Anda di halaman 1dari 14

MENCUCI RAMBUT

Pengertian

Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sabun atau sampo
kemudian di bilas dengan air bersih

Tujuan

ü Memberikan perasaan senang dan segar kepada klien

ü Rambut tetap bersih, rapi, dan terpelihara

ü Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala

ü Membersihkan kutu dan/atau ketombe

Dilakukan

ü Jika rambut kotor

ü Pada klien yang akan menjalani operasi

ü Secara rutin lima hari sekali, jika keadaan klien memungkinkan

ü Setelah dipasang kap kutu

Indikasi

Pasien yang dalam keadaan bed rest total

Persiapan alat

1.    Baki berisi:

a.    Dua buah sisir

b.    Dua buah handuk

c.    Satu buah waslap

d.   Sarung tangan bersih

e.    Kapas dan tempatnya

f.     Sabun/sampo
g.    Alas (handuk/perlak)

h.    Talang karet

i.      Kom kecil (mangkok) serta kain kasa dan kapas dalam tempatnya 2-3 potong

j.      Bengkok berisi larutan lisol 2-3%

k.    Sarung tangan bersih

l.      Celemek

2.    Gayung

3.    Ember berisi air bersih

4.    Kain pel

5.    Ember kosong

6.    Ceret/termos berisi air panas

Prosedur pelaksanaan

1.        Bawa alat kedekat klien

2.        Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3.        Cuci tangan

4.        Pakai celemek

5.        Pakai sarung tangan

6.        Atur posisi tidur klien senyaman mungkin dengan kepala dekat sisi tempat tidur

7.        Pasang perlak dan handuk di bawah tempat tidur klien

8.        Letakkan ember yang dialasi kain pel di lantai, di bawah kepala klien

9.        Pasang talang dan arahkan ke ember yang kosong

10.    Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klien dengan kasa

11.    Tutup dada dengan handuk sampai ke leher

12.    Sisir rambut kemudian siram dengan air hangat dengan menggunakan gayung

13.    Gosok pangkal rambut dengan kain kasa yang telah di beri sampo kemudian urut denga ujung
jari. Kasa kotor di buang ke bengkok

14.    Bilas rambut sampai bersih kemudian keringkan


15.    Angkat tutup telinga dan mata

16.    Angkat talang, masukkan ke dalam ember, dan letakkan handuk dalam baki

17.    Kembalikan klien pada posisi semula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya serta
meletakkannya di atas bantal

18.    Sisir rambut klien dengan sisir bersih dan biarkan kering atau keringkan dengan alat pengering
rambut lalu sisir sampai rapi

19.    Rapikan klien

20.    Lepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok

21.    Lepaskan celemek dan masukkan ke dalam ember kosong

22.    Bereskan dan bersihkan alat

23.    Kembalikan alat ketempat semula

24.    Cuci tangan

25.    Dokumentasikan tindakan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul
“Pemberian obat melalui Injeksi”.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa
Internet dan media cetak.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai Pemberian obat melalui Injeksi.
Penyusun sadar makalah ini belumlah sempurna maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
Ciamis, 17  September  2012
Penyusun

Andang herdiana

DAFTAR ISI

Kata
Pengantar……………………………………………………………………                       1
Daftar Isi……………………………………………………………………………..          2

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………        3
       1.1  Latar Belakang………………………………………………………..            3
       1.2  Tujuan Penulisan ……………………………………………………                       3

BAB II Pembahasan………………………………………………………………..          4
2.1  Pengertian Injeksi……………………………………………………           4
2.2  Tujuan injeksi…………………………………………………………            4
2.3  mengidentifikasi penyebab penyakit……………………………….           4
2.4 Definisi pemberian obat………………………………………………          4
2.5  Mengetahui dosis obat………………………………………………                        5
2.6  Macam-macam injeksi………………………………………………..           7
2.7 Prosedur Pemberian obat secara Oral …………………………….            9
                                                                                                              
BAB III Penutup……………………………………………………………………           10
3.1 Simpulan……………………………………………………………….           10
3.2 Saran……………………………………………………………………          10

Daftar
Pustaka…………………………………………………………………….                        1
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan melalui injeksi


yang aman. Perawat juga harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau
jelas/dosis yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan.
Adapun prinsip-prinspi pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu :
Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar
dokumentasi. Benar pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien
dan harus dilakukan setiap akan memberikan obat. Benar obat memastikan pasien
setuju dengan obat yang telah diresepkan berdasarkan kategori perintah pemberian
obat, yaitu :perintah tetap (standing order), perintah satu kali (single order), perintah
PRN (jika perlu), perintah stat (segera). Benar dosis adalah dosis yang diresepkan
pada pasien tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat yang
telah diresepkan. Benar dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu, rute, dosis dan
tanda tangan atau insial petugas.
1.2  Tujuan

a.         Mengetahui prinsip-prinsp pemberian obat melalui injeksi


b.        Mengetahui pedoman pemberian obat melalui injeksi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1   PENGERTIAN INJEKSI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir.
Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan
menggunakan teknik steril.

2.2 TUJUAN INJEKSI
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses
penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.

2.3 MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT


Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk
bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur dari organisasi atau sistem tubuh.
•         Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu.
Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit.
•         Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain
•         Penyakit timbul akibat pengaruh lingkungan (air, udara, tanah, cuaca, dll)

2.4  DEFINISI PEMBERIAN OBAT


Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat adalah memberikan obat
yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk
mengobati klien yang memiliki masalah klien. Obat bekerja menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan.
Seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien,
dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan
pengetahuan.
2.5  MENGETAHUI DOSIS OBAT
a.      DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-
DM.
b.    Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda).
c.     Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI.  
        Ed.III, Ekstra    Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V,  
       CMN  dan lain-lain).
d.     Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk
        sekali minum :
  jumlah  dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%. Begitu juga untuk
  sehari
minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.
e.     Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari.
f.      Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :
1.        Young
 Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :
 Da = n/ n +12 x Dd (mg) tidak untuk anak > 12 tahun
  n = umur dalam tahun
2.        Dilling
Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus :
Da = n / 20 + Dd ( mg )
 n = umur dalam tahun
3.        Gaubius
Da = 1/12 + Dd ( mg ) ( untuk anak sampai umur 1 tahun )
Da = 1/8 + Dd ( mg ) ( untuk anak 1-2 tahun )
Da = 1/6 + Dd ( mg ) ( untuk anak 2-3 tahun )
Da = 1/ 4 + Dd ( mg ) ( untuk anak 3-4 tahun )
Da = 1/3 + Dd ( mg ) ( untuk anak 4 – 7 tahun )
4.        Fried
Da = m/150 x Dd ( mg )
5.        Sagel
Da = (13 w + 15)/100 + Dd ( mg ) ( umur 0 – 20 minggu )
Da = ( 8w + 7)/100 + Dd ( mg ) ( umur 20 – 52 minggu )
Da = ( 3w+ 12)/100 + Dd ( mg ) ( umur 1-9 minggu )
Berikutiniadalahcontohdariefeksampingobat yang biasanyaterjadi:
1.  Aborsiataukeguguran, akibat Misoprostol, obat yang digunakanuntukpencegahan
    (gastric ulcer) boroklambung yang disebabkanolehobat anti inflamasi non steroid.
2. Ketagihan, akibatobat-obatanpenenangdananalgesikseperti diazepam
sertamorfin.
3. Kerusakanjanin, akibat Thalidomide dan Accutane.
4. Pendarahanusus, akibat Aspirin.
5. Penyakitkardiovaskular, akibatobatpenghambat COX-2.
6. Tulidangagalginjal, akibatantibiotikGentamisin.
7. Kematian, akibatPropofol.
8. Depresidanlukapadahati, akibat Interferon.
9. Diabetes, yang disebabkanolehobat-obatanpsikiatrikneuroleptik.
10. Diare, akibatpenggunaanOrlistat.

2.6  MACAM-MACAM INJEKSI
INJEKSI INTRA VENA (IV)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA VENA (IV):
         Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
         Gunakan jarum paling tipis (JARUM NO.30) atau WING NEEDLE (no. 27). Bila jenis
produk yang digunakan LEBIH dari 1, disarankan untuk memasukkan satu per satu
secara BERGANTIAN dengan wing needle (Pangkal wing needle dapat dipisahkan
dengan spuit TANPA harus MELEPAS jarum)
         Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
           Posisi jarum waktu dimasukkan adalah SEJAJAR dengan kulit (1 S/D 5 DERAJAT) 
         Masukan cairan secara PERLAHAN-LAHAN untuk mencegah pecahnya pembuluh
darah. Dalam hal ini, wing needle dapat membantu memperlambat proses injeksi.

INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)


Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM):
           Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
         UKURAN jarum yang ideal adalah NO.23.
         Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
         Posisi jarum waktu dimasukkan adalah TEGAK LURUS (90 derajat)
         Pastikan jarum MASUK sampai HABIS,  untuk sampai ke jaringan otot
         Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit
menarik pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah MASUK SEMPURNA
pada pembuluh darah. Pada injeksi INTRA MUSCULAR, bila MASUK sedikit
DARAH ke dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada
di posisi pembuluh darah.
           Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.

INJEKSI SUB CUTAN (SC)


Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI SUB CUTAN (SC):
         Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
         Ukuran jarum yang ideal adalah NO.26
         Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
         3 lokasi umum untuk SC adalah:
o PERUT bawah 
o LENGAN atas
o PAHA atas
         Jumlah maximal yang boleh disuntikkan per titik adalah 1 CC/TITIK (untuk L-
carnitine mixture).
         Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan lemak yang
berada diantara jaringan kulit dengan otot.
         Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit
menarik pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah masuk sempurna
pada pembuluh darah. Pada injeksi sub cutan, bila MASUK sedikit DARAH ke dalam
spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh
darah.
         Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.
         Pastikan anda berada dalam kondisi FIT (cukup makan, cukup tidur) sebelum
melakukan injeksi. Apabila merasa kurang fit namun ingin memaksakan, lakukan
TEST TEKANAN DARAH sebelum melakukan injeksi.
         Setelah injeksi, MINUMLAH banyak AIR PUTIH. Untuk sementara waktu disarankan
untuk menghindari konsumsi minuman lain khususnya KOPI, TEH, dan minuman
BERALKOHOL.

LIPODISSOLVE / LIPOMELT / MICRO SUB CUTAN INJECTION


Sedikit penjelasan mengenai MICRO SUB CUTAN INJECTION
(LIPODISSOLVE/LIPOMELT):
         Lakukan PEMETAAN awal untuk menentukan TITIK-TITIK injeksi. Jarak MINIMAL
untuk setiap titik adalah 3 CM.
         Ukuran JARUM yang ideal adalah NO.30.
         Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah KELUAR.Hanya
suntikkan produk ini di PERUT, PAHA ATAS, dan LENGAN ATAS! JANGAN
suntikkan pada PAYUDARA ataupun sekitar WAJAH! Apabila anda ingin
mengecilkan BAGIAN SELAIN bagian tubuh diatas, suntikkan produk ini secara
INTRA VENA (tanpa campuran). Aplikasi secara intra vena akan
meningkatkan Tempat injeksi
         Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
         Pada tungkai (vena saphenous)
          Pada leher (vena jugularis)
         Pada kepala (vena frontalisatau vena temporalis)
Peralatan
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alkohol
 Sarung tangan
  Spuit 2 ml – 5 ml
 Plester
  Perlak pengalas
 Pembendung vena (torniquet)
 Kassa steril (bilaperlu)
 Bengkok
2.7    PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL
A.    Prosedur
Persiapan:
Pasiendankeluarga :
         Menjelaskanprosedurdantujuanpemberianobat
Alat-alat :
         Obat-obatan yang akandiberikan
         Mangkokatausendokobatatau pipet
         Daftarpemberianobat
         Air minum (air putih) dan -bilaperlu- sedotan
         Perlakdanalasnya, bilaperlu.
         Penggerusobat, bilaperlu.
Lingkungan :perhatikanprivasipasien
Perawat      : mencucitangan
B.     Pelaksanaan
1.  Periksakembalidaftarobatpasien
2.  Membawa obat dan daftar obat kehadapan pasien sambil mencocokkan nama 
     pada tepat tidur dengan nama pada daftar obat.
3.  Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar obat (memanggil dengan
nama lengkap, misalnya ”nysrihastuti” jgn ”nysri” saja)
4.  Memberikan obat satu persatu pada pasien sambil menunggu pasien selesai minum
obat, dengan menjelaskan kegunaan obat dan cara memakan obat sesuai jenis
obat, misalny apasien dianjurkan untuk langsung menelan obat atau obat dikunyah
dulu, atau obat dihisap pelan-pelan atau obat diletakkan dibawah lidah, setelah
selesai beri pasien air minum, kalau perlu.
5.  Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ketempatnya
6.  Mengobservasi keadaan umum pasien
7.  Mencuci tangan.
8.  Membuat catatan keperawatan
BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Dengan melihat definisi, ciri injeksi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi.
Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge,
berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi, otonomi,
komitmen, kesadaran bermasyarakat, yang ikut bertanggung jawab dalam
membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik
dalam kondisi sehat ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan
kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal,
dalam menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan,
komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

3.2    Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas
kerjanya dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

-                      Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.


-                      Pro-Health. 2010. Pemberian obat melalui injeksi.
-                      (http://kamuskesehatan.com/arti/heparin/)
-                      (http://www.ahlinyalambung.com)
-                     (http://www.farmasiku.com)
Definisi.
Enema adalah tindakan memasukkan cairan kedalam rectum dan kolon melalui
lubang anus.

Tujuan.
Tindakan enema diberikan dengan tujuan untuk mengeluarkan feses dan flatus.

Manfaat.
Tindakan ini dapat digunakan sebagi:

1.      Pertimbangan medis sebagai metoda pengosongan feces dengan segera dari
kolon, seperti: tindakan pre operasi, konstipasi, toilet training pada akan-anak
dengan encopresis.

2.      Terapi alternative bidang kesehatan seperti merangsang kontraksi prenatal.

3.      Rangsangan seksual.

Pada perkembangannya penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa
awal keberadaannya.

LANDASAN TEORI
Pada bagian ini akan dijelaskan latar belakang, tujuan dan manfaat tindakan,
indikasi dan kontra indikasi tindakan enema.

Latar belakang
Pada permulaannya tindakan enema dikenal dengan nama Clyster (abad ke 17 M)
menggunakan clyster syringe yang terdiri dari tabung syrine, pipa anus dan batang
pendorong. Clyster digunakan sejak abad ke 17 (atau sebelumnya) hingga abad ke 19,
kemudian digantikan dengan syringe balon, bocks, dan kantong.
Pada awal era modern Francis Mauriceau dalam The Diseases of Women with
Childmencatat para bidan memberikan enema pada wanita hamil menjelang
melahirkan.
Pada abad ke 20, enema digunakan secara luas di negara tertentu seperti amerika
serikat; saat itu enema merupakan ide yang sangat baik untuk cuci kolon pada kasus
fever, menjelang partus dengan tujuan untuk mengurangi keluarnya feces saat
partus. Beberapa kontroversi diperdebatkan penggunaan enema untuk mempercepat
proses melahirkan dengan menstimulasi terjadinya kontrkasi, pada akhirnya enema
dengan tujuan ini dilarang karena para obstetrik menggunakan oxytocin sebagai
penggantinya selain dikarenakan para ibu hamil merasa tidak nyaman dengan
tindakan enema ini.

Pada masa John Donne Elegy XVIII, pada masa itu kaum pria menyalahgunakan
tindakan enema dengan melukai selaput dara pengantin wanita menggunakan
clyster.

Clyster juga tercatat pada periode sado-masochistic, pada masa itu mereka
menggunakan enema sebagai tindakan disipliner. Khususnya wanita dihukum
menggunakan clyster berukuran besar untuk periode tertentu, sebagai contoh
ditemukan dalam The Prussian Girl oleh P.N Dedeaux.
Clyster merupakan pengobatan yang banyak digemari oleh orang berada dan
terhormat di dunia barat hingga abad ke 19.

William Laighton dari Portsmouth, New Hampshire merupakan orang pertama yang
mendapat hak paten untuk kursi enema pada 8 agustus 1846.

Hingga kini berbagai inovasi bentuk enema dan jenis enema dibuat dengan tujuan
untuk mempermudah dalam cara pemberian, faktor kenyamanan dan simpel. 
Tujuan
Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut, kembung;
namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda
seperti telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini. Pada akhirnya
setelah ilmu pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan
ditemukannya berbagai peralatan medis, penggunaan enema saat ini jauh lebih
spesifik dari masa awal keberadaannya.

Manfaat
  Merangsang gerakan usus besar, berbeda dengan laxative. Perbedaan utama
terletak pada cara penggunaannya, laxative biasanya diberikan per oral
sedangkan enema diberikan langsung ke rectum hingga kolon. Setelah seluruh
dosis enema hingga ambang batas daya tampung rongga kolon diberikan, pasien
akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau
di toilet. , larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon,
mempunyai konsentrasi gradien yang netral. Larutan ini tidak menarik elektrilit
dari tubuh – seperti jika menggunakan air biasa – dan larutan ini tidak masuk ke
membran kolon – seperti pada penggunaan phosphat. Dengan demikian larutan
ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama, seperti
melembutkan feses pada kasus fecal impaction.
 Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi
seperti sigmoidoscopy atau colonoscopy. Untuk kenyamanan dan mengharapkan
kecepatan proses tindakan enema dapat diberikan disposibel enema dengan
konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg berisikan sodium phospat atau
sodium bikarbonat.
 Sebagai jalan alternatif pemberian obat. Hal ini dilakukan bila pemberian
obat per oral tidak memungkinkan, seperti pemberian antiemetik untuk
mengurangi rasa mual, beberapa anti angiogenik lebih baik diberikan tanpa
melalui saluran pencernaan , pemberian obat kanker, arthritis, pada orang lanjut
usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ pencernaan, menghilangkan
iritable bowel syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada
kolon dan rectum dan untuk tujuan hidrasi.
 Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan
untuk mengobati peradangan usus besar.
 Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema. Enema berisi
barium sulphat , pembilasan dengan air atau saline dilakukan setelah selesai
dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi normal dari kolon tanpa komplikasi
berupa konstipasi akibat pemberian barium sulphat.

About these ads

Anda mungkin juga menyukai