Anda di halaman 1dari 13

Aliran-Aliran Psikologi

Psikologi memiliki sejarah perkembangan yag mengungkapkan pendapat para ilmuwahn dan
ahli tentang ilmu kejiwaan. Keilmuan terus berkembangan dan diperbaharui. Seiring
berkembangannya keilmuan tentang kejiwaan, maka bermunculan juga aliran aliran psikologi
yang menyertai dan merupakan perkembangan ilmu jiwa ke arah modern. Beberapa aliran
muncul dan memperoleh tanggapan pro dan kontra di masanya. Bentuk aliran aliran psikologi
antara lain: strukturalisme, behaviorisme, gestalt psikologi, psikologi humanistik, dan
psikologi psikoanalitik. Berikut penjelasan mengenai aliran aliran psikologi tersebut:
A. Strukturalisme
Aliran strukturalisme ini dikemuukakan pertama kali oleh Wilhelm Wundt melalui
penelitiannya. Wundt dan rekan rekannya bekerja dan menyelidiki struktur kesadaran dan
kemudian mengembangkan hukum hukum pembentuknya. Wundt dan rekannya berpendapat
bahwa pengalaman mental yang kompleks itu memiliki struktur yang terdiri dari keadaan
mental yang sederhana. Strukturalisme dari Wundt ini memiliki ciri terhadap penekanan
analisis atau proses kesadaran dipandang dari elemen elemen dasar dan hukum antar elemen
kesadaran. Karena pandangannya ini aliran strukturalisme disebut juga dengan psikologi
elementalisme. Selain elemen dasar, kesadaran juga dipandang sebagai elemen utama
kejiwaan atau kehidupan mental. Segala sesuatu dalam diri manusia berasal dari kesadaran.
Metode yang dipakai dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode intropektif. Metode
introspeksi ini yaitu dengan meminta seseorang untuk menceritakan kembali pengalaman
masa lalunya atau perasaannya setelah dia melakukan sesuatu. Sensasi digambarkan seperti
manis, pahit, dimana dapat diidentifikasi menggunakan introspeksi.
Menurut Jean Piaget, aliran strukturalisme ini mencakup banyak ragam dan sulit
menampilkan sifat umum karena strukturnya cenderung berbeda beda. Piaget juga
menjelaskan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur, yaitu totalitas, pengaturan diri
dan transformasi. Struktur unsur unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya
dalam sebuah kesatuan. Menurut hierarkinya, sebuah struktur memiliki sub struktur dan
terikat dengan struktur yang membawahinya. Adapun tokoh aliran strukturalisme lainnya
yaitu : Edward bradford Titcherner.
Edward mewakili pandangan pandangan serupa yang juga merupakan murid dari Wundt.
Edward ingin kembali ke Oxford namun ditolak karena tidak sejalan dengan pandangan dari
Wundt. Kemudian dirinya berpindah ke Amerika Serikat dan mengembangkan strukturalisme
di Universitas Cornell.
Wandt dan mahasiswanya memusatkan upaya menemukan unsur daras atau disebut struktur
dalam proses proses mental. Strukturalisme merupakan aliran yang menyelisiki tentang
struktur tersebut dalam kejiwaan. Sistematika psikologi oleh Wundt mengalami
perkembangan dari masa ke masa antara lain:
Prasistematik: persepsi dan perbedaan antara perasaan dan sensasi penginderaan didasarkan
pada doktrin (unconscious inference)
Elementisme, Sensasionisme, Assosiasionisme. Merupakan permulaan meninggalkan konsel
doktrin (unconscious inference). Jiwa terdiri dari elemen penginderaan, perasaan danyang
berhubungan dengan asosiasi.
Fase Empirisme: memunculkan teori 3 dimensi dari perasaan yaitu: Lust- Unlust (senang- tak
senang); Spannus- losuns (tegang- tak tegang); Erreguns- beruhigung (semangat- tenang)
Pada tahun 1902- 1903 (Vilker Psycology): konsep merupakan hal yang penting. Setiap
rangsangan yang didapat mannusia dipersepsikan namun hanya secara aktif. Dalam bukunya,
Volker Psycologie yaitu The Higher Mental Processes menyatakan bahwa proses proses
mental itu lebih tinggi dari penginderaan, perasaan, persepsi, ataupun apersepsi.
B. Fungsionalisme
Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang bersifat dominan pada masanya dan
merupakan hal utama yang perlu dipelajari mengenai perkembangan keilmuan psikologi.
Aliran fungsional ini berbeda dengan aliran strukturalisme. Aliran fungsional terlahir dari
pragmatism sebuah filsafat. Beberapa tokoh aliran fungsionalisme antara lain Willian james,
J. R. Anggell, James Mc. Keen Cattell dan John Dewey.
Pengertian fungsionalisme sendiri yaitu orientasi psikologi yan gmenekankan pada proses
kejiwaan yang sedang dihadapi dan menghargai manfaat psikologi. Selain itu juga
mempelajari fungsi kesadaran sebagai jembatan penghubung antara manusia dengan
lingkungannya. Aliran fungsonalisme memandang masyarakat sebagai sebuah sistem dari
beberapa bagian yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Fungsional juga
menghubungkan antara pikiran dan perilaku manusia dan mengaitkannya dengan hubungan
antara manusia dengan lingkungannya.
Aliran fungsional memandang bahwa pikiran, proses kejiwaan, persepsi, dan emosi
merupakan hasil adaptasi manusia secara biologis. Aliran fungsionalisme menekankan pada
fungsi dan bukan fakta dari suatu fenomena kejiwaan, atau menghubungkan atau mengartikan
fenomena kejiwaan dengan peranan dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsional juga tidak
cukup menjelaskan tentang mengapa sesuatu bisa terjadi, namun juga mengapa dan untuk apa
hal tersebut terjadi. Fungsionalisme berfungsi untuk menyesuaikan diri secara psikis dan
sosial untuk kelangsungan kehidupan.
Drevere 1988, menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan jenis psikologi yang
membawahi fungsi fungsi dan bukan fakta fenomena mental. Aliran fungsionalisme ini juga
mendoktrin bahwa proses kesadaran merupakan kehendak dan keinginan bebas, berfikir,
emosi, persepsi, dan hubungan fisik dengan lingkungan. Berikut pernyataan tokoh tokoh dari
aliran fungsional:
 William James
James mengemukakan pendapatnya bahwa psikologi tidak dapat membuktikan seberapa
bebasnya kemauan. James kemudian menekankan pada psikologi fungsional pada kesadaran
bahwa metode untuk beradaptasi dengan lingkungan dibutuhkan data yang berasal dari hasil
observasi perilaku aktual.
 James Rowlad Angell
James menjelaskan aliran fungsional memiliki tiga macam pandangan yaitu:
 Fungsionalisme merupakan psikologi yang berlawanan dengan elemen elemen mental
atau strukturalisme.
 Fungsional menggunakan kesadaran sebagai perantara antara kebutuhan dengan
interaksi lingkungan.
 Fungsionalisme merupakan keseluruhan organisasi yang terdiri dari jiwa dan badan.
Hal ini pula menyangkut kesadaran dan tingkah laku yang disertai kesadaran.
 John Dewey
Pandangan dewey banyak dipengaruhi oleh ahli filsafat dimana dia merupakan penulis
pertama dari buku psikologi dengan pandangan filsafat yang berjudul “manusia yang berfikir
tentang perubahan”. Dewey menentang anggapan tentang manusia bahwa manusia itu pasif
dan hanya mengikuti pola dari lingkungannya. Baik fungsionalisme maupun strukturalisme
masing masing berperan dalam perkembangan psikologi awal.
Pandangan dalam aliran fungsionalisme yaitu antara lain:
 Fungsionalisme merupakan psikologi tentang ‘ mental operation’ atau aktivitas
bekerjanya jiwa sebagai lawan dari psikologi mengenai elemen elemen.
 Fungsionalisme merupakan kegunaan dasar dari kesadaran dimana jiwa sebagai
perantara antara lingkungan dan kebutuhan manusia atau organisme lain. Pada kondisi
emergency yang berlaku adalah kebiasaan.
 Fungsionalisme merupakan psikofisik yaitu psikologi mengenai keseluruhan
organisme termasuk didalamnya badan dan jiwa. Kesadaran juga dipelajarinya dan
juga hal diluar kesadaran seperti kebiasaan atau kondisi setengah sadar.
C. Behaviorisme
Behaviorisme merupakan lanjutan dari strukturalisme oleh Wundt. Behaviorisme menolak
unsur yang dinyatakan dalam fungsional yaitu kesadaran. Behaviorisme menyatakan diri
mempelajari tentang perilaku yang nyata. Aliran ini berdasarkan Ivan Pavlov dan William mc
Dougall yang teorinya dikenal dengan sebutan insting. Menurut mereka, insting merupakan
kecenderungan tingkah atau perilaku dalam situasi tertentu sebagai bawaan lahir yang belum
ada dipelajari sebelumnya. Aliran behaviorisme ini merupakan asumsi kejiwaan dan
bukannya materi atau objek, sehingga tidak dapat diteliti langsung. Penelitian difokuskan
pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku adlah wujud dari mental atau kejiwaan
manusia.
Aliran behaviorisme memiliki 6 pandangan mengenai perilaku, sebagai berikut:
1. Tingkah laku manusia merupakan bentuk realitas yang abstrak dan data diukur
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
2. Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji suatu objek yang realistis. Maka dari itu
tingkah laku yang tanpa bentuk tidak dapat diteliti seperti kesadaran yang bentuknya
abstrak. Hanya kesadaran secara bentuk fisik saja yang dapat dianalisis.
3. Perilaku merupakan objek satu satunya yang dapat diteliti dalam psikologi.
4. Faktor eksternal dalam behaviorisme merupakan bentuk rangsangan namun bukan
merupakan bentuk tingkah laku itu sendiri.
5. Semua bentuk tingkah laku merupakan hasil dari rangsangan yang berasal dari
pengaruh eksternal dan juga kesadaran dan merupakan sifat bawaan.
6. Berbagai respon perilaku muncul dan dipelajari dalam psikologi. Sedangkan bentuk
modifikasi untuk mempertahankan perilaku tersebut bukan lagi bagian dari kajian
psikologi karena merupakan pengaruh eksternal.
Berikut adalah tokoh dari behaviorisme, antara lain:
John b. Watson 1878- 1958. Watson merupakan seorang ahli matematika dan filsafat yang
memiliki teori tentang stimulus –respon. Stimulus merupakan semua objek dari eksternal atau
lingkungan individu. Respon merupakan reaksi atau jawaban dari stimulus yang diterima.
F. Skinner 1904- 1990 yang mengeluarkan pandangan penting mengenai aliran behaviorisme
sebagai asumsi tentang perilaku. Perilaku diperkuat dengan penguatan positif yang
merupakan respon dari stimulus yang diterima. Pandangan Skinner mengenai aliran
behaviorisme diterbitkan dalam The Behavior of Organism dan dijelaskan kembali secara
detail ke dalam Science and Human Behavior. Pandangan behaviorisme ini merupakan
asumsi mengenai perilaku.
D. Psikologi Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis merupakan pandangan yang mengaitkan kemajuan di bidang kedokteran.
Aliran psikoanalisis ini diungkapkan oleh Sigmun Freud yang merupakan seorang ahli saraf.
Sigmun mengungkapkan teori dasarnya tentang alam sadar dan alam bawah sadar. Alam
sadar merupakan apa yang orang sadari sepenuhnya dan merupakan alam nyata, sedangkan
alam bawah sadar merupakan kesadaran semu.
Hal yang terdapat di alam sadar adalah alam pra sadar yaitu disebut juga kenangan yang ada
atau available memory yang mudah dipanggil kembali ke alam sadar. Ingatan ngatan masa
lalu yang tidak teringat kembali dengan mudah dapat dipanggil kembali. Menurut freud
keduanya dinamakan bagian terkecil dari fikiran manusia.
Pada alam bawah sadar, merupakan kondisi dimana sulit untuk dibawa ke alam sadar. Pada
alam dibawah sadar terdapat nafsu dan insting. Menurut Freud, kondisi alam bawah sadar
merupakan bagian dari dorongan dan munculnya semangat dari dalam diri kita.
Freud juga mengungkapkan beberapa konsep lainnya lagi seperti struktur kepribadian.
Struktur kepribadian ada tiga yaitu ID, Ego, dan superego. Id merupakan unsur kepribadian
dasar yang berupa nafsu atau keinginan. Ego merupakan pikiran yang juga mengontrol
kesadaran dalam berperilaku. Superego merupakan kesadaran tertinggi manusia yang berasal
dari bentukan nilai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dan berkembang
berdasarkan prinsip moral.
Tokoh behaviorisme lainnya yaitu Alfres Adler seorang lulusan dokter mata yang kemudian
tertarik untuk menekuni bidang psikiatri. Teori teori yang diungkapkannya yaitu:
(1) teori tentang inferioritas unniversa yaitu setiap manusia melakukan usaha untuk
menyesuaikan diri dari kelemahan yang dimilikinya sebagai bentuk cara mengatasi
kelemahannya.
(2) teori tentang striving for superiority yaitu motivasi bawaan yang menggerakkan
manusia untuk bertahan hidup dan meningkatkan diri.
Selain Adler, tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung. Jung adalah seorang psikiater yang
keluar dari sekolah psikoanalisis Freud. Jung mengklasifikasikan karakteristik kepribadian
menjadi dua yaitu introvert dan ekstrovert. Kepribadian introvert merupakan kepribadian
dengan kecenderungan mengutamakan diri sendiri dan hidup di dunianya sendiri. Aspek yang
terlihat dari seorang introvert adalah pemalu, tidak suka menjalankan fungsi sosial, dan
menyukai privasi. Sedangkan kepribadian ekstravert merujuk padan dunia di luar dirinya dan
sangat senang menjalankan fungsi sosialnya. Orang dengan karakter ekstravert memiliki
kecenderungan suka bergaul, menikmati aktivitas sosial, tidak nyaman ketika sendirian, dan
mudah berteman.
E. Aliran Humanistik
Aliran humanistik muncul sebagai kritik dari aliran sebelumnya yaitu behaviorisme dan
psikoanalisa. Aliran humanistik disebut juga the third force setelah kedua aliran sebelumnya.
Aliran humanistik memiliki prinsip prinsip utamaa yaitu:
Memahami manusia sebagai totalitas, sehingga sangat tidak setuju dengan mengurangi
komponen manusia dalam behaviorisme mapupun dalam proses fisiologis. Aliran ini
menjelaskan bahwa manusia harus berkembang dan tidak hanya memenuhi kebutuhan
dasarnya saja, misalnya dalah hal perilaku.
Metode yang dipakai dalah aliran ini adalah life history atau riwayat hidup, dimana berusaha
memahami mannusia dari riwayat perjalanan hidupnya yang memiliki keunikan masing
masing individu.
Aliran ini juga mengakui pentingnya kebebasan personal dan tanggung jawab dalam
mengambil keputusan untuk keberlangsungan hidupnya. Manusia hidup untuk berkembang
dan berusaha memenuhi aktualisasi diri dan mengembangkan potensi diri.
Pikiran manusia bersifat aktif dan dinamis. Manusia memiliki kemampuan yaitu kreativitas
dan melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi
dirinya.
Pandangan humanistik ini banyak diterapkan dalam psikoterapid an proses konseling karena
memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh dari aliran humanistik ini antara lain:
 Carl Rogers
Rogers merupakan seorang psikoterapis yang mengembangkan aliran humanistik. Rogers
juga menemukan teknik terapi yang dikenal dengan Client Centered Therapy atau teknik
terapi yang berfokus pada pasien. Teknik ini mengasumsikan posisi yang sama antara terapis
dan pasien. Hubungan antara terapis dengan klien harus dijaga rasa saling percayanya,
kehangatan hubungan, dan juga memberi kebebasan pengambilan keputusan dan
bertanggungjawab atas keputusan tersebut.
Terapis bertugas untuk menggali dan mengetahui masalah dari klien dan juga membantu
menemukan solusi yang baik bagi dirinya. Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian
pada konsep aktualisasi individu, sama halnya dengan ahli humanistik lainnya. Aktualisasi
diri merupakan proses pengembangan diri dari dorongan dalam diri atas potensi yang dimiliki
dan merupakan sifat bawaan dan ciri dari manusia. Aktualisasi diri menghasilkan kreativitas,
inovasi dan lainnya dari manusia.
 Abraham Maslow
Maslow mengemukakan teori motivasi dimana perkembangan psikologis manusia didasarkan
pada pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
keamanan, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri.
F. Aliran Gestalt
Gestalt bukanlah nama seseorang namun berasal dari bahasa Jerman yang diartikan sebagai
bentuk, konfigurasi, atau keseluruhan, totalitas, hakikat. Aliran ini memandang keutamaan
dari psikologi adalah mengenai keseluruhan. Mekanisme kerja aliran ini yaitu dengan
menganalisis unsur unsur kejiwaan. Kejiwaan merupakan hal yang harus dipelajari secara
keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan ke dalam elemen elemen.
Weitheimer memberikan penjelasan yang lebih jelas untuk memahami konsep aliran Gestalt
ini. Dia menjelaskan bahwa seseorang merupakan efek dari keseluruhan fenomena .
seseorang melihat aliran cahaya, meskipun dia hanya melihat satu cahaya dalam satu waktu.
Keseluruhan peristiwa saling berhubungan membentuk untaian dari masing masing lampu.
Prinsip Gestalt adalah hukum pragnanz. Pradnanz diartikan dlam bahasa jerman sebagai
preagnant dalam bahasa inggris atau hamil.kata ‘bagus’ dalam aliran ini bisa diartikan banyak
makna seperti ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan lain sebagainya yang kemudian
merujuk pada prinsip yang lebih spesifik.
Psikologi aliran Gestalt memandang totalitas batin yang mengatur atau mengorganisasikan
totalitas sebagai suatu hal yang utama. Sedangkan elemen kejiwaan lainnya merupakan faktor
sekunder. Gejala gejala psikis tertentu yang bersifat khusus menurut Gestalt merupakan
totalitas yang menentukan tenaga batiniah dalam jiwa manusia.
Menurutnya, fenomena yang terjadi merupakan kondisi dari proses fisiologis dan psikologis
yang merupakan natural science. Metode utama dalam psikologi juga dibedakan menjadi tiga
yaitu:
1. Instropeksi: yaitu metode yang penting dan utama dalam psikologi. James
mengungkapkan intropeksi merupakan bagian yang bersifat alamiah pada manusia
dan kemampuan menyadari apa yang telah dan sedang terjadi.
2. Eksperimentasi: yaitu metode yang penting namun tidak bisa melakukannya sendiri.
James mengungkapkan metode ini perlu dieksplor lebih jauh lagi.
3. Metode komparatif: yaitu metode psikologi yang digunakan pada anak anak, binatang,
orang primitif, atau penderita gangguan kejiwaan.
Munculnya aliran aliran psikologis diatas, yaitu secara bertahan dan muncul seiring
perkembangan waktu dan modernisasi. Aliran selanjutnya muncul sebagai suatu bentuk
kritisi dari aliran sebelumnya yang memiliki kekurangan dan berusaha menyempurnakan
kembali sebagai salah satu bentuk pemahaman mengenai kejiwaan manusia. Manusia
merupakan makhluk kompleks yang memiliki banyak unsur dan psikologis juga merupakan
hal yang berkaitan dengan lingkungan tempat manusia tersebut berada.
Banyak hal yang mempengaruhi setiap perkembangan manusia, ada yang berasal dari dalam
dirinya seperti keinginan untuk berkembang dan potensi yang dimiliki, lingkungan sebagai
elemen pendukung, yang kemudian menghasilkan suatu sifat atau perilaku. Banyak hal yang
terus berubah dari reaksi dan aksi manusia untuk terus berkembang dan berkembang sebagai
individu untuk memperbaiki diri.
Dari sejarah perkembangan psikologi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa keilmuan
psikologi diawali dengan anggapan bahwa kejiwaan atau mental disusun dengan struktur atau
berupa elmen elemen yang saling berhubungan. kemudian aliran terbaru menyatakan
kritiknya dan berpendapat bahwa kesadaran melandasi kejiwaan dan merupakan komponen
utama didalamnya. Selanjutnya aliran behavioristik menambahkan adanya unsur kebiasaan
yang juga muncul dam mempengaruhi mental dari manusia atau organisme yang berasal dari
lingkungan.
Kemudian perkembangan aliran psikologis diakhiri dengan menggabungkan batin sebagai
bentuk totalitas dan juga manusia yang terus berkembang dengan melibatkan potensi dalam
diri untuk aktualisasi diri lebih baik sebagai manusia yang berkualitas. Dengan begitu
mempelajari aliran psikologi memiliki aspek yang luas mengenai keseluruhan diri manusia
secara fisik dan juga interaksinya dalam menunjang kehidupan.

GEJALA – GEJALA KEJIWAAN PADA MANUSIA NORMAL


1. Persepsi
Sensasi adalah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan persepsi adalah
menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Keduanya berhubungan dan tidak bisa
dipisah. Organisasi dalam persepsi mengikuti prinsip :
Wujud dan Latar, Objek selalu muncul sebagai wujud (figure) dengan hal lainnya sebagai
latar (ground).
Pola pengelompokan, hal – hal tertentu cenderung kita kelompokan dalam persepsi kita.
Perbedaan persepsi disebabkan :
 Perhatian/Perbedaan fokus
 Set : Harapan seseorang tentang rangsang yang akan timbul
 Kebutuhan yang berbeda
 Sistem Nilai
 Ciri kepribadian
 Gangguan kejiwaan
2. Belajar dan Berpikir
Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui
serentetan reaksi atas situasi atau rangsang yang terjadi. Faktor yang mempengaruhi proses
belajar:
 Waktu Istirahat
 Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh
 Pengertian terhadap materi yang dipelajari
 Pengetahuan akan prestasi sendiri
 Transfer : Pengaruh pengetahuan sebelumnya terhadap proses belajar
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunaka ide, yaitu suatu proses simbolis. Seseorang
berpikir bukan saja dengan otaknya, tetapi juga dengan seluruh tubuhnya. Macam kegiatan
berpikir :

Berpikir asosiatif: suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Macam berpikir asosiatif :
 Asosiasi bebas, tanpa ada batasnya
 Asosiasi terkontrol, dalam batas – batas tertentu
 Melamun
 Mimpi
 Berpikir artistic, proses berpikir yang sangat subjektif
 Berpikir terarah
 Berpikir kritis
Berpikir kreatif : berpikir untuk menentukan hubungan – hubungan baru untuk memecahkan
persoalan
3. Mengingat
Bentuk Ingatan :
 Rekognisi : Mengingat yang terjadi dalam beberapa bentuk
 Recall : Mengingat sesuatu dimasa lalu tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita
 Reproduksi : Mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah
dipelajari
 Performance : Melakukan kebiasaan yang sangat otomatis
Ada istilah penting dalam ingatan yaitu kebiasaan. Tanpa kebiasaan kita tidak bisa
mempelajari proses pembentukan. Tanpa mempelajari proses pembentukannya, seseorangan
tidak dapat memahami kepribadian, perkembangan seseorang, berpikir ataupun mengingat.
Ada beberapa cara untuk mengingat yaitu :
 Rekoleksi : Menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa lengkap dengan segala
detailnya
 Pembauran ingatan
 Memanggil kembali ingatan dengan cara mengingat kembali suatu hal terlepas dari
hal lain di masa lalu
 Rekognisi
 Mempelajari kembali
4. Emosi
1. Teori Emosi
Nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir.
Sedangkan empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses
berpikir.
2. Perubahan pada tubuh saat terjadi emosi
a. Reaksi Elektris pada kulit : meningkat apabila terpesona
b. Peredaran darah : Bertambah cepat bila marah
c. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut, dan lain – lain
3. Penggolongan Emosi
a. Emosi yang sangat mendalam menyebabkan aktifitas badan sangat tinggi
b. Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara
c. Nama jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangannya, bukan pada
keadaan emosinya sendiri
d. Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif

4. Pertumbuhan Emosi,
hal ini ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Makin besar anak itu, makin
besar pula kemampuannya untuk belajar sehingga perkembangan emosinya makin rumit.
5. Takut,
yaitu perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sebisa mungkin
menghindari kontak dengan hal tersebut.
6. Khawatir,
yaitu rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali.
7. Cemburu,
bentuk khusus kekhawatiran dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang.
8. Gembira,
suatu ekspresi kelegaan yaitu perasaan bebas dari ketegangan
9. Marah,
Bersumber dari hal yang menggangu aktifitas untuk mencapai tujuannya
4. Motif.
Berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.
Motifasi merupakan seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong dorongan
yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan
tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Frustrasi, adalah suatu keadaan dalam diri individu yang disebabkan tidak tercapainya
kepuasan atau suatu tujuan karena adanya halangan. Jenis frustrasi :
 Frustasi lingkungan, halangan berasal dari lingungan
 Frustrasi pribadi, terjadi karena perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan
kemampuannya
 Frustasi konflik, disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang.
Tiga macam konflik :
Konflik mendekat – mendekat : dua atau lebih tujuan bernilai positif dan individu harus
memilih
 Konflik mendekat – menjauh : objek mempunyai nilai positif dan negative
 Konflik menjauh – menjauh : individu dihadapkan pada dua pilihan bernilai negatif
dan harus dihindari
Reaksi individu terhadap frustrasi :

1. Bertindak secara eksplosif : membuat atau melakukan perbuatan sehingga ketegangan


diri berkurang
2. Melakukan kompensasi : membuat pengganti untuk mencapai tujuan
3. introversi : berimajinasi sudah mencapai tujuan, hal ini bisa berakibat jadi halusinasi
(Autisme)
4. Sublimasi tujuan : mencari alternatif tujuan yang hampir sama
5. Reaksi Psikopatis : tidak menghiraukan rintangan
6. Simbolisasi : berbuat seolah sudah mencapai tujuan
Jenis Motif
Menurut W.I Thomas tahun 1923 motif terbagi :
1. Motif rasa aman, motif dasar
2. Kebutuhan fisiologis. Contoh lapar
3. Kebutuhan akan keselamatan
4. Kepercayaan dan kesesuaian diri dengan lingkungan
5. Motif Respons, merupakan keinginan manusia berhubungan dengan manusia lain
6. Motif pengalamsn baru
7. Motif pengenalan diri
c. Insentif
Yaitu suatu kondisi atau situasi diluar diri individu yang bisa mempengaruhi motif.
Berdasarkan fungsinya dibagi dua yaitu, insentif yang meningkatkan motif (insentif positif)
dan yang menghambat motif (insentif negatif).

FASE DAN CIRI-CIRI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah penambahan jumlah atau ukuran yang telah ada yang bergantung faktor
luar. Sedangkan perkembangan adalah pemunculan hal – hal baru atau adanya sifat dan
potensi baru yang menentukan perkembangan selanjutnya.
Masa Mengandung. Masa ini sangat dipengaruhi keadaan atau cara hidup calon ibu. Selain
itu kebudayaan masyarakat yang umumnya masih konvensional juga sering dihubungkan
dengan masa mengandung.
Masa Kelahiran. Diartikan sebagai masa kelahiran bayi yang sebelumnya dalam kandungan
ibunya dengan berwujud tidak lebih dari sebuah sel tunggal, lalu mengalami perubahan
kehidupan kedunia ini.
2. Konsepsi Para Ahli Tentang Perkembangan
a. Konsepsi aliran asosiasi berpendapat bahwa perkembangan adalah proses asosiasi
yang didahului oleh bagian – bagian, baru diikuti oleh keseluruhan.
b. Konsep aliran Gestalt dan Neo Gestalt mengemukakan perkembangan adalah proses
diferensiasi. Artinya keseluruhan ada terlebih dahulu, baru diikuti bagian –
bagiannya.
c. Konsep aliran sosiologis, menganggap bahwa anak dari asosial kemudian di
sosialkan dan menjadi seseorang yang sosial. Sosialisasi dibagi menjadi dua, yaitu
imitasi dan adaptasi. Baldwin berpendapat imitasi ada dua macam yaitu non
deliberate imitation dan deliberate imitation.
3. Fase – Fase Perkembangan
Tahap Aristoteles Kretschmer Freud

0–7
0 – 3 tahun, fullungs
1 tahun Fase Oral : 0 – 1 tahun, mulut sebagai
periode. Anak terlihat
masa daerah pokok aktifitas dinamik
gemuk
bermain

7 – 14
2 3 – 7 tahun, streckung Fase Anal : 1 – 3 tahun, dorongan dan
tahun,
periode. Anak terlihat tahanan terpusat pada fungsi pembuangan
masa
langsing kotoran
belajar

14 – 21
3 tahun, 7 – 13 tahun, fullungs Fase Falis : 3 – 5 tahun, alat kelamin
masa periode sebagai daerah erogen terpenting.
puberitas
4 13 – ±20 tahun, Fase Laten : 5 – 12 tahun, impuls cenderung
streckung periode mengendap

5 Fase Puberitas : 12 – 13 tahun, impuls


dipindahkan dan disublimasikan

6
Fase Genetal : Individu terjun ke masyarakat

Fase Genetal : Individu terjun ke masyarakat


a. Tahap perkembangan berdasarkan didaktis atau instruksional
Dasar didaktis atau instruksional yang digunakan terakhir adalah apa bahan pengajaran,
bagaimana mengajarkannya, dan bagaimana agar bisa diterapkan.
Penggolongan didaktis menurut Comenius
Sekolah Ibu (Scola Materna) untuk umur 0 – 6 tahun
Sekolah Bahasa Ibu (Scola Vernakula) umur 6 – 12 tahun
Sekolah Latin (Scola Latins) untuk umur 12 – 18 tahun
Akamedik (Akademia) untuk umur 18 – 24 tahun
Penggolongan didaktis menurut Rousseau
Tahap I : 0 – 2 tahun, masa asuhan
Tahap II : 2- 12 tahun, pendidikan panca indera
Tahap III : 12 – 15 tahun, pendidikan akal
Tahap IV : 15 – 20 tahun, pendidikan watak dan agama
a. Tahap Perkembangan berdasarkan Psikologis
Kroh beranggapan bahwa dalam perkembangannya individu mengalami masa keguncangan.
Perkembangan individu melewati tiga periode :

Masa kanak – kanak : Lahir – Keguncangan pertama


Masa keserasian bersekolah : Keguncangan pertama – kedua
Masa kematangan : Keguncangan kedua – akhir remaja
b. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget terdapat empat fase :
 Fase Sensomotorik : Umur 0 – 2 tahun
 Fase Praoperasional : Umur 2 – 7 tahun
 Fase Operasional-Konkret : Umur 7 – 12 tahun
 Fase Operasional Formal : Umur 12 – akhir hayat
c. Perkembangan individu sejak lahir hingga dewasa
Masa usia pra sekolah ( 0 – 5 tahun )
Masa Vital (0 – 3 tahun) Anak menggunakan fungsi – fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dunianya ( untuk belajar ). Anak juga belajar mengendalikan impuls –
impuls yang dating dari dalam dirinya.
Masa Estetik (3 – 5 tahun) Anak menggunakan panca inderanya dalam mengeksplorasi dan
belajar. Di masa ini anak memasuki tahap dalam menemukan dirinya sebagai subjek yang
mempunyai keterbatasan untuk menghendaki sesuatu dan mempunyai kebebasan untuk
menolak sesuatu.
Masa usia sekolah dasar (6 – 12 tahun)
Masa kelas – kelas rendah sekolah dasar
Sifat khas anak – anak masa ini :
1. Adanya kolerasi positif jasmani dan prestasi
2. Tunduk kepada peraturan
3. Suka membandingkan diri
4. Ada kecenderungan memuji diri
5. Jika tidak dapat menyelesaikan masalah, maka masalah tersebut tidak dianggap
penting
6. Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar
Sifat khas :
1. Berminat kepada sesuatu yang praktis
2. Mulai berminat ke hal – hal yang khusus
3. Perlu guru untuk menghadapi masalah atau membantu belajar
4. Mulai menganggap nilai sebagai ukuran prestasi
5. Membentuk kelompok sebaya
Masa usia sekolah menegah (12 – 18 tahun)
Masa pra remaja. Di masa ini muncul gejala negative yaitu negative dalam prestasi dan
negative dalam sikap sosial. Gejala tersebut diduga disebabkan karena keadaan biologis yaitu
mulai bekerjanya kelenjar – kelenjar kelamin
Masa remaja. Masa ini mulai timbul kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami
dan menolongnya. Di masa ini juga individu mulai mencari pedoman hidup, menemukan
nilai, menginginkan sesuatu, menentukan pendirian hidup dan menguji nilai – nilai yang telah
dipilih.
Masa remaja akhir. Saat ini individu menemukan pendirian hidup dan masuk dalam masa
dewasa awal.
Masa usia Mahasiswa (18 – 25 tahun)
Tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini merupakan pemantapan pendirian hidup,
proses penemuan identitas diri (self identify) yaitu diri sebagai pendukung dan pelaksana
nilai tertentu, pengujian pendirian hidup yang dilakukan dalam berbagai kontak sosial,
menyikapi hidup lebih realistis, dan berada dalam vitalitas optimum sehingga kemampuan
penalarannya tinggi.
 Ciri – ciri pertumbuhan dan perkembangan
Terdapat dua ciri pokok yaitu :
Adanya penambahan ukuran ataupun berat serta perbedaan perbandingan
ukuran/berat/kesanggupan yang bersifat irrevelsible.
Hilangnya ciri – ciri lama dan munculnya ciri – ciri yang baru
Prinsip – prinsip perkembangan
 Mengikuti pola tertentu dan teratur
 Menuju diferensiasi dan integrasi
 Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya
 Tiap individu perkembangannya berbeda
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
1. Faktor Turunan (Warisan)
a. Bentuk tubuh dan warna kulit. Gen dari orang tua akan memepengaruhi jasmani
anaknya dan tidak bisa di ubah oleh teknologi secanggih apapun.
b. Sifat – sifat. Warisan dari orang tua sama halnya dengan bentuk tubuh dan warna kulit
tidak dapat diubah. Tipe manusia berdasarkan sifatnya menurut Edward Sparanger
adalah manusia ekonomi, teori, politik, sosial, seni dan agama.
c. Inteligensi. Yaitu kemampuan umum untuk penyesuaian terhadap situasi atau
masalah. Tes Inteligensi yang standar antara lain tes binet-simon, tes Wechsler, tes
Army Alpha dan Beta, tes Progressive Matrices
d. Bakat. Yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan
yang dimiliki seseorang. Bakat dapat diketahui dari tingkah laku anak atau dengan tes
bakat. Bila seorang anak tidak diberi kesempatan untuk melatih bakatnya, maka
bakatnya tersebut tidak akan berkembang.
e. Penyakit atau cacat tubuh.
2. Faktor Lingkungan
a. Keluarga. Berpengaruh terhadap perkembangan rohaniah anak terutama keribadian
dan kemajuan pendidikannya.
b. Sekolah. Menentukan pola pikir serta kepribadian anak
c. Masyarakat. Turut mempengaruhi perkembangan jiwanya
d. Keadaan alam sekitar. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap
perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak dan tingkah laku anak
3. Pendapat Para Ahli tentang Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
a. Aliran Nativisme, Arthur Scopenhauer berkeyakinan bahwa perkembangan manusia
itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh.
b. Aliran Empirisme, Jhon Locke menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa,
dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa – apa. Hendak menjadi
apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya
c. Aliran Konvergensi. Para penganut ini berkeyakinan bahwa baik factor pembawaan
maupun faktor lingkungan memiliki andil sama besar.

Berdasarkan uraian mengenai aliran – aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan
proses perkembangan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya kualitas hasil perkembangan terdiri dari :
 Faktor Internal, yaitu factor dari diri siswa itu sendiri meliputi pembawaan dan
potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
 Faktor Eksternal, yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa dengan
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai