningkat, respon pupil mata
membesar, sekresi air liur pada waktu perangsangan emosional, gerakan usus meningkat, ketegangan
otot, dan perubahan komposisi darah. Indikator tersebut menunjukkan jika emosi mampu berpengaruh
secara luas terhadap tubuh.
1. Ekspresi wajah
Ketika hati dalam keadaan sehin atau bahagia, maka wajah pun akan tercerminkan sesuai perasaan
tersebut. Ekspresi wajah menyesuaikan suasana hati. Sehingga hanya dengan melihat wajah seseorang,
orang lain bisa menilai bagaimana perasaannya saat ini apakah bahagia, sedih, atau marah, takut,
terkejut. Pada setiap jenis emosi, maka berbeda juga ekspresi yang ditunjukkan. ekspresi wajah
berkaitan erat dengan, ekspresi bibir apakah tersenyum atau tidak, ekspresi mata apakah menyatakan
kesedihan, kemarahan, bahagia, dan lainnya.
2. Ekspresi vokal
Nada suara akan berubah mengikuti suasana hati. Apabila bahagia, maka suara akan berubah girang
dan lebih ceria. Ketika seseorang sedang sedih, maka suara akan berubah lebih pelan, lebih rendah dan
dalam dan juga tidak banyak bicara. Pada situasi marah, nada suara akan meninggi. Tidak jarang nada
suara tertentu terkadang diartikan sebagai sebuah ekspresi hati/ emosi. Tidak jarang juga penggunaan
nada yang tidak tepat dalam situasi tertentu membuat orang salah sangka tentang emosi atau perasaan
saat itu.
3. Ekspresi fisiologis
Ketika emosi berubah maka kondisi fisiologis juga akan berubah meskipun tidak dirasakan secara
langsung. Pada saat ketakutan, maka detak jantung akan meningkat, badan gemetar, bulu kuduk
merinding, otot otot menegang. Ketika marah, jantung juga berdebar, wajah memerah, dan sebagainya.
ketika emosi sedih, secara fisiologis akan mempengaruhi kelenjar air mata untuk memproduksi air mata
lebih banyak.
Emosi akan diekspresikan melalui gerak tubuh. Misalnya ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka
akan gugup dan bertindak lebih ceroboh, berkeringan dingin, tersenyum sendiri tanpa disadari, dan lain
sebagainya. emosi kebingungan, maka tangan akan diletakkan di kepala, disertai dengan perubahan
ekspresi wajah.
Pada saat seseorang sedang emosi sedih, maka akan cenderung lebih diam. Apabila dalam keadaan
emosional marah, seseorang bisa jadi melemparkan benda, mendobrak meja, memaki maki, atau
lainnya. Bentuk perilaku tersebut merupakan pelampiasan dalam mengeluarkan emosi. Biasanya setelah
emosi tersalurkan melalui suatu tindakan emosional, emosi akan sedikit lebih berkurang.