6. Tahapan persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Adalah waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap
(10 cm). Kala pembukaan dapat dibagi menjadi 2 fase:
1) Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan kurang dari 4 cm
dan biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.
2) Fase Aktif
Pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm, berlangsung selama 6
jam dan dibagi atas 3 subfase yaitu:
1) Periode akselarasi : dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 4
cm
2) Periode dilatasi: selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9cm.
3) Periode deselarasi : pembukaan berlangsung lambat, dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm ( lengkap ).
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan
lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk
ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot – otot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa mengedan, tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, anus membuka. Pada
waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin.
Lama pada kala II ( kala pengeluaran janin ) pada primipara
berlangsung 1,5 - 2 jam sedangkan pada multipara berlangsung pada
0,5 - 1 jam.
c. Kala III (Pelepasan dan Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontaksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang
menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan pengeluaran uri. Dalam waktu 1 -5 menit seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau
dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5–30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira– kira
100-200 cc.
1) Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a) Schultze : Pelepasan plasenta mulai dari pertengahan, sehingga
plasenta lahir diikuti pengeluaran darah yang banyak dan tiba-
tiba.
b) Duncan : Pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi
perdarahan yang mengalir dan diikuti oleh pelepasan plasenta
2) Fase pengeluaran Uri.
Untuk membuktikan plasenta telah lepas dapat dilakukan
pemeriksaan :
a) Perasat Kustner : Tali pusat dikencangkan, tangan di atas
simfisis, bila tali pusat masuk kembali, bearti plasenta belum
lepas
b) Perasat Klein: Pasien disuruh mengejan, sehingga tali pusat ikut
turun atau memanjang, bila mengejan dihentikan dapat terjadi :
tali pusat tertarik kembali, bearti plasenta belum lepas dan tali
pusat tetap ditempat berarti plasenta sudah lepas.
c) Perasat Strassman: Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok –
ketok, bila getaranya sampai pada tali pusat berarti plasenta
belum lepas.
d. Kala IV (Tahap Pengawasan)
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan selama 2 jam
setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama
terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Catatan penilaian selama kala IV antara lain :
1) kontraksi uterus
2) tinggi fundus
3) tanda – tanda vital
4) jumlah urine/ kandung kemih
5) jumlah darah keluar
Tanda – tanda bahaya postpartum yaitu :
1) demam
2) perdarahan aktif
3) keluar banyak bekuan darah
4) bau busuk dari vagina
5) pusing
6) lemas luar biasa
7) nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri
kontraksi biasa
7. Patway
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
Penanganan:
1) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika
kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras.
Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk menghentikan perdarahan .
2) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan
perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit
selama jam II
3) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah
dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang
disukainya.
4) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian
ibu yang bersih dan kering
5) Biarkan ibu beristirahat
6) Biarkan bayi berada pada ibu untuk
meningkatkan hubungan ibu dan bayi
7) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
8) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh
bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah
atau pusing setelah persalinan.
10 Komplikasi
a. Infeksi
b. Retensi plasenta
c. Hematom pada vulva
d. Ruptur uteri
e. Emboli air ketuban
f. Ruptur perineum
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a Pemeriksaan umum
Pemeriksaan tanda-tanda vital, reflek, jantung- paru, berat badan,
tinggi badan
b Pemeriksaan status obstetrikus
Letak dan posisi janin, Denyut jantung janin, His dan sifat-sifatnya,
Tafsiran berat janin.
c Pemeriksaan dalam
Turunnya kepala diukur menurut Hodge, Ketuban sudah pecah atau
belum, menonjol atau belum, Pembukaan servik.
d Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine : protein dan gula, Pemeriksaan darah : Hb,
Pengkajian Berdasarkan Kala Persalinan :
a Kala I
1) Riwayat ANC
2) Status fisik dan enpsi ibu
3) Dilatasi serviks
4) Membran amnion
5) Pola kontraksi
6) Pemeriksaan Fisik
7) Pemeriksaan laboratonum
8) Respon klien dan keluarga terhadap persalinan
b Kala II
1) Vital sign
2) Bladder
3) Urine
4) Hidrasi
5) Keadaan umum
6) Tenaga mengejan ibu
7) Kebutuhanakananalgetik atau anestesi
8) Integritas perineum
Penilaian kemajuan kala II meliputi :
- Keadaan kontraksi uterus
- Lama persalinan kala II
- Penunrnan bagian presentasi
- Kamajuan dari mekanisme persalinan
c Kala III
1) Keadaan kontraksi uterus
2) Lama pengeluaran plasenta
d Kala IV
Pengkajian pada jam pertama :
- Fundus uteri: kontraksi dan tinggi fundus
- Perdarahan per vaginam: jumlah, warna, dan konsistensi
golongan darah
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin
Muncul
a. Kala I
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada jaringan,
dilatasi/regangan servik
2) Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan
vagina berulang
3) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi
mekanik, penekanan pada saluran kemih
b. Kala II
1) Nyeri akut berhubungan dengan kompresi saraf, pola kontraksi
semakin kuat dan cepat
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan episiotomi/ruptur,
pelebaran vulva
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan menurunnya
pertukaran O2 pada uteroplasenta
4) Pnurunan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi aliran
darah balik vena
c. Kala III
1) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia
uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2) Nyeri akut berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis
setelah melahirkan
d. Kala IV
1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis/ jaringan, edema
jaringan.
2) Resiko perdarahan berhubungan dengan trauma jalan lahir,
kontraksi terus berlanjut
3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan/ darah berlebih.
4) Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
selama persalinan.
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri Akut NOC Pain Manajement
Definisi : pengalaman - P - L
sensori dan emosional ain level akukan pengkajian
- P
yang tidak nyeri secara
ain control
menyenangkan yang komprehensip
- C
muncul akibat kerusakan termasuk lokasi,
omfort level
jaringan yang aktual atau Kriteria hasil: karakteristik, durasi,
- M
potensial digambarkan frekuensi, kualitas dan
ampu mengontrol
dengan hal awitan yang faktor presipitasi
nyeri ( tahu penyebab - O
tiba-tiba atau lambat dari
nyeri, mampu bservasi reaksi
intensitas ringan hingga
menggunakan tehnik nonverbal dari
berat dengan akhir yang
non farmakologi ketidaknyamanan
dapat diantisipasi atau
- G
untuk mengurangi
diprediksi dan
unakan teknik
nyeri, mencari
berlangsung < 6 bulan.
komunikasi terapeutik
Batasan karakteristik: bantuan)
- P - M untuk mengetahui
erubahan selera elaporkan bahwa pengalaman nyeri
makan nyeri berkurang pasien
- P - K
dengan menggunakan
erubahan tekanan aji kultur yang
manajemen nyeri
darah - M mempengaruhi respon
- P
ampu mengenali nyeri nyeri
erubahan frekwensi - B
(skala, intensitas,
jantung antu pasien dan
frekuensi dan tanda
- P
keluarga untuk
nyeri)
erubahan frekuensi
pernafasan - M menemukan
- P
enyatakan rasa dukungan
erilaku distraksi (mis. - K
nyaman setelah nyeri
Berjalan mondar- ontrol lingkungan
berkurang
mandir mencari orang yang dapat
lain dan atau aktivitas mempengaruhi nyeri
yang berulang) seperti suhu ruangan,
- M
pencahayaan dan
engekspresikan
kebisingan
perilaku (gelisah, - K
merengek, menangis) urangi faktor
- M
presipitasi nyeri
asker wajah (mata - A
kurang bercahaya, jarkan tentang teknik
tampak kacau, non farmakologi
- T
meringis)
- S ingkatkan istirahat
Analgesic
ikap melindungi area
administration:
nyeri
- T
- F
entukan lokasi,
okus menyempit
- I karakteristik, kualitas
ndikasi nyeri yang dan derajat nyeri
dapat diamati sebelum pemberian
- M
obat
elaporkan nyeri secara - C
verbal ek instruksi dokter
Faktor yang
tentang pemberian
berhubungan:
obat
- A
- C
gen cedera (biologis,
ek riwayat alergi
zat kimia, fisik, - M
psikologis) onitor vital sign
sebelum dan setelah
pemberian obat
- E
valuasi evektifitas
analgesik, tanda dan
gejala
2 Kekurangan volume NOC NIC
- F Fluid management
cairan
- T
Definisi : penurunan luid balance
- H imbang
cairan intravaskular,
ydration popok/pembalut jika
interstisial dan atau
- N
diperlukan
intaseluler. Ini mengacu
utritional status : food - P
pada dehidrasi,
and fluid ertahankan catatan
kehilangan cairan tanpa - I
intake dan output
perubahan pada natrium. ntake
yang kuat
Batasan karakteristik: Kriteria hasil :
- M
- P - M
onitor status hidrasi
erubahan status empertahankan urine
(kelembapan
mental output sesuai dengan
- P membran mukosa,
usia dan BB, BJ urine
enurunan tekanan nadi adekuat, tekanan
normal, HT normal.
darah - T darah ortostatik), jika
- P
ekanan darah, nadi, diperlukan
enurunan tekanan - M
suhu tubuh dalam
nadi onitor vital sign
batas normal
- P - M
- T
enurunan turgor kulit onitor masukan
idak ada tanda-tanda
- P
makanan/ cairan dan
dehidrasi
enurunan turgor lidah
- E hitung intake kalori
- P
lastisitas turgor kulit harian
enurunan pengeluaran
- K
baik, membran
urine
olaborasikan
- P mukosa lembab, tidak
pemberian cairan IV
enurunan pengisisan ada rasa haus yang
- M
vena berlebih.
onitor status nutrisi
- M
- B
embran mukosa
erikan penggantian
kering
nasogastrik sesuai
- K
output
ulit kering - D
- P
orong keluarga untuk
eningkatan hematokrit
membantu pasien
- P
makan
eningkatan suhu
- A
tubuh
tur kemungkinan
- P
tranfusi
eningkatan frekuensi
Hipovolemia
nadi
management:
- P
- M
eningkatan suhu
onitor status cairan
tubuh
termasuk intake dan
- P
output cairan
enurunan berat badan
- P
- H
elihara IV line
aus
- M
- K
onitor tingkat Hb dan
elemahan
Faktor yang hematokrit
- M
berhubungan:
- K onitor respon pasien
ehilangan cairan aktif terhadap penambahan
- K
cairan
egagalan mekanisme - M
regulasi onitor berat badan
- D
orong pasien untuk
menambah intake oral
3 Resiko Infeksi NOC NIC
Definisi :mengalami - I Infection control (kontrol
peningkatan resiko mmune status infeksi)
- K - B
terserang organisme
nowledge : Infection ersihkan lingkungan
patogenik
Faktor resiko : control setelah dipakai pasien
- P - R
lain
enyakit kronis isk control - P
- P Kriteria hasil:
ertahankan teknik
- K
engetahuan yang tidak
cukup untuk lien bebas dari tanda isolasi
- B
menghindari dan gejala infeksi
- M atasi pengunjung bila
pemanjangan patogen
- P endeskripsikan proses perlu
- C
ertahanan tubuh penularan penyakit,
uci tangan setiap
primer yang tidak faktor yang
sebelum dan sesudah
adekuat mempengaruhi
o Gangguan tindakan keperawatan
penularannya serta
- G
peritalsis penatalaksanaannya
o Kerusakan unakan baju, sarung
- M
integritas kulit tangan sebagai alat
enunjukkan
o Penurunan kerja pelindung
kemampuan untuk
siliaris - P
o Pecah ketuban dini mencegah adanya
ertahankan
o Pecah ketuban infeksi
lingkungan aseptik
lama - J
o Stasis cairan tubuh selama pemasangan
umlah leukosit dalam
o Trauma jaringan alat
batas normal
- K - G
- M
etidakadekuatan anti letak IV prifer
enunjukkan perilaku
pertahanan sekunder dan line sentral, dan
hidup sehat
- V
dresing sesuai dengan
aksinasi tidak adekuat
petunjuk umum
- P
- G
emajanan terhadap
unakan kateter
patogen lingkungan
intermiten untuk
meningkat
menurunkan infeksi
- P
kandung kencing
rosedur invasif
- B
- M
erikan terapi
alnutrisi
antibiotik bila perlu
- M
onitor tandan dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
- M
onitor hitung
granulosit, WBC
- B
erikan perawatan kulit
pada area epidema
- A
jarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
4 Kerusakan integritas NOC NIC
- T Pressure Management
kulit
- A
Definisi: perubahan / issue Integrity : skin
njurkan pasien untuk
gangguan epdermis dan and mucous
menggunakan pakaian
atau dermis membranes
Batasan karakteristik : - H yang longgar
- K - J
emodyalisis akses
erusakan lapisan kulit Kriteria hasil: aga kebersihan kulit
- I
(dermis) agar tetap brsih dan
- G ntegritas kulit yang
kering
angguan permukaan baik bisa - M
kulit (epidermis) dipertahankan (sensasi onitor kulit akan
- I
elastisitas, temperatur, adanya kemerahan
nvasi struktur tubuh Insision site care
hidrasi, pigmentasi)
Faktor yang - M
- T
berhubungan: embersihkan,
idak ada luka/lesi pada
Eksternal :
memantau dan
- Z kulit
- P meningkatkan proses
at kimia, radiasi
- U erfusi jaringan baik penyembuhan pada
- M
sia yang ekstrim luka yang ditutup
- K enunjukkan
dengan jahitan
elembapan pemahaman dalam - M
- F
proses perbaikan kulit onitor proses
aktor mekanik (gaya
dan mencegah kesembuhan area
gunting/ shearing
terjadinya cedera insisi
frces) - M
berulang
- M
- M onitor tanda dan
edikasi ampu melindungi kulit gejala infeksi pada
- I
dan mempertahankan area insisi
mobilitas fisik - B
kelembapan kulit dan
Internal:
ersihkan area sekitar
- P perawatan alami
jahitan menggunakan
erubahan status cairan
- P lidi kapas steril
- G
erubahan pigmentasi
- P unakan preparat
erubahan turgor antiseptik sesuai
- P
program
enurunan imunologis - G
- P
anti balutan pada
enurunan sirkulasi
interval waktu yang
- K
sesuai atau biarkan
ondisi gangguan
luka tetap terbuka
metabolik
- G
angguan sensasi
- T
onjolan tulang
5 Gangguan eliminasi NOC NIC
- U Urinary Retention Care
urine
- L
Definisi: disfungsi pada rinary elimination
- U akukan penilaian
eliminasi urine
Batasan karakteristik: rinary continuence kemih yang
- D Kriteria hasil:
komprehensif
- K
isuria
berfokus pada
- S andung kemih kosong
inkontinensia (mis.
ering berkemih secara penuh
- A - T Output urine, pola
nyang-anyangan idak ada residu urine berkemih, fungsi
- I
≥100-200cc kognitif, dan masalah
nkontinensia - I
kencing praeksisten)
- N
ntake cairan dalam - M
okturia
rentang normal emantau penggunaan
- R
- B
obat dengan sifat
etensi
ebas dari ISK
- D antikolinergik atau
- T
orongan idak ada spasme properti alpha agonis
Faktor yang - M
bladder
berhubungan: - B enyediakan
- O
alance cairan penghapusan privasi
bstruksi anatomic - M
seimbang
- P
erangsang reflek
enyebab multiple
kandung kemih
- G
dengan menerapkan
angguan sensori
dingin untuk perut
motorik infeksi
membelai tinggi batin
saluran kemih
atau air
- S
ediakan waktu yang
cukup untuk
pengosongan kandung
kemih (10 menit)
- G
unakan spirit
wintergreen di pispot
atau urinal
- M
asukkan kateter kemih
yang sesuai
- A
njurkan
pasien/keluarga
merekam output urine
- M
emantau tingkat
distensi kandung
kemih dengan palpasi
dan perkusi
6 Gangguan pertukaran gas NOC NIC
Definisi: kelebihan atau - R Airway Management
- B
defisit pada oksigenasi espiratory Status: Gas
uka jalan nafas
dan atau eliminasi karbon Exchange - P
- R
dioksida pada membran osisikan pasien untuk
espiratory status :
alveolar-kapiler memaksimalkan
Batasan karakteristik: ventilation
ventilasi
- p Kriteria hasil:
- I
- M
H darah arteri
dentifikasi pasien
endemonstrasikan
abnormal
perlunya pemasangan
- p peningkatan ventilasi
alat jalan nafas buatan
H arteri abnormal dan oksigenasi yang
- L
- p
adekuat
akukan fisioterapi dada
ernafasan abnormal - M
bila perlu
(mis. Kecepatan, irama, emelihara kebersihan
- K
kedalaman) paru-paru dan bebas
eluarkan sekret dengan
- w
dari tanda-tanda distres
batuk atau sucton
arna kulit abnormal
pernafasan - A
(mis. Pucat, kehitaman) - M
uskultasi suara nafas,
- k
endemonstrasikan
catat adanya suara nafas
onfusi
batuk efektif dan suara
- s tambahan
nafas bersih, tidak ada - B
ianosis
- p sianosis dan dyspneu erikan pelembab udara
- A
enurunan (mampu bernafas
tur intake cairan untuk
karbondioksida dengan mudah, tidak
- d mengoptimalkan
ada pursed lips)
isforesis - T keseimbangan
- d - M
anda-tanda vital dalam
ispnea onitor respirasi dan
rentang normal
- s
status O2
akit kepala saat bangun Respiratory monitoring
- h - M
iperkapnia onitor rata-rata,
- h
kedalama, irama dan
ipoksemia
usaha respirasi
- h
- C
ipoksia
atat pergerakan dada,
- n
amati kesimetrisan,
afas cuping hidung
- g penggunaan otot
elisah tambahan, retraksi otot
- t
supraclavikular dan
akikardia
intercosta
- g
- M
angguan penglihatan
onitor pola nafas :
faktor yang
bradipnea, takipnea,
berhubungan:
- p kussmaul,
erubahan membran hiperventilasi, cheyne
alveolar-kapiler stokes, biot
- v - M
entilasi-perfusi onitor kelelahan otot
diafragma (gerakan
paradoksis)
- A
uskultasi suara nafas,
catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
- A
uskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya.
7 Penurunan curah jantung NOC NIC
Definisi: - C Cardiac care
- E
ketidakadekuatan darah ardiac Pump
valuasi adanya nyeri
yang dipompa oleh effectiveness
- C dada
jantung untuk memenuhi
- C
irculation status
kebutuhan metabolik
- V atat adanya disritmia
tubuh
ital sign status jantung
Batasan karakteristik:
Kriteria hasil: - C
Perubahan
- T
atat adanya tanda dan
frekuensi/irama
anda vital dalam
gejala penurunan
jantung
rentang normal
- A cardiac output
- D
- M
ritmia
apat mentoleransi
onitor status
- B aktivitas, tidak ada cardiovaskular
- M
radikardia, takikardi kelelahan
- P - T onitor status
erubahan EKG idak ada edema paru, pernafasan yang
- P
perifer dan tidak ada menandakan gagal
alpitasi
ascites jantung
Perubahan preload - T - M
- P
idak ada penurunan onitor adanya
enurunan tekanan
kesadaran perubahan tekanan
CVP
- P darah
- A
enurunan tekanan
tur periode latihan dan
arteri paru
- E istirahat untuk
dema, keletihan menghindari
- P kelelahan
eningkatan CVP - M
- D onitor adanya
istensi vena jugular dyspnea, fatique,
- P
takipneu dan ortopneu
eningkatan berat Vital sign Monitoring
badan - M
Perubahan afterload onitor TD, nadi, suhu
- K
dan respirasi
ulit lembab - C
- P
atat adanya fluktuasi
enurunan nadi
tekanan darah
perifer - M
- P
onitor kualitas nadi
enurunan resistensi - M
vaskular paru onitor jumlah dan
- P
irama jantung
enurunan ressistensi - M
vaskular sistemik onitor suara paru
- D - M
ispnea onitor pola pernafasan
- O
abnormal
liguria - M
- P
onitor suhu, warna
engisian kapiler
dan kelembapan kulit
memanjang - M
- P
onitor sianosis perifer
erubahan warna
kulit
Perubahan
kontraktilitas
- P
enurunan indeks
jantung
- P
enurunan fraksi
ejeksi
- O
rtopnea
- D
ispnea parosismal
nokturnal
- B
unyi s3, s4
- A
nsietas, gelisah
Faktor yang berhubungan
- P
erubahan afterload
- P
erubahan
kontraktilitas
- P
erubahan frekuensi
jantung
- P
erubahan preload
- P
erubahan irama
8 Resiko perdarahan NOC NIC
Definisi: beresiko - B Bleeding precautions
- M
mengalami penurunan ood lose severity
- B onitor ketat tanda-
volume darah yang dapat
lood koagulation tanda perdarahan
mengganggu kesehatan
Kriteria hasil: - C
Faktor resiko:
- T
- A atat nili Hb dan Ht
idak ada hematuria
neurisme sebelum dan sesudah
- S dan hematemesis
terjadinya perdarahan
- K
irkumsisi - M
- D ehilangan darah yang
onitor nilai lab yang
efisiensi pengetahuan terlihat
meliputi PT, PTT,
- R - T
Trombosit
iwayat jatuh ekanan darah dalam
- M
- G
batas normal
onitor TTV ortostatik
angguan - T
- P
gastrointestinal idak ada perdarahan
ertahankan bed rest
- G
pervagina
selama perdarahan
angguan fungsi hati - T
- K aktif
idak ada distensi
- K
omplikasi pasca
abdominal
olaborasi dalam
partum (atoni uteri, - H
pemberian produk
retensi placenta) emoglobin dan
- T darah (platelet atau
hematokrit dalam
rauma fresh frozen plasma)
batas normal
- E - L
- P
fek samping indungi pasien dari
lasma, PT, PTT dalam
pemberian terapi trauma yang dapat
batas normal
menyebabkan
perdarahan
- A
njurkan pasien untuk
meningkatkan intake
makanan yang
mengandung vitamin
K
- H
indari terjadinya
konstipasi dngan
menganjurkan intake
cairan yang adekuat
- P
ertahankan patensi IV
line
- G
unakan ice pack pada
saat perdarahan
Bleeding reduction:
gastrointestinal
- O
bservasi adanya darah
dalam sekresi cairan
tubuh, feses, urine,
residu lambung
- K
olaborasi dalam
pemberian terapi
lactulose atau
vasopressin
9 Keletihan NOC NIC
Definisi: rasa letih luar - E Energy management
- O
biasa dan penurunan ndurance
- C bservasi adanya
kapasitas kerja fisik dan
oncentration pembatasan klien
jiwa pada tingkat yang
- E
dalam melakukan
biasanya terus-menerus
nergy conservation
Batasan karakteristik: aktivitas
- N
- G - K
utritional status
angguan konsentrasi aji adanya faktor yang
Kriteria hasil:
- G
- M menyebabkan
angguan libido
emverbalisasikan kelelahan
- M
- M
peningkatan energi
engantuk
onitor nutrisi dan
- P dan merasa lebih baik
- M sumber energy yang
eningkatan keluhan enjelaskan adekuat
- M
fisik penggunaan energi
- P onitor respon
untuk mengatasi
eningkatan kebtuhan kardiovaskuler
kelelahan
istirahat - K terhadap aktivitas
- K - M
ecemasan menurun
urang energi - G onitor pola tidur dan
- L
lukosa darah adekuat lamanya istirahat
etargi, lesu - K - B
- P
ualitas hidup antu aktivitas sehari-
ersepsi membutuhkan
meningkat hari sesuai dengan
energi tambahan - I
kebutuhan
untuk menyelesaikan stirahat cukup - T
- M
tugas rutin ingkatkan tirah baring
- M empertahankan
dan pembatasan
engatakan kurang kemampuan untuk
aktivitas
energi yang luar biasa berkonsentrasi - K
- M
onsultasi dengan ahli
engatakan perasaan
gizi untuk
lelah
meningkatkan asupan
- M
makanan yang
engatakan tidak
bereergi tinggi
mampu
mempertahankan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya
- M
engatakan tidak
mampu memulihkan
energi, setelah tidur
sekalipun
Faktor yang
berhubungan:
- P
sikologis (ansietas,
gaya hidup
membosankan, stres)
- F
isiologis (anemia,
status penyakit,
peningkatan
kelemahan fisik,
malnutrisi,
kehamilan)
- L
ingkungan
(kelembapan, suhu,
cahaya, kebisingan)
- S
ituasional (peristiwa
hidup negatip,
pekerjaan)
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan masalah keperawatan
yang muncul dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA