Anda di halaman 1dari 4

14 Jenis Mekanisme Pertahanan Diri Paling Umum

Freud merupakan seorang pendiri aliran psikoanalisis dalam ilmu psikologi yang memakai
istilah mekanisme pertahanan diri atau defence mechanisme untuk sebuah proses yang
terjadi secara tidak sadar dalam melindungi individu sebagai cara menghilangkan
kecemasan lewat putar balik fakta. Sebenarnya, jenis strategi yang dipakai ini tidak merubah
objektif berbahaya namun hanya mengubah bagaimana cara pandang individu dalam
memikirkan sebuah masalah. Dalam ulasan kali ini, kami akan memberikan beberapa jenis
mekanisme pertahanan diri yang umumnya dilakukan individu khususnya pada remaja yang
sedang mengalami masalah berhubungan dengan kedewasaan.

1. Represi atau Repression


Represi merupakan cara seseorang untuk menahan furstasi yang sedang dirasakan, mimpi
buruk, konflik batin, masalah keuangan dan masalah lain yang bisa menyebabkan
kecemasan. Seseorang nantinya akan berusaha untuk merepresikan perasaan dengan cara
lebih banyak berbicara tentang berita baik dibandingkan berita buruk dan selalu menekankan
hal hal positif dibandingkan negatif.

Contoh dari resepsi adalah saat seseorang bermimpi jika seseorang yang berarti dalam
hidupnya meninggal, maka ini bisa menyebabkan rasa cemas dalam diri orang tersebut.
Agar rasa cemas tersebut bisa ditekan, maka ia akan menutupinya dengan selalu berpikir
positif dan beranggapan jika hal buruk yang ia pikirkan tidak akan menjadi kenyataan.

2. Pembentukan Reaksi atau Reaction Formation


Seseorang akan membentuk sebuah reaksi pada saat sedang menyembunyikan perasaan
atau motif yang sebenarnya sedang terjadi sekaligus memperlihatkan mimik yang berbeda
dengan ekspresi sebenarnya. Sigmund Freud beranggapan jika bentuk macam macam sifat
manusia dan reaksi dipakai individu yang terlihat bermoral namun sebenarnya sedang
berusaha untuk melawan ketidakmoralan yang sedang dialami.
Sebagai contoh, seorang pemuka sedang ceramah tentang seks bebas di kalangan remaja
namun sebenarnya ia sendirilah yang melakukan hal tersebut. Pembentukan reaksi ini
menjadi jenis mekanisme pertahan diri yang biasanya sangat banyak digunakan oleh masing
masing individu.

3. Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang menghadapi sebuah
kondisi tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas sehingga ia tidak lagi bisa untuk
menghadapi hal tersebut. Hal ini nantinya membuat perkembangan normal terhambat baik
untuk sementara bahkan untuk selamanya atau permanen.

Fiksasi ini bisa membuat individu menjadi sangat tergantung dengan individu lainnya
sebagai cara membahagiakan diri sendiri. Sebagai contoh, seorang anak remaja yang
diperintahkan orang tua untuk mencari sebuah pekerjaan sehingga membuat remaja
tersebut berpikir jika nantinya akan ada masalah baru yang muncul khususnya dari dalam
diri sesudah ia bekerja nanti.
Seperti contohnya mendapat komplain dari atasan, pekerjaan tidak diterima, mendapat
penghinaan karena pekerjaan yang tiak berkualitas dan sebagainya. Hal tersebut nantinya
akan membuat remaja tersebut terfikasi yang akhirnya membuat ia tidak lagi mau bekerja
baik untuk sementara maupun selamanya.

4. Pengalihan atau Displacement


Pengalihan atau displacement adalah sebuah bentuk pertahanan diri dalam menghadapi
anxientas dengan cara memindahkan objek yang mengancam menuju objek lebih aman .
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mendapat teguran dari dosen karena tidak
mengumpulkan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan. Hal ini akan membuat
mahasiswa mencoba mengalihkan perhatian untuk melampiaskan amarahnya dan emosi
dalam psikologi baik dengan bermain atau melakukan sesuatu hal yang disenangi.
Inti dari pengalihan ini adalah berusaha mencari sebuah objek untuk meluapkan amarah,
rasa takut, cemas dan sebagainya pada individu atau sesuatu yang lain.

5. Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri saat impuls mengakibatkan kecemasan
diluapkan dengan mengalihkan rasa cemas tersebut pada orang lain. Akan tetapi, proyeksi
ini berbeda dengan pengalihan atau displacement. Sebagai contoh, seorang pria yang
menyukai seorang wanita, namun ketika pria tersebut ditanya oleh sahabatnya, maka pria itu
akan berkata jika perempuan tersebut yang menyukai dirinya dan berusaha untuk
mendapatkan dirinya dimana ia sedang berusaha untuk memproyeksikan rasa cemas yang
sedang dihadapi.

6. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan diri dimana individu akan berusaha untuk
mencari alasan yang baik demi menjelaskan ego dan jenis emosi yang dimiliki. Rasionalisasi
ini nantinya akan membantu individu tersebut untuk membenarkan tingkah laku spesifik
sekaligus melemahkan rasa kekecewaan yang terjadi.
Sebagai contoh, Seorang murid yang datang telat ke sekolah dan saat ditanya oleh guru
maka ia akan berkata jika terjebak kemacetan. Namun, hal yang sebenarnya terjadi adalah
ia telat bangun tidur dan memakai alasan kemacetan tersebut sebagai sebuah bentuk agar
bisa diterima akal atau rasional.

7. Menyangkal Kenyataan atau Denial


Penyangkalan menjadi tindakan menolak untuk mengakui adanya stimulus yang menjadi
penyebab terjadinya rasa cemas. Jika individu menolak tentang kenyataan, maka ia akan
beranggapan jika hal tersebut tidak ada atau menolak pengalaman yang tidak
menyenangkan agar bisa melindungi dirinya sendiri.

Sebagai contoh, seorang anak yang divonis menderita kanker namun saat ia bertanya pada
orang tua, maka orang tuanya akan berkata jika ia hanya sedang mengalami sakit biasa
yang bisa sembuh hanya dengan minum obat. Orang tua akan berusaha untuk menyangkal
kenyataan yang terjadi agar tidak menyebabkan kecemasan sehingga ia akan berbohong
untuk dirinya sendiri sebagai cara menghilangkan rasa takut berlebihan.
8. Regresi
Regresi adalah respon umum untuk individu yang sedang berada dalam frustasi anak atau
juga bisa terjadi jika individu mendapat tekanan yang kembali ke metode perilaku khas untuk
individu yang lebih muda. Nantinya, individu tersebut akan memberikan respon seperti
layaknya individu yang usianya lebih muda.
Contohnya, Seorang anak yang baru saja mengetahui jika adiknya baru saja dilahirkan,
maka ia akan memperlihatkan beberapa respon seperti menghisap tangannya atau
mengompol meski hal tersebut sebenarnya sudah tidak pernah lagi dilakukan yang juga
menjadi salah satu fakta kepribadian anak pertama. Regresi ini terjadi karena anak tersebut
menganggap jika kelahiran sang adik sebagai sebuah krisis untuk dirinya sendiri.
Dengan regresi atau kemunduran tersebut, maka individu bisa melarikan diri dari keadaan
yang tidak begitu menyenangkan dan kembali lagi ke masa sebelumnya dimana ia
merasakan penuh kasih sayang dan juga rasa aman atau individu memakai regresi karena
belum bisa belajar tentang respons yang lebih efektif untuk menghadapi sebuah masalah
dan sedang berusaha untuk mencari perhatian.

9. Fantasi
Fantasi yang mungkin sedang dialami individu, maka akan sering merasa seperrti mencapai
sebuah tujuan, cara menghilangkan beban pikiran dan bisa menghindarkan dirinya sendiri
terhadap hal yang kurang menyenangkan yang akhirnya menyebabkan rasa cemas dan
frustasi bisa terjadi.
Individu nantinya akan sering melamun tentang banyak hal dan terkadang akan menemukan
jika lamunan yang dikreasikan jauh lebih menarik dibandingkan dengan kenyataan yang
sedang terjadi. Namun, jika fantasi memang dilakukan dalam batasan yang normal dan
berada dibawah pengendalian kesadaran baik, maka fantasi bisa berbuah sehat untuk
mengatasi stres yang cukup membantu.

10. Intelektualisasi
Jika seorang individu memakai mekanisme pertahanan diri intelektualisasi, maka nantinya
indivdu tersebut akan menghadapi sebuah situasi yang semestinya bisa menimbulkan
perasaan sangat tertekan dengan cara analitik, intelektual dan juga agar menjauh dari
sebuah persoalan.

Individu akan menghadapi sebuah situasi yang lebih bermasalah sehingga situasi tersebut
akan menjadi pelajaran atau karena individu tersebut ingin mengetahui apa yang
sebenarnya sehingga tidak terlalu terlibat dalam persoalan tersebut secara emosional.

Dengan mekanisme intelektualisasi tersebut, individu bisa mengurangi pengaruh tidak


menyenangkan untuk dirinya sendiri sebagai cara mengatasi stres dan depresi dan
sekaligus memberikan kesempatan untuk dirinya agar lebih bisa meninjau masalah lebih
obyektif.
Mekanisme Pertahanan Diri Lainnya
Selain beberapa bentuk mekanisme pertahan diri yang sudah diulas diatas, masih ada
beberapa bentuk mekanisme pertahan diri lain yang biasa digunakan individu seperti:

 Menghapuskan [undoing]: Mekanisme yang dilakukan individu yang secara simbolis


mengkompensasikan tindakan atau pikiran yang dicap buruk oleh masyarakat atau egonya
sendiri. Sebagai contoh, suami yang selingkuh dan kemudian memberikan banyak hadiah
untuk istrinya agar tidak diketahui.
 Simpatisme: Usaha untuk memperoleh simpati dari orang lain yakni dengan bercerita
tentang segala kesedihan dan kesulitan yang dihadapi. Sebagai contoh, seorang wanita
yang menangis terlalu berlebihan sebagai bentuk ciri ciri depresi berat pada sahabatnya
tentang masalah perselingkuhan yang dilakukan oleh kekasihnya dengan harapan agar
sahabatnya bisa bersimpati kemudian menegur kekasih individu tersebut.
 Sublimasi: Sublimasi adalah kehendak atau pikiran yang sadar namun tidak bisa
diterima masyarakat luas dan disalurkan menjadi aktifitas bernilai sosial. Contohnya,
seseorang yang senang berkelahi kemudian beralih menjadi atlet bela diri.
 Negativisme: Proses seseorang menggunakan emosi dalam bentuk ego diri sendiri
yang kemudian akan dianggap sebagai unsur kepribadian diri sendiri. Sebagai contoh, Anak
yang sedang kesal dengan temannya kemudian memukuli dirinya sendiri untuk
melampiaskan kekesalannya tersebut.

Demikian ulasan dari kami tentang mekanisme pertahanan diri yang paling umum dipakai
masing masing individu sebagai cara untuk mereduksi perasaan diri sendiri seperti tertekan,
cemas dan juga stres baik dilakukan dengan sadar atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai