Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN INTRA MUSKULER (IM)

DI SUSUN OLEH :

1. FADILLAH ANGGRAINI PUSPITA SARI


2. INDAH PUSPITASARI
3. MUH NUR SOLEH
4. NIDIA ACHIRUL TAMARA
5. STHEVY RISYE AKAY

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KEMENKES SORONG
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah mencurahkan rahmat
serta hidayahnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa dikerjakan
dengan lancar dan selesai pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
farmakologi dengan judul “PEMBERIAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA
MUSCULAR / IM". Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca mengenai bagaimana cara pemberian obat melalui suntikan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Simon L Momot S,SIT M.KES selaku
dosen mata kuliah Farmakologi yang telah memberikan tugas ini pada kami. Sehingga kami
dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan
semangat kepada kami sehingga kami mampu untuk menyelesaikan tugas ini .

Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan kami terima untuk kesempurnaan makalah ini .

Sorong, 23 februari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindakan injeksi merupakan salah ssatu tindakan medis yang paling sering
dikerjakan. Lebih dari 90 % tindakan injeksi dikerjakan untuk tujuan
terapeutik,sementara 50-10 % untuk tindakan preventif termasuk keluarga
berencana. Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman. Penggunaan alat
injeksi yang berulang dapat menjadi sumber transmisi virus hepatitis B,virus
hepatitis C dan HIV. Karena itu WHO merekomendasikan penggunaan alat injeksi
sekali pakai(disposable).
Tidak jarang tindakan injeksi menimbulkan rasa takut pada pasien,baik anak
maupun orang dewasa. Teknik yang tepat dapat mengurangi rasa sakit akibat
proses injeksi. 4 hal yang harus diperhatikan dalam tindakan injeksi yaitu : rute
injeksi,lokasi injeksi,teknik dan alat.
Injeksi adalah suatu metode untuk memasukkan liquid kedalam tubuh dengan
menggunakan spuit dan jarum melalui kedalaman kulit tertentu agar bahan bahan
dapat didorong masuk kedalam tubuh. Tindakan injeksi pun dapat dilakukan
dengan rute IM (intramuskular). IV (intravena),IC (intracutan),dan SC (subcutan).
Injeksi intramuskuler (IM),memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari
pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya
kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi
apabila tidak hati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.
Dengan injeksi kedalam otot yang terlarut berlangsung dalam 10-30 menit. Guna
memperlambat absorbsi dengan maksud memperpanjang kerja obat,seringkali
digunakan larutan atau suspensi dalam minyak umpamanya suspense penicillin
dan hormon kelamin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemberian obat secara IM ?
2. Apa prinsip pemberian obat secara IM ?
3. Apa indikasi dan kontra indikasi pemberian obat Secara IM ?
4. Apa macam-macam obat yang diberikan secara IM ?
5. Dimana daerah pemberian obat secara IM ?
6. Bagaimana prosedur pemberian obat secara IM ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pemberian obat secara IM.
2. Untuk mengetahui prinsip pemberian obat secara IM.
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemberian obat secara IM.
4. Untuk mengetahui macam-macam obat yang diberikan secara IM.
5. Untuk mengetahui daerah pemberian obat secara IM.
6. Untuk mengetahui prosedur pemberian obat secara IM.

D. Manfaat Penulisan

1. Agar dapat mengetahui pengertian pemberiaan secara IM.


2. Agar dapat mengetahui prinsip pemberian obat secara IM.
3. Agar dapat mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemberian obat secara IM.
4. Agar dapat mengetahui macam-macam obat yang diberikan secara IM.
5. Agar mengetahui daerah pemberian obat secara IM.
6. Agar mengetahui prosedur pemberian obat secara IM
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian
Pemberian obat secara intramuscular adalah pemberian obat atau cairan
dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan
cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan
untuk menusuk saraf,pada bkong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.
Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam
bentuk depot obat.
Jaringan intramuscular terbentuk dari otot yang bergaris yangmempunyai
benyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.
Tujuan pemberian obat secara intramuscular yaitu agar obat diabsorbsi tubuh dengan
cepat.
B. Prinsip pemberian obat
Para petugas medis dituntut harus mengetauhi semua komponen dari perintah
pemberian obat,termasuk 6 prinsip pemberian obat yang benar, adapun 6 prinsip
tersebut antara lain :
1. Benar klien pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang di programkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokan nama,nomor
register,alamat dan program pengobatan pada pasien. Sebelum obat
diberikan,identitas pasien harus diperiksa (papan identitas ditempat tidur,gelang
identitas )/tanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak
sanggup berespon secara verbal,respon non verbal dapat dipakai,misalnya pasien
mengangguk.jika pasien sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental
atau kesadaran,harus dicara identifikasi yang lain seperti namanya langsung
kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari temoat
penyimpanan obat,saat obat diprogramkan,dan saat mengembalikan ke tempat
penyimpanannya. Obat memiliki nama dagang dan nama generic. Setiap obat
dengan nama dagang yang kita asing(baru kita dengar namanya)harus diperiksa
nama generiknya,bilaperlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,label pada botol atau
kemasan harus diperiksa 3 kali. Pertama saat pembaca permintaan obat dana
botolnya di ambil dari rak obat,kedua label botol dibandingkan dengan obat yang
diminta,ketika saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca,isinya
tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien
meragukan obatnya,perawat harus memeriksa lagi. Saat memberi obat,perawat
harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan
kerjanya.
3. Benar dosis
Dosis yang diberikan klien harus sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang
diberikan harus pula dalam batas yang di rekomendasikan untuk obat yang
bersangkutan. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis
yang akan diberikan,dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Tersedianya obat dan dosis yang direspkan atau yang diminta,pertimbangan berat
badan klien (mg/Kgbb/hari),jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain serta melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis
obat tertentu.
4. Benar waktu
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang lebih diterapkan.dosis obat
harian diberikan pada waktu tertentu dalam waktu sehari misalnya 2 kali sehari,3
kali sehari,4 kali sehari dan 6 kali sehari. Sehingga kadar obat pada plasma tubuh
dapat dipertimbangkan. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat
(1/2). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari dan
untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa klai sehari pada
selang waktu tertentu.
5. Benar cara atau rute
Memperhatikan proses absorbs obat dalam tubuh harus tepat dan memadai. Faktor
yang menentukan pemerian antara lain keadaan umum pasien,kecepatan respon
yang diinginkan.
6. Benar dokumentasi
Pemberian obat sesuai standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan sellau
mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien,terhadap pengobatan. Setelah obat itu diberikan harus didokumentasikan
dosis,rute,waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien meminum
obatnya,atau obat itu tidak dapat diminum harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
C. Persiapan
1. Persiapan pasien
2. Persiapan alat atau bahan
D. Cara kerja
E. Evaluasi dan Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai