Anda di halaman 1dari 6

Nama : Febriyanti

NIM : 2008306099
Kelas : BKI 4C
MEKANISME DAN BENTUK PERTAHANAN PSIKODINAMIKA

Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmuen Freud (1856-1939). Dia memberi nama
aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Teori psikodinamika
berkembang cepat dan luas karena masyarakat luas terbiasa memandang gangguan tingkah
laku sebagai penyakit (Alwisol, 2005 : 3-4).

A. Pengertian Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-umsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi,
emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada
umunya terjadi pada anak-anak dini.

Teori psikodinamika didasarkan pada konstribusi Sigmun Freud dan para


pengikutnya. Model psikodinamika yang dikemukakan oleh Freud, disebut teori psikoanalisis
(psychoanalytic theory), didasarkan pada keyakinan bahwa masalah-masalah psikologis
seperti hysteria adalah akibat dari konflik psikologis diluar alam sadar yang dapat dilacak
pada masa kecil.

Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama,
manusia adalah bagian dari binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi.
Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigm psikodinamika adalah mengenali
semua sumber terjadi perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak
disadari. Pendekatan psikodinamika menekankan pada pikiran ketidak sadaran, konflik antara
naluri biologis dan tuntutan masyarakat.

B. Pengertian Mekanisme Pertahanan Diri


Mekanisme pertahanan diri atau yang biasa disebut “Defence Mechanisms” atau yang
sering disebut mekanisme pertahanan mental merupakan bentuk pertahanan diri dari setiap
individu. Sebagian dari cara individu untuk mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress
ataupun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang dia lakukan
secara sadar ataupun tidak.

Sigmun Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (Defence


Mechanisms) untuk menunjukkan proses tidak sadar yang melindungi individu dari
kecemasan melalui pemutarbalikkan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak
mengubah cara individu dalam mempersepsi atau memikirkan masalah itu.

Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu


sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan
problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji
langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.

Menurut Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat
dilihat dari hal-hal berikut, seperti:

1. mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang
terjadi dalam diri,

2. salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya,

3. sugesti pasca hipnotik,

4. materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan

5. materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.

Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan
pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan
laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.
Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang
tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Corey
mengartikan kecemasan itu adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk
berbuat sesuatu. Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa
mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu,
disebut mekanisme pertahanan (defence mechanisme) atau mekanisme pertahanan diri. Sebab
tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan.

C. Bentuk-bentuk dan Mekanisme Pertahanan Diri Konsep Psikodinamika


Adapun bentuk-bentuk dan mekanisme pertahanan diri konsep psikodinamika
diantaranya sebagai berikut :

a) Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas
menonjolkan keistimewaan atau kelebihan yang dimilikinya. Kompensasi adalah
teknik dalam pembentukan pengertian negatif yang dikembangkan menjadi pengertian
positif, untuk menutupi pengertian negatif tersebut. Misalnya seorang anak yang
kurang mampu dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya lalu menjadi juara olahraga
atau sering berkelahi agar ditakuti. Ataupun juga melakukan kompensasi sebagai
pertahanan diri melawan kecemasan yang dirasakan melalui masalah kecemasan yang
dialami. yang kemudian mulai membandingkan diri dengan yang lebih banyak bekerja
keras dengan ingatan dari pada orang lain sehingga mengalami masalah kelupaan lebih
sering, dan menyamakan diri seperi orang lain yang normal, bahwa kelupaan
merupakan hal yang akan di alami setiap orang nanti dimasatua mereka.
b) Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan atau perlawanan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut. Penyangkalan adalah teknik pertahanan diri dalam tindakan atau
perkataan yang secara sadar atau tidak sadar digunakan oleh individu untuk diyakini
benar. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif. Misal
meyakini bahwa seseorang tidak akan mengalami kanker atau penyakit jantung
meskipun ia perokok berat.
c) Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditunjukkan pada seseorang atau benda lain yang
biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya. Pemindahan adalah salah satu
teknik dalam mengatasi kecemasan atau ketakutan yang mengubah target keinginan ke
target yang lain, dimana saat keinginan yang ingin dilakukan dapat dilakukan tetapi,
target yang akan di tunjukan keingin tersebut lebih kuat dari individu tersebut.
Misalnya adalah seorang karyawan dimarahi oleh bosnya kemudia saat pulang ke
rumah ia marah-marah pada istri dan anaknya.

d) Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya. Misal, suatu keadaan dimana seorang individu memiliki dua kepribadian.
Kepribadian primer adalah yang asli; dan sekunder berasal dari unsur lain terlepas dari
control kesadaran individu.
e) Identifikasi
Bentuk cara untuk mereduksi tegangan meniru (mengimitasi) atau mengidentifikasikan
diri dengan orang yang dianggap telah berhasil atau orang-orang yang dianggap lebih
mampu menghadapi masalah. Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang
ia kagumi berupaya dengan mengambil atau menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan
selera orang tersebut, sehingga ia merasa harga dirinya bertambah tinggi. Seperti
memasukkan orang lain ke dalam kepribadian nya sendiri dan membuatnya bagian dari
diri sendiri.
f) Fantasi (fantasy) atau Khayalan (image)
Suatu proses melamun (menerawang) atau tindakan berkhayal untuk memberikan
pelarian dari kenyataan, dengan kepuasan diperoleh dari pencapaian-pencapaian
kenikmatan yang bersifat khhayal atau mati sebagai pahlawan yang tidak berdosa.
Contoh : seorang anak yang kurang pandai lalu berkhayal dirinya menjadi bintang
pelajar.
g) Rasionalisasi
Menemukan alasan yang dapat diterima untuk perilaku/situasi yang tidak dapat
diterima. Rasionalisasi merupakan teknik dalam menjelaskan mengapa individu tidak
di hakimi menjadi seorang konsep-negatif yang disebabkan oleh kepribadian dan
maksud individual tersebut. Rasionalisasi merupakan suatu penghakiman dan alasan
dari kesalahan yang dibentuk menjadi suatu kesalahan yang tidak salah karena
beralasan.
Rasionalisasi juga merupakan menciptakan alasan-alasan yang baik guna menghindari
ego cedera. Memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak
begitu menyakitkan. Contohnya adalah seseorang yang tidak memperoleh kedudukan
mengemukakan alasan, mengapa ia begitu senang tidak memperoleh kedudukan yang
sesungguhnya diinginkannya.
h) Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti dorongan yang tidak diterima dengan yang dapat
diterima di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyaluran secara sosial. Sublimasi juga merupakan upaya mencegah dan meredakan
kecemasan dengan merubah dorongan libido ke arah yang lebih dapat diterima. Misal,
ketika seseorang kehilangan pacar lalu disalurkan menjadi novel percintaan, dan
sebagainya.
i) Reaksi Formasi (Pembentukan Reaksi)
Mencegah keinginan yang berbahaya baik diekspresikan dengan cara melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan
untuk dilakukannya. Pembentukan reaksi merupakan teknik dalam pembentukan
konsep kesadaran dengan reaksi yang positif untuk dapat menutupi reaksi yang
sebenarnya dengan memperlihatkan yang sebaliknya. Contohnya adalah seorang
mahsiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya
tidak ia sukai.
j) Represi
Represi adalah bentuk cara untuk mereduksi tegangan dengan menekan implus yang
ada hingga kecemasan itu keluar dari kesadaran. Represi membentuk perilaku diluar
kesadaran manusia. Represi biasanya muncul bersamaan dengan beberapa bentuk
seperti : represi + displacement (gadis yang ketakutan mengekspresikannya dengan
kemarahan pada orang tianya) ; represi + symptom histerik (seorang pilot menjadi buta
walaupun secara fisiologik matanya sehat setelah pesawat yang dikemudikannya jatuh)
; represi + psychophisiological disorder (wanita yang merasakan migrant setiap
menekan amarahnya, memilih untuk menuruti orang lain alih-alih mengikuti
kemauannya sendiri agar tidak perlu ada rasa marah) ; represi + fobia (pria yang takut
dengan balon karet, dikarenakan pada masa kecilnya ia pernah dihukum oleh ayahnya
karena meletuskan balon aret adiknya) ; dan represi + nomadisme (orang yang selalu
pindah tempat sebagai usaha melarikan diri dari frustasi).
k) Acting out
Langsung mengutarakan perasaan apabila keinginan terhambat dan meniadakan
keinginan atau tindakan yang tidak bermoral. Misal, seorang pedagang yang kurang
sesuai dengan etika dalam berdagang akan memberikan sumbangan-sumbangan besar
untuk usaha sosial.
l) Undoing (Menghapus)
Menghilangkan pikiran atau impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus suatu
kesalahan. Misal, pacar yang berselingkuh tiba-tiba bertindak manis di depan
kekasihnya dengan demikian ia merasakan ketidaksetiaannya terhapus.
m) Proyeksi
Proyeksi adalah teknik pemikiran terhadap orang lain yang memiliki konsep negatif di
dalam dirinya, ini terjadi ketika individu ingin menghindari konsep tentang tujuan,
atau kepribadian, dan individual memotret pemikirannya kepada orang lain. Proyeksi
juga merupakan bentuk cara untuk mereduksi tegangan dengan mengubah kecemasan
moral menjadi kecemasan realistik. Menyalahkan orang lain atas kekurangan, masalah,
kesalahan, keinginan, atau impuls dirinya sendiri kepada orang lain. Misal, seorang
suami yang memiliki hasrat untuk melakukan perselingkuhan menuduh istrinya
menggoda pria lain.
n) Fiksasi
Berhenti pada tingkat perkembangan satu aspek tertentu (emosi, tingkah laku atau
pikiran) sehingga perkembangan selajutnya terhalang. Bentuk cara untuk mereduksi
tegangan dengan memilih untuk berhenti pada tingkatan tertentu dikarenakan kadaan
pada tingkat selanjutnya yang dianggap dapat menimbulkan kecemasan dan frustasi.
Misal, bersikap kekanakan, atau selalu mengharapkan bantuan dari orang lain.
o) Regresi
Suatu dorongan untuk mencari keamanan dari masa perkembangan yang lebih dini
atau kembali ke tingkat perkembangan terdahulu dalam menghadapi stress. Dalam kata
lain regresi adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang
tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar. Contohnya seorang anak yang takut sekolah
memperlihatkan tingkah laku infantile seperti menangis, menghisap ibu jari, dan
menggantungkan diri kepada guru.
KESIMPULAN

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan


perkembangan kepribadian. Unsur-umsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi,
emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada
umunya terjadi pada anak-anak dini.

Teori psikodinamika didasarkan pada konstribusi Sigmun Freud dan para


pengikutnya. Model psikodinamika yang dikemukakan oleh Freud, disebut teori psikoanalisis
(psychoanalytic theory), didasarkan pada keyakinan bahwa masalah-masalah psikologis
seperti hysteria adalah akibat dari konflik psikologis diluar alam sadar yang dapat dilacak
pada masa kecil.

Mekanisme pertahanan diri atau yang biasa disebut “Defence Mechanisms” atau yang
sering disebut mekanisme pertahanan mental merupakan bentuk pertahanan diri dari setiap
individu. Sebagian dari cara individu untuk mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress
ataupun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang dia lakukan
secara sadar ataupun tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Rosmalina, Asriyanti. 2020. BIMBINGAN KONSELING ISLAM dalam KESEHATAN


MENTAL. [ed.] Khayatun Nufus. Cirebon : CV. ELSI PRO, 2020. ISBN.

PSIKOANALISIS TOKOH REMAJA DALAM NOVEL MISTERI. Tristan Rokhmawan,


Lailatul Fitriyah. 2019. Pasuruan : HASTA WIYATA, Juli 2019, J u r n a l H a s t a
W i y a t a, Vol. 3, pp. 107-135. e-ISSN.

MEMAHAMI PENCITRAAN POLITIK MELALUI PENDEKATAN MEKANISME


PERTAHANAN DIRI. Musdalifah Dachrud, Aris Soleman. Manado : IAIN
MANADO.

KECEMASAN DAN MEKANISME PERTAHANAN DIRI ALICE HOWLAND DALAM


NOVEL STILL ALICE KARYA LISA GENOVA. ADELIN, GLEDYS. 2016. Manado :
IAIN Manado, 2016.

Anda mungkin juga menyukai