Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME DAN KASUS PEMICU KEPERAWATAN DASAR

“MENGATUR POSISI PASIEN”

OLEH:

DIA PINKE SARI

1B

193110171

DOSEN PEMBIMBING:

Tisnawati,S.St,M.Kes

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2020
MENGATUR POSISI PASIEN

1. POSISI FOWLER

Pada posisi fowler, kepala tempat tidur ditinggikan 45-60 derajat dan lutut klien sedikit
elevasi tanpa tekanan yang menghambat sirkulasi pada kaki yang lebih rendah. Berikut ini adalah
area yang umumnya bermasalah jika klien diberikan posisi fowler :

 Meningkatnya fleksi servikal karena bantal dikepala terlalu tebal dan daya tolak
kepala ke depan
 Ekstensi lutut, memungkinkan klien mendorong kaki ke tempat tidur
 Tekanan pada posterior lutut, menurunkan sirkulasi ke kaki
 Rotasi eksternal pinggul
 Lengan bergantung tidak didukung di sisi klien
 Kaki yang tidak didukung atau tekanan pada tumit
 Sendi tekan tidak dilindungi pada sekrum dan tumit
 Meningkatnya tekanan pada punggung dan tumit saat kepala tempat tidur ditinggikan
lebih dari 60 derajat

Tujuan

1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.


2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga  meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

 Indikasi
1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi
2. POSISI SEMI FOWLER

Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat.
Tujuan
1.      Mobilisasi
2.      Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3.      Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
1.      Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
2.      Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh
3.      Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari
tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut ).

3. POSISI SIM

Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).
Posisi sims berbeda dengan posisi miring, dalam mendistribusikan berat badan. Pada posisi sims,
klien menumoukkan berat badan pada ileum, humerus, dan klavikula.
Berikut ini adalah sendi yang sering bermasalah pada posisi sims:
 Fleksi lateral leher
 Rotasi internal, adduksi, kurangnya dukungan pada bahu
 Kurangnya dukungan pada kaki
 Kurangnya dukungan pada area sendi yang tertekan pada ileum, humerus, klavikula,
lutut, dan pergelangan kaki.
Tujuan :
1.      Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
2.      Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
3.      Memasukkan obat supositoria
4.   Mencegah dekubitus
Indikasi :

1. Untuk pasien yang akan di huknah


2. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus

Alat dan bahan :

1. Tempat tidur khusus


2. Selimut

4. POSISI TRENDELENBURG

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

Indikasi :
    1) Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
    2) Pasien shock
    3) Pasien hipotensi.
5. POSISI DORSAL RECUMBENT

Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan)
diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada
proses persalinan.
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi :

1. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia


2. Untuk persalinan

6. POSISI LITOTOMI

Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.

Indikasi :

1. Untuk ibu hamil


2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
7. POSISI GENU PECTROCAL/KNEE CHEST

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi :

1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

8. POSISI SUPINE

Klien dengan posisi supine / telentang bertumpu pada punggungnya. Pada posisi supine,
hubungan bagian tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik yang diharapkan tubuh pada
bidang horisontal. Gunakan bantal, gulungan trokanter, dan gulungan tangan atau bebat lengan
untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi cedera pada kulit atau sistem
muskuloskeletal. Matras harus dalam keadaan baik untuk mendukung tulang servikal, toraks dan
lumbar. Bahu harus didukung. Dukungan pada kaki mencegah kaki lunglai dan mempertahakan
kesejajaran tubuh.

Dibawah ini adalah area yang bermasalah saat klien berada dalam posisi supine:

 Bantal pada kepala yang terlalu tebal meningkatkan fleksi servikal


 Kepala datar pada matras
 Bahu tidak didukung dan rotasi internal
 Siku ekstensi
 Ibu jari tidak berlawanan dengan jari tangan
 Rotasi pinggul eksternal
9. POSISI PRONE

Klien dengan posisi prone / telungkup menyebabkan kepala dan dada menghadap ke bawah.
Kepala klien sering dibalikkan ke sisi samping, tetapi jika bantal diletakkan dibawah kepala,
bantal harus tipis untuk mencegah fleksi servikal atau ekstensi dan mempertahankan kesejaajaran
lumbar.

Kaji dan koreksi masalah yang potensial pada sendi klien dengan posisi terlungkup:

 Hipertensi leher
 Hiperekstensi lumbar
 Plantar fleksi pergelangan kaki
 Tekanan pada sendi tidak dilindungi pada dagu, siku, pinggul, lutut, dan jari kaki

10. POSISI ORTHOPENEIC

Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada,


seperti pada meja.

Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang
ekstrim dan tidak bias tidur terlentang atau posisi kepala hanya bias pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bias tidur terlentang.

11. POSISI LATERAL


Posisi miring
dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul d
an bahu.
Tujuan
1.      Mempertahankan body aligement
2.      Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3.      Meningkankan rasa nyaman
4.      Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Indikasi
1.      Pasien yang ingin beristirahat
2.      Pasien yang ingin tidur
3.      Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4.      Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

KASUS PEMICU

1. Seseorang pasien mengeluh setiap BAB terasa keras dan keluar darah
segar menetes, klien tak suka makan sayur dan buah, klien hanya suka
makan cabe pedas dan gorengan.
Posisi : Knee chest
Alasan : Pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan dan pengobatan
pada daerah rektum dengan posisi knee chest,karena pasien tidak suka
makan sayur dan buah, hanya suka makan cabe pedas dan gorengan.

2. Seorang pasien laki-laki usia 60 th datang ke RS dengan kondisi pucat,


mengeluh pusing sejak tadi malam, TD 80/60 mmHg, nadi 52 x/menit.
Posisi : trendelenberg
Alasan : karena Otak kekurangan darah yang kaya oksigen, akibatnya
pasien merasa pusing dan pucat serta pasien juga memiliki TD yang
rendah. Posisi yang dianjurkan adalah posisi trendelenberg, untuk
melancarkan aliran darah ke otak.

3. Seorang pasien wanita usia 40 th datang ke IGD dengan keluhan sesak


napas, pasien punya riwayat penyakit asma sejak 10 tahun yang lalu.
Posisi : Semi fowler
Alasan : Pasien dianjurkan melakukan posisi semi fowler untuk
membantu mengurangi sesak napas, dengan melakukan gaya gravitasi
untuk membantu pengembanagan paru dan mengurangi tekanan dari
abdomen pada diagfragma.

4. Seorang pasien laki-laki datang ke poliklinik dengan mengeluh sudah 4


hari tidak BAB, perut terasa kurang enak.
Posisi : Sim
Alasan : Pasien dianjurkan melakukan posisi sim untuk memasukkan
obat ke supositoria, karena pasien tersebut sudah 4 hari tidak BAB.

5. Seorang ibu hamil datang ke RSB, dengan keluhan keluar air-air di


kemaluan, usia kehamilan 39 minggu, perut terasa mules dan nyeri,
makin ke sini makin sering dan kuat nyerinya.
Posisi : Lithotomi.
Alasan : Pasien dianjurkan melakukan posisi lithotomi dikarenakan usia
kehamilan telah 39 minggu dan mendekati proses bersalin.

DAFTAR PUSTAKA
Perry,Potter.fundamental of nursing fundamenrtal keperawatan. Edisi 7.

http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/jenis-jenis-pemberian-posisi-tubuh-pada.html

Anda mungkin juga menyukai