Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang INTRAMUSKULAR ( IM ) untuk
kami presentasikan.
Makalah ini kami susun dalam rangka menerangkan INTRAMUSKULAR ( IM ) kepada
teman teman seperjuangan. Materi dalam makalah ini kami ambil berdasarkan buku
panduan kami berharap adanya masukkan dan saran untuk perbaikkan makalah ini

Medan ,28 OKTOBER 2017

Penyususun

Kelompok x
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………………….. i

Daftar isi………………………………………………………………………………………………….… ii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………….. 1

1.2 Rumus Permasalahan………………………………………………………………….. 1

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………….……………….… 1

BAB 2 PEMBAHASAAN …………………………………………………………………………….. 2

2.1 pengertian intramuskular……………………………………………………..…….. 2

2.2 alat dan bahan intramuskular ……………………………………………….……. 4

2.3 prinsip intramuskular …………………………………………………………………. 4

2.4 prosedur intramuskular ……………………………………………………………… 5

BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………………………….. 6

3.1 kesimpulan ……………………………………………………………………….………. 7

3.2 saran …………………………………………………………….………………………….. 7

DAFTAR PERPUSTAKAAN ……………………………………………………………………… 8


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tindakan injeksi merupakan salah satu tindakan medis yang paling sering dikerjakan.
Lebih dari 90% tindakan injeksi dikerjakan untuk tujuan terapeutik, sementara 5 – 10%
untuk tindakan preventif termasuk keluarga berencana.tindakan injeksi harus tindakan injeksi
secara aman. Penggunaan alat injeksi yang berulang dapat menjadi sumber transmisi virus
hepatiis B, virus hepatitis C dan HIV. Karena itu WHO merekomendasiakan pengunaan alat
injeksi sekali pakai
Tidak jarang tinjakan injeksi menimbulkan rasa takut pada pasien, baik anak maupun
orang dewasa. Teknik yanmg tepat dapat mengurangi rasa sakit akibat proses injeksi. Empat
hal yag harus diperhatikan dalam tindakan injeksi yaitu : rute injeksi, lokasi injeksi, teknik
dan alat.
Injeksi adalah suattu metode untuk memasukan liquid kedalam tubuh dengan
menggunakan spuit dalam jarum melalui kedalam kulit tertentu agar bahan – bahan dapat
didorong masuk kedalam tubuh. Tindaka injeksi pundapat dilakukan deangan rute IM
( Intramuskular ), IV ( intravena ), IC ( intracutan ), SC ( subcutan ).
Injeksi intramuscular ( IM ), memungkinkan absopsi obat yang lebih cepat daripada rute
SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot, bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati- hati adanya resiko
menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Dengan injeksi didalam otot terlarut langsung
dalam 10 – 30 menit. Guna memperlambat adsorbsi dengan maksud memperpanjang kerja
obat, sekaligus di gunakan larutan atau suspense dalam minyak upamanya suspense penicillin
dan hormone kelamin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pemberian obat secara IM ?
2. Apa prinsip pemberian obat secara IM ?
3. Apa indikasi dan kontra indikasi pemberian obat secara IM ?
4. Apa macam – macam obat yang diberikan secara IM ?
5. Dimana daerah pemberian obat secara IM ?
6. Bagaimana prosedur pemberian obat secara IM ?

1.3 TUJUAN
1. Untu mengetahui pengertian pemberian obat bsecara IM
2. Unuk mengetahui prinsp pemberian obat secara IM
3. Untuk mengetahun indiksi dan kontra indikasi pemberian obat secara IM
4. Untuk mengetahui macam – macam obat yang diberikan obat secara IM
5. Untuk mengetahi daerah pemberiaan oobat secara IM
6. Unttuk mengetahui prosedur pemberian obat secara IM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengerian intramuscular


Intramuscular adalah pemberian obat / cairan dengan cara dimaksukkan langsung
kedalam otot ( muskulus ). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh
yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada
bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini
memungkinkan obat akan di lepas secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuscular terbentuk dari otot yang bergaris yg mempunyai banyak
vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikan. Tujuan
pemberian obat secara intramuskuler yaitu agar obat diabsorbsi tubuh dengan cepat

2.2 prinsi pemberian obat secara IM


Para petugas medis di tuntut haus mengetahui semua komponen dari pemerintah
pemberian obat, termasuk 6 prinsip pemberian obat yang benar. Adapun 6 prinsip
tersebut antara lain:
1. Benar klien atau pasien
Obat yang akan di berikan hendaknya benar pada pasien yang di programkan dengan
cara mengindifitikasikan kebenaran obat dengan mencocokan nama, no register ,
alamat dan program pengobatan pada pasien .
Sebelum obat di berikan identitas pasien harus dioperksa (papan identitas di tempat
tidur , gelang identitas) atau ditanyak langsung kepada pasien / kluarga .jika pasien
tidak sanggup berespon secara verbal , respon non verbal dapat di pakai, misalnya
pasien mengangguk . jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus di cari cara identifikasi yang lain seperti
menanyak langsung kepada keluarga . bayi harus di identifikasi dari gelang
identitasnya.
2. Benar obat
Sebelum mempersiaokan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan kebenaran
obat sebanyak 3x yaitu ketika memindah kan obat dari tempat penyimpanan obat,
saat obat diprogram kan , dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Obat memiliki nama dagang dan nama generic. Setiap obat dengan nama dagang
yang kita asing ( baru kita dengar namanya ) harus dipariksa nama generiknya, bila
perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat.
Sebelum memberi obat kepada pasien, lebel pada botol atau kemasannya harus
diperksa 3x. pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta. Ketiga saat
dikembalikanke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isi nya tidak boleh di pakai dan
harus dikembalikan ke formasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus
memeriksa lagi. Saat memberi obat, perawat harus ingat untuk obat itu diberikan. Ini
membatu nama obat dan kerja.

3. Benar dosis
Dosis yang diberikan klien harus sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang diberikan
harus ppula dalam batas yang direkomendasiakan untuk obat yang bersangkutan.
Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang diberikan,
dengan pertimbangan hal – hal sebagai berikut :
 Tersedianya obat dan dosis yang diresep / diminta
 Pertimbangan beratbadan klien ( mg/kgBB/hari )
 Jika ragu – ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat
lain.
 Serta melihat batas yang di rekomendasikan bagi dosis obat tertentu

4. Benar waktu
Pemberian obat sesuai dengan waktu yang telah ditetakan. Dosis obat harian
diberikan pada waktu tertentu dalam seharian. Misalnya seperti 2x sehari, 3x sehari,
4x sehari dan 6x sehari. Sehingga kadar obat dalam plasma tubuh data
dipertimbangkan. pemberian obat sesuai dengan waktu paruh obat ( t ½ ). Obat yang
memunyai waktu Paruh panjang diberikan sekali sehari. Dan untuk obat yang
memiliki waktu aruh pendek diberi beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.

5. Benar cara / rute


Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai. Obat
dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Factor yang menetukan
pemberian trute terbaik ditentuka oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta yang diinginkan. Obat dapat diberikan
peroral, sublingual, topical,rektal, inhalasi.

2.3 indikasi dan kontraindikasih pemberian obat secara IM

Indikasi pemberian obata secara intramuscular biasa diilakukan pada pasien yang tidak
sadar dan tidak mau berkerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral. Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuscular yaitu : infeksi,
lesi kulit, jaringan perut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.

2.4 macam- macam obat IM

Beikut adalah macam – macam obat yang diberikan secara intramuscular :

a. MATOLAC
1. Untuk penggunaan jangka pendek untuk nyeri akut sedang sampai berat .
2. DOSIS : 10-30 mg tiap 4 -6 jam. Maks : sehari 90 mg, lam tetapi maksimal
( pemberian IM/IV ) tidak boleh dari 5 hari, km : 5 amp 10 mg
b. FENTANY
1. Untuk depresi pernapasan, cedera kepala, alkboholisme akut, serangan asma akut,
intolerensi hamil, lektasi.
2. DOSIS : pramedikasi, 100 mg scr IM 30-60 sebelum OP
c. DOLGENSIK
1. Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri paska op ( opoerasi )
2. DOSIS : dosis tunggal untuk dewasa dan anak – anak > 12 tahun : 1 amp ( 100mg )
IM di suntikan perlahan – lahan. Maksimal 4 amp. Anak – anak : 1 tahun 1-2 mg/kg
d. DURALGIN
1. Untuk analgesic seperti : nyeri setelah op, neuralgia
2. DOSIS
- dewasan 25 – 100 mg, maksimal sehari 300mg dalam dosis
- bagi anak 6 tahun sehari maksimal 100mg IM
- dosis bagi anak – anak 1 -12 tahun : sehari maksimal 20.000mg

e. BCG
1. pelindungan penyakit : TBC / tuberkolosis
2. penyebeb : bakteri basillius calmatte guerrin
3. kandaiungan : basillius calmatte guerrin yang dilemahkan
4. waktu pemberian : umur /usia 2 bulan
f. DPT/ DT
1. Perlindungan penyakit : difteri ( infeksi tenggorokan ), pertussis ( batuk rejan )
dan tetanus ( kaku rahang )
2. Penyebab : bakteri difteri , pertussis dan tetanus
3. Waktu pemberian :
1. Umur /usia 3 bulan
2. Umur /usia 4 bulan
3. Umur /usia 5 bulan
4. Umur /usia 1 tahun 6 bulan
5. Umur /usia 5 tahun
6. Umur /usia 10 tahun
g. Hepatitis B
1. Perlindungan penyakit : infeksi hati / kanker hati mematikan
2. Waktu pemberian :
1. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnya
2. Tergantung situasi dan kondisi I
3. Tergantung situasi dan kondisi II
4. Tergantung situasi dan kondisi III
h. Hepatitis A
1. Perlindungan penyakit : Hepatitis A ( penyakit hati )
2. Penyebab : virus Hepatitis A
3. Waktu pemberian :
1. Tergantungan situasi dan kondisi I
2. Tergantungan situasi dan kondisi II

2.5 daerah pemberian obat secara IM


1. paha ( vastur lateralis )
posis klien terlentang dengan lutut agar fleksi. Area ini terletak antara sisi median
anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus biasanya tebal dan tumbuh secara baik
pada orang dewasa dan anak – anak. Bila melakukan injeksi pada bayi disarankan
menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serabut pada 1/3 bagian
tegang. Area ini ditentukan dengan cara membagi area antara trokanter mayor
sampai dengan kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih area tengah untuk
lokasi injeksi. Untuk melakukan injeksi ini pasien diatur mitring atau duduk
2. Ventrogluteal
Posisi klien bebrbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut dan
panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area
von hoehstetter. Area ini paling banyak di pilih untuk injeksi muscular karena
pada arena ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar. Area ini jauh dari
anus sehingga tidak terkontamasi.
3. Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati – hati
seingga injeksi tidak injeksi tidak mengenai saraf skiati dan pemburuh
darah.lokasi ini dapat digunakan pada orang dewasa dan anak – anak di atas usia
3 tahun, lokasi ini dapat digunakan pada anak dibawah 3 tahun karena kelompok
usia ini otot dorsohgluteal belum berkembang . salah satu cara menentukan
lokasi dorsogluteal adalah membagi area gliutealn menjadi kuadran – kuadran
area gluteal tidak terbatas hanya pada bokong saja tetapi memanjang keara
Kristal iliaka.

4. Otot deltoid dilengan atas


Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawaah fleksi tetapi rileks
menyilangi apdomen atau pengakuan . area ini dapat di temukan pada area atas
bagian luar . area ini jarang di gunakan untuk injeksi intramuscular karena
mempunyai resiko besar terhadap bahaya tertusuknya pembuuh darah mengenai
tulang atau serabut saraf.
2.6 prosedur pemberian obat secara IM
1. alat dan bahan :
a. spuit steril dengan isi dari 2 hingga 10 cc
b. jarum suntik steril dengan panjang yang cukup untuk dapat menusuk otot
dengan baik
c. bak injeksi
d. bengkok
e. kassa
f. obat yang akan digunakan
g. handscone
h. gergaji kecil untuk memotong ampul
i. kapas alcohol
j. cair pelarut atau cairan steril
k. daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat

2. prosedur
1. persiapkan alat terlebih dahulu
2. letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah
3. pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien dan pesien tepat
dengan cara melihat label obat dan buku catatan
4. jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
5. cuci tanggan sebelum melakukan tindakan
6. pakai handscoen
7. ambel spuit, kemudian lepaskan penutupnya
8. ambil obat kemudian masukan ke spuit sesuai dengan dosis
9. periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyutikan
10. desinfeksi dengan kapas alcohol
11. lakukan penyutikan dengan posisi jarum lurus
12. setelah jarum masuk, lakukan apirasi spuit
13. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit
14. Lihat kembali obat yang telah diberikan kan pada pasien
15. Catat reaksi, jumlah dosisi, dan waktu pemberian
16. Lepaskan handscoen dan perisihkan peralatan
17. Cuci tanggan
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Pemberian obat secara intramuscular adalah pemberian obat / caira dengan cara
dimasukan langsung kedalam obat ( muskulu ). Pemberian obat dengan cara ini
dilakukan pada bagian tubuh yang beroto besar, agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian
atas. Pemberian obat intramuskulus diindikasikan pada pasien yang tidak sadar dan
tidak mau berkerja samakarena memungkinkan untuk diberikan obat secara oral.
DAFTAR PERPUSTAKAAN

www.academia.edu/12660317/pemberian_obat_secara_intramuskular_im_

Anda mungkin juga menyukai