Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOSMETIK

PEMBUATAN SEDIAAN PASTA GIGI


Formulasi Pasta Gigi daun Sirih (Piper betle L.) dengan pemanis Alami
Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana)

Nama Dosen : Weni Puspita. M.Farm.,Apt


Disusun Oleh :
Azma Pajriati (179071)
Fatimah Tussalehah (179185)
Gita Selvia (179191)
Indira Ha’in Wasanti (179197)
Isbahi Asri Wantari (179200)
Lina Dwi Setyaningsih (179206)
Mila Pitriani (179209)
Mitri Hadiarti (159191)
Ria Nurhayati (169099)
Siti Kenlin Dewinda (179260)
Wahyudin Beni (179272)

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha


Esa,karena telah melimpahkan rahmat nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Penyusunan Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktek kosmetik tentang pembuatan
sediaan pasta gigi. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang pengetahuan pembuatan sediaan pasta gigi. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Weni Puspita M., Farm., Apt selaku
dosen pembimbing mata kuliah praktek kosmetik.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca.namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Pontianak, Januari 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasta gigi merupakan kebutuhan penting bagi tiap individu di segala segmen
dan demografi, sehingga produksi produk tersebut sangat tinggi setiap harinya
seiring dengan tingginya permintaan. Kriteria produk pasta gigi yang diinginkan
konsumen diantaranya mengandung kandungan fluoride yang cukup, memiliki
rasa segar, ekonomis, praktis, terkemas dengan baik dan menarik.
Pasta gigi dipakai untuk membersihkan dan melindungi permukaan gigi.
Pasta dan serbuk pembersih gigi biasanya mengandung banyak zat penyusun,
meliputi mineral untuk melapisi permukaan gigi, bahan pengikat komponen,
deterjen, perasa, dan pelembab yang mencegah pasta gigi mengeras pada kontak
dengan udara.
Stevia, sebagai pemanis rendah kalori sudah dipakai untuk pemanis
makanan dan minuman. Stevia juga memiliki sifat bakteriostatik dan bacteriocidal
bermanfaat bagi kesehatan mulut dan menghilangkan penyebab kerusakan gigi
dan radang gusi. Stevia adalah pengganti sukrosa alami dengan nilai gizi yang
tinggi bermanfaat untuk melawan karies gigi. Streptococcus mutans mengalami
penindasan pertumbuhan dan mengeluarkan asam lebih sedikit jika ditanam pada
media yang mengandung steviosida daripada ketika ditanam di sukrosa, glukosa
atau media fruktosa (Gupta,2013).
Tumbuhan daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptik, antioksidan
dan fungisida, juga memiliki sifat menahan pendarahan, penyembuhan luka pada
kulit, obat saluran cerna dan dapat menguatkan gigi. Secara umum, daun sirih
mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa katekin dan tanin. Senyawa ini
bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat
pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Eschericia coli, Staphylococcus
aureus, Klebsiellam pasteurella dan dapat mematikan Candida albicans yang
merupakan salah satu faktor timbulnya plak pada gigi (Ardiansyah, 2014)
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik sediaan pasta gigi yang
meliputi viskositas, daya sebar dan homogenitas serta sifat kimia sediaan pasta
gigi yaitu uji pH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Sirih hijau (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan perdu merambat dan
bersandarkan pada batang pohon lain, batang berkayu, berbuku-buku, beralur,
warna hijau keabu-abuan, daun tunggal, bulat panjang, warna hijau, perbungaan
bulir, warna kekuningan, buah buni, bulat, warna hijau keabu-abuan (Damayanti
dkk, 2006). Menurut Tjitrosoepomo (1988) kedudukan tanaman sirih dalam
sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikaiskan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonaea
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

Daun sirih hijau dapat digunakan sebagai antibekteri karena mengandung


4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol, caryophyllen
(sisquiterpene), kavikol, kavibetol, estragol, dan terpen (Hermawan dkk, 2007).
Komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya. Salah
satu senyawa turunan itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali
lebih kuat dibandingkan fenol. Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau
(Piper betle L.) disebabkan adanya senyawa kavikol yang dapat mendenaturasi
protein sel bakteri. Flavonoid selain berfungsi sebagai antibakteri dan
mengandung kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari fenol yang
mempunyai daya antibektri lima kali lipat dari fenol biasa terhadap
Staphylococcus aureus. Estragol mempunyai sifat antibakteri, terutama terhadap
Shigella sp. Monoterpana dan seskuiterpana memiliki sifat sebagai antiseptik, anti
peradangan dan antianalgenik yang dapat membantu penyembuhan luka (Zahra
dan Iskandar, 2007).

Menurut Geuns (2003), Stevia rebaudiana Bertoni adalah tanaman semak


yang berasal dari daerah Amerika Selatan (daerah perbatasan antara Paraguay dan
Brazil). Daun stevia mengandung steviosida yang merupakan komponen utama
pemberi rasa manis. Kandungannya antara 4 – 20 % dari berat kering daun stevia
(tergantung dari kondisi penanaman dan pertumbuhannya). Komponen lain
pemberi rasa manis pada daun stevia tetapi dalam kadar yang lebih rendah, yaitu
steviolbiosida, rebaudiosida A, B, C, D, E, F dan dulcosida A.

Kedudukan taksonomi tanaman stevia menurut Yadav dkk. (2011) sebagai berikut

Kerajaan : Plantae
Sub-kerajaan : Tracheobionta
Super-divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
Grup : Monochlamydae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Tribe : Eupatorieae
Marga : Stevia
Spesies : Stevia rebaudiana Bertoni.

Menurut Gupta dkk. (2010), ada 9 tipe senyawa glikosida steviol yang
ditemukan pada tanaman stevia, diantaranya steviosida, rebaudiosida A,
rebaudiosida B, rebaudiosida C, rebaudiosida D, rebaudiosida E, rebaudiosida F,
steviolbiosida A dan dulcosida A. Bahan pemanis yang paling berlimpah pada
daun stevia adalah steviosida yang merupakan senyawa yang paling bertanggung
jawab terhadap rasa manis pada daun stevia. Senyawa ini terbentuk dari tiga
molekul glukosa dan satu molekul steviol (Janarthanam dkk., 2010). Steviosida
juga merupakan senyawa gula yang stabil pada suhu 100oC (Uddin dkk., 2006).
Kandungannya dapat mencapai 13–20% pada daun stevia kering, sedangkan
rebaudiosida hanya sekitar 1–3% pada daun stevia kering (Das dkk., 2006).

2.1 Data Praformulasi


a. Nama resmi           : AQUA DESTILLATA
Nama lain              : Air suling/Aquadest

RM/BM                 : H2O / 18,02

Pe pemerian : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak

mempunyai rasa.

                   Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik

                   Kegunaan            : Sebagai pelarut


b. Carboxy Metyl Cellulosium Natrium(CMC-Na)
  Pemerian : putih sampai krem, hampir tidak berasa, hampir tidak
berbau serbuk atau granul
  Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloid, tidak larut dalam etanol, dalam eter dan
dalam pelarut organik lain.
  Titik leleh : 227-2520 C
  pKa : 4,3
  pH larutan : 2-10
  Massa molekular : 90.000-200.000
  bobot jenis : 0,52 gram/cm3

c.  Na Lauril Sulfat (HOPE 6th hal 568)


Pemerian        : Putih/krem sampai kuning Kristal, serpihan atau
serbuk yang halus menimbulkan busa, pahit dan
berbau lemak

Kelarutan      : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam


kloroform
pH larutan      :    7,0 – 9,5
Stabilitas       :    Stabil pada kondisi dibawah normal, pada kondisi
pH < 2,5 mudah terhidrolisis menjadi laurel alcohol
dan sodium bisulfat
Inkompatibilitas  :    Bereaksi dengan surfaktan kationik menjadi tidak
berfungsi. Alkaloid (garamnya) dan mengendap bila
ada potassium.
d. Propilen Glikol
( Excipients hal. 407- 408, FI IV hal 712)
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas;
praktis tidak berbau; menyerap iar pada udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan
dalam kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa
minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dalam
minyak lemak.
Konsentrasi : 10-60 %
Kegunaan : pengawet (anti mikroba), pelarut atau kosolven yang
dapat bercampur dengan air
OTT : Dengan bahan pengoksidasi seperti kalium
permanganat
Stabilitas : Stabil ketika bercampur dengan etanol 95%, dan air.
stabil pada suhu sejuk dan dalam wadah tertutup rapat,
tapi pada temperature tinggi dan terbuka dapat
mengalami oksidasi. Stabil jika dicampurkan dengan
etanol (95%), gliserin atau air’
Sterilisasi  : Dengan otoklaf
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan di
tempat sejuk dan kering

e. Metil Paraben (NIPAGIN) (Rowe, 2009; FI IV,  Hal : 551)


Nama Resmi        :    Methyl  Hydroxybenzoate
Nama lain            :    Metil Paraben, nipagin, Methyl-4-hydroxybenzoate
RM/BM               :    C8H8O3 / 152.15
Pemerian              :    Serbuk  hablur  putih,  hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti
rasa tebal.
Kelarutan             :   Larut  dalam 500 bagian air, 20 bagian  air mendidih,
dalam 3,5 bagian  etanol  (95%)  P dan dalam  3 
bagian  aseton  P, mudah  larut  dalam  eter P.
Penyimpanan       :    Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan             :    Sebagai pengawet

f. CaCO3
Sinonim : Calcii Carbonas, Kapur, Stomagel
Berat Molekul : 100,09
Rumus Empiris : CaCO3
Pemerian : Berbentuk kristal atau serbuk, tidak berwarna atau
putih
tak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan tidak larut dalam
etanol
(Ditjen POM, 1995).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat

Alat yang digunakan yaitu :


- Batang Pengaduk
- Lumpang Dan Alu
- Gelas Kimia
- Gelas Ukur
- Sendok Tanduk
- Timbangan Digital
- Toples Kaca
- Ayakan 60 mesh
- Ayakan 80 mesh
- Rotary evaporator
- Wadah Pasta Gigi.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan yaitu:


- Aquadest
- Ekstrak Daun sirih
- Ekstrak Stevia
- Na-CMC
- Nipagin
- Na Lauril Sulfat
- Cengkeh
- Propilenglikol
- CaCO3
3.3 Formulasi

Bahan (g) Konsentasi


F0 F1 F2 F3
CaCO3 40 40 40 40
Propilengliko 25 25 25 25
l
Na-CMC 1,5 1,5 1,5 1,5
Stevia 0 0,5 1 1.25
Daun Sirih 0 0,5 1 1,25
Nipagin 0,5 0,5 0,5 0,5
Na Lauril 1 1 1 1
Sulfat
Cengkeh 0,3 0,3 0,3 0,3
Aquadestt 100 100 100 100
add

3.4 Cara Kerja

Natrium carboxyl methyl


cellulosa (NACMC)
- Ditaburkan diatas penangas air
- Didiamkan selama 15 menit agar terbentuk adonan homogen

Massa 1 Massa 2 Massa 3

- Ditambahkan sedikit demi - Ditambahkan sedikit


- Dilarutkan ekstrak sedikit kalsium karbonat
daun stevia dengan demi sedikit kalsium
kedalam 25 ml karbonat kedalam 25
sebagian aquades propilenglikol
- Ditambah nipagin aduk ml propilenglikol
- Diaduk dengan kecepatan - Diaduk dengan
hingga homogen konstan hingga homogen kecepatan konstan
hingga homogen
hasil
hasil
hasil

Masa 1 + masa 2 + masa 3

- Diaduk hingga homogeny


- Ditambahkan kalsium karbonat sedikit demi sedikit

F1&F2

- Ditambahkan masa 1 dan nipagin ke dalam masa 3


- Diaduk hingga homogen

F0 atau tanpa ekstrak daun stevia dan daun sirih

- Ditambahkan masa 1 dan nipagin ke dalam masa 3


- Diaduk hingga homogen

F0,F1,F2,F3

- Diaduk dengan kecepatan rendah untuk menghindari busa


- diaduk hingga homogeny hingga membentuk masa pasta
- ditambahkan serbuk daun sirih
- - dimasukan serbukhomogen
diaduk hingga cengkeh
- diaduk hingga membentuk masa pasta
- dimasukan kedalam wadah kemas rapi sediaan
Sediaan pasta

Sediaan pasta
3.5 Evaluasi Sediaan
a. Uji Viskositas

Sediaan pasta

- Dimasukan dalam gelas kaca hingga tanda pada besi spindle


- Dipasang spindel tercelup
- Ditekan tombol switch ON
- Dibaca pengukuran dengan melihat jarum merah hingga 1
menit lalu tekan switch OFF
- Dicatat angka pada jarum merah dan dikalikan faktor
Hasil Viskositas

b. Uji Homogenitas

Sediaan pasta

- Dioles sedikit sediaan pada kaca gelas arloji


- Diarahkan pada cahaya atau sinar
- Diamati ada atau tidaknya partikel
Homogen/Tidak Homogen

c. Uji pH

Sediaan pasta

- Dilarutkan sediaan kedalam sedikit aquades


- Dicelupkan pH meter kedalamnya
- Diukur tingkat keasaman sediaan pada kotak pH dengan
banding warna pH yang diperoleh dengan kotak meter pH
pH pasta

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
 Uji Organoleptis

Formula Tekstur Warna Aroma


F0 Kental Putih Kayu -
F1 Kental, tedapat Krim Sirih
sedikit bintik-bintik
daun sirih
F2 Kental, terdapat Krim Sirih
bintik- bintik daun
sirih
F3 Lebih kental, terdapat Krim lebih tua Sirih
bintikbintik daun
sirih

 Uji Homogenitas

Sedian Minggu Ke
1 2 3
F0 Homogen Homogen Homogen
F1 Homogen Homogen Homogen
F2 Homogen Homogen Kurang Homogen
F3 Homogen Kurang Homogen Kurang Homogen

 Uji Viskositas

Minggu Ke Nilai Viskositas (dPas)


F0 F1 F2 F3
1 300 285 250 275
2 285 270 225 200
3 280 260 225 210

 Uji pH

Minggu Ke Nilai pH
F0 F1 F2 F3
1 8,3 8,44 8,7 8,27
2 8,29 8,45 8,82 8,22
3 8,18 8,39 8,8 8,26

4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulasan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai formulasi


sediaan pasta gigi formulasi pasta gigi daun sirih (Piper betle L.) dengan pemanis
alami ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana) diperoleh beberapa hasil evaluasi
sebagai berikut.

a. Pada pengamatan organoleptis diperoleh hasil sediaan pasta gigi F0


menunjukan warna putih tulang, F1 dan F2 berwarna krem, F3 berwarna
krem lebih tua, bertekstur kental pada F0, F1 dan F2 Kental, terdapat
sedikit bintik-bintik daun sirih, F3 Lebih kental, terdapat bintikbintik
daun sirih dan beraroma sirih.
b. Pada pengamatan uji pH diperoleh hasil pH sediaan pasta gigi sesuai
dengan standar pH mulut yaitu 4,5-10,5.
c. Pada pengamatan homogenitas diperoleh bahwa sediaan pasta gigi pada
minggu ke 1, 2, 3 homogen pada F0 dan F1, sedangkan F2 dan F3 tidak
homogen.
d. Pada pengamatan viskostas diperoleh bahwa sediaan pasta gigi yang
diteliti memiliki viskositas sesuai dengan rang pasta gigi yaitu 200-500.

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak kubis


kombinasi ekstrak daun pandan wangi dapat dibuat dalam sediaan sampo, dan
hasil sediaan sampo yang memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan (uji
organoleptik, uji homogenitas, uji pH, dan uji viskositas).

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
a. Dibuat dalam beberapa konsentrasi untuk mendapatkan sediaan pasta
yang lebih baik lagi
b. Dilakukan modifikasi basis untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, A., Hana, W., dan Wiwiek, T. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih
(Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Universitas
Erlangga.
Mohd-Sanusi, Z. and Iskandar, T.M. 2007. Audit Judgment Performance:
Assessing the Effect of Performance Incentives, Effort and Task
Complexity. Managerial Auditing Journal, 22: 34-52
Saud, Udin Saefuddin, dkk. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI
PRESS
Janarthanam, B., Gopalakrishnan, M. And Sekar, T. 2010. Secondary Metabolite
Production in Callus Cultures of Stevia rebaudiana Bertoni.
Bangladesh J. Sci. Ind. Res., 45(3) : 243 – 248.
Das, K., Dang, R. and Rajasekharan, P. E. 2006. Establishment and Maintenance
of Callus of Sevia rebaudiana Bertoni Under Aseptic
Environment. Natural Product Radiance, 5(5) : 373 – 376.

Anda mungkin juga menyukai