Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih sering menjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB ) karena
dapat menyebabkan kematian. Penyebab utama kematian diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan
elektrolit melalui feses. Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian
yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) terhadap tingkat pengetahuan pasien penyakit diare di
Puskesmas “X” Wilayah Surabaya Timur periode Maret hingga Agustus 2019. Penelitian bersifat deskriptif dan
Analisis metode paired sample T test dengan pengambilan data secara purposive sampling. Sumber data adalah
pasien pediatri penyakit diare dengan rentang usia 0-17 tahun. Hasil penelitian dari 40 responden yang
memenuhi kriteria inklusi, yaitu jumlah responden berjenis kelamin laki-laki (7,5%) dan perempuan (92,5%),
sebagian besar berusia 31-35 tahun (47,5%) dan 25-30 tahun (27,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
40 responden yang memenuhi kriteria inklusi sebelum KIE diperoleh tingkat pengetahuan baik (15%), tingkat
pengetahuan cukup (77 %) , dan tingkat pengetahuan kurang sebesar (7,5 %). Sesudah KIE diperoleh tingkat
pengetahuan baik (75%), dan tingkat pengetahuan cukup (25%). Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) terhadap pasien pediatri
penyakit diare yang dilakukan di puskesmas “X” Wilayah Surabaya Timur.
*Corresponding author: Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Jl. Raya Kalisari
Selatan No. 1 Surabaya, e-mail: margaretamissa@gmail.com
penyakit diare dan telah memenuhi kriteria 3. Pasien yang bersedia menjadi responden
inklusi. Jumlah responden pengunjung 4. Pengasuh pasien pediatri yang berumur 0
puskesmas yang diwawancara ditentukan bulan – 17 Tahun
berdasarkan rumus besar sampel untuk proporsi
suatu populasi. Total responden yang memenuhi Kriteria eksklusi:
kriteria inklusi sebanyak 45 orang. Responden - Pasien yang memiliki status kesehatan yang
diberikan lembar kuesioner yang terdiri atas tidak memungkinkan untuk tidak dilakukan
halaman informed consent dan halaman penelitian (tuli).
pertanyaan. Sebelum menjawab pertanyaan, HASIL DAN PEMBAHASAN
responden diminta untuk mengisi identitas dan Data dikumpulkan dari hasil KIE dengan
informed consent terlebih dahulu. Kemudian menggunakan kuesioner terhadap 40 responden
peneliti memberikan kuesioner pretest, yang berobat di puskesmas. Data demografi
selanjutnya diberikan KIE selama ± 30 menit, responden yang berobat di Puskesmas
selanjudnya meminta kesediaan responden untuk dipresentasikan pada tabel 1. Berdasarkan hasil
mengisi kuesioner postest dengan menjawab 20 perhitungan frekuensi pada kategori pretest dapat
pertanyaan yang tertera pada kuesioner. Setelah diketahui bahwa pada saat pretest, responden
semua pertanyaan selesai dijawab, data yang
yang memiliki pengetahuan kategori kurang
diperoleh dari kuesioner tersebut dianalisis sebanyak 3 orang atau 7,5%, kategori cukup
menggunakan SPSS. sebanyak 31 orang (77,5%) dan kategori baik
Tempat dan Waktu Penelitian sebanyak 6 (15%) responden (tabel 2).
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas ” Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi pada
X” Surabaya Timur. Sedangkan waktu penelitian kategori posttest (tabel 3)dapat diketahui bahwa
dimulai dari bulan Mei – Agustus 2019. pada saat post-test, responden yang memiliki
kategori cukup sebanyak 10 responden (25,0%)
Populasi dan Sampel dan kategori baik sebanyak 30 responden (75,0%).
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Berdasarkan hasil pengujian paired sample
penyakit Diare di Puskesmas “X” Surabaya Timur. t-test pada data diatas, dapat diketahui nilai
Pasien penelitian yang dipilih adalah sebagian signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat
populasi pasien Diare yang memenuhi kriteria disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan
inklusi dan eksklusi (Sugiyono, 2016). pengetahuan pengasuh pasien diare sebelum (pre
test) dan sesudah (post-test) dilakukan KIE.
Kriteria Sampel Sehingga ada pengaruh Komunikasi Informasi
Kriteria inklusi: dan Edukasi (KIE) terhadap tingkat pengetahuan
1. Pasien yang berobat di Puskesmas Keputih pasien tentang penyakit diare di puskesmas “X”
wilayah Surabaya Timur.
2. Pasien yang menderita penyakit diare
berdasarkan diagnosis dokter
Penelitian pengaruh pemberian Komuni- meminta waktu pasien untuk mengisi kuisioner
kasi Informasi dan Edukasi (KIE) terhadap dan melakukan KIE mengenai penyakit diare.
tingkat pengetahuan pasien pediatri penyakit Faktor lain yang berhubungan dengan penge-
diare di puskesmas “X” wilayah Surabaya timur. tahuan responden tentang penyakit diare adalah
Alat bantu yang digunakan untuk melihat penyuluhan dari petugas kesehatan seperti dokter
pengaruh pemberian KIE pada penelitian ini dan apoteker.
adalah dengan kuesioner. Pertanyaan yang Penelitian ini menggunakan uji Paired
terdapat dalam kuesioner telah diuji validitas dan Sample T Test dengan bantuan program SPSS.
reliabilitasnya dengan menggunakan bantuan Kriteria perhitungan uji Paired Sample T Test
software komputer SPSS. adalah jika nilai Sig. 2-tailed < 0,05 maka H0
Dari hasil survei dengan cara memberikan ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan perhitungan
kuisioner dan melakukan KIE kepada pasien menggunakan uji Paired Sample T Test dengan
pediatri penyakit diare di Puskesmas “X” Wilayah bantuan program komputer diperoleh angka
Surabaya Timur, sebagian pasien mengatakan signifikansi sebesar 0,000, karena nilai Sig. 2-
bahwa mereka tidak tahu tentang cara pe- tailed < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan
nanganan penyakit diare dengan baik serta tanda- bahwa ada perbedaan pengetahuan yang
tanda yang muncul pada anak yang terkena signifikan pada pasien diare sebelum dan sesudah
penyakit diare responden hanya mengatakan diberikan KIE.
bahwa jika balita diare hanya diberikan ASI dan
jika diare sudah berlangsung lama barulah pasien Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat
dibawa ke puskesmas selain itu juga penderita pengetahuan responden kategori pretest
belum terlalu memahami dengan bagaimana Kategori Pretest
penularannya dan bagaimana cara Frekwensi Persentase
pengobatannya. Hal ini menunjukkan bahwa
Kurang 3 7,5
pengetahuan tentang penyakit diare masih sangat
kurang. Dengan dilakukan KIE oleh peneliti, Valid Cukup 31 77,5
maka dapat meningkatkan pengetahuan Baik 6 15,0
responden. Total 40 100,0
Dari hasil distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan diketahui bahwa sesudah dilakukan Tabel 3.Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
KIE, banyaknya pasien yang memiliki tingkat responden kategori post-test
pengetahuan tergolong baik mengalami Kategori Post-test
peningkatan, dari yang semula hanya 6 responden Frekwensi Persentase
(15%), meningkat menjadi 30 responden (75%). Cukup 10 25,0
Dapat disimpulkan KIE yang diberikan oleh Valid
peneliti dapat meningkatkan tingkat pengetahuan Baik 30 75,0
responden penyakit diare. Ketika pasien datang Total 40 100,0
puskesmas untuk pemeriksaan, maka peneliti
DAFTAR PUSTAKA Simadibrata K, D. dan Setiati, S. 2014. Diare Akut. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta.
BPOM. 2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015
Sugiyono. 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Tentang Pedoman Cara Ritel Pangan Yang Baik Di Pasar
Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.
Tradisional. Jakarta: BPOM
Wijoyo Y, 2013, DIARE: Pahami Penyakit dan Obatnya, PT
Kementrian Kesehatan RI, 2018, Profil Kesehatan Indonesia,
Intan Sejati, Klaten.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
World Health Organization, 2013, Hospital care for children,
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan
Guidelines for the management of common childhood
Pengembangan Kesehatan, Jakarta: Departemen Kesehatan
illnesses.
Republik Indonesia.