Anda di halaman 1dari 6

Tugas Keperawatan Jiwa

Nama : Reza Ferdiansyah

Nim : Po7120318049

Pengertian Defence Mechanism

Defence mechanism dapat diartikan sama dengan mekanisme pertahanan


diri yaitu bagaimana sebagian cara individu mereduksi perasaan tertekan,
kecemasan, stres atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme
pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak Freud
(1992) dalam Herdina (2009) menggambarkan mekanisme pertahanan diri
sebagai proses psikologis yang tidak disadari saat ada perasaan untuk
membohongi diri sendiri tentang kemungkinan adanya bahaya. Defence
mechanism adalah cara yang digunakan seseorang agar dapat beradaptasi
untuk menghilangkan stress dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
didalamnya kemampuan manusia dalam perubahan pertukaran sikap,
pikiran, proses memperoleh informasi, pengetahuan dan ingatan (Haber &
Runyon, 1984).

Menurut Stuart dan Sundeen (1999) mekanisme pertahanan diri adalah


setiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres termasuk upaya
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri. Menurut Keliat (1999) defence adalah cara yang
dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri
dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam.
Sedangkan menurut Lazarus (1984), defence adalah perubahan kognitif dan
perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan
atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.

Dengan demikian defence mechanism merupakan suatu proses dimana


individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang
menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara
melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa
aman dalam dirinya.

Fungsi Defence Mechanism

Menurut Stuart dan Sundeen (1995) individu dapat mengatasi stres dan
ansietas dengan menggerakkan sumber defence di lingkungan. Sumber
defence tersebut sebagai modal ekonomik, kemampuan penyelesaian
masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya. Jadi fungsi mekanisme
defence adalah untuk mengatasi atau melindungi diri dari serangan atau hal-
hal yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan.

Selain itu mekanisme defence juga bermanfaat untuk menambah rasa


memiliki kontrol terhadap situasi-situasi yang mencemaskan dan berupaya
mengurangi perasaan takut terhadap orang yang tidak dikenal (Friedman,
1998).

Jenis-jenis Mekanisme Pertahanan Diri (Defence Mechanism) menurut


Sigmund Freud :

1. Represi
Represi merupakan upaya meredam suatu dorongan yang dihasilkan
oleh id dimana ego merasa terancam kemudian dorongan tersebut ditekan
ke dalam alam bawah sadar manusia sehingga tidak memungkinkan orang
yang bersangkutan dapat mengolahnya secara rasional. Contoh: seorang
pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan dan karena
guncangan atau kesedihan luar biasa, pemuda tersebut merepresikan
ingatannya dan tampak seperti pemuda tersebut “lupa”.

2. Regresi
Regresi adalah keadaan dimana seseorang mundur secara mental ke
tahap perkembangan sebelumnya. Hal ini dilakukan karena seseorang tidak
sangguo atau mengalami kesulitan untuk maju ke tahap perkembangan
selanjutnya dan kurang matang dalam beradaptasi. Contoh: seorang pria
paruh baya yang tidak merasa dirinya semakin tua, kembali ke fase phallic
sehingga ia menunjukkan kegenitan dan seductiveness.

3. Displacement
Displacement merupakan tindakan pengalihan objek sasaran atau
seseorang untuk memuaskan kebutuhan yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan kepada objek atau orang lain. Contoh: seseorang sangat marah
atas penghinaan yang dilakukan atasannya dan untuk melampiaskannya, ia
memarahi bawahannya

4. Reaksi Formasi/Pembentukan Reaksi


Pembentukan reaksi merupakan dorongan-dorongan yang ditekan ke
dalam alam bawah sadar manusia dapat menembus alam sadar dengan
melakukan hal yang bertolak belakang dengan dorongan tersebut. Contoh:
seorang ibu yang tak menginginkan anak dalam kandungannya kemudian
dalam membesarkannya, ia memberi perhatian yang berlebihan.

5. Sublimasi
Sublimasi adalah mengubah atau mentransformasikan dorongan-dorongan
primitif yang tidak dapat diterima norma dan masyarakat luas menjadi
dorongan atau aktivitas yang sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku.
Contoh: seseorang yang karena norma memandang berkelahi adalah
perbuatan buruk, memilih untuk menjadi petinju.

6. Kompensasi
Kompensasi adalah upaya mengatasi suatu kekurangan dalam suatu
bidang dengan cara mengupayakan kelebihannya di bidang lain. Contoh:
seorang anak yang tidak pintar di bidang akademik, lebih menonjolkan
kelebihannya menjadi atlet basket.

7. Denial
Penyangkalan menjadi tindakan menolak untuk mengakui adanya stimulus
yang menjadi penyebab terjadinya rasa cemas. Jika individu menolak tentang
kenyataan, maka ia akan beranggapan jika hal tersebut tidak ada atau menolak
pengalaman yang tidak menyenangkan agar bisa melindungi dirinya sendiri.
Contohnya seorang anak yang divonis menderita kanker namun saat ia
bertanya pada orang tua, maka orang tuanya akan berkata jika ia hanya sedang
mengalami sakit biasa yang bisa sembuh hanya dengan minum obat. Orang
tua akan berusaha untuk menyangkal kenyataan yang terjadi agar tidak
menyebabkan kecemasan sehingga ia akan berbohong untuk dirinya sendiri
sebagai cara menghilangkan rasa takut berlebihan.

8. Identifikasi
Usaha mempersamakan diri sendiri dengan seseorang yang dianggap sukses
dalam hidupnya. Mengasosiasikan diri secara akrab dengan satu kelompok
atau satu sebab.
Contohnya karena gagal dalam memperoleh pekerjaan, maka individu tersebut
mengidentifikasi dirinya dengan tokoh ataupun idola yang sukses.

9. Intelektualisasi
Jika seorang individu memakai mekanisme pertahanan diri intelektualisasi,
maka nantinya indivdu tersebut akan menghadapi sebuah situasi yang
semestinya bisa menimbulkan perasaan sangat tertekan dengan cara analitik,
intelektual dan juga agar menjauh dari sebuah persoalan.
Individu akan menghadapi sebuah situasi yang lebih bermasalah sehingga
situasi tersebut akan menjadi pelajaran atau karena individu tersebut ingin
mengetahui apa yang sebenarnya sehingga tidak terlalu terlibat dalam
persoalan tersebut secara emosional.
Dengan mekanisme intelektualisasi tersebut, individu bisa mengurangi
pengaruh tidak menyenangkan untuk dirinya sendiri sebagai cara mengatasi
stres dan depresi dan sekaligus memberikan kesempatan untuk dirinya agar
lebih bisa meninjau masalah lebih obyektif.

10. Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri saat impuls mengakibatkan
kecemasan diluapkan dengan mengalihkan rasa cemas tersebut pada orang
lain. Akan tetapi, proyeksi ini berbeda dengan pengalihan atau displacement.
Contohnya seorang pria yang menyukai seorang wanita, namun ketika pria
tersebut ditanya oleh sahabatnya, maka pria itu akan berkata jika perempuan
tersebut yang menyukai dirinya dan berusaha untuk mendapatkan dirinya
dimana ia sedang berusaha untuk memproyeksikan rasa cemas yang sedang
dihadapi.

11. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan diri dimana individu akan
berusaha untuk mencari alasan yang baik demi menjelaskan ego dan jenis
emosi yang dimiliki. Rasionalisasi ini nantinya akan membantu individu
tersebut untuk membenarkan tingkah laku spesifik sekaligus melemahkan rasa
kekecewaan yang terjadi.
Contohnya seorang murid yang datang telat ke sekolah dan saat ditanya oleh
guru maka ia akan berkata jika terjebak kemacetan. Namun, hal yang
sebenarnya terjadi adalah ia telat bangun tidur dan memakai alasan kemacetan
tersebut sebagai sebuah bentuk agar bisa diterima akal atau rasional.

12. Fantasi
Fantasi yang mungkin sedang dialami individu, maka akan sering merasa
seperrti mencapai sebuah tujuan, cara menghilangkan beban pikiran dan bisa
menghindarkan dirinya sendiri terhadap hal yang kurang menyenangkan yang
akhirnya menyebabkan rasa cemas dan frustasi bisa terjadi.
Individu nantinya akan sering melamun tentang banyak hal dan terkadang
akan menemukan jika lamunan yang dikreasikan jauh lebih menarik
dibandingkan dengan kenyataan yang sedang terjadi. Namun, jika fantasi
memang dilakukan dalam batasan yang normal dan berada dibawah
pengendalian kesadaran baik, maka fantasi bisa berbuah sehat untuk
mengatasi stres yang cukup membantu.

13. Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang
menghadapi sebuah kondisi tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas
sehingga ia tidak lagi bisa untuk menghadapi hal tersebut. Hal ini nantinya
membuat perkembangan normal terhambat baik untuk sementara bahkan
untuk selamanya atau permanen.
Fiksasi ini bisa membuat individu menjadi sangat tergantung dengan individu
lainnya sebagai cara membahagiakan diri sendiri. Sebagai contoh, seorang
anak remaja yang diperintahkan orang tua untuk mencari sebuah pekerjaan
sehingga membuat remaja tersebut berpikir jika nantinya akan ada masalah
baru yang muncul khususnya dari dalam diri sesudah ia bekerja nanti.
Seperti contohnya mendapat komplain dari atasan, pekerjaan tidak diterima,
mendapat penghinaan karena pekerjaan yang tiak berkualitas dan sebagainya.
Hal tersebut nantinya akan membuat remaja tersebut terfikasi yang akhirnya
membuat ia tidak lagi mau bekerja baik untuk sementara maupun selamanya.

14. Negativisme
Proses seseorang menggunakan emosi dalam bentuk ego diri sendiri yang
kemudian akan dianggap sebagai unsur kepribadian diri sendiri.
Sebagai contoh, Anak yang sedang kesal dengan temannya kemudian
memukuli dirinya sendiri untuk melampiaskan kekesalannya tersebut.

Daftar Pustaka

7 Mekanisme Pertahan Diri Menurut Sigmund Freud. READS.


Retrieved 8 April 2020, from
https://deebacalah.blogspot.com/2014/01/7-mekanisme-
pertahan-diri- menurut.html?m=1.
14 Jenis Mekanisme Pertahanan Diri Paling Umum. DosenPsikologi.com.
(2018).
Retrieved 8 April 2020, from
https://www.google.co.id/amp/s/dosenpsikologi.com/jenis-
mekanisme- pertahanan-diri/amp.

Anda mungkin juga menyukai