Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENENTUKAN LARUTAN ASAM DAN LARUTAN BASA


MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI

Disusun Oleh :

MUHAMAD ERLANGGA SAPUTRA

XI IPA 1

No. Absen 17

SMA NEGERI 10 KOTA BANDUNG

JL. CIKUTRA NO.77, CIKUTRA, KEC. CIBEUNYING KIDUL, KOTA


BANDUNG, JAWA BARAT, 4012

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Menentukan Larutan
Asam Dan Larutan Basa Menggunakan Indikator Alami” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran kimia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis tentang perbedaan sifat asam dan basa serta menentukan larutan
asam dan basa menggunakan indikator alami.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Siti Kurniasih,S.Pd, selaku guru kimia yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................1


Daftar Isi ............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................4
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................................4
1.6 Landasan Teori........................................................................................................4
1.7 Hipotesis .................................................................................................................5
BAB II METODE KERJA..................................................................................................6
2.1 Alat dan Bahan ........................................................................................................6
2.2 Langkah Kerja .........................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................7
3.1 Hasil Pengamatan....................................................................................................7
3.2 Pembahasan.............................................................................................................7
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................15
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................15
4.2 Dokumentasi .......................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan
basa saling menetralkan.
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung asam,
misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makan, serta asam benzoat
yang digunakan sebagai pengawet makanan. Basa merupakan senyawa yang
mempunyai sifat licin, rasanya pahit, dan jenis basa tertentu bersifat caustic atau
membakar, misalnya natrium hidroksida atau soda ap.
Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya. tetapi tidak disarankan
(dilarang) untuk mencicipi asam atau basa yang ada di laboratorium. Asam dan basa
dapat dibedakan menggunakan zat tertentu yang disebut indikator atau menggunakan
alat khusus.
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita
senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan
(sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga
merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya.
Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu
daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup
buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di
alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan
dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari
berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh
diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau
digunakan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu indikator alami?
2) Bahan alami apa saja yang bisa digunakan sebagai indikator alami asam basa?
3) Apakah semua bahan alami dapat digunakan sebagai indikator alami asam basa

1.3 TUJUAN
Untuk menentukan sifat asam dan basa beberapa larutan dengan
menggunakan indikator alami yaitu ekstrak bunga bunga mawar, kunyit dan bahan
alami lainnya serta mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan
basa.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini, terdapat manfaat sebagai berikut,

1) Bagi para pembaca, dapat menjadi panduan untuk mengikuti eksperimen yang sama.

2) Bagi para peneliti, dapat menjadi pengalaman dan pembelajaran yang dapat
membantu pada masa mendatang.

1.5 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Waktu : Sabtu , 28 Januari 2023 pukul 12.30-14.30

Tempat pelaksanaan : Rumah Indah

1.6 LANDASAN TEORI

Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung asam,
misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makanan, serta asam benzoat
yang digunakan sebagai pengawet makanan. Basa merupakan senyawa yang
mempunyai sifat licin, rasanya pahit, dan jenis basa tertentu bersifat caustic atau
membakar, misalnya natrium hidroksida, atau soda api.

Asam dan basa dapat dibedakan menggunakan zat tertentu yang disebut
indikator atau dengan menggunakan alat khusus.
1. Asam Menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H+,
sedangkan basa merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H-. Jadi, menurut
Arrhenius, pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah
ion OH-. Jika asam Arrhenius dirumuskan denga HxA, di dalam air asam itu akan
mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxA(aq)  xH+(aq)+ AX-(aq)
Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, M(OH)x, yang di dalam air
membebaskan ion hidroksida (OH-) sesuai dengan persamaan reaksi berikut
M(OH)x(aq)Mx+(aq) + x OH-(aq)

2. Asam menurut Bronsted-Lowry


Pada tahun 1923 ahli Kimia Denmark bernama J.N.Bronsted dan ahli kimia Inggris
bernama T.N.Lowry mengemukakan definisi tentang asam dan basa tersebut dikenal
dengan teori asm-basa Bronsted-Lowry.Menurut mereka suatu zat pemberi proton
(proton donor) disebut asam dan suatu asam setelah melepas proton akan membentuk
basa konjungasi dari asam tersebut begitu juga basa. Dengan demikian, dalam teori
asam-basa Bronsted-Lowry dikenal istilah’’Pasangan asam-basa atu asam-basa
konjungasi.’’
Asam H+ + Basa konjugasi
Basa H+ + Asam konjugasi

3. Asam-Basa Lewis
Pada tahun 1932 seorang ahli kimia amerika bernama G.N.Lewis merupakan teori
asam-basa yang diberi nama Asam-Basa Lewis. Teori ini menyatakan bahwa basa
adalah zat yang memiliki satu atau lebiah pasangan electron bebas yang dapat diberikan
kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah
zat yang menerima pasangan electron tersebut.
Sifat Asam dan Basa
Sifat Asam Sifat Basa
- Rasanya asam - Rasanya pahit
- Dapat menimbulkan korosif - Terasa licin di kulit
- Mengubah kertas lakmus biru menjadi - Mengubah kertas lakmus merah menjadi
merah biru
- Ph < 7 - Menghasilkan OH- dalam air
- Menghasilkan ion H+

Identifikasi Sifat Asam – Basa Larutan


1. Kertas Lakmus
Ada dua jenis kertas lakmus yang berbeda warna pada larutan asam, basa, dan
netral.
2. Indikator Universal
Cara menggunakan indikattor Universal adalah dengan mencocokan kertas
indikator yang telah dicelupkan pada larutan dengan warna yang setara pada
kemasan kertas indikator.
3. Indikator Alami
Menentukan sifat asam basa larutan dapat dilakukan dengan indikator alami,
contoh : kembang sepatu, kol merah, dan kulit manggis. Bila larutan di campur
dengan sari bunga sepatu, maka larutan berubah warna menjadi hijau (basa), atau
tetap Merah (netral), Atau juga Merah menyala (asam).

1.7 HIPOTESIS
Kol ungu, kulit manggis, kunyit, dan bunga mawar merah merupakan indikator
alami asam basa.
BAB II
METODE KERJA
2.1 ALAT DAN BAHAN

Alat :

➢ Pudding cup
➢ Ulekan
➢ Saringan
Bahan :

➢ Ekstrak kulit manggis


➢ Ekstrak kunyit
➢ Ekstrak bunga mawar merah
➢ Ekstrak kol ungu
➢ Air kapur
➢ Cuka
➢ Minuman berkarbonasi
➢ Milanta
➢ Sabun cair
➢ Betadine
➢ Apel
➢ Jeruk
2.2 LANGKAH KERJA

1. Tumbuklah beberapa butir bunga, kunyit dan kulit manggis menggunakan ulekan.
2. Encerkan cairan bunga, kunyit, dan kulit manggis dengan sedikit air.
3. Rebus kol ungu sampai berwarna biru, lalu tuangkan cairan kol ungu ke dalam
pudding cup.
4. Siapkan air kapur, cuka, minuman berkarbonasi, dan air jeruk kedalam pudding
cup.
5. Masukkan larutan cairan bunga, larutan cairan kol ungu, kunyit, dan kulit manggis
ke dalam pudding cup yang berisi air kapur, cuka, minuman berkarbonasi, dan air
jeruk.
6. Amati perubahan warna yang terjadi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN


Dari hasil praktikum yang saya amati, pada setiap percobaan terdapat
perbedaan. Berikut ini merupakan perbedaannya :

Perubahan Warna Pada Larutan Yang Kesimpulan


No. Indikator Warna Diuji
Alami Awal Cuka Air Air Minuman
Jeruk Kapur Berkarbonasi
1. Kol Ungu Biru Ungu Merah Hijau Putih Dapat digunakan
sebagai indikator alami
asam basa
2. Kunyit Kuning Kuning Kuning Orange Kuning Dapat digunakan
Cerah Cerah Cerah sebagai indikator alami
asam basa
3. Bunga Ungu Pink Merah Kuning Putih Dapat digunakan
Mawar sebagai indikator alami
Merah asam basa
4. Kulit Orange Kuning Kuning Kuning Kuning Dapat digunakan
Manggis sebagai indikator alami
asam basa

3.2 PEMBAHASAN
Indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat mengidentifikasi sifat
asam dan basa suatu larutan. Apabila suatu bahan indikator diujikan terhadap larutan
asam basa maka akan terjadi perubahan warna yang dapat membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa. Pada percobaan sains untuk menguji larutan asam basa
biasanya menggunakan indikator sintetis antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil
merah dan brom timol biru. Salah satu bentuk indikator yang praktis dan mudah
digunakan adalah kertas indikator pH sintetis dengan menggunakan kertas lakmus
merah dan biru.
Kategorisasi larutan mengandung asam, basa, atau netral ini ditentukan oleh
power of hydrogen (pH). Rentang pH ini mulai dari 1 hingga 14. Jika pH larutan itu
antara 1-6, artinya larutan itu mengandung asam. Sementara itu, larutan yang
mengandung basa memiliki pH antara 8-14. Jika pH larutannya berada pada angka 7,
larutan tersebut disebut netral.
Indikator asam basa terbagi menjadi dua, Indikator hasil sintesis di laboratorium dan
indikator alami.
a. Indikator hasil sintesis
1. Kertas lakmus
Berikut adalah perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi
dengan larutan asam basa.

Larutan Kertas Lakmus


Merah Biru
Asam Merah Merah
Netral Merah Biru
Basa Biru Biru

2. Indikator Universal
Indikator universal merupakan indikator yang memiliki tingkat
kepercayaan baik. Indikator ini memberikan warna yang berbeda
untuk setiap nilai pH antara 1 sampai 14. Berikut adalah gambar dari
indikator universal.

3. Larutan Indikator
Berikut ini adalah beberapa indikator pH yang sering digunakan
dalam laboratorium. Indikator-indikator tersebut menunjukkan adanya
perubahan warna rentang nilai pH tertentu.
No Indikator Trayek pH Perubahan
Warna
1 Fenolftaleine 8,3 – 10,0 Tak berwarna ke
merah
2 Bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning ke biru
3 Metil merah 4,4 – 6,2 Merah ke kuning
4 Metil jingga 3,1 – 4,4 Merah ke kuning

4. pH meter
pH meter merupakan alat pengukur pH dengan cepat dan akurat.
Alat ini dilengkapi elektroda yang dapat dicelupkan ke dalam larutan
yang akan diukur nilai pH-nya. Nilai ph dapat dengan mudah dilihat
secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital alat
tersebut.

b. Indikator Alami
Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami,
dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator
adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan
basa.
Indikator alami yang biasa di pakai dalam pengujian asam-basa adalah
tumbuhan yang berwarna mencolok, umbi-umbian, kulit buah, berupa bunga –
bungaan, seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang
kertas, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik
adalah zat warna yag memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan
basa. Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan
senyawa organik bewarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu
mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat.
Dapat atau tidaknya suatu tanaman dijadikan sebagai indicator alami
adalah terjadinya perubahan warna apabila ekstranya diteteskan pada larutan
asam dan basa. Maka pada praktikum ini, saya menggunakan beberapa jenis
tanaman untuk mencari manakah tumbuhan yang dapat dijadikan indikator
asam basa.
Teori Dasar :
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam umumnya
merupakan senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut di dalam
air. Sebagai contoh gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi jika sudah
dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion H+. Reaksi yang terjadi adalah:

HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)

Tabel 5.1 Beberapa contoh asam, nama asam, dan reaksi ionisasinya
Rumus asam Nama asam Reaksi Ionisasi
HF Asam fluorida HF(aq) → H (aq) + F-(aq)
+

HBr Asam bromida HBr(aq) → H+(aq) + Br-(aq)


H2S Asam sulfida H₂S(aq) → 2H+(aq) + S²-(aq)
Asam asetat
CH3COOH CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO- (aq)
(cuka)
HNO3 Asam nitrat HNO3(aq) → H+(aq) + NO3-(aq)
H2SO4 Asam sulfat H₂SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
H3PO4 Asam fosfat H3PO4(aq) → 3H+(aq) + PO43-(aq)
H2C2O4 Asam oksalat H2C2O4(aq) → 2H+(aq) + C₂O4-(aq)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa satu molekul asam dapat melepaskan satu, dua, atau
tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam
monoprotik, atau asam berbasa satu, asam yang menghasilkan dua ion H+ setiap
molekulnya disebut asam diprotik atau berbasa dua.
Menurut Arrhenius, asam kuat merupakan asam yang derajat ionisasinya besar atau
mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Contoh asam kuat
antara lain HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HCIO4.
Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang dalam air (larutan) dapat
menghasilkan ion OH-. Umumnya, basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung
gugus hidroksida (-OH) di dalamnya. Akan tetapi, amonia (NH3) meskipun merupakan
suatu senyawa kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa, sebab setelah
dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH-.
Contoh :
NaOH(aq) → Na+ (aq) + OH-(aq)

Tabel 5.2 Beberapa contoh basa, nama basa, dan reaksi ionisasinya
Rumus basa Nama basa Reaksi Ionisasi
NaOH Natrium hidroksida NaOH(s) → Na (aq) + OH-(aq)
+

KOH Kalium hidroksida KOH(s) → K+(aq) + OH- (aq)


Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Ca(OH)2(s) → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Ba(OH)2 Barium hidroksida Ba(OH)2(s) → Ba²+(aq) + 2OH-(aq)
NH3 Amonia NH3(s) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)

Tidak semua senyawa yang mengandung gugus –OH merupakan suatu basa.
Contohnya CH3COOH dan C6H5OH justru merupakan asam. Sementara itu, CH3OH
tidak menunjukkan sifat asam atau basa di dalam air.
Menurut Arrhenius, terdapat basa kuat dan basa lemah. Basa kuat merupakan basa
yang mudah terionisasi dalam larutannya dan banyak menghasikan ion OH-. Contohnya
KOH, NaOH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2.

2. Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry


Penjelasan tentang asam dan basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan
untuk menjelaskan tentang sifat asam-basa pada larutan yang bebas air, atau pelarutnya
bukan air. Sebagai contoh, asam asetat akan bersifat asam jika dilarutkan dalam air,
tetapi ternyata sifat asam tersebut tidak tampak pada saat asam asetat dilarutkan dalam
benzena. Demikian juga dengan larutan amonia (NH3) dalam natrium amida (NaNH2)
yang menunjukkan sifat basa meskipun tidak mengandung ion OH-. Berdasarkan
kenyataan tersebut, Johannes Bronsted dan Thomas Lowry secara terpisah
mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu
larutan adalah ion H+ atau proton (ingat bahwa hidrogen hanya mempunyai sebuah
proton dan sebuah elektron, jadi jika elektronnya dilepaskan menjadi ion +1, yang
tinggal hanya proton saja).
Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah spesi (ion atau molekul) yang
berperan sebagai proton donor (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain.
Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi proton akseptor
(penerima proton H+)
Contoh
H₂O(l) + H2O(l) H3O+ (aq) + OH- (aq)
Asam Basa Asam Basa

Untuk reaksi ke kanan:


H₂O merupakan asam karena memberikan ion H+ (proton donor) kepada molekul
H2O untuk berubah menjadi H3O+. H2O adalah basa karena menerima ion H+ (proton
akseptor) dari molekul H₂O.
Untuk reaksi ke kiri:
Ion H3O+ adalah asam karena memberikan ion H+ (proton donor) kepada ion OH-
dan berubah menjadi H2O, sedangkan ion OH- adalah basa karena menerima H+ (proton
akseptor) untuk berubah menjadi molekul H₂O. H₂O dan OH- merupakan pasangan
asam-basa konjugasi, di mana OH- merupakan basa konjugasi dari H2O dan sebaliknya
molekul H2O merupakan asam konjugasi dari OH-.
H₂O dan H3O+ juga merupakan pasangan asam-basa konjugasi, di mana H₂O
adalah basa konjugasi dari ion H3O+ dan sebaliknya H3O+ merupakan asam konjugasi
dari H₂O.

HCl(g) + H2O(l) H3O+ (aq) + Cl(aq)


Asam 1 Asam 2 Basa 1 Basa 2

Konjugasi

Konjugasi

HCl dan Cl- serta H₂O dan H3O+ merupakan pasangan asam-basa konjugasi. HCl
adalah asam konjugasi dari ion Cl- dan sebaliknya Cl- merupakan basa konjugasi dari
HCl.
Untuk menjelaskan sifat basa dari amonia adalah sebagai berikut.

H₂O(l) + NH2(g) NH4+(aq) + OH- (aq)


Asam 1 Basa 2 Asam 2 Basa 1

Sifat basa dari larutan Na3PO4 dalam air juga dapat dijelaskan dengan teori asam-
basa Bronsted-Lowry. Dalam larutan tersebut, yang menyebabkan sifat basa adalah ion
PO4+.

H₂O(l) + PO4+ (aq) HPO42-(aq) + OH-(aq)


Asam 1 Basa 2 Asam 2 Basa 1
3. Teori Asam-Basa Lewis
Konsep asam-basa menurut Bronsted-Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di
dalam menjelaskan reaksi-reaksi melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya
reaksi antara senyawa NH3 dan BF3, serta beberapa reaksi yang melibatkan senyawa
kompleks.
Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam-
basa, sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa Lewis. Menurut konsep tersebut,
yang dimaksud dengan asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron, sedangkan
basa Lewis adalah senyawa yang dapat memberikan elektron kepada senyawa lain atau
donor pasangan elektron. Konsep ini lebih memperluas konsep asam-basa yang telah
dikembangkan oleh Bronsted-Lowry.
Contoh :
H+ + NH3 → NH4+
Asam Basa

BF3 + NH3 → NH3BF3


Asam Basa
Pada diagram (Gambar 5.1) di atas, ditunjukkan bahwa ion H+ merupakan asam
Lewis karena mampu menerima pasangan elektron, sedangkan NH3 merupakan basa
Lewis. Pada reaksi antara BF3 dan NH3, yang merupakan asam Lewis adalah BF3 karena
mampu menerima sepasang electron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis.
Konsep asam-basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada ikatan
kovalen koordinasi. Atom atau spesi yang memberikan pasangan elektron di dalam
membentuk ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai basa, sedangkan atom,
molekul, atau spesi yang menerima pasangan elektron disebut sebagai asam. Dengan
konsep ini dapat dijelaskan terjadinya reaksi asam basa yang terjadi pada ion logam
dengan suatu molekul atau ion.
Ag+ (aq) + 2NH3(aq) → Ag(NH3)2+(aq)
Asam Basa

Cd²+(aq) + 4I- (aq) → CdI42-(aq)


Asam Basa

Ni(s) + 4CO(g) → Ni(CO)4(g)


Asam Basa

Dalam dunia kedokteran dan farmasi dikenal adanya senyawa basa Lewis yang
digunakan sebagai obat keracunan logam berat, misalnya merkuri, timbal, kadmium,
dan sejenisnya. Obat tersebut dikelompokkan sebagai British Anti Lewis Acid (BAL).
Kandungan obat tersebut antara lain senyawa oksalat dan etilendiamintetraasetat
(EDTA). Peranan BAL dalam obat tersebut adalah mengikat logam berat agar tidak
mengganggu kerja enzim.
Hg²+ (aq) + 2C2042-(aq) → [Hg(C2O4)2]2- (aq)
Asam Basa

Cd2+(aq) + 2(EDTA4-) (aq) → [Cd(EDTA)2]6-(aq)


Asam Basa
BAB IV
KESIMPULAN
a. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas diperlihatkan bahwa larutan uji apabila ditambahkan dengan

indikator alami mengalami perubahan warna. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan

warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Hasil ekstrak dari bunga mawar merah,

kunyit, kulit manggis, dan kol ungu memberikan warna berbeda pada setiap larutan uji (air

kapur, cuka, minuman berkarbonasi, dan air jeruk). Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa

indikator alami yang digunakan pada percobaan ini dapat digunakan sebagai indikator asam

basa.

b. DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Arja SK, et. al, 1992, Logam dan Non Logam (Untuk SMA), Pakar Raya Bandung.
Blume, R, et. al, 1996, Cheme fur Gymnasien, Berlin, Cornelsen.
Bodner, G. M. and Pardue HL., 1995, Chemistry An Experimental Science 2le., Singapore,
John Wiley & Sons.
Brady, James E., 1990, General Chemistry, (Principles & Structures), New York, John
Wiley & Sons.
Briggs, JGR., 1999, A level Guides Chemistry 3nd ed., Singapore, Addison Wesley Longman.
Chang, R., 2005, Chemistry, 8th ed., New York, Mc Graw-Hill.
Gallagher, R.M. et. al, 2000, Complete Chemistry, London, Oxford University Press.
Goldwhite, Harold, 1984, College Chemistry, Orlando Florida, Harcourt Brace Jovanavich
College Outline Series.
Harrison, RD, et. al, 1990, The Book of Data (seventh impressiory)., Hongkong, Longman
Group UK Limited.
Hill, John W, et. al, 2000, Chemistry for Changing Times, 8th ed, London, Prentice
Hall, Inc.
Holman, John & Hil. Graham., 1989, Chemistry in Contex, England, Thomas Nelson.
Holman, John R., 1994, General Chemistry, John Wiley & Sons.
Holum, John R., 1995, Element of General Organic and Biological Chemistry 18nd ed.,
John Wiley & Sons.
Keenan, Charles W, et. al - Pudjaatmaka, 1999, Ilmu Kimia Universitas (Terjemahan),
Jakarta, Erlangga.
Lister, Ted., 1991, Understanding Chemistry, England, Stanley Thomas Pub.
Petrucci, Ralp H - Suminar, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta,
Erlangga.
Smoot, Robert C, et. al, 1993, Merril Chemistry, Illinois, Macmillan.
Stokes, BJ., 1991, Chemistry (Nuffield Advanced Science Student Books, England, Longman.
__________, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 4, 1999, Jakarta, Grolier Intl. Inc PT
(Widyadara).
__________, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 6, 1999, Jakarta, Grolier Intl. Inc PT
(Widyadara).

Anda mungkin juga menyukai