Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI

KONTRA INDIKASI OBAT

Tugas Pada Mata Kuliah Farmakologi


Program Studi Ilmu Keperawatan Kelas Reg A2 Semester III

Dosen Pengampu :
Sherli Mariancesar S.Kep., Ners, M.Kes.
Disusun Oleh Kelompok 7 :
Nama : Andi
NPM : 17.14201.31.06
Nama : Tri Daniantoro
NPM : 17.14201.31.16

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum. Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KONTRA INDIKASI OBAT”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan pembelajaran kepada kita
semua. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamuallaikum. Wr. Wb.

Palembang, 13 Januari 2019


    
                              
  Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i


KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemberian obat secara parentral......................................................................4
2.2 Pemberian obat via jaringan subkutan.............................................................6
2.3 Pemberian obat intravena................................................................................8
2.4 Pemberian obat intra muskulas........................................................................11

BAB III. PENUTUP


Kesimpulan ...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman dan
akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang
memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat.
Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya.

Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan
efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat
dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan di bahas salah satu rute pemberian obat,
yaitu rute pemberian obat secara PARENTERAL, memberikan obat pada pasien
dengan menginjeksinya ke dalam tubuh.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah mengenai cara pemberian obat secara Parenteral ini
adalah :
¬-Menjelaskan bagaimana harua melakukan persiapan pemberian obat parenteral.
¬-Menjelaskan macam-macam cara pemberian obat
¬- Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi

- Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dan cara pemberiannya.

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau
infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui
beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM),
Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral
akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat
yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa pemberian obat
parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.

Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan
tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian
obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit.
Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan
obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan tempat penusukan sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.

Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :

A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan


B. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan
C. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
D. Pemberian Obat Via Intramuskular
A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan

1. Pengertian Intra Kutan


Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra
kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikkan.

2. Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap
reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra
kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :


1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4. Kondisi atau penyakit klien
5. Pasien yang benar
6. Obat yang benar
7. Dosis yang benar
8. Cara atau rute pemberian obat yang benar
9. Waktu yang benar

4. Indikasi dan Kontra Indikasi

- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
samakarena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.

- Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit


5. Alat dan Bahan
¬Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
¬Obat dalam tempatnya
¬Spuit 1 cc/spuit insulin
¬Cairan pelarut
¬Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
¬Bengkok
¬
Perlak dan alasnya.
6. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjangterbuka dan keatasan
4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades.Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan
siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas
dengansudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan
jenisobat.

Daerah Penyuntikan :

o Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3
daripergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
o Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah
muskulusdeltoideus.

B. Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan

1. Pengertian

Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi
bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).

. 2. Tujuan

Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya
penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk
tipe lambat.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
¬- Tempat injeksi
¬- Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
¬- Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
¬- Kondisi atau penyakit klien
¬- Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
¬- Obat yang akan diberikan harus benar

- Dosisb yang akan diberikan harus benar


¬- Cara atau rute pemberian yang benar
¬- Waktu yang tepat dan benar

4. Indikasi dan kontra indikasi

- Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama,
karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat

dosis kecil yang larut dalam air.


- Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam
dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak.

5. Alat dan bahan


¬Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat
¬Obat dalam tempatnya
¬Spuit insulin
¬Kapas alcohol dalam tempatnya
¬Cairan pelarut
¬Bak injeksi
¬Bengkok perlak dan alasnya

6. Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari


pakaian.Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah
itutempatkan pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikansubkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45
derajat dari permukaan kulit.
8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan

hinggahabis.

9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah
dipakaimasukkan ke dalam bengkok.
10. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat.
11. Cuci tangan.

Daerah Penyuntikan : o Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ;
yang tepat adalah 1/3

bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os


coxygeus)o Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris) o
Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

C. Pemberian Obat Via Intra Vena :

a. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung

1. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher),
vena frontalis/temporalis (kepala).

2. Tujuan
Pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.

3. Hal-hal yang diperhatikan


¬Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.
¬ Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
¬ Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
¬Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
¬Kondisi atau penyakit klien.
¬Obat yang baik dan benar.
¬Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
¬Dosis yang diberikan harus tepat. harus benar.¬Cara
atau rute pemberian obat melalui injeksi
4. Indikasi dan kontra indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril. -
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

5. Alat dan bahan


¬daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
¬Obat dalam tempatnya.
¬Spuit sesuai dengan
jenis ukuran
¬Kapas alcohol dalam tempatnya.
¬Cairan pelarut (aquades).
¬Bak injeksi.
¬Bengkok.
¬Perlak dan alasnya.
¬Karen pembendung.

6. Prosedur kerja
1. cuci tangan.

23. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.. Bebaskan daerah yang akan disuntik
dengan cara membebaskan pakaian pada daerah penyuntikan, apabila tertutup,
buka dan ke ataskan.

4. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila
obatdalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
6. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah
yangakan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
9. Ambil spuit yang berisi obat.
10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkanke
pembuluh darah.
11. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung
danlangsung semprotkan hingga habis.
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan
lakukanmasase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah
digunakan di masukkan ke dalam bengkok.
13. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
14. Cuci tangan.

b. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsun.

1. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat
ke dalam intra vena.

2. Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
- injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obatke
dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
- ¬ Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
¬-Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
¬- Obat yang baik dan benar.
¬- Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan
benar.
¬- Dosis yang diberikan harus tepat.
tidak langsung harus tepat dan benar.¬- Cara atau rute pemberian obat melalui

injeksi

4. Indikasi dan kontra indikasi

- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril. -
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

5. Alat dan bahan


¬- Spuit dan jarum sesuai
ukuran ¬- Obat dalam
tempatnya.
¬- Wadah cairan (kantung/botol).
¬- Kapas alcohol dalam tempatnya..

6. Prosedur kerja
1. cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


3. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah
baiknyapenyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian yang sama
dengan temapta penusukan infus set.
5. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan
kantungcairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
6. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat
didalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
7. Periksa kecepatan infuse.
8. Cuci tangan.
9. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.

Daerah Penyuntikan : o Pada Lengan (v.


mediana cubiti / v. cephalika) o Pada
Tungkai (v. Spahenous) o Pada Leher (v.
Jugularis)
o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak

D. Pemberian Obat Via Intra Muskular

1. Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan
dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal
(posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

2. Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan¬- Tempat injeksi.


an.¬- Jenis spuit dan jarum yang
digunak ¬- Infeksi yang mungkin terjadi
selama injeksi.
¬- Kondisi atau penyakit klien.
¬- Obat yang tepat dan benar.
¬- Dosis yang diberikan harus tepat.
¬- Pasien yang tepat.
¬- Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

4. Indikasi dan kontra indikasi


- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerjasama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas
dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya.
- kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau

saraf besar di bawahnya.

5. Alat dan bahan


¬- Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
¬- Obat dalam tempatnya.
¬- Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm,
untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
¬-Kapas alcohol dalam tempatnya.
¬- Cairan pelarut.
¬- Bak injeksi.
¬- Bengkok.

6. Prosedur kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah
ituletakkan dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan
lokasipenyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan :
 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk berbaring
telentang dengan lutut sedikit fleksi.

Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau
telentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi. cara, anjurkan pasien untuk tengkurap Pada daerah
dorsogluteal dengan dengan
lutut di putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di
depan tungkai bawah.
cara, anjurkan Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan pasien untuk

duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.


8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang
tertarikdalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-
lahan hingga habis.
9. Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah
penyuntikandengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan
letakkan dalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
11. Cuci tangan

Daerah Penyuntikan :

o Bagian lateral bokong (vastus


lateralis) o Butoks (bagian lateral
gluteus maksimus) o Lengan atas
(deltpid)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam
pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra
indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika
diberikan dengan cara yang salah.

B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak
baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian
bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-
masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

Anda mungkin juga menyukai