Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Tujuan makalah ini disusun adalah untuk memenuhi tugas tutor mata kuliah
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami memohon kritik dan sarannya agar makalah ini mendekati kata sempurna.
Sehingga pada akhirnya apa yang kami harapkan dapat tersampaikan dengan baik.
Aamiin
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
b. Prosedur Kerja ........................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Muskular (IM),
Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara
dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Salah
satu tugas terpenting seorang bidan adalah memberi obat yang aman dan
akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati
beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak
menyebabkan resiko infeksi. Resiko infeksi dapat terjadi bila bidan tidak
pemberian obat. Selain itu juga jika bidan melakukan kesalahan dalam
memberikan obat dengan cara injeksi, bisa berakibat fatal, sehingga bidan
dituntun harus selalu berhati-hati. Oleh karena itu, pada makalah ini akan di
bahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute pemberian obat secara
1
parenteral, memberikan obat pada pasien dengan menginjeksinya ke dalam
tubuh.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INTRAKUTAN
di bawah epidermis atau dermis yang secara umum dilakukan pada daerah
lengan, tangan bagisan ventral dan dilakukan sebagai tes reaksi alergi
kecil, nomor 26-27 G,3/8’’-5/8’’, spuit 1ml, jumlah larutan yang digunakanpun
tidak lebih dari beberapa ml. saat penyuntikkan, jarum ditusukkan dekat
sekali dipermukaan kulit dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas dan
terhadap obat yang diinjeksikan mudah dilihat dengan cepat dan tingkat
3
c. Membantu menegakkan diagnose terhadap penyakit tertentu
(tuberculin test)
2. 0,1 ATS atau ADS + 0,9 NaCl untuk menetralisir endotoksin dari
3. Adrenalin 1%.
rabies.
5. Ekstrak allergen.
4
a. Lengan atas: 3 jari dibawah sendi bahu, biasanya digunakan untuk
menyuntikan BCG.
b. Lengan bawah: bagian depan 1/3 dari lekukan siku, dikulit yang sehat
jauh dari pembuluh darah Digunakan untuk skin test dan tes Mantoux.
skin test misalnya tes pada tuberculin atau tes terhadap reaksi alergi obat
2. Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai (jarum 26-27 G,3/8’’-
6. Sarung tangan
8. Bengkok
5
11. Buku catatan obat
B. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Mempersiapkan alat
3. Mengidentifikasi pasien
4. Memperkenalkan diri
bawah
12. Meregangkan kulit pada daerah yang akan disuntik dengan tangan
6
14. Menyuntikan obat dengan perlahan dan mantap. Sebuah gelemung
15. Mencabut jarum dengan cepat dengan sudut yang sama pada saat
insersi
17. Membuang alat suntik dan jarum ke wadah sampah tajam, jangan
30 menit
sesuai
2.2 SUBKUTAN
kebawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar
atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah
7
umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk
mengontrol kadar gula darah. (Hidayat, 2008). Injeksi subkutan memiliki efek
sistemik.
1. Indikasi : bisa dilakakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau
secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah
8
Prinsip pemberian obat parenteral (intrakutan, subkutan, intravena,
Jarum yang digunakan untuk injeksi subkutan adalah Jarum ukuran 25-
3. Spuit insulin.
9
4. Kapas alkohol dan tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
Prodesur Kerja:
1. Cuci tangan.
suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan baju maka buka atai lipat
keatas.
subkutan).
10
8. Lakukan aspirasi, bila tidak darah semprotkan obat perlahan-lahan
hingga habis.
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukkan spuit yang
obat.
2.3 INTRAVENA
(wadah/selang).
11
vena temporalis/frontalis (kepala). yang bertujuan agar reaksi
emboli, infeksi karena jarum tidak steril, hematoma, alergi, obat tidak dapat
3. Selang intravena
12
4. Kapas alcohol
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
spuit
selang intravena
9. Cuci tangan
dalam darah
13
1. Spuit dan jarum sesuai dengn ukuran
4. Kapas alcohol
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
spuit
kantong/wadah cairan
kantong cairan dengan perlahan lahan dari satu ujung ke ujung lain
pembuluh darah.
14
Alat dan bahan :
5. Cairan pelarut
6. Bak instrument
7. Bengkok
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
4. Ambil obat dalam tempatnya dengnan spuit sesuai dengan sosis yang
penyuntikan
15
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol
penyuntikan
11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung
12. Setelah selesai ambl spuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah
2.4 INTRAMUSKULAR
Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorbsi obat lebih
tubuh.
16
Menurut wolf (1984,619-625), rute intramuskulat sering juga
pada pemakaian subkutan. Tetapi prosesnya lebih cepat karena jaringan otot
bervariasi dari orang ke orang. Jarum yang paling banyak digunakan untuk
2. Area ventro gluteal. Lokasi ini lebih disukai daripada area dorso
darah atau tali syaraf besar, lemak lebih sedikit area lebih bersih
ketika diinjeksi.
dan sedikit sekali atau goleh dikata tidak ada reaksi yang serius.
4. Otot deltoid dan posterior trisep (bahu dan lengan atas. Otot ini jarang
17
5. Otot rektus femoris (otot lurus paha ). Otot ini hanya digunakan untuk
injeksi kalau tak dapat dilakukan ditempat lain karena banyak pasien
1. Cairan terlarut
2. Bak injeksi
3. Bengkok
Prosedur kerja :
18
1. Cuci tangan
penyuntikan
6. Lakukan penyuntikan
atau terlentang dengan lutut dan punggul pada sisi yang akan
bawah.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah
19
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kondisi pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra
vena. Perbedaan dari setiap teknit tersebut adalah dari lokasi penusukan dan
injeksi obat ke dalam vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada
jenis-jenis obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang
salah.
3.2 Saran
samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu,
21
DAFTAR PUSTAKA
Medika
22