Anda di halaman 1dari 3

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I

Nama: Siti Munawaroh


NIM: 1924090004
Kelas: Senin, 11.10-13.40 (B501)

Mekanisme Pertahanan diri (Sigmund Freud)


Mekanisme pertahanan diri atau yang biasa disebut “Defence Mechanism” merupakan
bentuk pertahanan diri dari setiap individu. Sebagian dari cara individu untuk mereduksi
perasaan tertekan, kecemasan, stress, ataupun konflik adalah dengan melakukan mekanisme
pertahanan diri baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak. Sigmund Freud
menggunakan istilah mekanisme pertahanan untuk menunjukkan proses tidak sadar yang
melindungi seseorang dari kecemasan melalui pemutarbalikkan kenyataan. Artinya
mekanisme pertahanan diri ini merupakan bentuk penipuan diri.

Macam-macam mekanisme pertahanan diri menurut Sigmund Freud, yaitu:


1. Represi (Repression)
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan impuls-impuls
pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu kebutuhan atau motivasi.
Disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam bawah sadar. Secara tidak sadar
seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam
sadar ke alam bawah sadar. Repression yang terus menerus akan menjadi tumpukan
kekecewaan sehingga menjadi ‘kompleks terdesak’. Menurut Freud, represi merupakan
mekanisme pertahanan yang penting dalam terjadinya neurosis. Neurosis sering disebut
juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan mental
yang menyebabkan stress, tapi tidak mempengaruhi pemikiran rasional.
Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan adanya represi.
Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Beberapa bukti
adanya represi, yaitu:
Seseorang cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang
tidak menyenangkan
Lebih sering mengkomunikasikan bertita baik daripada bertia butuk
Lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negative
Lebih sering menekan pada kejadian yang membahagiakan

Contoh: seseorang yang melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian


‘lupa’ tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa
karena gegar otak maka disebut amnesia organic)

2. Sublimasi (Sublimation)
Proses dengan apa kehendak-kehendak tidak sadar dan tidak dapat diterima,
disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai social yang tinggi. Dorongan atau
kehendak-kehendak yang tidak dapat dsalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai
social.
Contoh: mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
3. Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi dirinya dari kesadaran
akibat akan kebiasaan-kebiasaanya sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan
dengan menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai
kesulitannya sendiri yang tidak baik. Atau dengan kata lain, proyeksi merupakan usaha
untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang
tidak baik. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena
seseorang harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri.

Contoh: seseorang yang mendapat nilai jelek mengatakan gurunya tidak bisa mengajar
dan menyampaikan materi dengan baik.

4. Pengelakan atau Pemindahan (Displacement)


Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan yang lain kea
rah ide-ide, objek-objek, atau orang lain daripada sumber primer emosi. Luapan emosi
terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek yang lain.

Contoh: Seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia menendang kursi.

5. Rasionalisasi (Rasionalization)
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa perilakunya itu masuk
akal (rasional) dan dianggap rasional adanya, dapat disetujui, dapat dibenarkan, dan dapat
diterima oleh dirinya sendiri dan masyarakat. Rasionalisasi sering dimaksud sebagai
usaha individu untuk mencari-cari alas an yang dapat diterima secara social untuk
membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul
ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk
adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.

Contoh: Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.

6. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)


Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya, baik
yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan
dan menggunakannya sebagai rintangan untuk dilakukannya. Dengan cara ini seseorang
tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan uang disebabkan oleh keharusan untuk
menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan.

Contoh: seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang
sebaliknya, yaitu sangat menyayangi secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

08 April 2020, 18.37


https://deebacalah.blogspot.com/2014/01/7-mekanisme-pertahan-diri-
menurut.html

09 April 2020, 14.22


https://psikodemia.com/mekanisme-pertahanan-diri-dalam-pendekatan-
psikoanalisis/

Anda mungkin juga menyukai