Anda di halaman 1dari 5

Nama : Reza Ferdiansyah

NIM : P07120318049

Jenis- Jenis Defens Mechanism atau Mekanisme Pertahanan Diri :


1. Kompensasi
Kompensasi adalah upaya mengatasi suatu kekurangan dalam suatu bidang dengan cara
mengupayakan kelebihannya di bidang lain.
Contohnya seorang anak yang tidak pintar di bidang akademik, lebih menonjolkan kelebihannya
menjadi atlet basket.

2. Denial
Penyangkalan menjadi tindakan menolak untuk mengakui adanya stimulus yang menjadi
penyebab terjadinya rasa cemas. Jika individu menolak tentang kenyataan, maka ia akan
beranggapan jika hal tersebut tidak ada atau menolak pengalaman yang tidak menyenangkan agar
bisa melindungi dirinya sendiri.
Contohnya seorang anak yang divonis menderita kanker namun saat ia bertanya pada orang tua,
maka orang tuanya akan berkata jika ia hanya sedang mengalami sakit biasa yang bisa sembuh
hanya dengan minum obat. Orang tua akan berusaha untuk menyangkal kenyataan yang terjadi
agar tidak menyebabkan kecemasan sehingga ia akan berbohong untuk dirinya sendiri sebagai
cara menghilangkan rasa takut berlebihan.

3. Displacement
Pengalihan atau displacement adalah sebuah bentuk pertahanan diri dalam menghadapi anxientas
dengan cara memindahkan objek yang mengancam menuju objek lebih aman . Sebagai contoh,
seorang mahasiswa yang mendapat teguran dari dosen karena tidak mengumpulkan tugas sesuai
waktu yang sudah ditentukan. Hal ini akan membuat mahasiswa mencoba mengalihkan perhatian
untuk melampiaskan amarahnya dan emosi dalam psikologi baik dengan bermain atau melakukan
sesuatu hal yang disenangi.
Inti dari pengalihan ini adalah berusaha mencari sebuah objek untuk meluapkan amarah, rasa
takut, cemas dan sebagainya pada individu atau sesuatu yang lain.

4. Identifikasi
Usaha mempersamakan diri sendiri dengan seseorang yang dianggap sukses dalam hidupnya.
Mengasosiasikan diri secara akrab dengan satu kelompok atau satu sebab.
Contohnya karena gagal dalam memperoleh pekerjaan, maka individu tersebut mengidentifikasi
dirinya dengan tokoh ataupun idola yang sukses.

5. Intelektualisasi
Jika seorang individu memakai mekanisme pertahanan diri intelektualisasi, maka nantinya
indivdu tersebut akan menghadapi sebuah situasi yang semestinya bisa menimbulkan perasaan
sangat tertekan dengan cara analitik, intelektual dan juga agar menjauh dari sebuah persoalan.
Individu akan menghadapi sebuah situasi yang lebih bermasalah sehingga situasi tersebut akan
menjadi pelajaran atau karena individu tersebut ingin mengetahui apa yang sebenarnya sehingga
tidak terlalu terlibat dalam persoalan tersebut secara emosional.
Dengan mekanisme intelektualisasi tersebut, individu bisa mengurangi pengaruh tidak
menyenangkan untuk dirinya sendiri sebagai cara mengatasi stres dan depresi dan sekaligus
memberikan kesempatan untuk dirinya agar lebih bisa meninjau masalah lebih obyektif.

6. Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri saat impuls mengakibatkan kecemasan diluapkan
dengan mengalihkan rasa cemas tersebut pada orang lain. Akan tetapi, proyeksi ini berbeda
dengan pengalihan atau displacement.
Contohnya seorang pria yang menyukai seorang wanita, namun ketika pria tersebut ditanya oleh
sahabatnya, maka pria itu akan berkata jika perempuan tersebut yang menyukai dirinya dan
berusaha untuk mendapatkan dirinya dimana ia sedang berusaha untuk memproyeksikan rasa
cemas yang sedang dihadapi.

7. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan diri dimana individu akan berusaha untuk
mencari alasan yang baik demi menjelaskan ego dan jenis emosi yang dimiliki. Rasionalisasi ini
nantinya akan membantu individu tersebut untuk membenarkan tingkah laku spesifik sekaligus
melemahkan rasa kekecewaan yang terjadi.
Contohnya seorang murid yang datang telat ke sekolah dan saat ditanya oleh guru maka ia akan
berkata jika terjebak kemacetan. Namun, hal yang sebenarnya terjadi adalah ia telat bangun tidur
dan memakai alasan kemacetan tersebut sebagai sebuah bentuk agar bisa diterima akal atau
rasional.

8. Reaksi Formasi
Seseorang akan membentuk sebuah reaksi pada saat sedang menyembunyikan perasaan atau
motif yang sebenarnya sedang terjadi sekaligus memperlihatkan mimik yang berbeda dengan
ekspresi sebenarnya. Sigmund Freud beranggapan jika bentuk macam macam sifat manusia dan
reaksi dipakai individu yang terlihat bermoral namun sebenarnya sedang berusaha untuk melawan
ketidakmoralan yang sedang dialami.
Contohnya seorang pemuka sedang ceramah tentang seks bebas di kalangan remaja namun
sebenarnya ia sendirilah yang melakukan hal tersebut. Pembentukan reaksi ini menjadi jenis
mekanisme pertahan diri yang biasanya sangat banyak digunakan oleh masing masing individu.

9. Regresi
Regresi adalah respon umum untuk individu yang sedang berada dalam frustasi anak atau juga
bisa terjadi jika individu mendapat tekanan yang kembali ke metode perilaku khas untuk individu
yang lebih muda. Nantinya, individu tersebut akan memberikan respon seperti layaknya individu
yang usianya lebih muda.
Contohnya seorang anak yang baru saja mengetahui jika adiknya baru saja dilahirkan, maka ia
akan memperlihatkan beberapa respon seperti menghisap tangannya atau mengompol meski hal
tersebut sebenarnya sudah tidak pernah lagi dilakukan yang juga menjadi salah satu fakta
kepribadian anak pertama. Regresi ini terjadi karena anak tersebut menganggap jika kelahiran
sang adik sebagai sebuah krisis untuk dirinya sendiri.
Dengan regresi atau kemunduran tersebut, maka individu bisa melarikan diri dari keadaan yang
tidak begitu menyenangkan dan kembali lagi ke masa sebelumnya dimana ia merasakan penuh
kasih sayang dan juga rasa aman atau individu memakai regresi karena belum bisa belajar tentang
respons yang lebih efektif untuk menghadapi sebuah masalah dan sedang berusaha untuk mencari
perhatian.

10. Represi atau Repression


Represi merupakan cara seseorang untuk menahan furstasi yang sedang dirasakan, mimpi buruk,
konflik batin, masalah keuangan dan masalah lain yang bisa menyebabkan kecemasan. Seseorang
nantinya akan berusaha untuk merepresikan perasaan dengan cara lebih banyak berbicara tentang
berita baik dibandingkan berita buruk dan selalu menekankan hal hal positif dibandingkan
negatif.
Contohnya saat seseorang bermimpi jika seseorang yang berarti dalam hidupnya meninggal,
maka ini bisa menyebabkan rasa cemas dalam diri orang tersebut. Agar rasa cemas tersebut bisa
ditekan, maka ia akan menutupinya dengan selalu berpikir positif dan beranggapan jika hal buruk
yang ia pikirkan tidak akan menjadi kenyataan.

11. Fantasi
Fantasi yang mungkin sedang dialami individu, maka akan sering merasa seperrti mencapai
sebuah tujuan, cara menghilangkan beban pikiran dan bisa menghindarkan dirinya sendiri
terhadap hal yang kurang menyenangkan yang akhirnya menyebabkan rasa cemas dan frustasi
bisa terjadi.
Individu nantinya akan sering melamun tentang banyak hal dan terkadang akan menemukan jika
lamunan yang dikreasikan jauh lebih menarik dibandingkan dengan kenyataan yang sedang
terjadi. Namun, jika fantasi memang dilakukan dalam batasan yang normal dan berada dibawah
pengendalian kesadaran baik, maka fantasi bisa berbuah sehat untuk mengatasi stres yang cukup
membantu.

12. Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang menghadapi sebuah kondisi
tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas sehingga ia tidak lagi bisa untuk menghadapi hal
tersebut. Hal ini nantinya membuat perkembangan normal terhambat baik untuk sementara
bahkan untuk selamanya atau permanen.
Fiksasi ini bisa membuat individu menjadi sangat tergantung dengan individu lainnya sebagai
cara membahagiakan diri sendiri. Sebagai contoh, seorang anak remaja yang diperintahkan orang
tua untuk mencari sebuah pekerjaan sehingga membuat remaja tersebut berpikir jika nantinya
akan ada masalah baru yang muncul khususnya dari dalam diri sesudah ia bekerja nanti.
Seperti contohnya mendapat komplain dari atasan, pekerjaan tidak diterima, mendapat
penghinaan karena pekerjaan yang tiak berkualitas dan sebagainya. Hal tersebut nantinya akan
membuat remaja tersebut terfikasi yang akhirnya membuat ia tidak lagi mau bekerja baik untuk
sementara maupun selamanya.
13. Sublimasi
Sublimasi adalah kehendak atau pikiran yang sadar namun tidak bisa diterima masyarakat luas
dan disalurkan menjadi aktifitas bernilai sosial.
Contohnya, seseorang yang senang berkelahi kemudian beralih menjadi atlet bela diri.

14. Negativisme
Proses seseorang menggunakan emosi dalam bentuk ego diri sendiri yang kemudian akan
dianggap sebagai unsur kepribadian diri sendiri.
Sebagai contoh, Anak yang sedang kesal dengan temannya kemudian memukuli dirinya sendiri
untuk melampiaskan kekesalannya tersebut.

Daftar Pustaka :

https://dosenpsikologi.com/jenis-mekanisme-pertahanan-diri
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1924090018/05Defense%20Mechanism.pdf

http://dianmarianaulfa.blogs.uny.ac.id/2015/10/15/ego-defence-mechanism-mekanisme-
pertahanan-diri/#:~:text=Selanjutnya%20adalah%20Identifikasi.,satu%20kelompok%20atau
%20satu%20sebab.

Anda mungkin juga menyukai