AULIA RACHMI
BUDI RENALDY
DWI HASANAH
FEBRI HARSONO
FIRLANDI
FIFI HARIYANTI
INDAH
LINDA
NUR ATIKA
NUR ULFAHNI
RIA DWI
RIA REDA
PERCOBAAN II
PENENTUAN Ka ASAM ASETAT
DENGAN METODE TITRASI ASAM BASA
A. Tujuan Percobaan
CH3COOH
H+ + CH3COO
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilenaterftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industry makanan asam
asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering
digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai
6,5 juta ton/tahun. 1,5 juta ton/tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari
industry petrokimia maupun dari sumber hayati.Penentuan kadar cuka pada makanan dapat
ditentukan dengan menggunakan metode titrasi netralisasi dengan menggunakan indicator
fenolftalein (PP). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai titer dan biasanya diletakkan didalam buret . Baik titer maupun titran biasanya
berupa larutan.Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas
larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang
molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai
penambahan indikator. Fungsi indikator di sini untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika
indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik
akhir titrasi.Titrasi asam basa merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat
penitrasi larutan basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan zat penitrasi larutan
asam. Titik akhir titrasi atau titik ekuivalen (pada saat indikator berubah warna) diharapkan
mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan
larutan
basa.
Pemilihan
indikator
yang
tepat
merupakan
syarat
utama
saat titrasi.Jika indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekiuvalen,maka titik
akhir titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna indikator
terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan
titik ekuivalen.Indikator yang lebih dianjurkan yaitu fenolftalein (PP) karena memberikan
perubahan warna yang lebih jelas yaitu warna merah muda dari yang tidak berwarna (trayek
pH=8,2-10,0). Pada saat titik ekuivalen proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.Dengan menggunakan data
volume titrasi, volume dan konsentrasi titer maka dapat menghitung kadar titrasi.
D. PROSEDUR KERJA
20 ml CH3COOH 0,1 M
beaker
Cek pH dengan pH meter
pH awal
Dititrasi NaOH 5 ml
cek pH debgan pH
meter
pH Naoh 5ml
10,15,17,19,20,21,22,23,24,25,30 ml
Cek pH dengan pH meter pada setiap
penambahan volume NaOH
pH setiap
penambahan NaOH
E. PERHITUNGAN
a. NaOH 0,1M 50ml
M=
g
1000
x
xvalensi
mr
v
0,1=
g
1000
x
x1
40
50
0,1=
g
=0,05 gram
0,5
x 10 xpxvalensi
mr
98 x 10 x 10,9 x 1
60
1019,12
60
=16.98
M1.V1=M2.V2
16,98.V1=0,1.50
V1=
5
=0,29ml
16,98
G. TABEL PENGAMATAN
10
15
`1
7
19
20
21
22
23
24
25
30
3,
5
5,
5
5,
7
5,
8
6,
2
6,
4
6,
8
6,
9
7,
1
7,
5
12,
5
NaOH(m
l)
PH
F. PEMBAHASAN
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemeberi rasa asam dan aroma pada makanan. asam asetat murni (asam
asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.
Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi.
Pada praktikum ini dilakukan metode titrasi asam basa dengan menggunakan asam
asetat sebagai titran dan natrium hidroksida sebagai titrat. terlebih dahulu disiapkan alat ,
pengaduk magnetik dan ph meter. Ukur ph aquadest menggunakan ph meter dan di dapatlah
hasil ph aquadest sebesar 6.9, kemudian ukur ph awal CH3COOH didapat 3,7. setelah itu ph
meter di kalibrasi sebesar 6.9. Ph meter diukur dan dicatat pada saat penambahan NaOH
sebanyak 5 ml, 10 ml, 15 ml, 17 ml, 19 ml, 20 ml, 21 ml, 22 ml, 23 ml, 24 ml, 25 ml, dan 30
ml. Penambahan NaOH dilakukan dengan mengaduk larutan menggunakan pengaduk
magnetik. Pengadukan ini berfungsi agar larutan basa yang ditambahkan dalam larutan asam
asetat ( CHCOOH ) dapat bercampur seluruhnya dengan sempurna sehingga seluruh partikel
zat bereaksi dengan sempurna. Alat ini sangat memudahkan kami karena pengadukan secara
manual sering kali membuat larutan tidak bercampur dengan sempurna, sehingga mengurangi
kecepatan hasil akhirnya. Adapun reaksi ion asetat mula-mula dan setelah penambahan
NaOH adalah sebagai berikut :
Pada langkah praktikum titrasi asam basa menggunakan pH meter ini, variasi
penambahan pH tidak bertujuan untuk mengakhiri titik akhir titrasi, tetapi untuk mengetahui
pH yang dihasilkan jika dilakukan penambahan setiap mL NaOH pada larutan CHCOOH.
Hasil pH yang terbaca pada pH meter untuk setiap penambahan NaOH akan dialurkan pada
sebuah kurva yang menunjukkan hubungan antara pH dan volume NaOH yang diperlukan
untuk melakukan pengujian larutan CHCOOH. Kurva dicantumkan pada lampiran.
Dari kurva terlihat bahwa setiap penambahan NaOH akan menaikkan pH karena
meningkatkan konsentrasi OH dan menurunkan konsentrasi H+, dari kurva juga terlihat
bahwa pH awal adalah 3,7. Kemudian pH beranjak naik sesuai dengan bartambahnya volume
NaOH. Perubahan pH yang perlahan sebelum titik ekivalen adalah akibat bekerjanya buffer.
pH yang semula meningkat sedikit demi sedikit, tiba-tiba melonjak tajam pada titik ekivalen.
Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah ini, penambahan sedikit saja NaOH lagi, maka akan
terjadi perubahan yang sangat besar. Hal ini terjadi karena larutan ini merupakan larutan hasil
titrasi dari asam lemah dan basa kuat, sehingga pH titik ekivalen sekitar 7,5. Dari kurva dapat
dilihat bahwa ekivalen terjadi pada volume 12,5 ml.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa standarisasi larutan NaOH
dilakukan dengan mentitrasi larutan NaOH dengan larutan CHCOOH. pH titik ekivalen
sekitar 7,5 dan volume ekivalen titik akhir NaOH adalah 12,5 ml.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I. Universitas Muslim Indonesia
Ansel, C Howard. 2006. Kalkulasi Farmasetik. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.:Jakarta
Martin,Alfred.1990.Farmasi Fisika I.Penerbit universitas Indonesia : Jakarta
Lachman,Leon.1994.Teori Dan Praktek Farmasi Industri.Jakarta:Universitas Indonesia.