Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FARMASI FISIKA II

KESETIMBANGAN ASAM BASA

KELOMPOK 2 :

YOLANDA DWIZA PUTRI (16160035)

PUPUT SAPUTRA (16160036)

ELA MALITA KRISMON (16160037)

INDAH SAPUTRI (16160038)

MUHAMMAD IQBAL (16160039)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas dengan judul
KESETIMBANGAN ASAM BASA. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas kelompok dalam mata kuliahan Farmasi Fisika.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga makalah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Padang, 19 september 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................... .......................... 1

DAFTAR ISI..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5

2.1 Pengertian asam san basa 5


2.2 Teori-teori asam basa . 7
2.3 Kekuatan asam basa 11
2.4 Derajat keasaman (pH) asam/basa 12
2.5 larutan Buffer ( larutan penyangga ).. 13

BAB III PENUTUP........................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam sering dikenali sebagai zat berbahaya dan korosif. Hal ini benar untuk beberapa jenis
asam yang digunakan di laboratorium, seperti asam sulfat dan asam klorida. Tetapi asam yang
tidak berbahaya juga banyak ditemui dalam kehidupan sehari hari. Misalnya pada cuka dan buah
buahan.

Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-
zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, asam
tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya
mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit maag selalu
meminum obat yang mengandung magnesium hidroksida.

Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk
berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak
dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak
abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti
untuk memisahkan emas dan perak.

Kekuatan asam suatu senyawa dapat diukur dengan menggunakan indikator atau pH
meter. Demikian juga dengan basa, kekuatan basa dapat ditentukan dengan indikator dan
pH meter. Hal menyangkut asam basa akan dipelajari dalam pembahasan berikut.
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa pengertian asam dan basa?

2. Apa saja teori asam basa?

3. Bagaimana kekuatan asam basa?

4. Bagaimanakah cara menghitung pH larutan asam basa?

5. Apa yang dimaksud dengan larutan Buffer

1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :


1. Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Farmasi Fisika.
2. Menambah wawasan tentang asam basa.
3. Mengetahui lebih mendalam tentang asam basa yang kita temukan dalam
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian asam dan basa


A. Asam

Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita


terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus
yang berarti masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai
senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya
air). Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari hari, seperti
padamakanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan
di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi
membunuh kuman.

Berikut ini beberapa sifat asam :

1. Rasa Asam

Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam


kehidupan sehari hari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam
asetat (asam etanoat).
2. Mengubah Warna Indikator

Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat
mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang
selanjutnya akan digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari
beberapa senyawa asam.
Dengan menggunakan indicator. Indikator yang sering digunakan
adalah kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus
merah akan tetap berwarna merah.
3. Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam
dapat melepaskan ion ion dalam larutannya yang mampu
menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik.
Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar
listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam
sulfat yang terdapat pada aki mobil.
4. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen

Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas


hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh
logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas
hydrogen dan senyawa garam.

Reaksi :

Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen

Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang
sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu
disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.

B. Basa

Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang


menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki
sifat sifat khas sebagai suatu basa.

Berikut ini beberapa sifat asam :

1. Pahit dan Terasa Licin di Kulit


Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada
sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain
terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak
dianjurkan untuk memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak
dengan cara menyentuh atau mencicipinya. Hal itu karena basa kuat
bersifat korosif yang dapat menyebabkan tanganmu teriritasi dan
terbakar.
2. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan
indicator sehingga dapat mengubah warna indicator tersebut. Basa akan
mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus
biru akan tetap berwarna biru.
3. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar
listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam
air.
4. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat
suatu asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki
akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak
asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan membentuk
garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi).
Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam
sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.

2.2 Teori-teori asam basa


A. Teori Arrhenius

Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H+ atau H3O+ dalam
air. Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air.

HA + aq H+(aq) + A-(aq)

BOH + aq B+(aq) + OH-(aq)

Di dalam air, ion H+ tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk ion dengan H2O.

H+ + H2O H3O+ (ion hidronium)

Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, asam dapat terbagi menjadi

1. Asam monoprotik melepaskan 1 ion H+


Contoh : asam klorida (HCl)

HCl H+(aq) + Cl-(aq)

2. Asam diprotik melepaskan 2 ion H+


Contoh : asam sulfat (H2SO4)

H2SO4 H+(aq) + HSO4-(aq)

HSO4- H+(aq) + SO42-(aq)


3. Asam triprotik melepaskan 3 ion H+
Contoh : asam fosfat (H3PO4)

H3PO4 H+(aq) + H2PO4-(aq)

H2PO4- H+(aq) + HPO42-(aq)

HPO42- H+(aq) + PO43-(aq)

Bila asam dan basa direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah
senyawa netral (yang disebut garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi
pembentukan garam atau reaksi penetralan, yang akan mengurangi ion H+ dan OH- serta
menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara bersamaan. Jika asam yang
bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka akan dihasilkan lebih dari satu jenis
garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan H2SO4.

NaOH + H2SO4 NaHSO4 + H2O

NaHSO4 + NaOH Na2SO4 + H2O

Senyawa NaHSO4 disebut sebagai garam asam, yaitu garam yang tebentuk dari
penetralan parsial asam poliprotik. Garam asam bersifat asam, sehingga dapat bereaksi
dengan basa membentuk produk garam lain yang netral dan air.

B. Teori Brnsted Lowry

Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku pada larutan dalam air. Teori ini tidak
dapat menjelaskan fenoena pada reaksi tenpa pelarut atau dengan pelarut bukan air.
Pada tahun 1923, Brnsted Lowry mengungkapkan bahwa sifat asam basa
ditentukan oleh kemempuan senyawa untuk melepas / menerima proton (H+). Menurut
Brnsted Lowry, asam adalah senyawa yang memberi proton (H+) kepada senyawa
lain.

Contoh : HCl + H2O H3O+ + Cl-

Sedangkan basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain.

Contoh : NH3 + H2O NH4+ + OH-

Dalam larutan, asam / basa lemah akan membentuk kesetimbangan dengan


pelarutnya. Misalnya HF dalam pelarut air dan NH3 dalam air.

HF + H2O H3O+ + F-

a1 b2
b1 a2

NH3 + H2O NH4+ + OH-

a1 b2
b1 a2

Pasangan a1 b2 dan a2 b1 merupakan pasangan asam basa konjugasi.

Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton

Teori Brnsted Lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam
maupun basa, yang disebut sebagai zat amfoter. Contohnya adalah air. Di dalam larutan
basa, air akan bersifat asam dan mengeluarkan ion positif (H3O+). Sedangkan dalam
larutan asam, air akan bersifat basa dan mengeluarkan ion negatif (OH-).
C. Teori Lewis

Lewis mengelompokkan senaywa sebagai asam dan basa menurut kemampuannya


melepaskan / menerima elektron. Menurut Lewis,

Asam : - senyawa yang menerima pasangan elektron


- senyawa dengan elektron valensi < 8

Basa : - senyawa yang mendonorkan pasangan elektron


- mempunyai pasangan elektron bebas

Contoh : Reaksi antara NH3 dan BF3

H3N : + BF3 H3NBF3

Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan


elektron bebas yang didonorkan ditandai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan
boron.

Kelebihan teori Lewis ini adalah dapat menjelaskan reaksi penetralan yang
dilakukan tanpa air. Misalnya pada reaksi antara Na2O dan SO3. Menurut Arrhenius,
reaksi penetralan ini harus dilakukan dalam air.

Na2O + H2O 2 NaOH

SO3 + H2O H2SO4

2 NaOH + H2SO4 2 H2O + Na2SO4

Teori Lewis memberikan penjelasan lain untuk menjelaskan reaksi ini.

Na2O(s) + SO3(g) Na2SO4(s)

2 Na+ + O2- 2 Na+ + [ OSO3 ]2-


2.3 kekuatan asam basa

Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisasi, makin


banyak yang terionisasi berarti makin kuat sifatnya. Kekuatan basa juga tergantung dari
ukuran ion positif dan negatifnyaserta besar muatannya, bila ion positifnya bertambah
besar dan muatannya lebih kecil maka kecenderungannya mengadakan pemisahan antara
ion positif dan negative besar. Basa dari logam alkali adalah basa kuat karena ukuran ion
positifnya besar dan muatannya kecil. Sebagai contoh, KOH adalah basa kuat dibanding
NaOH karena ion K+ lebih besar dari pada ion Na. dalam periode yang sama pada
susunan berkala dijumpai NaOH adalah basa kuat dari Mg(OH)2 dan lebih kuat dari
Al(OH)3 maka susunan kebasaannya adalah NaOH > Mg(OH)2 > Al(OH)3. HBr adalah
asam kuat disbanding HCl karena Br- lebih besar dari pada Cl-. HCl disebut juga asam
berbasa satu karena mengikat satu atom h yang dapat dilepaskan, demikian juga H2SO4
adalah asam yang berbasa dua. Untuk asam yang berbasa banyak, sebagai contoh asam
fosfat dalam larutan air terionisasi seperti dibawah :

H3PO4 H+ + H2PO4 ionisasi primer


H2PO-4 H+ + H2PO-4 ionisasi sekunder
HPO4 H+ + PO-3 ionisasi tersier

Untuk asam-asam yang berasal dari atom yang sama seperti atom S atau Cl yang
mempunyai beberapa bilangan oksidasi, maka kekuatan asamnya bergantung pada
bilangan oksidasi dari atom tersebut. Bolangan oksidasi yang lebih tinggi mempunyai
kekuatan asam yang lebih besar. Contoh antara H2SO4 dan H2SO3.
Atom S pada H2SO4 dan H2SO3 mempunyai bilangan oksidasi masing-masing +6
dan +4 maka atom S pada H2SO4 mempunyai gaya tarik terhadap electron lebih besar
terhadap electron yang dipakai bersama berkaitan antara atom O dan atom H
menyebabkan atom H mudah lepas. Jadi H2SO4 bersifat asam lebih kuat dari pada H2SO3.
Kekuatan asam juga dipengaruhi oleh atom yang terikat keeletronegatifannya besar
menggantikan atom H seperti atom Cl yang bersifat menarik electron sehingga
mempengaruhi mudahnya ion H+ lepas.
2.4 Derajat keasaman (pH) asam/basa
A. Derajat keasaman (pH) Asam / Basa kuat

Penentuan pH asam / basa kuat dihitung dengan persamaan


pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
Dalam satu liter air murni, terdapat ion H+ dan OH- dengan konsentrasi masing masing 10-7 M.
Sehingga, pH air murni adalah
pH = - log [10-7]
pH = 7
Hasil kali ion [H+] dan [OH-] dalam air selalu konstan, dan disebut tetapan air (Kw).
Kw = [H+] [OH-] = 10-14
pH + pOH = 14

B. Derajat keasaman (pH) Asam / Basa Lemah


Asam dan basa lemah hanya terurai sebagian dalam air. Bila asam lemah terurai dalam air :
HA + H2O = H3O+ + A-
Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah (Ka) dinyatakan sebagai :

[ H 3O ].[ A ]
Ka =
[ HA]
Nilai pH asam lemah dinyatakan sebagai:

pH = Ka.M
M adalah nilai konsentrasi larutan yang akan ditentukan derajat keasamannya. Basa lemah
terurai dalam air dengan reaksi
NH3 + H2O = NH4+ + OH-
Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah (Ka) dinyatakan sebagai :

[ NH 4 ].[OH ]
Kb =
[ NH 3 ]
Nilai pOH basa lemah dinyatakan sebagai :

pOH = Kb.M
2.5 larutan Buffer ( larutan penyangga )

Bila suatu larutan mengandung asam dan basa lemah, larutan tersebut dapat
menyerap penambahan sedikit asam / basa kuat. Penambahan asam kuat akan dinetralkan
oleh basa lemah, sedangkan penambahan basa kuat akan dinetralkan oleh asam lemah.
Larutan seperti ini disebut sebagai larutan penyangga atau larutan buffer. Pada umumnya,
larutan penyangga merupakan pasangan asam basa konjugasi yang dibuat dari asam /
basa lemah dan garamnya. Contohnya asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat
(CH3COONa). Ion asetat (CH3COO-) merupakan basa konjugat dari asam asetat. Untuk
larutan penyangga, nilai pH dan pOH dinyatakan sebagai
[ garam]
pH = pKa + log
[asam]
[ garam]
pOH = pKb + log
[basa ]
contoh soal :

Suatu larutan penyangga dibuat dengan mencampurkan tepat 200mL 0,6M NH3
dan 300mL 0,3M NH4Cl. Jika volume diasumsikan tepat 500mL, berapa pH larutan
tersebut ?

Jawab :
Jumlah mol NH3 dalam campuran = 0,6 mol/L x 0,2 L = 0,12 mol Jumlah mol NH4+
dalam campuran = 0,3 mol/L x 0,3 L = 0,09 mol
Konsentrasi asam dan garam dalam larutan
0,12
[NH3] = M = 0,24 M
0,5
0,09
[NH4+] = M = 0,18 M
0,5
Karena larutan penyangga dibuat dari basa lemah dan garamnya, maka
[ garam]
pOH = pKb + log
[basa ]

pOH = 4,74 + log


NH

4

NH 3
pOH = 4,74 + log
0,24
0,18
pOH = 4,61
pH = 14 4,61 = 9,39

Larutan penyangga mempunyai peran yang besar dalam kehidupan. Salah satu
contoh larutan penyangga adalah H2CO3 / HCO3- dalam darah, yang bertugas menjaga
agar pH darah tetap netral.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa teori
asam basa, yaitu teori Arrhenius, Bronsted dan Lowry, dan teori Lewis. Kekuatan asam dan basa
tergantung pada kemampuannya berionisasi, makin banyak yang terionisasi berarti makin kuat sifatnya.
Zat selain basa kuat dan asam kuat akan mengalami kesetimbangan air murni, kesetimbangan larutan
asam lemah, kesetimbangan basa lemah, kesetimbangan asam lemah dan garamnya dari basa kuat atau
sebaliknya, serta kesetimbangan garam yang berasal dari asam atau basa lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2013. Kimia Dasar 1. Makassar:
Bagian Kimia UPT Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin.
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk
SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga

Modul Kimia Dasar, Program Matrikulasi Fakultas Teknik 2008

Anda mungkin juga menyukai