Anda di halaman 1dari 5

MATERI

GEJALA AFEKTIF PERASAAN DAN EMOSI

DOSEN PENGAMPU

Machmudah, S. Psi. M. Psi.

DISUSUN OLEH :

KELAS 2B/KELOMPOK 3

1. YOLANDA IVANKA PUTRI (1130019050)

2. FITRIANI NURHAYATI (1130019082)

3. NESTA ADEWATA (1130019096)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2020
1. Pengertian Gejala Afektif

Gejala afektif adalah unsur kejiwaan dari sisi emosi atau rasa. Rasa dapat dibedakan
kepada rasa fisik yang berhubungan erat dengan alat dria seperti rasa asin dan rasa psikis
yang lebih berupa rasa dalam seperti emosi, sikap, dan moral.

2. Pengertian Perasaan

Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang
atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif, untuk
merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat-
alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah suatu fungsi jiwa yang dapat
mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang.
Sementara menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif.Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua arti. Di
tinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga merupakan salah satu fungsi
tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam psikologis, perasaan mempunyai
fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal. Makna penilaian ini tampak misalnya
“Saya rasa nanti sore hari akan hujan”.

3. Macam-Macam Perasaan

Bigot telah memberikan ikhtisar mengenai macam-macam perasaan itu yang kiranya
sangat berguna sebagai rangka pembicaraan. Adapun ikhtisar tersebut adalah sebagai
berikut :
Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah)
Jenis perasaan ini sering pula disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi sebagai
berikut:
Perasaan sensoris: yaitu perasaan yang berhubungan dengan stimulus terhadap indra,
misalnya: dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
Perasaan vital: yaitu perasaan yang berhubungan dengan kondisi jasmani pada
umumnya, misalnya lelah, lesu, lemah, segar, sehat dan sebagainya.
Perasaan -perasaan rohaniah :
1) Perasaan intelektual
Perasaan intelektual ialah perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan
intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-problem yang dihadapi. Misalnya rasa
senang yang dialami oleh seseorang yang dapat menyelesaikan soal ujian (perasaan
intelektual positif), atau perasaan kecewa yang dialami oleh seseorang yang sama sekali
tak dapat ang mengerjakan soal ujian.
2) Perasaan kesusilaan
Perasaan kesusilaan atau disebut juga perasaan etis ialah perasaan tentang baik
buruk. Perasaan kesusilaan itu ada dua macam, yaitu positif dan negatif. Perasaan
kesusilaan yang positif misalnya dialami sebagai rasa puas kalau orang telah melakukan
hal yang baik, dan yang negatif misalnya dialami sebagai rasa menyesal kalau orang
telah melakukan hal yang tidak baik.
3) Perasaan keindahan
Perasaan keindahan yaitu perasaan yang menyertai atau yang timbul karena
seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
4) Perasaan sosial
Perasaan sosial ialah perasaan yang mengikatkan individu dengan sesama manusia,
perasaan hidup bermasyarakat dengan sesama manusia untuk saling bergaul, saling
tolong menolong, memberi dan menerima simpati dan antipati, rasa setia kawan,dan
sebagainya.
5) Perasaan harga diri
Perasaan harga diri ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perasaan harga diri
yang positif dan perasaan harga diri yang negatif. Perasaan harga diri yang positif
misalnya perasaan puas, senang, gembira, bangga. Sedangkan perasaan harga diri negatif
misalnya perasaan kecewa, tak senang, tak berdaya, kalau seseorang mendapat celaan,
dimarahi, mendapatkan hukuman dan sebagainya.
6) Perasaan keagamaan
Perasaan keagamaan yaitu perasaan yang bersangkut paut dengan kepercayaan
seseorang tentang adanya Yang Maha Kuasa seperti misalnya rasa kagum akan
kebesaran Tuhan, rasa syukur setelah lepas dari marabahaya secara ajaib, dan
sebagainya.

4. Emosi

Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang
berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka
sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah
emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi
menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan
baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang
lain yang berhubungan (Martin, 2003).

5. Macam-macam Emosi

Secara garis besarnya emosi digolongkan menjadi dua golongan yaitu emosi positif dan emosi
negative. Emosi positif seperti bahagia, senang, gembira, dan cinta. Sedangkan emosi negatif seperti
takut, marah, sedih, dan cemas.
Emosi dasar digolongkan menjadi empat golongan, yakni:
1. Emosi senang
emosi senang adalah gambaran rasa senag yang dialami seseorang. Emosi senang ini terdiri
dari bermacam-macam bentuk, misalnya bahagia, riang, gembira, dan cinta.
2. Emosi sedih
Emosi sedih adalah gambaran rasa tidak senang yang dialami seseorang. Emosi ini juga banyak
macamnya seperti duka, kecewa, hampa, dan malu.
3. Emosi takut
Emosi takut artinya gambaran rasa tidak senang yang dialmai oleh seseorang, baik terhadap
objek dari luar diri maupun dalam diri orang tersebut. Objek dari luar diri misalnya takut pada
pencuri, takut pada harimau, dan perampok. Rasa takut yang objeknya dalam diri orang tersebut
misalnya takut tidak lulus dan takut berbuat salah.
4. Emosi marah.
Emosi marah merupakan gambaran perasaan terhadap suatu objek seperti peristiwa, perilaku
orang, hubungan sosial, dan keadaan lingkungan. Masing-masing emosi dasar terdiri dari berbagai
emosi yang sejenis. Masing-masing emosi tidak ada yng bersifat universal, tetapi ada pula yang
bersifat khusus, artinya kata sifat emosi tersebut hanya ada pada golongan atau suku tertentu saja
sesuai dengan budaya golongan tersebut.
6. Perbedaan perasaan dan emosi
Berikut ini adalah perbedaan dari perasaan dan emosi, antara lain:
1. Respon Penginderaan
a. Perasaan Lebih Menunjukkan Respon Penginderaan
Banyak yang menyebutkan bahwa perasaan biasanya lebih cenderung menunjukkan pada
respon penginderaan. Ini artinya, perasaan akan lebih terkait dengan hubungan fisik di
lingkungan sekitarnya. Seperti contohnya, seseorang mungkin akan “merasa” kegerahan saat
situasi di sekitarnya panas.
b. Emosi Mengungkapkan Respon Perasaan
Berbeda dengan perasaan, emosi justru mengungkapkan perasaan. Sebagai contoh, bila
seseorang yang merasa kegerahan tadi tidak nyaman, ia mungkin akan menunjukkan emosi
marah yang ditunjukkan dalam ekspresi tidak senang.
2. Keterkaitan dengan Jiwa
a. Perasaan Terkait dengan Gejala Kejiwaan Lainnya
Perasaan biasanya memiliki keterkaitan dengan gejala kejiwaan lain seperti misalnya
persepsi. Seseorang yang sudah memiliki persepsi tertentu, biasanya akan lebih cenderung
menanggapi masalah sesuai dengan apa yang ia “rasakan”. Ada beragam pengertian sikap
menurut para ahli yang juga memiliki kaitan dengan perasaan.
b. Emosi Sifatnya Lebih Independen
Emosi sifatnya lebih independen dan tidak terkait dengan persepsi. Ia bisa muncul tiba-tiba
tanpa harus dipengaruhi persepsi tertentu. Ini artinya, seorang individu saat merasakan jenis
emosi tertentu bisa langsung dengan spontan memunculkan emosinya tanpa harus
dipengaruhi suatu persepsi tertentu.
3. Sifat
a. Perasaan Sifatnya Lebih Subjektif
Karena perasaan memiliki keterkaitan dengan persepsi dan gejala kejiwaan lainnya,
maka perasaan bisa menjadi lebih subjektif dibandingkan dengan emosi. Ini bisa dilihat,
manakala dua orang yang berada dalam lingkungan dingin, bisa saja salah satunya merasa
tidak dingin tetapi yang lain sudah sangat kedinginan. (Baca juga: Cara menghilangkan
kecemasan)
b. Emosi Sifatnya Lebih Objektif
Emosi biasanya memiliki sifat yang lebih objektif. Ini adalah bentuk ungkapan seseorang
tentang apa yang dia rasakan saat ini. Walaupun mungkin perasaan yang dialaminya memang
subjektif, namun emosi akan menghasilkan sesuatu yang lebih objektif terkait dengan apa
yang seorang individu alami saat itu.
c. Perasaan Sifatnya Lebih Personal
Kembali lagi ke poin sebelumnya, perasaan akan memiliki sifat yang lebih personal
karena sifatnya yang subjektif. Individu satu dengan yang lain akan memiliki perasaan yang
berbeda-beda pada saat dihadapkan pada suatu situasi atau lingkungan tertentu. Psikologi
konseling umumnya bisa membahas hal ini.
d. Emosi Sifatnya Lebih Umum
Berbeda dengan perasaan, emosi biasanya bisa bersifat lebih umum. Kita bisa
memperhatikan bagaimana sekelompok orang bisa saling mengekspresikan perasaan haru
hanya dengan melihat tayangan drama tertentu. Ini yang kemudian menunjukkan sifat emosi
lebih cenderung umum.
e. Perasaan Lebih Luas
Ruang lingkup dari perasaan sangatlah luas. Kita bahkan bisa mengidentifikasinya
berdasarkan macam-macam perasaan menurut psikologi. Yang jelas, perasaan ini akan sangat
tergantung dengan seberapa banyak paparan terhadap lingkungan fisik atau pun sosial
seseorang.
f. Emosi Merupakan Bagian dari Perasaan
Hal yang menarik lagi, emosi justru menjadi bagian dari perasaan itu sendiri. Kita bisa
memperhatikan dari penjelasan yang ada, bahwa emosi biasanya muncul setelah seseorang
“merasa” sesuatu. Ini adalah perbedaan perasaan dan emosi dalam psikologi yang cukup unik.
Bila digambarkan dalam diagram lingkaran, maka emosi akan menjadi lingkaran kecil di dalam
lingkaran besar perasaan. (Baca juga: Cinta menurut psikologi)
4. Pengamatan
a. Perasaan Bisa Diamati dengan Konkret
Perasaan umumnya bisa diamati secara lebih konkret dari orang lain. Ungkapan
seseorang terhadap perasaannya juga akan lebih mudah diujarkan dibandingkan dengan emosi.
Seseorang yang merasa kedinginan akan terlihat menggigil, seseorang yang merasa kepanasan
akan terlihat mengipas-ngipas tubuhnya.
b. Emosi Diamati dengan Menggunakan Perasaan
Berbeda dengan perasaan, kadang emosi dalam psikologi justru tidak bisa diamati hanya
dengan sekedar melihat ekspresi dari luar seseorang. Seseorang dengan emosi yang sedih,
kadang justru terlihat senang. Seseorang yang sedang marah, justru kadang terlihat sedih. Kita
hanya bisa menggunakan perasaan untuk mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi.
Beragam perbedaan tersebut merupakan gambaran umum dari perasaan dan emosi. Kita
bisa mencari tahu lebih banyak dengan membaca teori-teori psikologi tentang perasaan dan
emosi. Pada dasarnya, emosi dan perasaan kadang juga dianggap sebagai sesuatu hal yang
sama karena keduanya memang saling terkait erat. Perbedaan perasaan dan emosi dalam
psikologi bisa dilihat dari bagaimana tingkah laku seseorang dalam menghadapi sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai