Nim : 201081049
Prodi D3 kebidanan
Semester 4
Jawaban :
1.Benar pasien
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan teliti, jika ragu
perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan darah yang memadai, ada beberapa obat yang diminum sesudah atau sebelum makan,
juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di
berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien
menolak pemberian obat.
2. Jelaskan apa yang dimakasud penggunaan obat yang rasional dan bagaimana kriteria
pengobatan rasional?
Jawaban : Penggunaan obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat
untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan
dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu maupun masyarakat.
Penggunaan obat rasional sangatlah penting. Langkah ini akan memastikan bahwa obat dapat digunakan
sebaik-baiknya dan seefisien mungkin, tanpa menimbulkan kondisi atau efek samping yang tidak perlu.
3. Apa yang dimaksud dengan "benar"dalam pemberian obat, dalam praktek keperawatan?
Jawaban : perawat memastikan nama obat pada label, memastikan nama obat sesuai dengan buku
injeksi atau rekam medis pasien dan memberikan obat dengan menggunakan label obat. Benar dosis:
perawat menyiapkan dosis obat sesuai dengan rekam medis dan memberikan obat sesuai dengan dosis
Jawaban : Penggunaan obat rasional ditinjau dari tiga indikator utama yaitu peresepan, pelayanan
pasien, dan fasilitas.
5. Apa dampak dari pengobatan yang tidak rasional dan berikan contoh pengobatan yang
Jawaban : 1.Lebih dari 50 persen obat diresepkan, diberikan atau dijual secara tidak tepat.
2.Penggunaan obat secara berlebihan (overuse), penggunaan obat secara kurag (underuse), atau
penggunaan obat secara tidak tepat (misuse) sehingga berbahaya bagi manusia dan memboroskan
sumber daya
3.Lebih dari 50 persen negera tidak melakukan penerapan kebijakan yang tepat untuk mempomosikan
penggunaan obat yang rasional
4.Di negara berkembang, kurang dari 40 persen pasien di layanan kesehatan milik pemerintah dan
kurang dari 30 persen di layanan kesehatan swasta tidak mendapatkan tatalaksana sesuai dengan
pedoman klinis yang tepat
5.Kurang dari 60 persen anak dengan diare akut mendapatkan terapi rehidrasi oral atau oralit, tetapi
lebih dari 40 persen mendapatkan antibiotok yang tidak perlu. Padahal oralit sangat penting dalam
tatalaksana semua diaere sementara antibiotik hanya untuk diare yang disebabkan oleh bakteri atau
amuba
6.Hanya 50-70 persen pasien dengan pneumonia mendapatkan antibiotik yang tepat, namun lebih dari
60 persen pasien dengan salesma mendapat antibiotik yang tidak perlu
6. Jelaskan bagaimana mengatasi masalah yang berkaitan penggunaan obat yang tidak
rasional!
7)Melaksanakan intervensi.
Informasi tentang obat yang tidak memadai, seperti referensi yang sudah kadaluwarsa atau terbatas,
adalah salah satu penyebab tersering medication error, dengan 35% adverse drug events yang bisa
dicegah disebabkan oleh kurangnya informasi tentang obat. Sebagian dari insiden ini terjadi karena
kurangnya informasi tentang obat saat peresepan.
-Mempunyai referensi obat. Tidak realistik mengharapkan dokter tahu segala hal tentang puluhan ribu
obat di pasaran. Untuk membantu menurunkan risiko pada pasien, pastikan bahwa semua anggota staf
yang meresepkan, menyerahkan, memberikan obat atau memberi edukasi pada pasien tentang obat
mendapat akses yang mudah pada informasi obat terkini dan sumber pendukung pengambilan
keputusan lainnya. Putuskan satu set referensi informasi obat yang akan digunakan dan mutakhirkan
minimal setahun sekali atau kapankan ada edisi baru. Selain itu, pertimbangkan menggunakan personal
digital assitant/mobile phone/gadgets dengan software informasi obat yang mutakhir (misalnya
Epocrates).
-Menetapkan guideline. Guideline obat tertulis yang memuat dosis, kontraindikasi, tindakan pencegahan
dan informasi penting lainnya untuk obat-obat yang sering digunakan sangat berharga. Rujuk ke
panduan nasional, label paket produk obat, dan sumber tentang obat lainnya untuk menciptakan
guideline yang akan mudah diikuti oleh anggoat staf.
-Identifikasi obat-obat high-alert. Kita harus mengidentifikasi daftar obat high-alert yang memerlukan
kehatian-hatian ekstra saat memberikan, meresepkan, dan menyerahkan obat. Obat-obat high- alert
adalah obat yang mempunyai kecenderungan untuk menyebabkan harm serius pada pasien saat
digunakan secara salah, misalnya warfarin, LMWH, insulin, obat antidiabetik oral, opiat, dan metotreksat.
ISMP telah menyusun daftar 14 obat high alert dan daftar 19 kelas/kategori obat high alert.
Jawaban :
1) Kebenaran bahan.
2) Ketepatan dosis.
4) Pastikan apakah obat bisa langsung digunakan atau ada hal tertentu yang harus dilakukan terlebih
dulu.
Jawaban :Cara Pemberian obat Parenteral 1. Subkutan atau dibawah kulit (s.c), yaitu disuntikkan
kedalam tubuh melalui bagian yang sedikit lemaknya dan masuk kedalam jaringan bawah kulit. Volume
yang diberikan tidak lebih dari 1 ml. 2. Intramuskular (i.m) yaitu disuntikan kedalam jaringan
otot,umumnya otot paha atau pantat.
11. Apa yang perlu anda lakukan jika seorang klien menolak untuk menerima pengobatan?
Jawaban : Menanyakan dengan baik-baik Alasan melakukan pengobatan, jangan memaksa klien, ajak
untuk konsultasi lagi dengan dokter, berusaha memberikan perawatan yang suportif, dan memberikan
perhatian serta dukungan untuk klien maupun keluarganya.
12. Apa hal-hal utama yang harus dicatat dalam setiap pemberian obat?
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan teliti, jika ragu
perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan darah yang memadai, ada beberapa obat yang diminum sesudah atau sebelum makan,
juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di
berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien
menolak pemberian obat.
13. Apa implikasi dalam perawatan bagi setiap rute pemberian obat ?
Jawaban : - Benar Rute Implikasi dalam perawatan: Nilai kemampuan klien untuk menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. Teknik steril
digunakan dalam rute parenteral Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai Tetaplah bersama klien
sampai obat-obat oral telah ditelan .
1. Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan 1⁄2 jam sebelum atau sesudah waktu
yang tertulis dalam resep.
2. Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril, diberikan sebelum makan
3. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi mukosa lambung, diberikan
bersama-sama dengan makanan.
4. Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan
diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat.
5. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik
(tergantung peraturan).
6. Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam (misalnya setiap 8 jam
bila di resep tertulis t.i.d) untuk menjaga kadar terapeutik dalam darah.
RESUME MATERI TENTANG
Prinsip pemberian obat pada pasien (Medikasi) dan Penggunaan obat rasional
Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara,yaitu melalui rute oral, parenteral, rektal, vaginal,
kulit, mata, telinga dan hidung.
1. Benar Pasien
Dapat di pastikan dengan melihat nama pada label obat dan mencocokkan dengan nama, usia, dan jenis
kelamin.
2. Benar Obat
Pastikan obat yang diberikan harus sesuai resep dokter yang merawat , dari nama obat, bentuk dan
warna, serta membaca label obat sampai 3 kali yaitu :
saat melihat kemasan obat,saat menuangkan obat sesudah menuangkan obat.Jika labelnya tidak
terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian apotek.
3. Benar Dosis
Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter dan catatan pemberian obat.
Pastikan obat diberikan sesuai dengan cara yang diintruksikan dan periksa pada label cara pemberian
obat. Misalnya oral (melalui mulut) sublingual (dibawah lidah), inhalasi (semprot aerosol) dll.
Harus diperhatikan expire date/masa kadaluarsa obat yang akan diberikan. Biasanya pada label botol
obat tertera kapan obat tersebut kadaluarsa. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh),
tablet menjadi basah/bentuknya rusak.
Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang di inginkan dan bisa
memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh
seseorang.
Menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk
individu maupun masyarakat.
Penggunaan obat rasional ditinjau dari tiga indikator utama yaitu peresepan, pelayanan pasien, dan
fasilitas. Penggunaan obat yang rasional (POR) di setiap fasilitas pelayanan kesehatan upaya
pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
merupakan salah satu langkah sehingga tercapai keselamatan pasien (patient safety)
Resistensi antibiotik. Mengurangi kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan. Efek samping
obat dan kesalahan pengobatan yang membahayan tubuh. Membuang biaya yang tidak perlu.