- Isi Pengertian/Term
Yang dimaksud dengan isi pengertian/term ialah semua unsur yang termuat di dalam
pengertian itu.
Dalam pengamalannya kita cenderung untuk mengklasifikasi pengertian itu secara
dua-dua atau dichotomi (Bahasa Arab: Asunai) .
Terkadang term abstrak berjalan parallel dengan term konkrit, dalam arti
hubungan keduanya (missal: kuat-kuatan, manusia-kemanusiaan dan lain-lain)
- Luas Pengertian
Pengertian selain memiliki isi, juga memiliki luas. Artinya tiap-tiap pengertian
memiliki lingkup dan lingkungannya sendiri. Lingkup dan lingkungan itu berisikan
semua barang atau hal yang dapat ditunjuk atau disebut dengan pengertian atau kata
itu.
Misalnya pengertian Mahasiswa STISIP Widyapuri mencakup semua mahasiswa baik
yang ada di jurusan IP atau AN, perempuan atau laki-laki, kurus atau gemuk, tak ada
yang dikecualikan. Mahasiswa selain dari Mahasiswa STISIP Widyapuri semua itu di
luar lingkup dan lingkungan pengertian Mahasiswa STISIP Widyapuri.
Contoh:
Kata Kursi ialah konsep. Sebelum menjadi konsep kata kursi merupakan pengertian
yang dibentuk oleh akal budi atau pikiran. Selanjutnya dengan kata kursi itu kita
dapat berpikir atau berbicara hal ihwal mengenai kursi tanpa harus menghadirkan
benda kongkret yang bernama kursi karena kursi itu telah ada di dalam akal budi atau
pikiran. Kehadiran kursi di dalam akal budi atau pikiran ialah karena panca indera
menangkap benda kongkret yang kemudian diberi nama kursi. Lalu akal budi atau
pikiran memberinya pengertian dan mengungkapkannya melalui bahasa dengan
konsep kursi atau gagasan lainnya.
C. Macam-Macam Proposisi, Pembalikkan dan Perlawanan
Pembalikan
Membalikkan adalah mengganti subyek dan predikat, sehingga dulunya subyek,
sekarang menjadi predikat, dan yang dulunya subyek, tanpa mengurangi keputusan
itu. Hal ini di mungkinkan oleh kesamaan antara subyek dan predikat tetapi sering
kali tidak sama . karena itu perlulah orang mengetahui hukum-hukum pembalikan itu
Hukum-hukum pembalikan
a. Keputusan A hanya boleh dibalik menjadi I
Sebab, dalam keputusan alternatif predikat partikular sedangkan subyek
universal. Luas predikat lebih besar dari pada luas subyek
Misal: “semua kera adalah binatang” hanya bisa dibalik menjadi “beberapa
binatang adalah kera”.
b. Keputusan E selalu boleh dibalik.
Misal : “semua ayam bukan tikus” bisa dibalik menjadi “semua tikus bukan
ayam” atau “beberapa tikus bukan ayam”.
c. Keputusan I hanya dapat dibalik menjadi keputusan I lagi
Misal : “Beberapa orang itu sakit” dapat dibalik menjadi “beberapa yang sakit itu
orang”. Keputusan O tidak dapat dibalik.
Misal : “ada manusia yang bukan dokter” tidak dapat dibalik menjadi “ada dokter
yang bukan manusia”.
Perlawanan
Keputusan yang berlawanan adalah keputusan yang tidak dapat sama-sama benar atau
tidak dapat sama-sama salah. Perlawanan itu ada hanya kalau keputusan itu
mengenai hal yang sama, tetapi berlawanan isinya. Artinya kedua keputusan itu
mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi bentuk dan luasnya berbeda, atau
baik bentuk maupun luasnya yang berbeda.
Contoh perlawanan
a) Perlawanan Kontradiktoris ( A – O; E – I)
Jika yang satu benar, yang lain tentu salah;
Jika yang satu salah, yang lain tentu benar;
Tidak ada kemungkinan yang ketiga.
Keputusan –keputusan ini tidak dapat sekaligus benar tetapi juga tidak dapat
sama-sama sah. Dari keempat perlawanan perlawanan inilah yang paling kuat
pernyataan universal dapat di jatuhkan dengan membuktikan kontradiktrisnya
saja.
b) Perlawanan Kontraris (A – E)
Jika yang satu benar, yang lain tentu salah;
Jika yang satu salah, yang lain dapat benar, tetapi juga dapat salah;
Ada kemungkinan yang ketiga, yakni keduanya sama salah.
c) Perlawanan Subkontraris (I – O)
Jika yang satu salah, yang lain tentu benar;
Jika yang satu benar, yang lain dapat salah tetapi juga dapat benar;
Ada kemungkinan yang ketiga, yakni tidak dapat keduanya sama-sama
salah. Keduanya dapat sama-sama benar.
d) Perlawanan Subaltern (A – I; E – O)
Jika yang universal benar, yang particular juga benar;
Jika yang universal salah, yang particular dapat benar, tapi juga dapat
salah;
Jika yang particular benar, yang universal dapat salah, dapat benar;
Jika yang particular salah, yang universal juga salah;
Contoh:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Mn : Bustomi adalah mahasiswa
K : Bustomi lulusan MA
My : Tidak ada manusia yang abadi
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak abadi
My : Semua pelajar memiliki buku tulis.
Mn : Firman tidak memiliki buku tulis
K : Firman bukan pelajar
Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden,
simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Udara tidak ada.
K : Jadi, Makhluk hidup akan mati.
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
DAFTAR PUSTAKA
http://maqalah2.blogspot.com/2015/01/pengertian-conception-arti-isi-dan-luas.html
http://bintacecilia.blogspot.co.id/2014/08/pembalikan-dan-perlawanan-bab-v.html
https://elianggra.wordpress.com/2014/10/16/silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-
dan-silogisme-entimem/