D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : MONIKA TANDI PARANDUK
NIM : B.21.06.172
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah SOP Kebijakan dalam Pelayanan Kebidanan ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas MATA KULIAH KEBIJAKAN DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah tentang SOP Kebijakan dalam Pelayanan Kebidanan ini.
Dan saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah tentang SOP Kebijakan dalam Pelayanan Kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian standar
2. Syarat standar
3. Pengenalan standar pelayanan kebidanan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar pelayanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan kebidanan dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung
gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
1. Pengertian standar
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah kedaan ideal atau
tingkat pencapaian tertinggi yang sempurna yang dipergunakan sebagai batas
penerimaan. Menurut Donabedin (1980) standar adalah rumusan tentang penampilan
atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah
ditetapkan.
- Lembar balik
- Leaflet
Bahan :
- Alat tulis
Lanka-langkah :
8.Rekan histori
perubahan
e. Register
2. Mekanisme Pencatatan
3. Pelaporan
7.Unit terkait Semua komponen kegiatan upaya kesehatan wajib dan pengembangan
8.Dokumen terkait Tim manajemen puskesmas dan koordinator program
9.Rekaman historis
perubahan
- Termometer
- Map rekam medis
- Microtoise
- Alat ukur LILA
- Timbangan berat badan
Bahan
- Pulpen
Prosedur :
6. Hal-hal yang perlu Pengkajian awal harus dilakukan secara tepat dan
diperhatikan kompehensif
8. Rekaman historis
perubahan
1. Pengertian Palpasi abdomen merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu hamil untuk
menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan palpasi
leopold.
1. Rekam Medis
2. Buku Register
9. Dokumen
3. Status Pasien
Terkait
4. Partograf
5. Buku KIA
10. Rekaman
Historis
Perubahan
9. Dokumen
Rekam medik
Terkait
10. Rekam
Historis
Perubahan
4.Referensi Buku acuan dan panduan Asuhan Persalinan normal dan inisiasi menyusui dini
tahun 2008
5. Prosedur 1.Alat :
a. Gunting episiotomi 1 unit
b. Sarung Tangan steril/DTT 1 pasang
2. Bahan :
a. Lidocain 1% 1 ampul
b. Spuit 10 cc 1 buah
c. Betadine 1 botol
d. Kasa steril
6.Langkah- 1. Petugas mempersiapkan alat
langkah 2. Petugas cuci tangan
3. Petugas memberitahu ibu tindakan yang akan
dilakukan
4. Petugas memakai sarung tangan
5. Petugas menghisap larutan lidocain 1% kedalam
spuit 3 cc
6. Petugas meletakkan dua jari kedalam vagina
diantara kepala bayi dan perineum
7. Petugas memasukkan ditengah fourchettedan
mengarahkan jarum sepanjang tempat yang akan
diepisiotomi
8. Petugas mengaspirasi (tarik batang penghisap )
untuk memastikan bahwa jarum tidak mengenai
wadah darah
9. Petugas menarik jarum perlahan sambil
menyuntikkan lidocain
2. Petugas menarik jarum bila sudah kembali ke titik awal asal jarum suntik
ditusukkan
3. Petugas memastikan perineum sudah tips dan bersih serta kepala bayi 3-4
cm sudah terlihat introitus vagina
4. Petugas memasukkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan
perineum
5. Petugas menggunakan kedua jari untuk memberi sedikit tekanan lembut
searah cahaya bulan pada perineum
6. Petugas menempatkan gunting ditengah-tengah fourchette nanti dan
gunting mengarah kesudut yang diinginkan mediolateral
7. Petugas menggunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral,
dan melakukan palpasi untuk memastikan tidak melukai jari ani eksternal
8. Petugas mengendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk
melebarkan episiotomi
9. Setelah bayi lahir dan plasenta lahir, petugas memeriksa dengan hati-hati
bagian luka episiotomi perineum, dan vagina. Kemudian petgas
melakukan penjahitan untuk menutup luka di perineum
10. Petugas cuci tangan
11. 19. Petugas melakukan dokumentasi
7.Hal-hal yang 1. Pencegahan infeksi
perlu 2. Pencegahan ruptur derajat III dan IV
diperhatikan 3. Pencegahan trauma bekas persalinan
8.Unit terkait 1. Poskeses
2. Puskesmas
3 Rumah sakit
9.Dokumen 1. PCOS persalinan
terkait 2. Partograf
10.Rekaman
historis
perubahan
1.Pengertian Asuhan yang diberikan pada Bayi Baru Lahir pada jam pertama setelah
kelahiran.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam perawatan Bayi Baru Lahir di Ruang Kamar Bersalin di
Puskesmas Mamasa.
Alat :
g. Timbangan bayi
h. Meteran (pengukur panjang badan bayi)
i. Bak stempel
j. Spoit 1 cc
Bahan :
a. Surat keterangan kelahiran
5.Prosedur b. Salep mata
c. Pakaian bayi terdiri dari :
- Baju bayi 1 buah
- Popok bayi
- Bedong / kain bayi 2 buah
d. Vitamin K injeksi
e. HB 0
f. Kapas DTT
1. Mencuci tangan
2. Keringkan dan bersihkan bayi dengan kain / bedong yang bersih
3. Timbang berat badan bayi
4. Ukur panjang badan bayi
5. Kenakan pakaian bayi
6.Langkah- 6. Selimuti kembali bayi dengan kain sehingga menutupi sebagian kepala
Langkah bayi
7. Berikan suntikan vitamin K
8. Berikan salep mata bayi kiri dan kanan
9. Berikan imunisasi hepatitis B injeksi IM 2 jam setelah kelahiran
10. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
7.Hal-Hal
Yang Perlu Keadaan umum bayi
Diperhatikan
8. Unit terkait Unit persalinan dan kamar bayi
10.Rekaman
historis
perubahan
3.kunjungan nifas ketiga dalam waktuhari ke-29 sampai dengan hari ke-42
setelah persalinan
a. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir
b. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan
dan suhu).
c. Lakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri
d. Lakukan pemeriksaan lochia dan pengeluaran cairan lainnya
e. Lakukan penilaian fungsi berkemih
f. Tanyakan kepada ibu mengenai suasana emosi
g. Ajarkan ibu cara memandikan bayi dengan benar
h. Lakukan pemeriksaan payusara dan anjurkan pemberian ASI esklusif
i. Anjurkan ibu cara menysui dengan benar
9.Dokumen
Rekam medik
Terkait
10.Rekam
Historis
Perubahan
VAKUM EKSTRAKTOR
1.Pengertian Suatu tindakan percepatan persalinan dengan penggunaan vakum
ekstraktor
2.Tujuan Sebagai acuan pemberian pelayanan pada pasien
3.Kebijakan Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
4.Prosedur 1.indikasi
Kala II lama lama dengan presentasi belakang kepala atau vertek
2.kontra indikasi
-Malpresentasi
-panggul sempit (CPD)
3.syarat khusus
pembukaan lengkap
presentasi belakang kepala
janin cukup bulan
kepala d hodge III-IV
4.persiapan
persetujuan tindakan medis
persiapan alat-alat: untuk ibu, untuk penolong, (operator dan
asisten), untuk bayi
Pencegahan infeksi sebelum tindakan
5.Tindakan
periksa dalam untuk menilai posisi kepala bayi dengan
meraba sutura sagitalis dan ubun-ubun kecil posterior
-masukkan mangkok vakum melalui intriotus vagina secara
miring dan pasang pada kepala bayi dengan titik tengah
mangkok pada sutura sagitalis 1 cm dari UUK
-Nilai apakah perlu episiotomi, jika episiotomi tidak
diperlukan pada saat pemasangan mangkok mungkin akan
diperlukan pada saat perineum meregang ketika bayi akan
lahir
-pastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit
-pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau negativ dan
periksa aplikasi mangkok mangkok tunggun2 menit lagi.
-periksa apaka ada vagina yang terjepit, jika ada turunkan
tekanan dan lepas bagian yang terjepit
-setelah menmencapai tekanan negativ yang maksimal
lakukan tarikan searah dengan sumbu panggul dan tegak lurus
pada mangkok
-tarikana dilakukan pada puncak his dengan mengikuti sumbu
jalan lahir pada saat penariakn minta pasien meneran, posisi
tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan dalam pada
mangkok, jari tengah pada kulit kepala bayi
-Tarikan bias diulangi sampai 3 kali
-saat supoksiput sudah berada dibawa simpisis arahkan
tarikan ke arah atas secara berturut-turut lahir dahi, muka dan
dagi. Segera lepaskan mangkok vakum dengan membuka
tekanan negativ
1.Pengertian Tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan
post partum primer atau perdarahan post partum sekunder
3.Kebijakan
SK Kepala Puskesmas tentang penerapan Standar Prosedur Operasional
7.Hal-Hal
Yang Perlu Jika perdarahan tidak berhenti, rujuk
Diperhatikan
8.Unit Terkait Ruang Bersalin
9.Dokumen
Rekam Medik
Terkait
10.Rekaman
Histori
Perubahan
5.Unit terkait 1. VK
2. Ruang nifas
3. Instalasi gawat darurat
6.Dokumen terkait Rekam medik
7.Rekaman historis
perubahan
7.Hal-Hal
Yang Perlu Keadaan pasien
Diperhatikan
8.Unit Terkait Ruang Bersalin
9.Dokumen
Terkait Rekam Medik