Anda di halaman 1dari 3

POINTER

RAKOR TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM)


KOTA MOJOKERTO TAHUN 2022
Sabha Mandala Madya, 21 Desember 2022

• Masalah kesehatan jiwa telah menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan di tengah-
tengah masyarakat, baik di tingkat global maupun nasional. Terlebih di masa pandemi COVID-
19, permasalahan kesehatan jiwa akan semakin berat untuk diselesaikan;
• Dampak dari pandemi COVID-19 ini tidak hanya terhadap kesehatan fisik saja, namun juga
berdampak terhadap kesehatan jiwa dari jutaan orang, baik yang terpapar langsung oleh virus
maupun pada orang yang tidak terpapar;
• Masa pandemi COVID-19 telah menyebabkan perasaan kecemasan, ketakutan, tekanan mental
akibat dari isolasi, pembatasan jarak fisik dan hubungan sosial, serta ketidak pastian di
masyarakat dan hal – hal tersebut tentu berdampak terhadap terjadinya peningkatan masalah
dan gangguan kesehatan jiwa di masyarakat;

• “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Atas dasar definisi
“Kesehatan” tersebut diatas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan yang
utuh (holistik) dari unsur “badan” (organobiologi), “jiwa” (psiko-edukatif), “sosial” (sosio-
kultural), yang tidak dititik beratkan pada “penyakit” tetapi pada “kualitas hidup” yang
terdiri dari “kesejahteraan” dan “produktifitas sosial ekonomi”.
• Kesehatan Jiwa adalah bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari Kesehatan dan
unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Upaya
Kesehatan Jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal,
baik intelektual maupun emosional.
• Kesehatan Jiwa ( Mental Health ) adalah “suatu kondisi mental yang sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas
hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupaan manusia”.
• Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
2. Mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar
3. Mampu bekerja secara produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
4. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup
5. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya
6. Merasa nyaman bersama dengan orang lain
• Kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis (serasi), memperhatikan semua segi
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Oleh karena itu,
kesehatan jiwa mempunyai kedudukan yang penting di dalam pemahaman kesehatan,
sehingga tidak mungkin kita berbicara tentang kesehatan tanpa melibatkan kesehatan
jiwa. Seseorang yang sehat jasmani dan rohaninya, sedikit banyak akan menyebabkan
bertambahnya usia harapan hidup orang tersebut.
• Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, diketahui bahwa Prevalensi penduduk
usia lebih dari 15 tahun yang mengalami depresi sebesar 6,1% (12 juta jiwa) dan penduduk
yang mengalami gangguan mental emosional lebih tinggi lagi yakni rata – rata 9,8% (19 juta
jiwa) dan sebagian besar terjadi pada remaja yakni usia 15 – 24 tahun.
• Remaja sebagai kelompok rentan berpotensi mengalami masalah kesehatan jiwa yang tentunya
akan berdampak menurunkan produktivitas yang diikuti dengan beban sosial ekonomi serta
kualitas hidup manusia dan masyarakat.
• Prevalensi orang dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJ) relatif masih rendah, akan tetapi jika
orang dengan masalah kejiwaan tidak segera ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat
maka tentu bisa berlanjut menjadi ODGJ; Sampai dengan saat ini ada 386 pasien ODGJ yang
mendapatkan pelayanan di Faskes yang ada di Kota Mojokerto.

• Masalah kesehatan jiwa di masyarakat sangat luas dan kompleks, bukan hanya
meliputi yang jelas sudah terganggu jiwanya, tetapi juga berbagai problem psikososial,
bahkan berkaitan dengan kualitas hidup dan keharmonisan hidup. Masalah ini tidak
dapat dan tidak mungkin diatasi oleh pihak kesehatan jiwa saja, tetapi membutuhkan
suatu kerjasama yang luas secara lintas sektor, yang melibatkan berbagai departemen,
termasuk peran serta masyarakat dan kemitraan swasta, terlebih lagi dengan kondisi
masyarakat kita yang saat ini sedang dilanda berbagai macam krisis, maka tindakan
pencegahan secara lintas sektor perlu dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan, agar masalah tersebut tidak memberikan dampak yang mendalam
terhadap taraf kesehatan jiwa masyarakat.
• Penanganan Masalah kesehatan mental harus lebih diprioritaskan dari sebelumnya,
semua lintas sektor terkait diharapkan bisa mendukung terlaksananya penanganan
masalah kejiwaan di Kota Mojokerto lebih baik lagi. Salah satunya dengan
pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM).
• TPKJM adalah Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat yang ada di tingkat
Kabupaten/Kota yang mana merupakan salah satu lembaga perangkat daerah dalam
upaya Pengarahan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat.
• Upaya kesehatan jiwa masyarakat dilaksanakan secara konseptual dan melalui
pendekatan multidisipliner dengan kerjasama lintas sektoral yang mengacu pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan wadah koordinatif TP-KJM.
• Keanggotaan dari TP – KJM tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari pengambil
keputusan sektoral dan non sektoral di tingkat Kabupaten/Kota, Tokoh masyarakat
dan tokoh agama di tingkat Kabupaten/Kota.
• Rakor TP-KJM ini bertujuan untuk: Meningkatkan kerjasama lintas sektor terkait,
termasuk peran serta masyarakat dan kemitraan swasta, LSM, kelompok profesi
dan organisasi masyarakat secara terpadu dan berkesinambungan, dalam rangka
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi masalah kesehatan jiwa, sehingga akan terbentuk perilaku sehat
sebagai individu, keluarga dan masyarakat yang memungkinkan setiap orang hidup
lebih produktif secara sosial dan ekonomis;
• Upaya Promotif – preventif harus dilaksanakan secara masif dan terus menerus yang bertujuan
untuk membangun ketahanan mental individu dan masyarakat. Sedangkan upaya kuratif –
rehabilitatif harus dilaksanakan secara komprehensif mulai dari pemantauan pengobatan dan
pendampingan pasien supaya rutin mengkonsumsi obat – obatan juga memberikan terapi sosial
untuk mendukung keberhasilan pengobatan serta memberikan lingkungan yang nyaman dan
kondusif bagi penderita. Rehabilitasi kerja juga sangat diperlukan bagi penyandang/ penderita
gangguan jiwa supaya mereka mampu bekerja kembali dan hidup bermasyarakat dengan baik.
• Dengan kolaborasi dan sinergitas dari semua pihak terkait dalam rangka penanganan dan
pembinaan kesehatan jiwa di masyarakat maka prevalensi masalah kejiwaan dan gangguan jiwa
di masyarakat bisa diturunkan serta penyandang ODGJ yang ada saat ini akan sembuh dan
mampu bekerja kembali/ produktif.
• Untuk itu kami harapkan semua lintas sektor terkait lainnya yang menjadi Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat mampu berkontribusi dalam upaya penanganan dan
penanggulangan masalah kesehatan jiwa di masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai