1. Represi (Repression)
Represi adalah mekanisme pertahanan yang paling dasar, karena saling terlibat
satu sama lain. Menurut Freud, kapanpun ego terancam oleh impuls id yang tidak
diinginkan, ia melindungi dirinya sendiri dengan menekan dorongan-dorongan atau
keinginan-keinginan yang menjadi penyebab perasaan kecemasan tersebut ke alam
bawah sadar.
Contohnya: Seorang anak bermimpi jika ibunya meninggal, maka ini bisa menyebabkan
timbul rasa cemas dalam diri anank itu. Agar rasa cemas itu hilang, maka ia menekannya
dengan menutupi apa yang ia cemaskan dan selalu berfikiran positif dan beranggapan jika
hal buruk yang ia pikirkan tidak akan menjadi kenyataan.
2. Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah mekanisme pertahanan diri saat impuls mengakibatkan
kecemasan diluapkan dengan mengalihkan rasa cemas tersebut pada orang lain. Atau bisa
juga diartikan sebagai ketika dorongan internal memicu terlalu banyak kecemasan, ego
dapat mengurangi kecemasan itu dengan menghubungkan dorongan yang tidak
diinginkan ke objek eksternal, biasanya orang lain.
Contohnya: seorang murid yang malas tidak lulus ujian, lalu murid itu melakukan
proyeksi bahwa ia tidak lulus itu karena guru yang mengajar sentiment bukan karena
malas. Proyeksi ini bekerja dengan mengekspresikan keinginan atau dorongan hati kita,
namun dengan cara yang tidak dikenali oleh ego untuk mengurangi kecemasan.
5. Fiksasi (Fixation)
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang menghadapi
sebuah kondisi tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas sehingga ia tidak lagi
bisa untuk menghadapi hal tersebut.
Contohnya: Orang tua yang memaksa anaknya untuk menuruti kemauannya untuk
menjadi dokter, tetapi sang anak tidak bisa atau gagal untuk menjadi dokter. Sang anak
mendapatkan penghinaan padahal sang anak sudah berusaha keras. Hal ini nantinya akan
membuat sang anak tersebut terfiksasi yang akhirnya membuat ia tidak lagi mau berusaha
dengan baik untuk sementara maupun selamanya.
6. Regresi (Regression)
Regresi adalah keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih
awal dan kurang matang dalam adaptasi. Atau bisa diartikan keadaan yang
terjadi jika individu mendapat tekanan yang kembali ke perilaku khas individu yang lebih
muda. Nantinya, individu tersebut akan memberikan respon seperti layaknya individu
yang usianya lebih muda.
Contohnya: Seorang anak yang merasa cemas kasih saying orang tuanya direbut oleh
adiknya yang baru lahir, lalu sang anak menunjukan respon menghisap ibu jarinya dan
menjadi sering mengompol. Regresi ini terjadi karena anak tersebut menganggap jika
kelahiran sang adik sebagai sebuah krisis untuk dirinya sendiri.
7. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan diri dimana individu akan berusaha
untuk mencari alasan yang baik demi menjelaskan ego dan jenis emosi yang dimiliki
untuk menghindari alasan sebenarnya untuk perilaku tersebut.
Contohnya: Saat mahasiswa telat masuk class saat pembelajaran daring di google meet,
saat ditanya oleh dosen mengapa ia telat mahasiswa itu menjawab karena kendala
koneksi internet padahal sebenarnya karena telat bangun tidur. Mahasiswa itu memakai
alasan tersebut sebagai sebuah bentuk agar bisa diterima akal atau rasional.
8. Sublimasi (Sublimation)
Sublimasi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang menunjukkan untuk
mencegah atau meredakan kecemasan dengan mengubah dan menyesuaikan hal buruk
yang ia miliki menjadi hal yang lebih bermanfaat dan dapat diterima orang lain.
Contohnya: Seseorang yang senang berkelahi memilih untuk menjadi petinju karena
norma memandang berkelahi adalah sesuatu yang buruk.
9. Identifikasi (Identification)
Identifikasi adalah keadaan dimana seseorang mempertinggi harga dirinya dengan
mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (biasanya seorang idola atau figur).
Contohnya: Seorang laki-laki yang gagal mendapatkan pekerjaan maka individu tersebut
mengidentifikasi dirinya dengan tokoh ataupun idola yang sukses. Yang bertujuan untuk
memberikan kepuasan semu dan didorong oleh ambisi untuk meningkatkan harga diri.