Anda di halaman 1dari 20

MEKANISME PERTAHANAN DIRI

Dalam
aliran psikoanalisis dari Sigmund
Freud, mekanisme
pertahanan
ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang,
atau
bahkan
suatu
bangsa
untuk
berhadapan
dengan
kenyataan danmempertahankan citra-diri. Orang yang sehat biasa menggunakan
berbagai mekanisme pertahanan selama hidupnya.
Mekanisme tersebut menjadi patologis bila penggunaannya secara terus
menerus membuat seseorang berperilaku maladaptive/tidak mampu beradaptasi
dengan

baik,

sehingga

kesehatan fisik dan

atau mental orang

itu

turut

terpengaruh. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi


pikiran/diri/ego

dari

kecemasan,

sanksisosial atau

untuk

menjadi

tempat

mengungsi dari situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.


Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego sebagai salah satu bagian dalam
struktur kepribadian menurut psikoanalisis Freud selain id, dan super ego.
Mekanisme tersebut diperlukan saat impuls-impuls dari id mengalami konflik
satu sama lain, atau impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan kepercayaan
dalam super ego, atau bila dirasakan ada ancaman dari luar yang dihadapi ego.
Faktor

penyebab

perlunya

dilakukan

mekanisme

pertahanan

adalah rasa kecemasan. Bila kecemasan sudah membuat seseorang merasa


sangat terganggu, maka ego menganggap perlu menerapkan mekanisme
pertahanan untuk melindungi individu.
Rasa bersalah dan malu sering menyertai perasaan cemas. Kecemasan
dirasakan sebagai peningkatan ketegangan fisik dan mental. Perasaan demikian
akan terdorong untuk bertindak defensive/mempertahankan diri terhadap apa
yang dianggap membahayakan nya. Penggunaan mekanisme pertahanan
dilakukan dengan membelokan impuls id ke dalam bentuk yang bisa diterima,
atau dengan tanpa disadari menghambat impuls tersebut.
Di beberapa aliran psikologi (terutama dalam teori psikodinamik), psikolog
berbicara tentang mekanisme pertahanan, atau perilaku di mana kita
berperilaku atau berpikir dengan cara tertentu untuk lebih melindungi atau
membela diri kita sendiri.

Mekanisme pertahanan adalah salah satu cara

melihat bagaimana orang-orang menjauhkan diri dari kesadaran penuh yg tidak


menyenangkan perasaan dan perilaku.
Mekanisme pertahanan kadang kurang disadari yang berarti sebagian besar
dari kita tidak menyadari kita sedang menggunakan mereka pada saat
itu. Beberapa jenis psikoterapi dapat membantu seseorang menjadi lebih
menyadari mekanisme pertahanan apa yang mereka sedang gunakan, seberapa
efektif hal itu dan bagaimana menggunakan mekanisme yang lebih efektif untuk
masa yang akan dating (dikemudian hari).
Mekanisme Primitif:
1. Penyangkalan adalah penolakan untuk menerima kenyataan atau fakta,
bertindak seolah-olah peristiwa, pikiran atau perasaan yang menyakitkan tidak
ada. Hal ini dianggap salah satu yang paling primitif dari mekanisme pertahanan
karena merupakan karakteristik dari perkembangan anak usia dini. Banyak
orang menggunakan penyangkalan dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk
menghindari berurusan dengan perasaan menyakitkan atau bidang kehidupan
mereka,

mereka

tidak

ingin

mengakuinya.

Misalnya,

seseorang

yang

mengkonsumsi minuman beralkohol akan sering menyangkal bahwa mereka


memiliki masalah minum minuman keras, mereka berusaha menjelaskan
seberapa baik mereka tetap dapat berfungsi dalam pekerjaan atau hubunganhubungan

social

mereka.

2. Regresi adalah bersikap kembali ke tahap-tahap lebih awal dari usia


perkembangan ketika menghadapi pikiran-pikiran atau impuls yang tidak dapat
diterima. Sebagai contoh seorang remaja yang kewalahan dengan rasa takut,
kemarahan dan impuls seksual yang sedang tumbuh mungkin menjadi selalu
ingin diperhatikan dan mulai menunjukkan perilaku seperti masa kanak-kanak
sebelumnya yang sebenarnya telah lama ia lalui, seperti misalnya kembali
mengompol.
3. Bertindak Out adalah melakukan perilaku yang ekstrim dalam rangka untuk
mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan cara
sebaliknya.

mengungkapkan yang

Alih-alih mengatakan, Saya marah dengan Anda, orang yang

bertindak keluar mungkin melemparkan buku kepada seseorang, atau merusak


sebuah dinding. Ketika seseorang mengeluarkan emosinya kepada objek lain,
hal tersebut berguna untuk mengurangi tekanan yang dirasakan sehingga sering
membantu individu merasa lebih tenang dan damai sekali lagi. Misalnya, marah-

marah anak adalah bentuk bertindak ketika dia tidak mendapatkan keinginan
nya dari orang tua. Mencederai diri juga dapat menjadi bentuk bertindak keluar,
mengekspresikan emosi dengan menimbulkan rasa sakit fisik.
4. Disosiasi adalah mekanisme pertahanan diri dimana ketika seseorang
merasa kehilangan jejak waktu dan / atau orang dan malah menemukan
keberadaan

diri

pengalaman
beberapa

mereka

dalam

buruk/traumatis

bentuk

kondisi

pada

disosiasi. Dalam

masa
kasus

yang

lain. Orang

kanak-kanak
yang

yang

sering

ekstrim,

memiliki
menderita

disosiasi

dapat

menyebabkan seseorang percaya bahwa mereka memiliki beberapa diri yang


berbeda (kepribadian ganda). Orang yang menggunakan disosiasi sering
memiliki

pandangan

yang

dalam

saat-saat

tertentu

terputus

dari

diri

keberadaan diri mereka sendiri. Dengan cara ini, seseorang yang terdisosiasi
dapat memutuskan diri dari dunia nyata untuk sementara waktu, dan hidup
dalam dunia yang berbeda/kepribadian yang berbeda yang tidak penuh dengan
pikiran, perasaan, kondisi yang dirasa menekan dalam kondisi nyata mereka.
5. Kompartementalisasi adalah bentuk disosiasi yang lebih rendah, di mana
bagian dari diri terpisah dari kesadaran bagian lain dan berperilaku seolah-olah
memiliki kepribadian yang terpisah dari nilai-nilai asli mereka. Sebuah contoh
misalnya orang jujur yang menipu pada pengembalian pajak pendapatan mereka
dan terus menjaga dualisme sistem nilai mereka yang berbeda dan tidak-terpadu
namun tetap sadar dari ketidakcocokan pola pikir mereka.
6. Proyeksi adalah

mengalihkan

pikiran

yang

tidak

diinginkan

dengan

melakukan suatu tindakan/sikap yang dirasionalisasikan. Proyeksi digunakan


terutama ketika seseorang tidak dapat mengekspresikan pikiran / perasaan nya
kepada objek seharusnya sebab mereka merasa benar-benar tidak nyaman
dengan hal itu. Misalnya, seorang yang marah kepada pasangan nya, daripada
mengatakan aku benci dia, maka dia akan mengatakan bahwa pasangan nya
yang membenci dia (dibalik).
7. Formasi Reaksi adalah mengubah pikiran yang tidak diinginkan atau
berbahaya, perasaan atau impuls ke lawan mereka. Misalnya, seorang wanita
yang sangat marah dengan bosnya dan ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai
gantinya mungkin justru akan menjadi begitu baik dan murah hati terhadap
atasannya

dan

menyatakan

keinginan

untuk

tetap

bekerja

di

sana

selamanya. Dia tidak mampu mengekspresikan emosi negatif dari kemarahan


dan ketidakbahagiaan dengan pekerjaan nya.
Mekanisme Kurang Primitif:
8. Represi adalah memblokir pikiran sadar, perasaan dan impuls yang dirasakan
tidak dapat diterima. Kunci untuk represi adalah bahwa orang melakukannya
diluar kesadaran normal, sehingga mereka sering memiliki kontrol yang sangat
sedikit di atasnya. Kenangan yang direpresi adalah kenangan yang telah
diblokir. Tetapi memori sangat mudah dibentuk dan selalu berubah, tidak seperti
memutar sebuah DVD dari hidup Anda. DVD orang yang melakukan represi
seakan-akan telah disaring dan bahkan diubah oleh pengalaman hidup Anda.
9. Pemindahan adalah mengarahkan perasaan pikiran dan impuls diarahkan
pada satu orang atau objek, tetapi dibawa keluar pada orang lain atau objek
lain. Orang sering menggunakan pemindahan ketika mereka tidak dapat
mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang aman untuk orang yang
seharusnya. Contoh klasik adalah orang yang marah pada bosnya, tetapi tidak
dapat

mengungkapkan

kemarahannya

kepada

atasannya

karena

takut

dipecat. Ia justru pulang dan tendangan anjing atau mulai bertengkar dengan
istrinya. Pria itu adalah dengan mengarahkan kemarahannya dari bosnya untuk
anjingnya atau istri. Tentu, ini adalah mekanisme pertahanan yang cukup efektif,
karena sementara kemarahan menemukan jalan untuk disalurkan, namun
biasanya akan merugikan pihak lain yang sebenarnya tak ada sangkut pautnya
dengan

masalah

yang

dihadapi.

10. Intelektualisasi adalah penekanan yang berlebihan pada pemikiran ketika


dihadapkan dengan dorongan yang tidak dapat diterima, situasi atau perilaku
apapun tanpa menggunakan emosi apapun untuk membantu memediasi dan
menempatkan

pikiran

ke

dalam

konteks

sebenarnya

dari

perasaan

manusia. Daripada berurusan dengan emosi terkait yang dirasakan menyakitkan,


seseorang mungkin menggunakan intelektualisasi untuk menjauhkan diri dari
dorongan

perasaan

itu

akibat

kejadian

atau

perilaku

tertentu

yangterjadi. Misalnya, seseorang yang baru saja diberi diagnosis medis terminal
(sakit parah), bukannya mengungkapkan kesedihan mereka dan berduka secara
normal, malahan berfokus pada rincian semua prosedur medis yang mungkin
sebenarnya sia-sia.

11. Rasionalisasi adalah meletakkan sesuatu ke dalam kondisi yang berbeda


atau menawarkan penjelasan yang berbeda untuk persepsi seseorang atau
perilaku dalam menghadapi suatu realitas yang berubah.

Misalnya, seorang

wanita yang mulai berkencan dengan seorang pria, dia benar-benar menyukai
pria itu namun dlm perasaan cemas nya, ia malah berpikir tiba-tiba akan
dibuang oleh pria tanpa alas an jelas. Dia membingkai ulang situasi di pikirannya
dengan curiga yang tidak perlu. Rasionalisasi adalah menipu diri sendiri
dengan mengubah pikiran buruk menjadi baik ataupun sebaliknya, biasanya
untuk tujuan melindungi diri nya sendiri dari peruatan/pikiran buruknya.
12. Membatalkan adalah usaha untuk kembali mengambil perilaku sadar atau
pemikiran wajar setelah memikirkan/melakukan sesuatu yang tidak dapat
diterima atau menyakitkan. Misalnya, setelah menyadari bahwa Anda telah
menghina seseorang, Anda merasa perlu menghabiskan waktu-waktu berikutnya
dengan misalkan memuji keindahan, pesona dan kecerdasan orang itu. Dengan
melepas aksi sebelumnya, orang itu mencoba untuk mengganti kerusakan
yang

dilakukan

oleh

komentar

asli

dan

berharap

dia

akan

mampu

menyeimbangkan kedua komentar itu.


Mekanisme pertahanan dewasa
Seringkali jenis mekanisme inilah yang paling konstruktif dan bermanfaat untuk
kebanyakan orang dewasa, tetapi mungkin membutuhkan latihan dan usaha
untuk

dipraktikan

dalam

penggunaan

sehari-hari. Sementara

mekanisme

pertahanan primitif berbuat banyak untuk mencoba dan menyelesaikan masalah


mendasar atau masalah, pertahanan dewasa lebih fokus pada membantu orang
yang menjadi komponen yang lebih konstruktif lingkungan mereka. Orang
dengan pertahanan yang lebih dewasa cenderung lebih damai dengan diri
mereka sendiri maupun orang lain yang berinteraksi dengan mereka.
13. Sublimasi hanyalah penyaluran impuls yang tidak dapat diterima, pikiran
dan

emosi

ke

dalam

pikiran,

emosi

dan

impuls

yang

lebih

dapat

diterima. Misalnya, ketika seseorang memiliki impuls seksual yang mereka ingin
untuk ditahan, mereka malah dapat memfokuskan energi itu untuk berolah
raga. Sublimasi juga dapat dilakukan dengan humor atau fantasi. Humor, bila
digunakan sebagai mekanisme pertahanan, adalah penyaluran impuls atau
pikiran yang tidak dapat diterima menjadi sebuah cerita yang ringan-hati atau
lelucon. Humor mengurangi intensitas dari suatu situasi, dan tempat untuk

mentertawakan baik orang maupun impuls tersebut. Fantasi, bila digunakan


sebagai mekanisme pertahanan, adalah penyaluran hasrat yang tidak dapat
diterima atau tercapai ke dalam imajinasi. Misalnya, kita membayangkan tujuan
akhir

kesuksesan

pengalaman

karir

buruk

dapat

membantu

misalnya

ketika

kemunduran

mengalami

sementara

salah
di

satu

prestasi

akademik. Keduanya dapat membantu seseorang melihat pada situasi dengan


cara yang berbeda, atau fokus pada aspek-aspek dari situasi yang sebelumnya
mungkin belum di ekplorasi.
4. Kompensasi adalah

proses

psikologis

dengan

cara

menyeimbangkan

kelemahan dirasakan dengan menekankan kekuatan di arena lainnya. Dengan


menekankan dan berfokus pada kekuatan seseorang, seseorang mengakui
mereka tidak bisa menjadi kuat di segala hal dan di semua bidang dalam hidup
mereka. Misalnya, ketika seseorang mengatakan, Saya mungkin tidak tahu
cara memasak, tapi saya yakin bisa mencuci piring, mereka berusaha untuk
mengkompensasi

kurangnya

keterampilan

memasak

dengan

menekankan

keterampilan mereka membersihkan gantinya. Ketika dilakukan dengan tepat


dan

tidak

dalam

upaya

untuk

selama-kompensasi,

kompensasi

adalah

mekanisme pertahanan yang membantu memperkuat citra diri.


15. Ketegasan adalah penekanan kebutuhan seseorang atau pikiran dalam cara
yang hormat, langsung dan tegas. Gaya komunikasi berubah mulai dari pasif
menjadi lebih agresif. Orang yang pasif dan berkomunikasi secara pasif
cenderung menjadi pendengar yang baik, tapi jarang berbicara untuk diri sendiri
atau kebutuhan mereka sendiri dalam suatu hubungan. Orang yang agresif dan
berkomunikasi dalam cara yang agresif cenderung menjadi pemimpin yang baik,
tetapi sering mengorbankan perasaan orang lain. Orang yang menyerang secara
tegas mendapatkan keseimbangan di mana mereka dapat mulai berbicara untuk
diri mereka sendiri, mengungkapkan pendapat mereka atau kebutuhan secara
hormat, dan orang lain akan mendengarkan ketika mereka sedang berbicara.
Menjadi lebih tegas adalah salah satu keterampilan komunikasi yang paling
diinginkan dan mekanisme pertahanan yang membantu kebanyakan orang yang
ingin belajar lebih baik dalam melakukan komunikasi.

Ingatlah, sebagai orang dewasa Anda dapat memilih untuk belajar beberapa
perilaku baru dan mekanisme pertahanan diri baru yang lebih dewasa yang
tentulah akan lebih bermanfaat bagi Anda.

a)

b)

PROSES TERJADINYA LUPA DALAM BELAJAR


Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita
alami dan pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal, menurut
teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang sistem
akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan
dalam subsistem akal permanent kita.
Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari, atau
dalam istilah lain disebut dengan cue-dependent forgetting. Cue-dependent
forgettingadalah kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena
kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif(Nadine,2000).
Misalkan, ketika seorang siswa pada hari itu terdapat dua pelajaran yang
akan diujiankan, yaitu ujian sejarah dan bahasa Inggris. Ketika ujian sejarahnya
selesai dan hendak memulai ujian bahasa Inggrisnya, maka infomasi tentang
sejarah akan mencampuri ingatan tentang bahasa Inggris. Sehingga dalam
pengambilan kembali informasi tentang bahasa Inggris mengalami pengendapan
(pengambilan informasi kurang efektif).
Lain lagi dengan Gulo (1982) dan Reber (1988), mereka mendefinisikan lupa
sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang
pernah dipelajari atau dipahami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa
hilangnya item informasi dari pengetahuan akal kita.
Faktor-faktor penyebab lupa
Pertama, lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item
informasi atau materi yang ada dalam sistem memori .
Dalam interfence theory /Teori interferensi ( sebuahteori yang menyatakan
bahwa
manusia
lupa
bukan
karena
kehilangan memori tetapi
karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati), gangguan konflik
ini terbagi menjadi dua macam,yaitu ;
Proactive interference; terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya
mengganggu pengingatan kembali suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat
menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan
benar akibat diganggu informasi lama
Retroactive interference ; terjadi ketika informasi yang baru dipelajari
mengganggu pengingatan/pemanggilan memori yang lama.
Kedua, lupa- dapat terjadi karna adanya tekanan pada item yang telah ada,
baik sengaja ataupun tidak.
Penekanan ini terjadi karena ada beberapa kemungkinan

c)
d)
e)
f)
g)

a)

b)

o
o

Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dsb) yang


diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya
hingga ke alam ketidaksadarannya.
Karena fenomena retroactive
Karena Informasi yang diperoleh tidak dimunculkan lagi cukup dalam waktu
lama
Ketiga, lupa- dapat terjadi pada perubahan situasi lingkungan antara waktu
belajar dengan proses mengingat kembali.
Keempat, lupa- dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap
proses dan situasi belajar tertentu.
Kelima, lupa- dapat terjadi karena informasi yang diperoleh tidak digunakan
lagi.
Keenam, lupa- karena gangguan syaraf.
Ketujuh, lupa- dikarenakan item informasi yang diterima rusak sebelum masuk
ke memori permanen.

KEJENUHAN DALAM BELAJAR


Secara harafiah, arti kejenuhan adalah padat atau penuh sehingga tidak
mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau
bosan.
Kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk
belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil(Reber,1988).
Seseorang yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tak dapat
bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi
atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya tersendat.
Faktor penyebab
Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia kehilangan motivasi dan
kehilangan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa
tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya (Chaplin,1972).
Selain itu kejenuhan belajar juga dapat terjadi karena proses belajar siswa
yang telah sampai pada batas kemampuan jasmaniah, seperti :
Bosan (boring)
Keletihan
Keletihan siswa dapat dikelompokkan atas 3, yaitu ;
keletihan indra
Keletihan fisik
Keletihan mental
4 faktor yang menyebabkan siswa keletihan mental
Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh
keletihan itu sendiri
Karena kecemasan siswa terhadap standar keberhasilan bidang pelajaran
tertentu apalagi merasa bosan kepada bidang tsb

o
o

a)
o

b)

Karena siswa berada ditengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan


menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat
Karena siswa mempercayai konsep kinerja akedemik yang optimum,
sedangkan dia sendiri menilai belajarnya hanya berdasarkan ketentuan yang
dibuatnya sendiri (self-imposed)

TRANSFER DALAM BELAJAR


Transfer belajar (transfer of learning) mengandung arti pemindahan
keterampilan hasil belajar dari satu sitausi ke situasi lainnya (Reber
1988)
Pembagian transfer dalam belajar
Menurut theory of Identical Element
Transfer positif
Transfer positif terjadi (biasanya) karena adanya kesamaan elemen antara materi
yang lama dengan materi yang baru.
Contoh: orang yang sudah bisa naik sepeda maka ia akan lebih mudah
belajar naik sepeda motor
Transrer negatif
Kebalikan dari transfer positif, karna adanya perbedaan dari materi lama.
Contoh: siswa yang terbiasa mengetik dengan 2 jari akan susah dalam 10 jari.
Menurut Gagne (dibaca : gaenye) transfer belajar dapat digolongkan ke
dalam empat kategori
Transfer positif, efeknya bagus terhadap pembelajaran sebelumnya
Transfer negatif, berefek buruk yang akibatnya merusak keterampilan
sebelumnya.
Transfer vertikal, berefek baik terhadap kegiatan belajar yang lebih tinggi
Transfer lateral, berefek baik terhadap kegiatan belajar yang sederajat
(pengaplikasian teori)

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W.2008. Psikologi Pendidikan. Alih Bahasa Tri Wibowo. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Suryabrata, Sumardi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Garfindo Persada
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
KESEHATAN MENTAL DALAM BELAJAR
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua
keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu
berarti beljar bukan lah berdiri sendiri, terlepas dari factor lain seperti factor luar
dan dalam. Factor psikologis sebagai factor dari dalam tentu saja merupakan

halyang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Kesehatan


mental dinegara kita merupakan barang baru boleh dikatakan baru berkembang
sejak kurang lebih 50 tahun yang lalu, sehingga pemerintah dan masyarakat
belum banyak mengetahuinya.
Perlu di ingat bahwa kesehatan mental itu adalah relative, dimana
keharmonisan yang sempurna antara seluruh fungsi-fungsi tubuh itu tidak ada,
yang dapat diketahui adalah berapa jauh jaraknya seseorang dari kesehatan
mental yang normal. Kadang-kadang orang menyangka bahwa setiap ada
ketidak normalan akan termasuk gangguan jiwa. Padahal orang yang sangat
bodoh atau sangat cerdas, biasanya bukan karena terganggu jiwanya, tapi
karena berbedanya batas-batas kemampuan yang ada padanya. Memang dalam
keadaan terganggunya kesehatan mental dapat menyebabkan orang tidak
mampu menggunakan kecerdasannya.
A.

GANGGUAN EMOSIONAL DAN AGRESIVITAS DALAM PELAJAR


Dalam pengertian tertentu, setiap anak punya pengecualian. Tidak ada
dua anak yang benar-benar mirip dalam cara mereka belajar dan berprilaku,
dalam kegiatan dan kesukaan mereka, dalam kemampuan dan motivasi mereka.
Semua siswa akan memperoleh manfaat dari program yang disesuaikan secara
unik dengan kebutuhan secara unik dengan kebutuhan mereka masing-masing.
Siswa dikelompok-kelompokkan kedalam kelas-kelas , tapi tidak semua
siswa bias disatukan , beberapa siswa tidak mudah masuk ke dalam bentuk ini.
Beberapa siswa mempunyai cacat fisik atau indera, seperti kehilangan
pendengaran atau penglihatan atau cacat tulang serta ada siswa yang
menderita keterbelakangan mental, gangguan emosi dan perilaku, atau
ketidakmampuan belajar yang mengakibatkan mereka sulit belajar diruang kelas
pendidikan umum tanpa bantuan. Akhirnya beberapa siswa mempunyai
kemampuan bakat yang begitu luar biasa sehingga guru kelas pendidikan umum
tidak mampu membantu kebutuhan unik mereka.
Semua siswa mempunyai kemungkinan mengalami masalah emosi pada
suatu saat dalam karier sekolah mereka, tapi sekitar satu persen mengalami
gangguan emosi atau psikiatris yang begitu parah, berlangsung lama dan
mendalam sehingga mereka memerlukan pendidikan khusus.
Siswa yang mengalami gangguan emosi dan perilaku (emotional and
behavioral disorder) telah didefenisikan sebagai orang yang kinerja
pendidikannya secara merugikan dipengaruhi dalam jangka waktu yang lama
dengan kadar yang menyolok oleh setiap kondisi berikut:
1.
Ketidak mampuan belajar yang tidak dapat dijelaskan oleh factor
intelektual, indera, atau kesehatan.
2.
Ketidakmampuan membina atau mempertahankan hubungan antarpribadi
yang memuaskan dengan teman sebaya dan guru.
3.
Tipe perilaku atau perasaan yang tidak tepat dalam lingkungan normal.
4.
Suasana hati ketidakbahagian atau depresi mendalam yang umum.

5.
Kecenderungan mengembangkan gejala fisik ketekutan yang dikaitkan
dengan masalah pribadi atau sekolah.
Penyebab Gangguan Emosi dan Perilaku
Gangguan emosi dan perilaku yang parah dan jangka panjang dapat merupakan
akibat dari banyak kemungkinan factor penyebab dalam pembentukan dan
perkembangan individu (Jones, Dohrn& Dunn,2004). Fungsi saraf, proses
psikologis, sejarah salah penyesuaian, konsep diri dan ketiadaan penerimaan
social semuanya memainkan peran (Hardman Drew & Winston-Egan, 1996;
Roeser,Eccles & Strobel,1998), beberapa factor seperti disfungsi dan kesalahan
perawatan kelurga , juga memainkan peran dalam gangguan yang
mempengaruhi kinerja anak sekolah.
Banyak factor yang mempengaruhi, keluarga dapat mengganggu rasa
aman dan harga diri siswa dalam suatu kurun waktu. Perubahan struktur
keluarga dapat mengakibatkan anak murung, marah, tidak aman, bertahan dan
kesepian, khususnya dalam kasus perceraian yang terjadi dalam keluarga,
relokasi ke komunitas baru, kehadiran adik, kehadiran orang tua tiri baru,
kematian anggota keluarga maupun penyakit serius.
Karakteristik Siswa Yang Mengalami Gangguan Emosi dan Perilaku
Yang termasuk kedalam karakteristik siswa yang mengalami gangguan
emosi dan perilaku tampak pada pencampaian akademik yang buruk, hubungan
antarpribadi yang buruk dan hrga diri yang buruk (lewis & Sullivan,1996; quay
dan werry 1986), mencatat empat kategori umum: gangguan kelakuan,
kecemasan penarikan diri, ketidakdewasaan, dan gangguan agresi social.
Misalnya, anak-anak yang mempunyai gangguan kelakuan sering dicirikan
sebagai orang yaqng tidak patuh, kebingungan, egois, cemburu, merusak, tidak
sopan, menentang, dan mengganggu.
Quay dan Werry (1986) mencatat bahwa tiga yang opertama diantara
kategori ini mengambarkan perilaku yang salah menyesuaikan diri atau
kesusahan pribadi. Penyertaan gangguan kelakuan dalam penggolongan
gangguan emosi dan perilaku menimbulkan kontroversi. Menurut undangundang, siswa yang mempunyai gangguan kelakuan juga juga harus mengalami
gangguan ketidakmampuan atau gangguan yang diakui lainnya untuk menerima
pelayanan pendidikan khusus.
Siswa Yang Memperlihatkan Gangguan Agresif
Siswa yang mengalami gangguan kelakuan agresif dapat sering berkelahi,
mencuri, merusak harta benda, dan menolak untuk mematuhi guru. Siswa ini
cenderung tidak disukai oleh teman sebaya, guru, dan kadang-kadang orang tua
mereka. Biasanya mereka tidak menanggapi hukuman atau ancaman, walaupun
mereka dapat terampil menghindari hukuman.
B.

TINGKAT INSPIRASI
Tujuan yang akan kita capai dan ketakutan akan kegagalan dapat
menentukan tingkat aspirasi kita. Tujuan yang kita percaya bahwa kita dapat
mencapainya dan bersedia untuk bekerja keras merupakan aspirai kita. Tingkat

aspirasi yang tinggi membutuhkan tantangan dan tujuan yang sulit. Jika
seseorang sukses mereka cenderung untuk menaikan aspirasi mereka.
Kegagalan pada seseorang mungkin berakibat positif sama seperti akibat
negatifnya. Beberapa pengalaman dengan kegagalan dapat sangat berharga
bagi individu itu untuk lebih berhati-hati dalam menentukan tindakan. Beberapa
siswa tetap belajar walaupun menghadapi kegagalan dan ini merupakan sikap
yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian.
Banyak siswa membutuhkan bantuan untuk menemukan sekian
alternative dalam mencapai tujuan mereka atau tujuan baru yang lebih realistis.
Beberapa siswa mungkin membutuhkan dukungan untuk mendapatkan aspirasi.
C.

KECEMASAN DALAM BELAJAR


Siswa yang khawatir karena mereka tidk dapat menyelesaikan tugasnya
secara memuaskan sering mengakhiri dengan perasaan cemas atau pengalaman
yang membuat gelisah, merupakan tanda bahwa ada ketegangan. Perasaan ini
mungkin juga kurang intensitasnya, tetapi kelihatannya mempunyai dampak
yang signifikan pada tingkh lakunya.
1.
Perbedaan individual dalam masalah kecemasansifat-sifat
Ahli psikologi tidak setuju bahwa kecemasan merupakan umum pada
semua siswa yang mempunyai sejumlah perbedaan atau secara sderhana
merespon situasi yang khusus. Seorang siswa yang mempunyai kecenderungan
untuk menjadi cemas atau khawatir barangkali lebih banyak berespon terhadap
banyak situasi, dengan telapak tangan yang berkeringat, dengan jantung yang
berdetak keras. Ini disebut trait anxiety (sifat kecemasan).
Penelitian menemukan hubungan antara kecemasan dengan prestasi
akademik. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi cenderung mendapat skor
yang lebih rendah daripada skor siswa yang kurang cemas (sarason,Davidson,
lightall, waited an ruebush.1990). walaupun kita tidak mengetahui secara pasti
tampaklah bahwa kecemasan timbul karena prestasi rendah. Meskipun begitu,
prestasi rendah juga dapat memicu timbulnya kecemasan. Kecemasan ini hanya
berlaku pada tugas-tugas yang sederhana dan tidak berlaku pada tugas-tugas
yang sulit.
Sigmund Tobias (1999) menjelaskan bagaimana kecemasn mempengaruhi
siswa yang sedang belajar dan mempengaruhi siswa yang sedang mengerjakan
tes untuk mencapai prestasi. Ketika siswa sedang belajar materi baru, perhatian
sangat diperlukan. Kita tidak akan belajar jika tidak memperhatikan hal-hal yang
penting. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi secara jelas membagi
perhatian mereka pada materi baru dan perasaan nevous mereka. Jadi sejak
siswa merasa cemas, dia mungkin telah kehilangan banyak informasi yang
disampaikan guru atau buku yang sedang dibaca.
Siswa dengan kecemasan tinggi juga akan berpengaruh pada perhatian
terhadap pelajaran yang sulit yang mengantungkan pada ingatan jangka pendek,
tidak dapat mengorganisasikan pelajaran dengan baik. Jadi, kecemasan
mempengaruhi siswa ketika mereka mengerjakan tes dan ketika mereka belajar.

2.

Mengatasi kecemasan
Seorang guru hendaknya membantu siswa yang mempunyai kecemasan
untuk melihat persoalan lebih realitas. Kecemasan dapat muncul secara tiba-tiba
dan menganggu perhatian siswa. Pengajaran yang paling efektif untuk siswa
yang mempunyai kemampuan rata-rata atau yang mempunyai kemampuan
tinggi, ialah dengan membuat pengajaran yang terstruktur. Program yang
terstruktur menawarkan penyelesaian. Program ini membiarkan siswa untuk
mengulang dan mengurangi kegagalan yang sering membuat ketakutan pada
siswa yang mempunyai kecemasan tinggi. Kemungkinan lain adalah dengan
audio (video tape) yang dapat diputar ulang untuk mengulang bagian-bagian
yang hilang membantu siswa yang cemas agar belajar.
Timbulnya kecemasan yang paling tinggi di sekolah adalah pada waktu
siswa menghadapi tes atau ujian. Jika siswa cemas berarti hasil tes mereka tidak
valid untuk mengukur kemampuan mereka.
Contoh cara mengatasi kecemasan:
a.
Gunakan kompetensi secara hati-hati
b.
Hindari situasi disaat siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
ditempatkan di depan, misalnya, duduk dibangku paling depan. Berikan latihan
pada siswa yang punya kecemasan tinggi untuk berbicara didepan orang banyak
sebelum dimasukan kekelompok kecil.
c.
Semua perintah harus jelas
d.
Hindari menekankan waktu yang tidak penting.
e.
Pindahkan beberapa tekanan dari tes-tes terstandar yang diperlukan ke
tes sehari-hari.
D.

KONSEP DIRI
Gambaran diri kerkembang dari interaksi interaksi orang tua dan anak.
Lewat pujian dan hukuman, anak belajar bahwa orangtuanya mengharapkan
supaya menampilkan tingkah laku tertentu dan menjauhi tingkah aku tingkah
laku yang lain. Gambaran diri ini meliputi baik konsep diri maupun cita-cita
seseorang bagi dirinya sendiri, atau dengan istilah lain, diri real(the real self),
dan diri ideal(the ideal self). Banyak pertumbuhan terjadi karena adanya
gambaran diri. Salah satu fungsinya dari gambaran diri ialah menghubungkan
waktu sekarang dan waktu yang akan datang.
Menurut Combs dan Snygg konsep diri itu terdiri dari persepsi- persepsi
tentang diri yang sangat penting bagi individu. Persepsi-persepsi ini merupakan
hakikat dari diri yang kalau hilang ,maka pribadi akan hancur. Kadang-kadang
benda matipun bias menjadi bagian dari konsep diri. Ide,keperayaan, dan
keyakinan penting bagi manusia. Kadang kadang semuanya itu merupakn segisegi lingkungan fenomena, kadang-kadang segi dari diri fenomena dan kadangkadang juga segi dari konsep diri.
Sensasi, Persepsi, dan Atensi

Pada bagin ini kita akan mempelajari tentang bagaimana manusia


menggunakan otak komputasional untuk mempersepsi informasi mengensi
lingkungannya, memahami dunianya, dan memproses informasi. Otak adalah
pusat dari seluruh proses kognisi, karena otak mengolah dan memaknai
informasi yang diterima dari sistem syaraf perifer (peripheral nervous system).
Otak Komputasional
Pikiran (mind) adalah sebuah sistem yang terdiri dari organ-organ
komputasional, yang didesain oleh seleksi alam untuk memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi oleh nenek moyang kita selama masa hidup mereka
sebagai pemburu-peramu, khususnya untuk memahami objek-objek seperti
bintang, tumbuhan dan manusia lain.
Tahapan pemrosesan informasi dimulai dari adanya energi fisik yang
menstimulasi sistem sensorik,dan tertransduksi(diubah ke energi neural oleh
organ-organ sensorik). Energi neural ini disimpan sesaat di penyimpanan
sensorik, dan selanjutnya diproses oleh sistem syaraf pusat, dan disandikan,dan
mungkin dikirim ke sistem memori untuk diproses lebih lanjut.
Sensasi dan Persepsi
Dalam psikologi kognitif, kita mengacu pada dunia fisik(eksternal),
sekaligus dunia mental(internal).
Sensasi, merupakan pendeteksian dini terhadap energi dari dunia
fisik,berkaitan dengan stuktur dan proses mekanisme sensorik.
Persepsi, melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian
terhadap informasi sensorik.
a)
Penglihatan
Penglihatan(vision), merupakan pendeteksian sebuah bagian kecil gelombang
elektromagnetik(cahaya). Berkas cahaya memasuki mata melalui kornea dan
lensa, yang mengarahkan berkas citra ke retina.
Mata manusia memiliki sekitar 7 juta sel kerucut, yang peka terhadap stimoli
terang dan memiliki sekitar 125 juta sel batang, yang peka terhadap stimoli
terang.
b)
Ilusi
Studi yang mempelajari hubungan antara perubahan-perubahan fisik di dunia
dengan pengalaman-pengalaman psikologis akibat perubahan tersebut, disebut
psikofisika(psychophysics).
Terkadang realitas dan persepsi tidak sama, sebagaimana yang terjadi dalam
kasus ilusi persepsi. Terjadinya ilusi ini sebagian mungkin disebabkan karena
pengalaman masa lalu kita, yang mengajarkan kita bahwa bentuk-bentuk
tertentu mungkin menunjukkan bahwa objek terletak di kejauhan, sedangkan
bentuk-bentuk yang lain menunjukkan bahwa suatu objek terletak dekat dengan
kita.
Ilusi tidak menunjukkan kegagalan kemampuan manusia untuk mempersepsi,
melainkan karena ilusu justru menyediakan wawasan untuk memahami cara
kerja sisitem perspsi kita.
c)
Pengetahuan sebelumnya
Hubungan antara persepsi dan pengatahuan sebelumnya tentang dunia di
manivestasikan tidak hanya dalam wujud ilusi geometri sederhana, melainkan
dalam penginterpretasian data-data ilmiah. Persepsi dipengaruhi oleh
pengetahuan kita, hipotesis yang kita susun, dan prasangka-prasangka, serta
tentu saja dipengaruhi oleh sinyal-sinyal sensorik.
Cara kita mengolah informasi primer dari dunia sangat dipengaruhi oleh struktur
sistem sensori dan struktur otak kita-kita diprogram untuk memahami dunia
dalam cara tertentu, dan juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman kita,
yang memberikan makna bagi stimoli.
d)
Predisposisi sensorik-otak

Sistem sensorik tersusun oleh reseptor-reseptor dan neuron-neuron penghubung


dari kelima indra. Observasi langsung terhadap otak umumnya melibatkan
pembuatan lubang pada tengkorak kepala pasien, atau melalui pemeriksaan
postmortem(pasca kematian).
Studi-studi tersebut mengindikasikan bahwa otak memililki beberapa
karakteristik umum, seperti adanya prinsip kontralateralitas pada otak(yakni
prinsip menyatakan bahwa kerusakan serebral disebuah hemisfer akan
menyebabkan gangguan atau defisiensi dibagian tubuh yang berlawanan).
Dengan bantuan teknologi modern para ilmuwan kognitif telah mampu
mengobservasi proses-prose sensorik, perseptual, dan kognitif di otak tanpa
harus membongkar tempurung kepala seseorang. Teknik ini meliputi data-data
behavioral,
seperti
eksperimen
waktu-reakasi
dan
teknologi
pencitraan(PET,CT,MRI).
e)
Segala sesuatu yang kita ketahui adalah
keliru
Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan menerima sensasi,
sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas.
Karena kita harus memahami realita melalui saluran-saluran yang sedemikian
terbatas, kita terpaksa menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui
adalah keliru. Kunci pemrosesan informasi sensorik dan interpretasi kognitif
terletak pada proses pengabstraksian informasi.
Pandangan kita mengenai dunia ditentukan oleh gabungan dari ap yang kita
ketahui dengan apa yang kita indra.

Rentang Perseptual
Jumlah informasi yang dapat kita pahami dalam periode pemaparan yang
singkat disebut rentang perseptual(perceptual span), yang merupakan suatu
komponen awal dalam pembrosesan informasi.
Kita memiliki sebuah penyimpanan sensorik yang mampu mengambil
keputusan dengan cepat berdasarkan pemaparan singkat terhadap suatu
kejadian.
Penyimpanan Ikonik
Kemampuan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu
singkat disebut sebagai memori icon. Meskipun memori ikonik memang
melibatkan penyimpanan, penemuan-penemuan terbaru menunjukkan bahwa
memori ikonik terpisah dari proses-proses kognitif tingkan tinggi(atensi). Banyak
peneliti menemukan informasi yang di indra direpresentasikan dengan akurat
dalam memori ikonik, namun menghilang dengan cepat jika tidak dikirim
ketahap pemrosesan selanjutnya.
Penyimpanan ekhoik
Seperti penyimpanan ekonik yang berfungsi menyediakan waktu
tambahan untuk mengamati stimoli yang menghilang dari penglihatan,
penyimpanan ekhoik memberikan waktu tambahn bagi kita untuk mendengarkan
pesan.
Kegunaan
penyimpanan
ekhoik
menjadi
jelas
apabila
kita
mempertimbangkan kerumitan proses dalam memahami sebuah pembicaraan
sederhana. Informasi yang terkandung dalam satu bagian kecil percakapan,
misik, tidak akan bermakana kecuali ditempatkan dalam kontek yang tepat
bersama suar-suara yang lain. Penyimpanan ekhoik berfungsi sebagai lem yang
secara singkat menyimpan informasi auditorik sehingga seluruh informasi
auditorik dapat dipahami.
Fungsi penyimpanan sensorik

Informasi sensorik yang terus menerus menstimulasi sistem saraf


kitajumlahnya jauh melebihi kemampuan sistem kognitif tingkat tinggi untuk
memproses informasi, sehingga hanya sedikit informasi, sehingga hanya sedikit
insyarat sensorik yang dapat dipilih untuk pembrosesan lebih lanjut.
Penting bagi sistem sensorik untuk menyimpan informasi selama
beberapa saat sehingga pembrosesan lebih lanjut terhadap item-item yang
berhubungan dapat dilaksanakan. Misalnya dalam membacakesan yang akurat
terhadap huruf dan kata-kata diperlukan untuk pemahaman, dan dalam
mendengar. Mulai dari memahami percakapan hingga mengapresiasi musik,
proses kognitif melibatkan perekaman sinyal-sinyal auditorik yang sesuai aslinya.
Penyimpanan informasi sensorik lainnya memberikan kita kesempatan
untuk memilih hanya informasi yang akan diproses lebih lanjut. Penyimpanan
sensorik memberikan kita waktu untik memilih hanya stimuli terpenting yang
akan diproses lebih lanjut, sehingga akhirnya kita bisa mengambil tindakan
nyata.
ATENSI
pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap
sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah
intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar
kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif.
Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama:

kapasitas pembrosesan dan atensi selektif

tingkat rangsangan

pengendalian atensi

kesadaran

neurosains kognitif
Kapasitas neurologis kita terlalu terbatas untuk mendeteksi jutaan
stimuli eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli tersebut dapat terdeteksi,
otak kita tidak akan sanggup memproses jutaan stimuli, sebab kapasitas
pembrosesan informassi pun terbatas.
Lima isu terkait atensi di ilustrasikan sebagai berikut:
a.
kapasitas pembrosesan dan selektifitas. Kita dapat memperhatikan
sejumlah stimuli eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh
stumuli yang ada.
b.
Kendali. Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
c.
Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses
yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat
dilakukan saecara otomatis.
d.
Neurosains kognitif. Otak dan sistem saraf pusat adalah pendukung
anatomis bagi atensi, sebagai man kognisi.
e.
Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.
Beberapa bidang penting terkait atensi:

Kesadaran
Kesadaran mempengaruhi pikiran dan persepsi, sedangkan ketidaksadaran
mempengaruhi ketakutan dan hasrat tidak senonoh.

Persepsi subliminal
di bawah ambang batas sensorik, atau tidak dapat diindra. Persepsi
subliminal sering kali mengacu pada stimuli yang berada diatas limen(artinya
dapat dideteksi oleh indra), namun tidak memasuki kesdaran

Lokasi filter
Model-model atensi kontemporer berfokus pada tempat informasi diseleksi
dalam proses kognitif. Teori-teori filter umumnya berisi gagasan bahwa manusia
tidak menyadari keberadaan sinyal-sinyal pada tahap-tahap awal pemrosesan

informasi, namun setelah melalui sejumlah keputusan atau penyeleksian,


sejumlah sinyal dikirimkan ketahap pemrosesan selanjutnya.
Kapasita Pembrosesan dan Atensi Kolektif
Fakta bahwa kita secara selektif memilih hanya sebagian kecil stimuli dari
seluruh stimuli yang ada di sekeliling kita. Selektifitas ini dipandang sebagai
akibat kurangnya kapasitas saluran, yakni ketidakmampuan kita memproses
seluruh stimuli sensorik secara bersamaan. Gagasan ini menyarankan bahwa
terdapat suatu kondisi kemacetan (bottleneck) pada suatu tahap pemrosesan
informasi, yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis.
Atensi selektif yaitu mengarahkan atensi kita, memproses informasi yang
paling kita perhatikan, dan mengabaikan informasi yang lain.
Sinyal-sinyal Auditori
Berbeda dengan mata yang mengirimkan informasi ke kedua hemisfer
kontralateral(telinga kiri menyampaikan informasi ke hemisfer kanan dan
sebaliknya). Meskipun kedua telinga kita menerima informasi secara bersamaan,
otak secara otomatis menyesuaikan perbedaan tentang rentang waktu tersebut
dengan menggabungkan keduan input pendengaran tersebut menjadi sebuah
sinyal tunggal.
Kebutuhan untuk memusatkan perhatian pada satu pesan adalah
kebutuhan yang kuat, dan dengan kecualian pesan-pesan yang spesial, orang
umumnya memusatkan perhatian hanya pada satu pesan dan mengabaikan
pesan lainnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kedua telinga tidak
mendapatkan stimulasi seimbang dalam tataran sensorik(kedua telinga memiliki
kemampuan yang seimbang dalam menerima sinyal-sinyal sensorik)
Model-Model Atensi Selektif

Penyaringan: broad bant


Model penyaringan ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang
menyatakan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang
tersedia. Broad bant memberikan argumen bahwa pesan-pesan yang dikirimkan
melalui saraf tertentu di bedakan berdasarkan:
a.
Serabut saraf yang distimulasi
b.
Jumlah inpuls syaraf yang dihasilkan
Broad bant dan rekan-rekanya berjasa mengembangkan konsep tentang memori.
Kita semua menyimpan memori tentang peristiwa=peristiwa masa lalu misalnya
ingatan tentang anggota keluarga, pengalaman masa lalu dan sebagainya.
Meskipun demikian, dalm setiap waktu kita hnaya mampu mengingat sebagian
kecil memori tersebut.

Atenuasi: treisman
Treismant mengajukan gagasan bahwa dalam kamus partisipan( penyimpanan
kata dalam memori), beberapa data atau kalimat memiliki ambang aktifasi yang
lebih rendah. Beberapa kata atau bunyi penting, seperti nama diri sendiri atau
tangisan anak, dapat dikenali jauh lebih mudah daripada sinyal-sinyal yang
kurang penting.
Penyaringan tingkat pertama mengevaluasi sinyal berdasarkan karakteristik fisik
kasar dan selanjutnya penyaringan-penyaringan yang lebih canggih
mengevaluasi sinyal berdasarkan makna.
Atensi Visual
Treismant dan julesz mengajukan hipotesis bahwa dua proses yang
berbeda bekerja dalam atensi visual. Dalam tahap pertama, terdapat proses
awal, proses praatentive yang memindai medan penglihatan dan dengan cepat
mendeteksi ciri-ciri utama objek, seperti ukuran, warna, aurentasi(arah),
gerakan. Kemudian, menurut treismant ciri-ciri yang berbeda tersebut disandikan
dalam peta fiktur yang terletak di area-area berbeda di korteks.
Pemrosesan Otomatis

1.
2.

Stetiap orang menghadapi stimuli tak terhitung jumlahnya saat secara


bersamaan melakukan beberapa tugas sekaligus. Aktivitas-aktivitas yang telah
kita latih (sering kita lakukan) akhirnya menjadi otomatis sehingga memerlukan
sedikit atensi.
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti oleh posner dan Snyder
yang menyebutkat 3 karakteristiknya:
Pemrosesan otomatisterjadi tanpa ada niat
sadar
Pemrosesan otomatis tersembunyi dari
kesadaran
Pemrosesan otomatis menggunakan hanya
sedikit/ bahkan tidak ada sumber daya sadar.
Pandangan Neurosains kognitif tentang atensi
Atensi dan Otak Manusia
Hubungan antara atensi dan otak manusia pada mulanya diselidiki
melalui studi terhadap defenisi atensi yang terjadi aren cidera otak. Lebih jauh
lagi, terdapat sejumlah teknik yang dapat dipilih oleh psikologi kognitif dan ilmu
otak, yang tidak mengharuskan subjek penelitianya berada dalam keadaan tidak
bernyawa dsb. Fokus dari upaya modern tersebut berada di bidang penelitian
dan diagnosis.
Ada upaya menemukan korelasi antara struktur biografi otak dan prosesproses atensi.
Teknik-teknik yang dikembangkan di laboratorium kognitif digunakan sebagai
alat uji diagnostik dan digunakan untuk menyelidiki senyawa farmakologis yang
berperan mempengaruhi proses atensi.

Atensi dan PET


Penelitian masa kini tentang atensi dilakukan menggunakan teknologi pencitraan
otak terutama PET
DAFTAR

PUSTAKA

Solso, Robert L, dkk. 2009. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga

KESEHATAN
MENTAL
SISWA
DAN
IMPLIKASINYA
TERHADAP
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Kesehatan mental telah lama menjadi perhatian umat manusia. Jauh
sebelum kaum akademisi berusaha meneliti dan menangani problem kesehatan
mental, masyarakat awam sudah melakukan usaha-usaha penanganannya
sejalan dengan kemampuan mereka. Kesehatan mental itu memang bukan
masalah yang baru karena merupakan kebutuhan dasar manusia.
Kesehatan fisik maupun kesehatan mental adalah sama-sama penting
diperhatikan.Tiadanya perhatian yang serius pada pemeliharaan kesehatan
mental di masyarakat ini menjadikan hambatan tersendiri bagi kesehatan secara
keseluruhan. Hanya saja karena faktor keadaan, dalam banyak hal kesehatan
secara
fisik
lebih
dikedepankan
dibandingkan
kesehatan
mental.
Mengingat pentingnya persoalan kesehatan mental ini, banyak bidang ilmu
khususnya yang mempelajari persoalan perilaku manusia. Berbagai bidang ilmu
yang memberi porsi tersendiri bagi studi kesehatan mental diantaranya dunia
kedokteran, pendidikan, psikologi, studi agama, dan kesejahteraan sosial.

Kesehatan mental disadari telah memiliki kontribusi bagi pengembangan dan


penerapan bidang ilmu yang dipelajari. Hal ini karena manusia tidak dapat
dilepaskan
dari
aspek
kesehatan
mental.
Setiap manusia memiliki gaya dan ciri masing-masing dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak semua orang memiliki seluruh kriteria untuk dapat disebut
sebagai orang yang memiliki mental yang sehat karena setiap orang mungkin
memiliki sifat tertentu yang dicirikan sebagai mental tidak sehat.
Kehidupan masyarakat modern yang cenderung mengutamakan individualism,
materialism, hedonism, comersialism, dan competitive semakin memicu individu
mengalami ketegangan dan stress. Pesatnya arus urbanisasi, pembangunan, dan
industrialisasi juga menyebabkan masyarakat menjadi semakin kompleks, rawan
frustasi dan konflik. Krisis kebudayaan dan krisis ideologi menyebabkan perilaku
manusia banyak mengalami penyimpangan. Ketegangan batin akan
mengakibatkan rasa permusuhan, agresivitas meningkat dan temperamental,
rasa rendah diri, ketakutan, gangguan emosional, dan sakit mental.
Menurut Daradjat (2001:9) kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua
faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal Yang termasuk faktor internal
antara lain: kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi
psikologis, keberagamaan, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan
hidup, dan keseimbangan dalam berfikir. Adapun yang termasuk faktor eksternal
antara lain: keadaan ekonomi, budaya, dan kondisi lingkungan, baik lingkungan
keluarga,
masyarakat,
maupun
lingkungan
pendidikan.
Perubahan sosial dan masa transisi yang bergejolak karena krisis moral terjadi di
berbagai tempat tidak terkecuali merambah di dunia pendidikan di Indonesia.
Sebagai contoh kasusuntuk tidak bermaksud menjeneralisir, munculnya
fenomena kondisi mental siswa yang sakit dimanifestasikan dengan rasa
permusuhan, dalam bentuk tingkah laku yang mengganggu orang tua, guru dan
masyarakat luas. Siswa yang sangat agresif di sekolah sering menantang
temannya untuk bergulat, merusak fasilitas sekolah, melakukan tawuran,
pemerkosaan, dan tindakan negatif lainnya. Sekolah sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang masih dipercaya masyarakat, tentu tidak boleh tinggal diam
untuk secara terprogram dan berkelanjutan memaksimalkan tugas pokok, fungsi
dan perannya dalam mewujudkan peserta didik yang benar-benar sehat mental
dan sekaligus melakukan tindakan preventif dan kuratif untuk mencegah
timbulnya
gangguan
mental
siswa.
Berangkat dari latarbelakang tersebut makalah ini akan membahas tentang
kesehatan mental yang meliputi: konsep dasar, ciri-ciri orang yang bermental
sehat dan tidak sehat, macam-macam mental tidak sehat, dan implikasi
kesehatan
mental
bagi
penyelenggaraan
pendidikan
di
sekolah.

Konsep
dasar
Kesehatan
Mental
dan
Mental
Sehat
Secara etimologis, Mental Hygiene berasal dari kata mental dan hygiene. Kata
mental berasal dari kata latin mens atau mentis artinya jiwa, nyawa,
sukma, roh, semangat. Dalam bahasa Yunani, kata hygiene berarti ilmu
kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu
kesehatan mental). Mental hygiene sering disebut pula psiko-hygiene. (Yusak
Burhanuddin,
1999:
9).
Menurut Kartini Kartono (2000: 3), mental hygiene atau ilmu kesehatan mental
adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan
mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, dan

berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan


kesehatan
jiwa.
Definisi di atas menunjukkan bahwa kondisi mental yang sakit pada masyarakat
dapat disembuhkan apabila mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan mental tersebut melalui pendekatan hygiene mental.
Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental dalam perspektif
psikologi
dapat
dipahami
dari
definisi-definisi
berikut
:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan
penyakit
jiwa
(neurosis
dan
psikosis).
2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang
lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Pengertian ini lebih luas
dan umum, karena telah dihubungkan dengan kehidupan sosial secara
menyeluruh. Dengan kemampuan penyesuaian diri, diharapkan akan
menimbulkan
ketentraman
dan
kebahagiaan
hidup.
3. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa
serta mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi,
serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
4. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan potensi, bakat dan pembawaan semaksimal mungkin, sehingga
membawa kebahagiaan diri dan orang lain, terhindar dari gangguan dan
penyakit
jiwa
(Darajat,
1994:11-14).
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa,
mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan
kegoncangan-kegoncangan, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa
dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensipotensi yang ada semaksimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai