Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Teknik Pemberian Obat Parenteral”.

Tujuan makalah ini disusun adalah untuk memenuhi tugas tutor mata kuliah

Keterampilan Dasar Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu

kami memohon kritik dan sarannya agar makalah ini mendekati kata sempurna.

Sehingga pada akhirnya apa yang kami harapkan dapat tersampaikan dengan baik.

Penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Aamiin

Cimahi, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Intrakutan ...................................................................................................... 3

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan .............................................. 3

b. Prosedur Kerja .......................................................................................... 4

2.2 Subkutan ....................................................................................................... 6

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan .............................................. 6

b. Prosedur Kerja .......................................................................................... 7

2.3 Intravena ....................................................................................................... 9

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan .............................................. 9

b. Prosedur Kerja ........................................................................................ 10

2.4 Intramuskular .............................................................................................. 12

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan ............................................ 12

ii
b. Prosedur Kerja ........................................................................................ 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 16

3.2 Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan

melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Muskular (IM),

Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara

parenteral akan di absorbsi lebih banyak dan bereaksi lebih cepat

dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Salah

satu tugas terpenting seorang bidan adalah memberi obat yang aman dan

akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati

klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik

yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal,

beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi

menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak

sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Perlu juga diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat

menyebabkan resiko infeksi. Resiko infeksi dapat terjadi bila bidan tidak

memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptik dan antiseptik pada saat

pemberian obat. Selain itu juga jika bidan melakukan kesalahan dalam

memberikan obat dengan cara injeksi, bisa berakibat fatal, sehingga bidan

dituntun harus selalu berhati-hati. Oleh karena itu, pada makalah ini akan di

bahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute pemberian obat secara

1
parenteral, memberikan obat pada pasien dengan menginjeksinya ke dalam

tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pemberian obat melalui Intra cutan?

2. Bagaimana cara pemberian obat melalui Sub cutan?

3. Bagaimana cara pemberian obat melalui Intra muscular?

4. Bagaimana cara pemberian obat melalui Intra vena?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara pemberian obat melalui Intra cutan.

2. Mengetahui cara pemberian obat melalui Sub cutan.

3. Mengetahui cara pemberian obat melalui Intra muscular.

4. Mengetahui cara pemberian obat melalui Intra vena.

1.4 Manfaat

1. Sebagai bahan ajar bagi pembaca khusunya mahasiswa.

2. Sebagai bahan acuan menambah wawasan.

3. Dapat mengaplikasikannya sebagai seorang bidan yang profesional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INTRAKUTAN

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan

Injeksi intrakutan adalah pemberian obat ke dalam jaringan kulit tepat

di bawah epidermis atau dermis yang secara umum dilakukan pada daerah

lengan, tangan bagisan ventral dan dilakukan sebagai tes reaksi alergi

terhadap jenis obat yang akan digunakan (Uliyah, 2008).

Jarum yang digunakan untuk menyuntik biasanya jarum berukuran

kecil, nomor 26-27 G,3/8’’-5/8’’, spuit 1ml, jumlah larutan yang digunakanpun

tidak lebih dari beberapa ml. saat penyuntikkan, jarum ditusukkan dekat

sekali dipermukaan kulit dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas dan

membuat sudut antara 10◦-15◦ dengan permukaan kulit.

Obat yang diinjeksikan membentuk sebuah gunungan (benjolan)

pada kulit. Keunggulan penyuntikkan intrakutan antara lain reaksi tubuh

terhadap obat yang diinjeksikan mudah dilihat dengan cepat dan tingkat

reaksinya juga dapat diketahui.

Tujuan prosedur Injeksi Intrakutan (IC):

a. Melaksanakan uji coba obat tertentu (skin test, penicillin)

b. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan

dengan cara suntikan intrakutan

3
c. Membantu menegakkan diagnose terhadap penyakit tertentu

(tuberculin test)

Contoh obat yang diberikan menggunakan IC:

1. Vaksin Bacillus Calmette Guerrin (BCG) 0,05 ml

2. 0,1 ATS atau ADS + 0,9 NaCl untuk menetralisir endotoksin dari

kuman tetanus atau difteri.

3. Adrenalin 1%.

4. 0,1 ml vaksin sel diploid manusia (pasteur mariex) untuk vaksin

rabies.

5. Ekstrak allergen.

6. Cefotaxime 1g: larutkan 1 vial Cefotaxime dengan 5 cc

aquabidest/otsu wl, setelah itu ambil sebanyak 0,1 cc menggunakan

spuit 1 cc, tambahkan aquabidest/otsu wl sebanyak 0,9 cc. Obat siap

dilakukan skin test.

7. Ceftriaxone 1g: larutkan 1 vial Cefotaxime dengan 10 cc

aquabidest/otsu wl (lihat di brosur setiap antibiotik beda penambahan

aquadesnya), setelah itu ambil sebanyak 0,1 cc menggunakan spuit 1

cc, tambahkan aquabidest/otsu wl sebanyak 0,9 cc. Obat siap

dilakukan skin test.

Lokasi penyuntikan intrakutan diantaranya :

4
a. Lengan atas: 3 jari dibawah sendi bahu, biasanya digunakan untuk

menyuntikan BCG.

b. Lengan bawah: bagian depan 1/3 dari lekukan siku, dikulit yang sehat

jauh dari pembuluh darah Digunakan untuk skin test dan tes Mantoux.

Indikasi dan kontra Indikasi Injeksi Intrakutan :

Indikasi Injeksi Intrakutan adalah pada klien yang akan dilakukan

skin test misalnya tes pada tuberculin atau tes terhadap reaksi alergi obat

tertentu. Tidak ada kontra indikasi pada injeksi intrakutan.

b. Prosedur Pelaksanaan Injeksi Intrakutan

A. Persiapan Alat dan Bahan

1. Baki yang bersih

2. Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai (jarum 26-27 G,3/8’’-

5/8’’, spuit 1 ml)

3. Obat yang diperlukan

4. Kapas DTT atau alcohol dalam tempatnya

5. Kasa atau bola kapas

6. Sarung tangan

7. Wadah sampah tajam

8. Bengkok

9. Wadah sampah kering atau basah

10. Larutan klorin dalam tempatnya

5
11. Buku catatan obat

B. Prosedur Kerja

1. Cuci tangan

2. Mempersiapkan alat

3. Mengidentifikasi pasien

4. Memperkenalkan diri

5. Menjelaskan prosedur pada pasien

6. Menanyakan pada pasien apakah ada alergi obat atau lateks

7. Menentukan lokasi penyuntikan yang tepat atau bagian dalam lengan

bawah

8. Memakai sarung tangan

9. Menyiapkan obat yang diperlukan sesuai prosedur. Jika obat dalam

bentuk tes alergi, ambil obat 0,5 ml ditambah 0,5 ml aquades

(lakukan sesuai prosedur mencampur dua jenis obat dalam 1 spuit)

10. Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas DTT secara

memutar dari dalam keluar. Jika menggunakan kapas alcohol, tunggu

sampai mengering sebelum jarum suntik diinsersikan

11. Membuka tutup jarum secara lurus, jangan dengan memutar

12. Meregangkan kulit pada daerah yang akan disuntik dengan tangan

yang non dominan

13. Menusukkan jarum dengan sudut 10◦-15◦ dengan bevel menghadap

ke atas tepat di bawah kuliat dengan tangan dominan

6
14. Menyuntikan obat dengan perlahan dan mantap. Sebuah gelemung

putih harus terbentuk

15. Mencabut jarum dengan cepat dengan sudut yang sama pada saat

insersi

16. Menghindari atau tidak boleh melakukan masase atau menekan

daerah suntikan. Tidak boleh diperban

17. Membuang alat suntik dan jarum ke wadah sampah tajam, jangan

menutup kembali jarum suntik

18. Membuka sarung tangan

19. Mencuci tangan

20. Memberikan pendidikan atau informasi yang tepat tentang perawatan

daerah bekas suntikan dan memberitahu pasien untuk menunggu 20-

30 menit

21. Melakukan observasi pasca injeksi

22. Mendokumentasikan prosedur pada status pasien dan catatan yang

sesuai

2.2 SUBKUTAN

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan

Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan

kebawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar

atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah

sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini pada

7
umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk

mengontrol kadar gula darah. (Hidayat, 2008). Injeksi subkutan memiliki efek

sistemik.

Lokasi injeksi subkutan diantaranya :

1. lengan atas sebelah luar

2. paha sebelah luar

3. daerah dada, dan

4. daerah sekitar umbilikus (abdomen)

Tujuan injeksi subkutan adalah agar obat dapat menyebar dan

diserap secara perlahan-lahan. Teknik pemberian injeksi subkutan yaitu

dengan menyuntikan jarum 45 derajat dari permukaan kulit. Indikasi dan

kontra indikasinya yaitu :

1. Indikasi : bisa dilakakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau

bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat

secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah

dalam dan pungguang bagian atas.

2. Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit

8
Prinsip pemberian obat parenteral (intrakutan, subkutan, intravena,

intramuscular) berdasarkan perbedaan sudut saat menyuntikan

b. Prosedur Pemberian Obat Subkutan

Jarum yang digunakan untuk injeksi subkutan adalah Jarum ukuran 25-

gauge , 5/8 inci.

Alat dan Bahan :

1. Daftar buku obat/catatan, Jadwal pemberian obat.

2. Obat dalam tempatnya.

3. Spuit insulin.

9
4. Kapas alkohol dan tempatnya.

5. Cairan pelarut.

6. Bak injeksi.

7. Bengkok.

8. Perlak dan alasnya.

Prodesur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan atau bebaskan

suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan baju maka buka atai lipat

keatas.

4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan

diberikan, setelah itu tempatkan pada bak ijeksi.

5. Desinfeksi dengan kapas alkohol

6. Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang akan dilakukan suntikan

subkutan).

7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas dengan sudut

45 derajat pada permukaan kulit.

10
8. Lakukan aspirasi, bila tidak darah semprotkan obat perlahan-lahan

hingga habis.

9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukkan spuit yang

telah terpakai kedalam bengkok.

10. Catat reaksi pemberian, tangggal, waktu pemberian , dan jenis/dosis

obat.

11. Cuci tangan.

2.3 INTRAVENA

a. Pengertian, Tujuan, dan Lokasi

Beberapa jenis obat dapat dipakaikan secara intravena , dengan

memasukan langsung ke pembuluh darah . Dalam bahasa inggris , teknik ini

sering disebut “push” (dorong). Cara dorong memungkinkan penyerapan

obat dengan segera dan sering digunakkan dalam situasi darurat.

Pada pokoknya ada dua cara memasukan obat secara intravena :

1. Secara tidak langsung. Merupakan cara pemberian obat

dengan menambahkan / memasukan obat ke dalam media

(wadah/selang).

2. Adapun cara memasukan obat langsung keperedaran darah

adalah memasukan melalui area suntik pada vena secara

langsung. Lokasi venanya ada vena mediana cubiti / cephalika

(lengan), vena saphenosus (tungkai), vena jugularis (leher),

11
vena temporalis/frontalis (kepala). yang bertujuan agar reaksi

cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.

Kekurangan dari injeksi intravena ini diantaranya dapat menyebabkan

emboli, infeksi karena jarum tidak steril, hematoma, alergi, obat tidak dapat

ditarik kembali, dan membutuhkan keahlian khusus.

Contoh memasukan obat secara intravena

b. Prosedur Pemberian Obat Intravena

1. Pemberian obat intravena melalui selang

Alat dan bahan :

1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran

2. Obat dala tepatnya

3. Selang intravena

12
4. Kapas alcohol

Prosedur kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukan ke dalam

spuit

4. Cari tmpat penyunikan obat pada daerah selang intravena

5. Lakukan disinfeksi dengan kasapas alcohol dan stop aliran

6. Lakukan penyuntikan dengan memasukn jarum spuit hingga

menembus bagian tengah dan masukan obat perlahan lahan kedalam

selang intravena

7. Setelah selesai tarik spuit

8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat

9. Cuci tangan

10. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya

2. Pemberian obat intravena tidak langsung (via wadah)

Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau

memasukan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk

meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terspeutik

dalam darah

Alat dan bahan :

13
1. Spuit dan jarum sesuai dengn ukuran

2. Obat dalam tempatnya

3. Wadah cairan (kantong/botol)

4. Kapas alcohol

Prosedur kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukan ke dalam

spuit

4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong

5. Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran

6. Lakukan penyuntikam dengan memasukan jarum spuit menembus

bagian tengah dan masukkan obat perlahan lahan ke dalam

kantong/wadah cairan

7. Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan

kantong cairan dengan perlahan lahan dari satu ujung ke ujung lain

3. Pemberian obat intravena langsung

Cara memberikan obat melalui vena secara langsung ,

diantaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan) , vena saphenous

(tungkai) , vena juguralis (leher) , vena frontalis/temporalis (kepala) ,

yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada

pembuluh darah.

14
Alat dan bahan :

1. Daftar buku obat /catatan , jadwal pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya

3. Spuit sesuai dengan jenis ukurannya

4. Kapas alcohol dalam tempatnya

5. Cairan pelarut

6. Bak instrument

7. Bengkok

8. Perlak dan alasnya

9. Karet pembendung (tourniquet)

Prosedur kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah

yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup

buka atau keataskan

4. Ambil obat dalam tempatnya dengnan spuit sesuai dengan sosis yang

akan diberikan . Apabla obat berada dalam bentuk sediaan bubuk ,

maka larutkan dengan pelarut (aquades steril)

5. Pasang perlak atau pengalas dibawah vena yang akan dilakukan

penyuntikan

6. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi

15
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol

8. Lakukan pengikatan dengan tourniquet pada bagian atas daerah

yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan

/ minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan

penyuntikan

9. Ambil spuit yang berisi obat

10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan

memasukkan ke pembuluh darah

11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung

(torniquet) lalu semprotkan obat hingga habis

12. Setelah selesai ambl spuit dengan menarik dan lakukan penekanan

pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah

digunakan letakkan ke dalam bengkok

13. Catat reaksi pemberian , tanggal , waktu , dosis pemberian obat

14. Cuci tangan

2.4 INTRAMUSKULAR

a. Pegertian, Tujuan, dan Lokasi Penusukan

Menurut Hidayat (2008, 147), Pemberian obat intramuscular adalah

cara pemberian obat dengan memamsukan obat kedalam jaringan otot.

Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorbsi obat lebih

cepat. Pemberian dengan cara intramuscular memberikan efek sistemik pada

tubuh.

16
Menurut wolf (1984,619-625), rute intramuskulat sering juga

digunakan untuk obat yang menimbulkan gangguan karena sedikit sekali

ujung syaraf dalam jaringan otot yang tebal.penyerapan berlangsung seperti

pada pemakaian subkutan. Tetapi prosesnya lebih cepat karena jaringan otot

mengandung pembuluh darah yang lebih banyak.

Panjang jarum yang diperlukan untuk mencapai jaringan tersebut

bervariasi dari orang ke orang. Jarum yang paling banyak digunakan untuk

injeksi intramuscular adalah ukuran 22.panjang 11/2 inci.

Adapun lokasi yang digunakan untuk injeksi intramuscular yaitu :

1. Area dorsogluteal (pinggul bagian belakang)

2. Area ventro gluteal. Lokasi ini lebih disukai daripada area dorso

gluteal untuk menyuntik pasien anak. Karena tidak terdapat pembuluh

darah atau tali syaraf besar, lemak lebih sedikit area lebih bersih

karena jarang terkontaminasi dan pasien dapat berbaring terlentang

ketika diinjeksi.

3. Otot vastus lateralis (otot paha). Otot ini makin sering

direkomendasikan untuk lokasi injeksi.ia merupakan otot yang tebal

dan sedikit sekali atau goleh dikata tidak ada reaksi yang serius.

4. Otot deltoid dan posterior trisep (bahu dan lengan atas. Otot ini jarang

digunakan untuk keperluan injeksi karena banyak pasien yang

merasa lebih letih

17
5. Otot rektus femoris (otot lurus paha ). Otot ini hanya digunakan untuk

injeksi kalau tak dapat dilakukan ditempat lain karena banyak pasien

yang merasa sakit jika diinjeksi di daerah tersebut.

Lokasi penusukan intramuskular

b. Prosedur Pemberian Obat Intramuskular

Alat dan bahan :

1. Daftar buku obat atau catatan, jadwal pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya

3. Spuit dan jarum sesuai ukuran

4. Kapas alcohol dalam tempatnya’

1. Cairan terlarut

2. Bak injeksi

3. Bengkok

Prosedur kerja :

18
1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Ambil obat kemudian masukan kedalam spuit sesuai dengan dosis,

setelah itu letakan pada bak injeksi

4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan

5. Desinfeksi dengan kapas alcohol tempat yang akan dilakukan

penyuntikan

6. Lakukan penyuntikan

 Pada daerah paha (anjurkan pasien untuk berbaring terlentang,

dengan lutut sedikit fleksi)

 Pada ventro gluteal anjurkan pasien untuk miring, tengkurap

atau terlentang dengan lutut dan punggul pada sisi yang akan

dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.

 Pada daerah dorso gluteal, anjurkan pasien untuk tengkurap

dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan lutut

bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakan di depan tungkai

bawah.

 Pada daerah deltoid (lengan atas), anjurkan pasien untuk

dududk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi

7. melakukan penusukan dengan posisi jarum tetap lurus

8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah

semprotkan obat secara perlahan hingga habis.

19
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah

penyuntikan dengan kapas alcohol. Kemudian letakan spuit yang

telah digunakan pada bengkok

10. Catat reaksi jumlah dosis dan waktu pemberian

11. Cuci tangan

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan

kondisi pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra

vena. Perbedaan dari setiap teknit tersebut adalah dari lokasi penusukan dan

prinsip penusukan. Subkutan merupakan memasukan obat ke dalam lapisan

subkutan. Intrakutan merupakan injeksi obat ke dalam lapisan dermis.

Intramuscular merupakan injeksi obat ke dalam otot. Intravena merupakan

injeksi obat ke dalam vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu

diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada

jenis-jenis obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang

salah.

3.2 Saran

Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek

samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya

dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu,

kita sebagai bidan, harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya

tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri

maupun orang lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Ika Putri.,dkk. (2015). Panduan lengkap keterampilan dasar kebidanan

II. Yogyakarta : Deepublish

Hidayat, AA. (2008). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta : Salemba

Medika

Kee, Joyce.L. (1996). Farmakologi : pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC

Priharjo, R. (1995). Teknik pemberian obat bagi perawat. Jakarta : EGC

Uliyah, M. (2008). Praktikum keterampilan dasar praktik klinik aplikasi dasar-dasar

praktik kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Wolf, Lu verne.,dkk. (1984). Dasar-dasar ilmu keperawatan. Jakarta : Gunung Agung

22

Anda mungkin juga menyukai